Anda di halaman 1dari 24

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

MAKALAH CEBAKAN BIJIH


MODEL CEBAKAN BIJIH GRASBERG LOKASI PERTAMBANGAN PT. FREEPORT

OLEH :
ZULJANNAH (R1D115 143)
MADU ARUM (R1D115 116)
SALNAWATI (R1D115 154)
SUPRIADI DINATA (R1D115 097)
TUTUT ANGRIANI W.S (R1D115 141)
SYARIF (R1D115 139)
NURYAHYA F ADNIN (R1D115 131)
NUR HIKMA ARDILA (F1B314 037)
HASRAWATI (F1B314 001)
KASRIN (F1B313 023)
RENI ( R1D115136)
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Moedel Cebakan
Bijih ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang pengetahuan mengenai cebakan bijih khususnya mengenai
materi tentang model cebakan bijih Grasberg lokasi pertambangan PT. Freeport

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Olehnya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat
Bpk Ir.Muh.chaerul,ST., S.Km., M. Sc selaku dosen mata kuliah cebakan bijih yang telah
memberi pembekalan dari segi materi dan menginspirasi penulis untuk membuat dan
menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin

Kendari, 18 Maret 2017

penulis

ii
Makalah cebakan bijih kelompok A
iii
Makalah cebakan bijih kelompok A
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II ISI
2.1 Pengenalan Grasberg lokasi pertambangan PT. Freeport ................................................ 3
2.2 Model Genetik endapan Bijih Grasberg lokasi pertambangan PT. Freeport ..................... 5
2.2.1 Pemodelan Endapan Porfiri ..................................................................................... 5
2.2.2 Geologi Regional Grasberg ..................................................................................... 9
2.2.2 Endapan Mineral Grassberg .................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................13
3.2 Saran .................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iv
Makalah cebakan bijih kelompok A
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. PT. Freeport................................................................................................................... 3

Gambar 2.2 Model cebakan bijih tembaga di Batu Hijau .................................................................... 5

Gambar 2.4 Model umum endapan Cu-Au Porfiri ............................................................................... 7

v
Makalah cebakan bijih kelompok A
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Cebakan bijih adalah timbunan bijih pada satu kawasan yang ditentukan batas-batasnya.
Ini berbeda dengan sumber daya mineral yang didefinisikan menurut kriteria penggolongan
sumber daya mineral. Cadangan bijih adalah kenampakan satu jenis bijih tertentu. Sebagian
besar cadangan bijih dinamai menurut lokasinya (misalnya, Witswatersrand, Afrika Selatan),
atau menurut penemunya (misalnya cadangan nikel Kambalda dinamakan menurut pengebor
perintisnya).

Endapan mineral (bahan tambang) merupakan segala bentuk material yang ada baik di
dalam maupun di permukaan bumi yang dapat ditambang bernilai ekonomis. Endapan mineral
merupakan salah satu kekayaan alam yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh
karenai tu upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya
selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan
eksplorasinya. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya,
baik yang bias diperbaharui maupun tidak diperbaharui. Indonesia dipengaruhi control tektonik
yang bermacam-macam sehingga disetiap daerahnya memiliki keanekaragaman mineralisasi
yang banyak. Dari Sabang sampai Meurake memiliki masing-masing mineralisasi yang
berbeda-beda setiap daerahnya.

Seiring berjalannya waktu bermunculan disetiap daerahnya perusahaan-perusahaan


yang bergerak di bidang bijih, baik itu mencari emas, tembaga, perak, galena, dan lain-lain.
Dari mineral-mineral bijih tersebut cara keterdapatannya, pembentukanya, pengontrolnya, dan
lain sebagainya berbeda-beda tergantung dari penciri dari masing-masing mineral tersebut.
Disinilah diperlukannya orang geologi yang sangat berpengaruh didalamkesuksesan suatu
pertambangan.

1
Makalah cebakan bijih kelompok A
2
Makalah cebakan bijih kelompok A
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:


1. Agar kita dapat mengetahui tentang Grasberg lokasi pertambangan PT. Freeport
2. Agar kita dapat mengetahui model endapan bijih Grasberg lokasi pertambangan PT.
Freeport

3
Makalah cebakan bijih kelompok A
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Grasberg lokasi pertambangan PT. Freeport

A. PT. Freeport

Gambar 1. PT. Freeport

PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan yang mayoritas


sahamnya milik Freeport-McMoran Copper& Gold Inc. perusahaan Freeport adalah pembayar
pajak terbesar kepada Indonesia, perusahaan inu merupakan perusahaan penghasil emas
terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di
Papua di dua tempat yaitu tambang Erstberg dari tahun 1967 dan tambang Grasberg pada
tahun 1988 tepatnya dikawasan tembaga puri, kabupaten Mimika, provensi Papua.

4
Makalah cebakan bijih kelompok A
PT. Freeport berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 miliar dolar
AS dan keberadaannya memberikan manfaat langung dan tidak langsung kepada Indonesia
sebesar 33 miliar dolar dari tahun 1992-2004. Harga emas yang mencapai nilai tertinggi dalam
25 tahun yaitu 540 dolar per ons, Freeport diperkirakan akan mengisi kas pemerintahan
sebesar 1 miliar dolar.
PT. Freeport telah mengetahui bahwa tanah di daerah Mimika Papua memiliki potensi
besar ada pertambangan emas terbesar di dunia sehingga PT. Freeport mulai memasuki
daerah Mimika pada tahun 1971 dengan membuka lahan awalnya di Erstberg dan di tempat
tersebut masih ada warga asli dan harus di pindahkan ke kaki pengunungan.
Grasberg terletak di daratan tinggi rangkaian pegunungan sudirman, provinsi papua
indonesia, dengan jarak 3Km dari lapangan lambang Ereberg. Lapangan ini ditemukan pada
tahun 1988 ketika sebagian besar kondisi Ertsberg sudah habis di eksploitasi. Pembangunan
jalan tambang Grasberg dilakukan dengan hanya menggunakan bolldezer dan menghemat
hampir 8 kali biaya yang seharusnya dikeluarkan.

Berdasarkan situs resmi Freeport terdapat tga tambang yang beroperasi di wilayah
pertambangan Grasberg. Pada tahun 2011 PT. Freeport Indonesia berhasil memproduksi 362
juta ton tembaga serta 37 ton emas dengan perhitungan sisa cadangan 14 juta ton tembaga
dan 913 ton emas. Hal ini membuktikan bahwa Grasberg merupakan lapangan pertambangan
Cu-Au yang besar dengan dinobatkan Grasberg sebagai lapangan tambang emas terbesar di
dunia dan tambang tembaga terbesar ketiga di dunia.

Geologi Regional Grassberg

Pemetaan Regional yang dilakukan oleh PT Freeport, menemukan paling tidak pernah
terjadi tiga fase magmatisme di daerah Pegunungan Tengah. Secara umum, umur
magmatisme diperkirakan berkurang ke arah selatan dari utara.
 Kala Oligosen

5
Makalah cebakan bijih kelompok A
Pada umur oligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua, yang
muncul akibat tumbukan antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik. Hal ini
menyebabkan deformasi dan metamorfosa fasies sekis hijau berbutir halus, turbidit
karbonan pada sisi benua membentuk jalur metamorf Rouffae yang dikenal sebagai
"Metamorf Dorewo" . Akibat lebih lanjut tektonik ini adalah terjadinya sekresi
(penciutan) Lempeng Pasifik ke atas jalur malihan dan membentuk Jalur Ofiolit
Papua.

 Kala Miosen

Gambar 2. Tektonik Pulau Papua pada umur Miosen

Pada kala Miosen terjadi peristiwa tektoni yang kedua melibatkan Orogenesa
Melanesia yang berawal dipertengahan Miosen yang diakibatkan adanya
tumbukan Kraton Benua Australia dengan Lempeng Pasifik. Hal ini mengakibatkan
deformasi dan pengangkatan kuat batuan sedimen Karbon-Miosen (CT), dan
membentuk Jalur Aktif Papua. Kelompok Batugamping New Guinea kini terletak pada
Pegunungan Tengah. Jalur ini dicirikan oleh sistem yang kompleks dengan kemiringan
ke utara, sesar naik yang mengarah ke Selatan, lipatan kuat atau rebah dengan

6
Makalah cebakan bijih kelompok A
kemiringan sayap ke arah selatan. Orogenesa Melanesia ini diperkirakan mencapai
puncaknya pada Pliosen Tengah.

 Kala Miosen - Plistosen

Gambar 3. Tektonik Pulau Papua pada umurMiosen - Plistosen

Dari pertengahan umur Miosen sampai Plistosen cekungan molase berkembang


baik ke utara maupun selatan. Erosi yang kuat dalam pembentukan pegunungan
menghasilkan detritus yang diendapkan di cekungan - cekungan sehingga mencapai
ketebalan 3.000 - 12.000 meter. Pemetaan regional yang dilakukan oleh PT Freeport ,
menemukan paling tidak pernah terjadi tiga fase magmatisme di daerah Pegunungan
Tengah. Secara umum, umur magmatisme diperkirakan berkurang ke arah selatan
dan utara dengan pola yang dikenali oleh davies (1990) di Paua Nugini. Fase
magmatisme tertua terdiri dari terobosan gabro dampai diorit, diperkirakan berumur
Oligosen dan terdapat pada lingkungan Metamorfik darewo. Fase Kedua megmatisme
berupa diorit berkomposisi alkalin terlokalisir dalam kelimpok Kembengan pad sisi
Seltan Patahan Orogenesa Melanesia Darewo yang berumur Miosen Akhir sampai
Miosen Awal. Magmatisme termuda dan terpenting berupa intrusi diorit sampai
mozonit yang dikontrol oleh suatu patahan yang aktif mulai Pliosen Tengah hingga
kini. Batuan intrusi ini menerobos hingga mencapai kelompok Batugamping New

7
Makalah cebakan bijih kelompok A
Guinea, dimana endapan porfiri Cu-Au dapat terbentuk seperti di Tambang
Tembagapura dan OK Tedi di Papua Nugini. Tumbukan Kraton Australia dengan
Lempeng Pasifik yang terus berlangsung hingga sekarang menyebabkan deformasi
batuan dalam cekungan Molase tersebut

8
Makalah cebakan bijih kelompok A
2.2 Model Genetik endapan Bijih Grasberg lokasi pertambangan PT. Freeport

2.2.1 Model endapan porfiri

Gambar 4. Model cebakan bijih tembaga di Grasberg

Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus
batuan samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga
porfiri Cu – Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2),
digenit (Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di
dalam mineral sulfida tembaga, dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh
kehadiran mineral pirit. Grasbergmasih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih
dengan kadar 1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag.
Grasberg merupakan cebakan dengan model endapan Porfiri, dimana endapan porfiri
adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang bersifat intermedier-asam, yang
kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan terjadinya mineralisasi.
Porfiri bersifat epigenetik. Produk utama dari Porfiri adalah Cu-Au atau Cu-Mo. Porfiri
terbentuk dari beberapa aktifitas intrusi, terdiri dari kumpulan dike dan breksi intrusi.

9
Makalah cebakan bijih kelompok A
Mineralisasi terjadi akibat alterasi batuan samping, disseminated dan stockwork mineralization.
Alterasi yang terjadi pada host rock intensif dan ektensif akibat dari fluida hidrotermal yang
terbentuk. Pada dasarnya endapan porfiri mempunyai tonnase yang besar dan grade yang
kecil.

Gambar 5. Endapan Porfiri

Endapan Porfiri merupakan endapan penghasil tembaga (Cu) terbesar, lebih dari 50%.
Endapan porfiri umumnya terbentuk pada jalur orogenik. Jalur orogenik merupakan jalur yang
gerakan kulit buminya terjadi lebih cepat dan mencakup wilayah yang lebih sempit. contohnya
pada lingkar Pasifik. Lowell-Guibert membagi endapan porfiri menjadi beberapa zona
berdasarkan asosiasi mineralnya, yaitu:

 Potassic Zone – selalu hadir dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: K-felspar k
ketedapatan sekunder, biotit, dan atau klorit yang menggantikan K-felspar.
 Phyllic Zone – tidak selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: vein quartz,
sericite and pyrite and minor chlorite, illite dan rutile menggantikan K-spar and biotite.

10
Makalah cebakan bijih kelompok A
 Argillic Zone – tidak selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: mineral lempung
kaolinite dan montmorillonite dengan sedikit disseminated pirit. Plagioclase teralterasi
kuat, K-spar tidak terpengaruh, dan biotit mengalami kloritisasi
 Propylitic Zone – selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: klorit, kalsit dan
minor epidote. Mineral mafik terubah sangat kuat sedangkan plagioklas sedikt
terubah. Sedangkan berdasarkan mineral bijihnya, endapan porfiri dibagi menjadi
beberapa zona, yaitu:
 Inner Zone – bersamaan dengan zona alterasi potasik. Mengandung sedikit
sulfida, tapi paling banyak mengandung Molybdenum. Pyrite 2-5% dan rasio
py/cp sekitar 3:1. Mineralisasi lebih banyak disseminated daripada stockwork.
 Ore Zone – berada pada perbatasan zona potasik dan filik. Pyrite 5-10% dan
rasio py/cp sekitar 2.5:1. Mineral bijih utama: chalcopyrite yang hadir sebagai
stockwork veinlet. Mineral bijih lainnya: bornite, enargite and chalcocite.
Pyrite Zone – lebih banyak terdapat pada zona filik dan argilik. Kandungan
pirit tinggi (10-15%) dan rasio py/cp sekitar 15:1. Mineralisasi hadir sebagai
urat dan disseminasi. Outer Zone – hadir bersamaan dengan propylitic zone.
Pyrite minor, dan mineralisasi copper sangat jarang. Sphalerite dan galena
sangat umum dijumpai, tapi biasanya sub-ore grade. Mineralisasi hadir
berupa vein sebenarnya (mirip vein epithermal).

11
Makalah cebakan bijih kelompok A
Gambar 5. Model umum endapan Cu-Au Porfiri

Endapan porfiri biasanya memiliki tonase besar dan kadar rendah hingga sedang yang
mineral bijih utamanya secara dominan terkontrol oleh struktur dan secara spasial dan
pembentukan berhubungan dengan serial intrusi porfiri felsik hingga intermedier (Kirkham,
1972 dalam Sinclair, 2007). Ukurannya yang besar serta kontrol struktural (contoh: urat, set
urat, stockwork, rekahan, dan breksi) membedakan endapan porfiri dengan endapan lain yang
mungkin berdekatan. Seperti skarn, urat mesothermal, dan endapan epithermal. Kandungan
metal dari endapan porfiri sangat beragam. Logam-logam seperti Cu, Au, Mo, Ag, Re, Sn, W,
Bi, Zn, In, Pb, serta logam-logam PGE bisa hadir dalam sebuah endapan porfiri.

12
Makalah cebakan bijih kelompok A
Endapan porfiri terbentuk dalam beragam setting tektonik. Endapan porfiri Cu
biasanya terdapat pada zona akar dari stratovolkano andesitik dalam seting busur-kepulauan
(island arc) dan busur-benua (continental arc) yang berhubungan dengan subduksi (Mitchell
dan Garson, 1972; Sillitoe, 1973, 1988a; Sillitoe dan Bonham, 1984 dalam Sinclair, 2007). Di
Arizona Selatan, endapan porfiri Cu dikaitkan dengan batuan granitik yang bertempat dalam
setting kontinental, dalam atau sepanjang batas dari kaldera yang sekarang tererosi intensif
(Lipman dan Sawyer, 1985 dalam Sinclair, 2007)

Endapan porfiri terbentuk dalam hubungan yang dekat dengan intrusi epizonal dan
mesozonal porfiri. Hubungan temporal yang dekat antara aktivitas magmatik dan mineralisasi
hidrotermal dalam endapan porfiri diindikasikan oleh adanya intrusi antar-mineral dan breksi
yang terbentuk antara atau selama periode mineralisasi.Pada skala endapan bijih, struktur
yang berhubungan dapat menghasilkan variasi dari tipe mineralisasi, termasuk urat, set urat,
stockwork, rekahan, crackled zones, dan pipa breksi. Pada endapan porfiri yang besar dan
ekonomis, urat yang termineralisasi dan rekahan biasanya memiliki densitas yang sangat
tinggi.

Orientasi dari struktur mineralisasi dapat dihubungkan dengan lingkungan stress lokal
disekitar bagian atas dari pluton atau dapat menunjukkan kondisi stress regional. Ketika
struktur mineralisasi tumpang tindih satu-sama-lain dalam sebuah batuan bervolume besar,
kombinasi dari struktur mineralisasi individual menghasilkan zona dengan kadar bijih yang
lebih tinggi dan karakteristik dari endapan porfiri berukuran besar.

Alterasi hidrotermal terjadi secara ekstensif dan biasanya mengalami zonasi pada skala
endapan dan juga pada urat dan rekahan individual. Pada banyak endapan porfiri, zona
alterasi pada skala endapan terdiri dari zona bagian dalam potassic yang dicirikan oleh K-
feldspar dan/atau biotit (± amfibol ± magnetit ± anhidrit) dan zona bagian luar alterasi
propylitic yang terdiri dari kuarsa, khlorit, epidot, kalsit, dan secara lokal, albit yang
berhubungan dengan pirit. Zona alterasi phyllic (kuarsa + serisit + pirit) dan alterasi argilic
(kuarsa + ilit + pirit ± kaolinit ± smektit ± montmorillonit ± kalsit) yang dapat menjadi bagian
dari pola zonal diantara zona potassic dan propylitic, atau dapat menjadi zona lebih muda

13
Makalah cebakan bijih kelompok A
berbentuk irregular atau tabular yang menumpuk diatas alterasi lebih tua dan kumpulan
sulfida. Zona sulfida ekonomis paling banyak diasosiasikan dengan alterasi potassic.

Skala lebih besar dari sistem hidrotermal ditunjukkan oleh endapan tipe peripheral yang
berhubungan dengan endapan porfiri termasuk skarn Cu, manto replacement Zn, Pb, Ag, Au
dan berbagai macam tipe dari urat logam-dasar dan logam-berharga serta endapan yang
terdapat pada breksi. Namun, model yang paling cocok diaplikasikan untuk endapan porfiri
adalah model magmatik-hidrotermal, atau variasi atas model tersebut, dimana dalam model ini
metal bijih didapat secara temporal dan pembentukan dari intrusi yang berhubungan.
Sistem hidrotermal banyak-fasa berukuran besar dikembangakan didalam dan diatas dari
intrusi yang berhubungan dan umumnya berinteraksi dengan fluida hidrotermal (bisa juga
dengan air laut) pada bagian atasnya atau sampingnya. Selama tahap penyusutan dari
aktivitas hidrotermal, sistem magmatik-hidrotermal runtuh kedalam dan digantikan oleh air
yang dominannya berasal dari air meteorik. Redistribusi, dan konsentrasi lebih lanjut dari
logam, terjadi pada beberapa endapan selama tahap penyusutan.

14
Makalah cebakan bijih kelompok A
2.2.2 Endapan Mineral Grassberg

Gambar 6. Model dan tipe mineralisasi logam pada lokasi tambang Grasberg

Tubuh-tubuh bijih terdapat pada dan di sekitar dua tubuh-tubuh instrusi utama batuan
beku yaitu monzodiorit Grasberg dan diorit Ertsberg. Batuan-batuan induk untuk tubuh-tubuh
bijih tersebut terdiri dari batuan-batuan karbonatan maupun klastik yang diterobos oleh batuan
beku berkomposisi monzonitik dan dioritik yang membentuk punggungan bukit dan sisi atas
rangkaian Pegunungan Sudirman. Tubuh-tubuh bijih Grasberg dan ESZ, terdapat pada batuan
beku sebagai batuan induk, hadir dalam bentuk urat-urat (vein stockworks) dan diseminasi
sulfida tembaga yang didominasi oleh mineral chalcopirit dan sejumlah kecil berupa bornit
Tubuh-tubuh bijih yang berinduk pada batuan sedimen terjadi pada batuan ubahan skarn
yang kaya akan unsur magnetit dan magnesium serta kalsium, yang mana lokasi
keterdapatannya dan orientasinya sangat dikontrol oleh patahan-patahan besar (major faults)
dan oleh komposisi kimia batuan-batuan karbonat di sekitar tubuh-tubuh instrusi tersebut.
Mineralisasi tembaga pada batuan ubahan skarn tersebut didominasi oleh mineral chalcopirit,

15
Makalah cebakan bijih kelompok A
akan tetapi konsentrasi setempat dari mineral sulfida bornit yang cukup banyak juga kadang
terjadi. Mineral emas terdapat secara merata disemua tubuh bijih dalam jumlah yang beragam.
Di beberapa tempat konsentrasinya cukup banyak, kehadirannya jarang bisa dilihat dengan
mata telanjang. Konsentrasi emas tersebut lazim terjadi sebagai inklusi di dalam mineral
sulfida tembaga, sedangkan pada beberapa tubuh bijih konsentrasi emas berkaitan erat
dengan keterdapatan mineral pirit.
Penetitian endapan bijih di daerah Grasberg Tembagapura Irian Jaya yang didasarkan
pada analisa petrografi dan mikroskopi bijih terhadap 23 contoh batuan bor inti Grs 37-44.
Hasil penelitian menunjukan bahwa endapan bijih yang terbentuk menyebar dan mengisi
rongga batuan berupa jalinan urat kuarsa membentuk struktur stockwork. Mineralisasi
terutama terbentuk pada batuan induk diorit dengan zonasi ubahan kuarsa - K-felspar - biotit
(ubahan potasik); epidot-karbonat-serisit (ubahan propilitik) dan gipsum-anhidrit ( ubahan
argilik). Paragenesa mineral bijih terdiri dari magnetik, hematit, arsenopirit, sfalerit, pirit, emas,
kalkopirit, digenit, bornit, kalkosit dan kovelit dengan kadar yang berkurang dari bagian tengah
ke arah luar dari bor inti. Atas dasar asosiasi mineral tekstur dan struktur bijih serta zonasi
ubahan dan data literatur diperkirakan endapan bijih di daerah penelitian merupakan endapan
bijih tipe tembaga porfiri yang membawa emas yang terjadi karena pengaruh larutan
hidrotermal.
Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus
batuan samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga
porfiri Cu – Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2),
digenit (Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di
dalam mineral sulfida tembaga, dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh
kehadiran mineral pirit. Grasberg masih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih
dengan kadar 1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag.
Cebakan porfiri Cu-Au memiliki dimensi besar dengan kadar relatif rendah sehingga
penambangan dilakukan secara open pit atas dasar pertimbangan keekonomian.
Penambangan bijih dilakukan dengan sistem berjenjang dengan pengelupasan lapisan
penutup yang ditujukan agar dapat menahan batuan yang berhamburan saat ada peledakan

16
Makalah cebakan bijih kelompok A
serta bisa menyediakan ruang gerak yang memadai utuk excavator dan unit pemuat.
Penambangan dilakukan dengan cara menggali dan memindahkan material dalam jumlah
besar, teknologi yang digunakan juga berteknologi tinggi dan berdaya angkut besar sehingga
diperlukan lahan untuk penampungan bijih, limbah tambang, serta ampas pengolahan berupa
cebakan yang berdimensi sangat besar dengan kedalaman penambangan disesuaikan
dengan sebaran bijih ekonomis yang dapat diambil.
Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka. Namun karena bukaan
yang semakin dalam, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang
bawah tanah. Jika semua terwujud, tambang bawah tanah Grasberg akan menjadi salah satu
yang terbesar.

17
Makalah cebakan bijih kelompok A
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya


milik Freeport-McMoran Copper& Gold Inc. perusahaan Freeport adalah pembayar pajak
terbesar kepada Indonesia, perusahaan inu merupakan perusahaan penghasil emas terbesar
di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di Papua
di dua tempat yaitu tambang Erstberg dari tahun 1967 dan tambang Grasberg pada tahun
1988 tepatnya dikawasan tembaga puri, kabupaten Mimika, provensi Papua. Grasberg terletak
di daratan tinggi rangkaian pegunungan sudirman, provinsi papua indonesia, dengan jarak
3Km dari lapangan lambang Ereberg. Lapangan ini ditemukan pada tahun 1988 ketika
sebagian besar kondisi Ertsberg sudah habis di eksploitasi.
Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus
batuan samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga
porfiri Cu – Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2),
digenit (Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di
dalam mineral sulfida tembaga, dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh
kehadiran mineral pirit. Grasberg masih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih
dengan kadar 1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag.

18
Makalah cebakan bijih kelompok A
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9404781/2._Endapan_Porfiri

Diakses tanggal 19/3/2017 pukul 23:40 WITA

https://ceritageologi.wordpress.com/2012/12/17/endapan-porfiri-cu/

Diakses tanggal 20/3/2016 pukul 22:10 WITA

http://dokumen.tips/documents/genesa-endapan-porfiri-55c99aab6aa88.html

Diakses tanggal 20/3/2017 pukul 22:00 WITA

http://ifaavianty2.blogspot.co.id/2014/01/mengenal-tambang-grassberg-.html

Diakses tanggal 20/3/2017 pukul 22:30 WITA

http://www.ptnnt.co.id/id/operasional.aspx

Diakses tanggal 21/3/2017 pukul 23:56 WITA

19
Makalah cebakan bijih kelompok A

Anda mungkin juga menyukai