PENDAHULUAN
1
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
2
Pertama-tama, minyak yang telah diproduksi akan dialirkan ke lubang di dalam
tanah yang telah diletakkan drum besi, lalu dibakar selama 5 jam untuk menjadi
minyak siap pakai. Pembakaran minyak mentah tersebut menggunakan bahan
bakar berupa gas yang juga dihasilkan oleh sumur-sumur tua di Wonocolo.
3
Bak Sublimasi Bak
Sumur Tua Pemasakan dan Penampungan Distribusi
Pendinginan Hasil
2.1.4. Pembahasan
Sumur Tua Eksploitasi Minyak Bumi tepatnya berada di Zona Randublatung
yang merupakan bagian lembah atau daerah yang lebih rendah dan di antara
Pegunungan Remang dan Pegunungan Kendeng. Zona Rembang merupakan
bagian dari Cekungan Jawa Timur Utara (Northeast Java Basin), yang berkembang
di ujung tenggara Sundaland. Sundaland merupakan massa daratan yang terbentuk
oleh gabungan berbagai mikrokontinen melalui sejarah subduksi dan kolisi yang
panjang semenjak Mesozoikum (Hall & Morley, dalam Husein, dkk., 2015).
4
Formasi Wonocolo, Formasi Ledok, dan Formasi Mundu. Formasi Tuban tersusun
atas batulempung dengan sisipan batugamping dan napal, berumur Miosen Bawah
yang terendapkan pada lingkungan laut dangkal. Formasi Tawun tersusun oleh
perselingan serpih, batupasir serpihan, dan serpih pasiran dengan sisipan
batugamping orbitoid yang berwarna coklat, berumur Miosen Bawah dan
terendapkan pada lingkungan laut terbuka dangkal. Formasi Ngrayong didominasi
oleh batupasir kuarsa, disisipi oleh serpih pasiran dan batugamping dan kadang-
kadang terdapat lignit atau batubara dengan struktur laminasi sejajar dan silang
siur, dengan lingkungan pengendapan satuan ini berada di fluvial atau estuarina
hingga laut dangkal. Formasi Bulu tersusun atas platy limestone, batugamping
pasiran dengan sisipan napal pasiran, dan keterdapatan foraminifera besar
Cycloclypeous annulatus yang sangat melimpah pada formasi ini mengindikasikan
umur Miosen Tengah, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal – terbuka.
Formasi Wonocolo tersusun oleh sekuen transgresif dari napal dan batulempung,
batugamping pasiran dan batupasir karbonatan, berkembang pada Miosen Tengah
– Akhir, dengan lingkungan pengendapan di lingkungan laut dalam dan sublitoral
luar. Formasi Ledok tersusun oleh sekuen regresif dari batupasir glaukonitan
dengan sisipan platy calcarenite dan batulempung, yang berumur Miosen Akhir.
Formasi Mundu tersusun oleh napal massif berwarna putih – abu-abu dengan
kandungan foraminifera planktonik yang melimpah dan menutupi Formasi Ledok,
dan berkembang pada Miosen sampai Pliosen pada lingkungan laut dalam atau
batial (Husein, dkk., 2016). Selain itu, dapat dilihat struktur geologi berupa sesar-
sesar yang mana minyak dapat keluar melalui sesar-sesar tersebut. Dalam Peta
Geologi Regional Cekungan Jawa Timur, terdapat Pegunungan Rembang,
Cekungan Randublatung, dan Pegunungan Kendeng yang membentuk cekungan di
bagian barat laut Jawa Timur. Menurut para ahli, daerah Pegunungan Rembang
hingga Pegunungan Kendeng merupakan antiklinorium. Antiklinorium yang
dimaksud adalah bentukan antiklin dan sinklin yang kecil dan banyak, sehingga
rata-ratanya membentuk antiklin-sinklin. Ahli lain menyebutkan bahwa daerah
Randublatung merupakan graben karena tersesarkan.
Minyak mentah yang dihasilkan oleh sumur-sumur tua di Desa Wonocolo
tersebut diolah menjadi tiga jenis minyak siap pakai, yaitu jenis premium, minyak
tanah, dan solar. Meski begitu, produk minyak tersebut tidak dijual ke khalayak
umum karena kualitasnya tidak sebaik hasil produksi perusahaan besar. Produk
premium dijual ke warga setempat untuk dijadikan bahan bakar kendaraan roda
dua, sedangkan solar dijual kepada truk-truk yang beroperasi di sekitar Desa
Wonocolo.
5
2.2. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM) Cepu
2.2.1. Nama Obyek Kunjungan
Nama : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi (PPSDM) Cepu, Jawa Timur
Alamat : Jalan Blora, Kampungbaru.
Jalan Sorogo No.1, Kampungbaru, Karangboyo, Cepu,
Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315.
Nomor telepon : 0296 - 421888
6
Bengawan Solo sebagai air baku. Hasil pengolahan air baku tersebut nantinya
digunakan sebagai air untuk menunjang kegiatan eksplorasi dan produksi
perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi di Cepu, namun bukan sebagai air
minum.
Pengolahan air Sungai Bengawan Solo dilakukan secara fisika, kimiawi, dan
biologis. Air baku dari sungai akan diambil dengan pipa-pipa menuju kolam-
kolam penampungan, kemudian akan diberikan koagulan dan flokulan berupa
tawas atau kaporit yang bertujuan untuk merubah warna air. Setelah itu, air akan
dialirkan ke bak filter dengan bahan pasir kuarsa sebagai filternya. Dalam bak
filter, selain terjadi proses filtrasi, terdapat juga proses aerasi dan terdapat lumut-
lumut. Sehingga, secara tidak langsung terjadi proses biofilter dalam bak filtrasi
tersebut. Proses aerasi dalam bak filtrasi tersebut berfungsi untuk mengikat
mineral-mineral, sehingga nantinya akan terangkat. Proses pengolahan air
selanjutnya adalah penambahan desinfektan untuk membunuh bakteri yang ada
dalam air, kemudian air akan ditampung dalam bak penampungan. Sebelum air
hasil olahan didistribusikan, air akan diuji terlebih dahulu.
7
Gambar 8. Wellhead Gambar 9. Uplift Intermittent
(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)
2.2.4. Pembahasan
Well natural flow atau sumur natural merupakan sumur minyak dan/atau gas
bumi yang masih dapat memproduksi minyak dan/atau gas bumi dengan tekanan
aslinya (tanpa tekanan tambahan). Peralatan yang ada di sumur ini adalah wellhead
yang berfungsi sebagai BOP (Blow Out Prevented) (setelah produksi) dan sebagai
exmass-tree single ring (ketika produksi) (migas-indonesia.com diakses pada 7
Juli 2019 pukul 21.40 WIB).
Uplift intermittent merupakan salah satu metode untuk memproduksi minyak
bumi dengan menginjeksi gas ke dalam sumur. Hal tersebut bertujuan untuk
meringankan minyaknya, sehingga dapat bermigrasi. Untuk menginjeksikan gas
ke dalam sumur, digunakan pipa anulus yang diletakkan di anatara tubing dan
casing, sehingga ukuran pipa anulus tersebut lebih kecil dari ukuran besar dari
ukuran tubing dan lebih kecil dari ukuran casing.
Suckrote pump atau disebut pipa angguk merupakan salah satu metode untuk
memproduksi minyak dan gas bumi dengan gas enginee yang akan menggerakkan
pipa dan mengangkat minyak. Suckrote pump ini hanya dapat diletakkan di sumur
yang berada di daratan. Sekali naikan dan sekali turunan suckrote pump ini disebut
satu stroke. Semakin banyak stroke setiap menitnya, maka minyak yang
diproduksi semakin banyak (petrowiki.org diakses pada 7 Juli 2019 pukul 21.42
WIB).
Stasiun pengumpul merupakan alat untuk mengumpulkan minyak setelah
diproduksi. Masuknya minyak melalui manifol. Fungsi manifol ini untuk
mengatur aliran minyak yang nantinya akan masuk ke separator test dan separator
produksi.
8
2.3. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT SIER) Surabaya, Jawa Timur
2.3.1. Nama Obyek Kunjungan
Nama : PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT SIER)
Surabaya, Jawa Timur
Alamat : Jl. Rungkut Industri Raya 10, Surabaya. 60293.
Nomor telepon : (+6231) 8439981, 8439581, 8418282, 8439813.
9
PUSPA UTAMA yang bergerak di bidang jasa supplier dan kontraktor. Tahun
2017 PT SIER mengembangkan Total Logistic Solution. Hal ini ditujukan untuk
menunjang kegiatan logistik dan rantai pasok bagi pabrik-pabrik yang berada di
dalam kawasan.
10
Gambar 10. Bak Ekualisasi
(Koleksi Pribadi)
Setelah limbah disamakan kadarnya, akan diolah secara mekanis, yaitu
pengendapan awal. Fungsi dari bak pengendapan awal ini adalah untuk
memisahkan padatan terapung (kemudian dialirkan ke bak flotasi) dan padatan
terendap (akan dialirkan ke drying bed).
11
Gambar 12. Bak Oksidasi
(Koleksi Pribadi)
Pengolahan selanjutnya adalah pengendapan akhir. Bak pengendapan akhir
ini berbentuk lingkaran dengan diameter lebih dari 10 meter dan waktu tinggalnya
1 jam. Air yang telah melalui bak pengendapan akhir ini berwarna cukup jernih
untuk dibuang.
12
Gambar 14. Drying Bed
(Koleksi Pribadi)
Bak Kontrol
Bak Ekualisasi
Bak Oksidasi
Output
2.3.4. Pembahasan
Pengolahan air limbah yang dilakukan oleh PT SIER hanya menggunakan
sistem mekanis dan biologis yang ditujukan untuk pengolahan limbah yang tidak
mengandung logam berat. Limbah yang sudah terkumpul pada bak ekualisasi akan
disalurkan ke bak pengendapan awal. Pengendapan awal ini termasuk dalam
proses pre-treatment limbah yang bertujuan untuk menghilangkan padatan
13
tersuspensi dan material kasar (Soewondo, dkk., 2009). Pengolahan limbah
selanjutnya menggunakan lumpur aktif termasuk proses secondary treatment
untuk menghilangkan kandungan organik terlarut dalam air limbah (Soewondo,
dkk., 2009). Sedangkan pengendapan akhir yang dilakukan pada limbah yang
telah diolah secara biologis dilakukan setelah ada pengolahan lumpur aktif,
sehingga pengendapan akhir dilakukan dengan waktu tinggal 1 jam.
14
Provinsi Jawa Timur memiliki banyak cadangan energi dan sumberdaya
mineral, terlebih bagian minyak bumi, gas bumi, dan pertambangan, untuk itu
terdapat prosedur tertentu untuk pengajuan perizinan untuk eksplorasi dan
produksi. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan perizinan
pertambangan baik minyak bumi, gas bumi, maupun pertambangan mineral, yaitu:
a. Dokumen Eksplorasi
b. Studi Kelayakan
c. Rancangan Anggaran Belanja
d. Rencana Reklamasi dan Pasca Tambang (Mempersiapkan jaminan
reklamasi)
e. Dokumen UKL-UPL atau AMDAL
Selain pertambangan, perminyakan, dan energi lain, Dinas ESDM Provinsi
Jawa Timur juga mengurusi masalah airtanah. Terkait airtanah di Surabaya sudah
terjadi penurunan muka airtanah sebesar 5 hingga 10 mm pertahun, sehingga dari
Walikota Surabaya mulai melarang pengambilan airtanah. Permasalahan lain yang
krusial yang dihadapi Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur adalah masalah sosial
terkait segala sektor pertambangan dan perminyakan, termasuk masalah semburan
lumpur lapindo. Selain itu, masalah-masalah sosial dapat terjadi akibat adanya
kebijakan-kebijakan baru dari pemerintah.
15
Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo telah memasang casing sebesar
30 inci pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inci pada 1.195 kaki, casing (liner) 16
inci pada 2.385 kaki, dan casing 13 3/8 inci pada 3.580 kaki (Lapindo Press
Release ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari
kedalaman 3.580 kaki sampai ke 9.297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9
5/8 inci yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi
Kalibeng Bawah dengan formasi Kujung (8.500 kaki).
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan
pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran mereka di zona
Rembang dengan target pengeborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka
membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka
merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping
formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-
casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran,
lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha
menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici)
16
menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik
sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk
melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping
formasi Klitik) atau circulation losssehingga Lapindo kehilangan/kehabisan
lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan
berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi
terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran
dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan segera
dipompakan lumpur pengeboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan
mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi
sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di
permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di kedalaman tersebut, diperkirakan
kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan banyak terdapat rekahan
alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat
melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP
sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan
lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil. Inilah
mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan
di sumur itu sendiri. Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan
pengeboran migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua
dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.
17
dari semburan kedua. Permasalahan semburan lumpur ini terjadi akibat belum
dipasangnya casing 5/8 inchi pada sumur, sehingga dinilai tidak aman ketika
terjadi perbedaan tekanan.
2.5.4. Pembahasan
Dalam AAPG 2008 International Conference and Exhibition dilaksanakan
di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29
Oktober 2008 yang dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan
pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung gempa Bantul 2006 sebagai
penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan pengeboran sebagai
penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan kombinasi gempa dan
Pengeboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum
bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29
Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses
pengeboran.
18
2.6.2. Sejarah Obyek Kunjungan
Balai ini adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan – kegiatan the
Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring (SEACORM).
Perjalanan historis lahan Perancak jika disimak secara menyeluruh
menggambarkan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah bagaimana upaya –
upaya yang dilakukan untuk merubah tata guna lahan yang awalnya merupakan
lahan budidaya tambak, menjadi suatu kawasan riset – terapan dan observasi
kelautan yang handal berskala global. Hal tersebut bermula pada bulan Oktober
2002 (Raker BRKP – DKP) ketika lahan tersebut diserahterimakan dari Pusat
Riset Perikanan Budidaya ke Pusat Riset Teknologi Kelautan – BRKP.
Pada Tahun Anggaran 2003 Bagian Proyek Inventarisasi untuk pertama
kali dilaksanakan di Perancak yang pada saat itu bernama ‘Laboratorium Alam'.
Dua tahap pengembangan sarana dan infrastruktur riset dan observasi kelautan
dilaksanakan pada tahun 2003 dan 2004 menginduk pada Pusat Riset Teknologi
Kelautan. Sejak terbentuknya Instalasi Observasi Kelautan dan Tambak Penelitian
tahun 2005, SEACORM telah cukup aktif melaksanakan program kerjanya yang
meliputi kegiatan riset, diseminasi, kerjasama maupun pengembangan
kelembagaan. Instalasi Observasi Kelautan merupakan cikal berkembangnya
institusi penelitian ini menjadi Balai.
Pengesahan Balai Riset dan Observasi Kelautan melalui Peraturan Menteri
pada bulan Agustus 2005 merupakan suatu momentum khusus yang dijadikan
motivator dari keseluruhan aspek riset yang dapat dilakukan. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan NOMOR.PER10/MEN/2005 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Riset dan Observasi Kelautan menyatakan, diantaranya, bahwa
BROL merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggung jawab
langsung kepada Pusat Riset Teknologi Kelautan (PRTK) – BRKP.
Gambar 18. Foto Bersama Dosen dan Mahasiswa Teknik Lingkungan di BROL
(Koleksi Pribadi)
19
Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) merupakan balai riset dibawah
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang terletak di daerah Perancak, Bali.
BROL melakukan riset dan penelitian yang mencangkup bidang inderaja laut,
oceanografi, dan dinamika pesisir. Produk-produk yang dihasilkan oleh BROL
diantaranya PPDPI, PELIKAN, dan Prediksi Pasang Surut. BROL juga memiliki
fasilitas laboratorium pengujian air, peminjaman alat survey, permintaan data
kelautan, pengolahan data kelautan, pelatihan, kunjungan, magang, dan
peminjaman buku ilmiah.
BROL selain menangani permasalahan kelautan, juga membantu
menangani permasalahan semburan lumpur Lapindo dengan cara memetakan
volume dari lumpur tersebut, kemudian memperkirakan letak dan arah
pembentukan sedimen pembuangan lumpur di laut, atau dengan nama lain
pemodelan.
2.6.4. Pembahasan
Produk-produk yang diciptakan oleh BROL menggunakan berbagai
perangkat lunak SIG. Metode yang digunakan ini adalah pendekatan SIG dengan
teknik analisis spasial yaitu teknik yang dipergunakan dalam menganalisa kajian
keruangan/spasial. Overlay atau tumpang susun peta atau superimposed peta
digunakan untuk menentukan kendala, daerah limitasi dan kemungkinan
pengembangan dalam penyusunan peta jalur penangkapan di perairan Kalimantan
Barat. Buffering dan query berguna untuk menampilkan, mengubah, dan
menganalisis data. Spasial query merupakan peran yang penting sesuai dengan
tujuan atau kebutuhan para penggunanya (Harahap dan Yanuarsyah, 2012).
20
2.7.3. Hasil Kunjungan
IPST Sarbagita berdiri tahun 1984 dengan luas 32 Ha dengan sampah yang
masuk berkisar 1.200 hingga 1.400 ton perhari dari kurang lebih 800 truk yang
berasal dari 4 kabupaten di Bali, yaitu Denpasar, Gianyar, Badun, dan Tabanan.
Jenis sampah yang masuk didominasi oleh sampah-sampah organik sisa dari sesaji
untuk kegiatan keagamaan. Saat ini tinggi sampah yang tertumpuk setinggi 52 m.
Saat pembuatan IPST Sarbagita ini menggunakan geomembran pada dasar
tumpukan sampah, sehingga air lindi yang terbentuk tidak merembas ke hutan
mangrove di sekitarnya. Pengelolaan air lindi di IPST Sarbagita dilakukan dengan
sistem mekanik dan sederhana, seperti aerasi dan kolam pengendapan.
Awal perencanaan IPST Sarbagita menggunakan sistem sanitary landfill,
namun karena pengelolaan yang kurang sistem yang diterapkan di lapangan
menjadi open dumping. Saat ini sedang dilakukan upaya revitalisasi IPST
Sarbagita yang diperuntukkan sebagai fasilitas umum ecopark.
21
2.7.4. Pembahasan
Sanitary landfill adalah metode TPA yang paling maju saat ini dimana
sampah diurug dan dibuang secara sistematis. Setiap hari sel sampah
ditutup/dilapisi dengan tanah. Pembuatan ketinggian dan lebar sel sampah juga
diperhitungkan. Pada dasar tempat pembuangan, dibuat pipa-pipa pengalir air lindi
yang kemudian diolah menjadi energi. Di antara sel-sel sampah juga dipasang
pipa-pipa penangkap gas metan yang kemudian diolah menjadi energi. Sanitary
memiliki fasilitas lebih lengkap dan mahal dibanding controlled landfill. Sanitary
landfill adalah jenis TPA yang diakui secara internasional (www.
blhd.serangkota.go.id, diakses pada 7 Juli 2019 pukul 23.32 WIB). Sanitary
landfill memang bentuk ideal untuk pembuangan sampah agar tidak memakan
lahan yang luas dan pencemaran akibat sampah juga sedikit. Namun, pada
kenyataannya penerapan sanitary landfill tersebut juga sulit diterapkan karena
pengelolaannya yang sulit.
22
setempat apabila akan terjadi musibah atau bencana alam, ular tersebut akan
dijadikan pertanda lewat raja atau ratu ular laut warna merah yang muncul.
2.8.4. Pembahasan
Wilayab pesisir adalah salah satu sistem Iingkungan, di dalamnya terdapat
zona intertidal atau zona pasang surut yang merupakan daerah yang terkecil dari
semua daerab di samudera dunia (Nugroho, 2012). Menurut NYBAKKEN
(dalam Nugroho, 2012) zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit
diantara zona laut yang lainnya. Zona intertidal dimulai dari pasang tertinggi
sarnpai pada surut terendah. Zona ini hanya terdapat pada daerah pulau atau
daratan yang luas, dengan pantai yang landai. Semakin landai pantainya maka
zona intertidalnya semakin luas. Sebaliknya semakin terjal pantainya maka zona
intertidalnya akan semakin sempit.
Pada dasarnya pembagian zonasi untuk pantai berbatu dilihat dari pasang
surut yang terjadi. Jenis pantai ini didominasi oleh substrat dari batuan berukuran
23
2 - 16 mm (Wentworth, dalam Nugraha, 2012). Umumnya pantai berbatu terdapat
bersama-sama atau berseling dengan pantai berdinding barn. Kawasan ini paling
padat makroorganismenya dan mempunyai keragaman fauna maupun flora yang
paling besar. Tipe pantai inibanyak ditemui di selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara
dan Maluku (Triatmodjo, dalam Nugraha, 2012). Salah satu contoh pantai yang
berbatu ini adalah Pantai Tanah Lot.
24
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil ekskursi lingkungan binaan yang telah
dilaksanakan di Jawa Tengah-Jawa Timur-Bali, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemanfaatan sumberdaya mineral dan sumberdaya alam lainnya yang dilakukan oleh
manusia tentunya mendatangkan dampak, baik dampak baik maupun dampak buruk
terhadap lingkungan dan manusia sendiri. Maka dari itu, diperlukan pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungannya agar fungsi lingkungan tetap lestari.
25