Anda di halaman 1dari 11

NIKEL

OLEH
Darmawan Adi Prasetya
Nis : 199223574
XI GP 2

SMKN 1 BALIKPAPAN

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
bahan galian ” NIKEL”

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak lupa juga dalam kesempatan
ini kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman serta bantuan dari berbagai
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita
sendiri, umumnya kepada para pembaca makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Balikpapan, 09 September 2020

Darmawan Adi Prasetya

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

2.1 KETERDAPATAN BAHAN GALIAN NIKEL .................................... 3


2.2 KEADAAN GEOLOGI .......................................................................... 3
2.3 KONDISI MINERALOGY .................................................................... 4
2.4 KONDISI TOPOGRAFI DAN MORFOLOG ....................................... 4
2.5 SIFAT FISIKA DAN KIMIA NIKEL .................................................... 5
2.6 KEGUNAAN NIKEL ............................................................................. 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 7


3.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 7
3.2 SARAN ................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral


yang disebutnya kupfernickel (nikolit). Nikel merupakan bahan galian yang
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena pada masa sekarang dan
masa yang akan datang kebutuhan Nikel semakin meningkat disamping dari
kebutuhan lainnya yang persediaannya semakin terbatas, sehingga
mendorong minat pengusaha untuk membuka pertambangan Nikel.

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang


memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Bentuk struktur kristalnya FCC.
dan juga bersifat magnetis. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam
keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi,
krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.
Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless
steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan
peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen
industri.

Nikel adalah bahan galian golongan A, yang dimana bahan galian


yang tergolong strategis. Minyak bumi dan batubara juga sama dalam bahan
galian golongan A, yang kita tahu dewasa ini bahan galian golongan A
sangat dicari oleh investor – investor yang bergerak dibidang pertambangan
dan usaha lainnya.

Bahan galian Nikel banyak fungsinya, salah satunya dalam


pembuatan baja yang tahan karat, bisa juga dipakai sebagai alat – alat
laboratorium Fisika dan Kimia, serta banyak lagi fungsi lainnya, sehingga
menarik sekali untuk dikelola.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah mengenai bahan galian Nikel ini, permasalahan yang


dihadapi dibatasi pada:

• Keberadaan nikel di alam


• Sifat dan kegunaan nikel

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keterdapatan Bahan Galian Nikel


Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan
menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya.
Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan
Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia
akan nikel.
Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel
berkadar 5-25%. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan
bagian tenggara, Maluku, dan Papua.Selain itu terdapat juga di daerah Pulau
Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut) Ternate.
Logam ini ditambang di Rusia, Australia, Indonesia, Kaledonia Baru, Kuba,
Kanada, dan Afrika Selatan.

2.2. Keadaan Geologi


Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina
dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak.
Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil
konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa
serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi
dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.

• PROTOLITH
Merupakan dasar (bagian terbawah) dari penampang vertikal.
Merupakan batuan asal yang berupa batuan ultramafik (harzburgite,
peridotit atau dunit). Nikel terdapat (muncul) bersama-sama dengan
struktur mineral silikat dari magnesium-rich olivin atau sebagai hasil
(alterasi serpentinisasi). Olivin tidak stabil pada pelapukan kimiawi
“amorphous ferric hydroxides”, minor amorphous silikat dan beberapa
unsur tidak mobile lainnya.
• SAPROLITE
Fragmen-fragmen batuan asal masih ada, tetapi mineral-mineralnya
pada umumnya sudah terubah. Batas antara zona saprolite dan protolith
pada umumnya irregular dan bergradasi. Pada beberapa endapan nikel
laterit, zona ini dicirikan dengan keberadaan pelapukan mengulit
bawang (spheroidal weathering). Dengan berkembangnya proses

3
pelapukan, unsur Mg di dalam protholith umumnya terlindikan
(leached), dan silika sebagian terbawa oleh air tanah.
• LIMONIT
Bagian yang kaya dengan oksida besi akibat dari proses pembentukan
zona saprolite (oksida besi dominan pada bagian atas dari zona
saprolite) horizon limonit. TUDUNG BESI (erriginous duricrust,
cuirasse, canga, ferricrete). Suatu lapisan dengan konsentrasi besi yang
cukup tinggi, melindungi lapisan endapan laterit di bawahnya terhadap
erosi.

2.3. Kondisi Mineralogy


Endapan nikel laterite terbentuk baik pada mineral jenis silicate atau
oxide. Kemiripan radius ion Ni2+ dan Mg2+ memungkinkan substitusi ion
diantara keduanya. Umumnya, mineral bijih dari jenis hidrous silicate
seperti talc, smectite, sepiolite, dan chlorite terbentuk selama proses
metamorphisme temperature rendah dan selama proses pelapukan dari
batuan induk. Umumnya, mineral – mineral tersebut mempunyai variasi
ratio Mg dan Ni. Mineral garnierite dari jenis silicate mempunyai ciri poor
kristalin, texture afanitik, dan berstuktur seperti serpentinite
(Brindley,1978).

2.4. Kondisi Topografi dan Morfologi


Dua faktor tersebut sangat penting dalam endapan nikel laterit
karena kaitannya dengan posisi water table, stuktur dan drainage. Zona
enrichment nikel laterite berada di topografi bagian atas (upper hill
slope,crest, plateau, atau terrace). Kondisi water table pada zona ini
dangkal,apalagi ditambah dengan adanya zona patahan n shear or joint. In
consequence, akan mempercepat proses palarutan kimia (leaching
processes) yang pada akhirnya akan terbentuk endapan saprolite

4
mengandung nikel yang cukup tebal. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di
beberapa tempat sepeti Indonesia,New Caledonia, Ural (Russia) dan
Columbia. Sebaliknya, pada topografi yang rendah, water table yang dalam
akan menghambat proses pelarutan unsur – unsur dari batuan induk.

2.5. Sifat Fisika dan Kimia Nikel


• Nikel merupakan logam keras, ulet, bisa ditempa, dan berwarna putih
keperakan.
• Nikel merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik.
Senyawa nikel umumnya bersifat bivalen, meskipun terdapat pula
tingkat valensi lainnya.
• Unsur ini membentuk sejumlah senyawa kompleks. Sebagian besar
senyawa nikel berwarna biru atau hijau.
• Nikel larut perlahan dalam asam encer namun, seperti besi, menjadi
pasif ketika dipaparkan dengan asam nitrat.
• Kebanyakan nikel di bumi tidak dapat diakses karena berada dalam
inti bumi cair. Nikel diketahui menyumbang 10% komposisi inti
bumi.
• Jumlah total nikel yang terlarut dalam laut berada pada kisaran 8
miliar ton.
• Bahan organik memiliki kemampuan menyerap logam ini sehingga
menjelaskan mengapa batubara dan minyak bumi memiliki kandungan
nikel cukup besar.
• Kandungan nikel dalam tanah bisa serendah 0,2 ppm atau setinggi 450
ppm di beberapa jenis tanah liat, dengan rata-rata kandungan sekitar
20 ppm.
• Nikel terdapat pada sebagian kacang-kacangan yeng menjadi
komponen penting beberapa enzim.
• Makanan lain yang kaya nikel adalah teh yang memiliki 7,6 mg
nikel/kg daun teh kering.
• Nikel bersenyawa dengan sulfur dalam mineral millerite dan dengan
arsenik dalam mineral niccolite.
• Kebanyakan bijih nikel diekstrak dari besi-nikel sulfida, seperti dari
pentlandit.

2.6. Kegunaan Nikel


• Untuk melapisi barang yang terbuat dari besi, tembaga, baja karena
nikel mempunyai sifat keras, tahan korosi dan mudah mengkilap jika
digosok.
• Untuk membuat baja tahan karat (stailess stell)

5
• Untuk membuat aliase dengan tembaga dan beberapa logam lain
seperti:
a. Monel (Ni, Cu, Fe) Digunakan untuk membuat instrumen tranmisi
listrik
b. Nikrom(Ni,Fe,Cr) Digunakan sebagai kawat pemanas
c. Alniko (Al, Ni, fe, Co) digunakan untuk membuat magnet.
d. Palinit dan Invar yaitu paduan nikel yang mempunyai koefisien
muai yang sama dengan gelas yang digunakan sebagai kawat listrik
yang ditanam dalam kaca, misalnya pada bolam lampu pijar.
e. Serbuk nikel digunakan sebagai katalisator, misalnya pada
hidrogenansi (pemadatan) minyak kelapa, juga pada cracking
minyak bumi.

Penggunaan utama nikel adalah sebagai bahan pembuat logam


paduan. Logam paduan nikel memiliki karakteristik kuat, tahan panas, serta
tahan karat. Nikel mudah dibentuk dan bisa ditarik menjadi kawat. Logam
ini tahan korosi bahkan pada suhu tinggi sehingga banyak digunakan pada
turbin gas dan mesin roket. Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang
tidak hanya keras tapi bisa menahan korosi oleh air laut, sehingga ideal
digunakan sebagai baling-baling kapal dan fasilitas desalinasi. Sekitar 65 %
nikel digunakan untuk membuat stainless steel, yang umumnya memiliki
komposisi sebagian besar besi, 18 % kromium, dan 8 % nikel. 12 % dari
semua nikel digunakan sebagai elemen paduan super. Sisa 23% antara lain
digunakan sebagai paduan baja, baterai isi ulang, katalis dan bahan kimia
lainnya, mata uang logam, produk pengecoran, dan plating. Umumnya
unsure transisi itu merupakan katalisator, nikel dijadikan salah salah satu
katalisator pada hidrogenansi (pemadatan minyak kelapa karena nikel dapat
mengkatalis pada suhu yang tinggi tanpaikut bereaksi

6
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan makalah mengenai Bahan Galian Nikel ini,
bisa kita lihat dan simpulkan bagaimana proses awal terbentuknya , kondisi
geologi, keterdapatan serta informasi – informasi lainnya.

Manfaat dari bahan galian Nikel ini sangat banyak, sehingga sangat
menarik minat para pengusaha – pengusaha untuk membuka pertambangan
yang bergerak dibidang bahan galian Nikel.

3.2. SARAN
Walaupun nikel sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, namun dalam proses penambangannya banyak
menimbulkan dampak negatif terhadap lahan/tanah dan air. Seperti rusaknya
lahan dan tanaman masyarakat, turunnya hujan asam, lahan menjadi
berlubang dan tandus, terjadi penebangan liar, pencemaran air akibat
pembuangan limbang ke sungai, meningkatnya debit air sungai akibat
proses penambangan, dan sebagainya.

Oleh sebab itu perlu penanganan serius dalam melakukan


penambangan agar tidak menimbulkan banyak kerugian khususnya bagi
warga yang bermukim di sekitar area penambangan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.KimiaAnorganik. Diaksespadatanggal08/09/2020 pada: http://fahrul-


ahmad.blogspot.com/2014/03/unsur-kimia-yang-terlibat-di-tambang.html

Cotton,F.A. dan Wilkinson, G. 1989.KimiaAnorganikDasar.Jakarta:UIPress.

Sugiyarto, K.H. dan Suyanti, R.D.2010.Kimia

Anda mungkin juga menyukai