Anda di halaman 1dari 7

Minyak Zaitun atau olive oil adalah

jenis minyak yang diperoleh dari perasan


I. HASIL DAN PEMBAHASAN
buah zaitun (Olea europea). Minyak zaitun
III.1 Hasil dihasilkan dari pohon buah zaitun yang
Hasil praktikum pengujian asam lemak hanya berbuah sekali setahun. Minyak
bebasdapat dilihat pada tabel berikut : zaitun diperoleh dari buah zaitun matang
Tabel 6. Hasil Pengujian Asam Lemak yang kemudian diekstrasi dan dilakukan
Bebas pemurnian sehingga menghasilkan minyak
% Asam Lemak Bebas zaitun yang siap digunakan untuk bebagi
Sampel
P0 P1 P2
kebutuhan. Minyak zaitun kerap kali
Minyak Kelapa Sawit 0,224 0,179 0,269 digunakan untuk pengobatan atau terapi,
Minyak Zaitun 1,688 1,356 1,233
sebagai campuran masakan (utamanya
sebagai tambahan alternatif makanan saat
Minyak Kelapa Dalam 0,405 0,188 0,194
melakukan diet), bahkan untuk merawat
Minyak VCO 0,085 0,115 0,140 kecantikan tubuh dan wajah. Minyak zaitun
Minyak Kanola 0,223 0,216 0,327
banyak mengandung asam lemak tak jenuh
yang hampir sebagian besar dalam bentuk
Minyak Wijen 0,381 0,381 0,416
asam oleat (omega -9). Asam lemak tak
Sumber: Data Primer Hasil Praktikum Aplikasi jenuh dapat meningkatkan jumlah kolestrol
Teknik Laboratorium, 2018.
baik guna melawan kadar kolestrol jahat
pada tubuh. Standar mutu minyak zaitun
telah dirumuskan dan ditetapkan oleh
Badan Standarisasi Nasional (BSN) yaitu
Tabel 7. Hasil Pengujian Organoleptik pada SNI 01-4474-1998, yaitu kadar asam lemak
Beberapa Minyak bebas kurang dari 0,8% serta persyaratan
Sampel
Warna Aroma warna dan aroma yang normal. Hal ini
P0 P1 P2 P0 P1 P2
Minyak Kelapa Kuning Kuning Kuning Bening
sesuai dengan pernyataan Indah (2015),
Normal Normal Normal
Sawit Bening Bening + ++
bahwa minyak zaitun merupakan minyak
Kuning
Minyak Zaitun Kuning
Bening
Kuning Bening Normal Normal Normal
yang berasal dari perasan buah zaitun.
Minyak Kelapa Kuning Kuning Kuning Bening
Kuat Normal Tidak Beraroma
Dalam Bening Bening + ++ III.2.2 Asam Lemak Bebas
Minyak VCO Kuning Bening Bening Kelapa
Sedikit
Tengik
Agak Tengik Asam lemak bebas atau Free Fatty
Minyak Kanola
Kuning
Kuning Kuning Gelap Normal Agak Tengik Tengik
Acid (FFA) adalah jenis asam lemak yang
Pucat
diperoleh dari proses hidrolisa minyak
Minyak Wijen Kuning Kuning + Kuning + Normal Normal Normal
ataupun kesalahan pengolahan. Kadar asam
Sumber: Data Primer Hasil Praktikum Aplikasi lemak bebas pada suatu minyak menjadi
Teknik Laboratorium, 2018.
acuan kualitas minyak tersebut. Angka
Keterangan :
asam lemak bebas yang tinggi
P0 = Kontrol
menunjukkan bahwa minyak telah
P1 = Penggorengan 1x
mengalami penurunan kualitas. Asam
P2 = Penggorengan 2x
lemak bebas walaupun bertambah hanya
III.2 Pembahasan dalam jumlah sedikit mampu
III.2.1 Minyak Zaitun mengakibatkan perubahan rasa serta warna,
bahkan mampu mengakibatkan ketengikan
pada minyak. Penggunaan minyak secara III.2.3 Ketengikan
berulang dengan menggunakan suhu tinggi Ketengikan atau rancidity adalah
akan mengakibatkan perubahan warna pada suatu proses yang mengakibatkan
minyak, yang awalnya berwarna kuning kerusakan atau perubahan bau serta rasa
keemasan berubah menjadi kecoklatan. Tak (flavor) pada bahan pangan yang
hanya mempengaruhi warna, minyak yang mengandung lemak. Ketengikan terjadi
sering digunakan akan mempengaruhi rasa karena perombakan asam lemak pada suhu
(flavor) dari bahan pangan yang diolah ruang akibat adanya reaksi hidrolisis dan
bersama dengan minyak tersebut. Selain itu, reaksi oksidatif. Reaksi hidrolisis dan
apabila minyak yang mengandung asam oksidatif ini kemudian menghasilkan
lemak bebas dengan nilai yang tinggi berbagai senyawa, seperti hidrokarbon,
dikonsumsi oleh manusia, akan peroksida, alkanal (keton), serta sedikit
mengakibatkan berbagai gangguan epoksi dan alkohol. Senyawa-senyawa
kesehatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan inilah yang kemudian mengakibatkan
Sopianti, dkk (2017), bahwa banyaknya perubahan rasa serta aroma yang tengik
asam lemak bebas dalam minyak pada minyak. Hal ini sesuai dengan
menunjukkan penurunan kualitas minyak. pernyataan Maharani, dkk (2012), bahwa
Minyak yang digunakan secara ketengikan (rancidity) merupakan
berulang menggunakan suhu tinggi (160- kerusakan atau perubahan bau dan flavor
200oC) tentunya akan mengalami kontak dalam lemak atau bahan pangan berlemak.
langsung dengan udara, cahaya, serta air Ketengikan dapat diatasi atau
yang ada pada bahan pangan yang diolah dicegah dengan berbagai cara. Salah
bersama dengan minyak tersebut. Hal inilah satunya, untuk mencegah terjadinya reaksi
yang kemudian mengakibatkan terjadinya oksidatif pada minyak dapat ditangani
reaksi hidrolisis atau pemecahan kandungan dengan cara menyimpan minyak pada
yang ada pada minyak akibat adanya air, kemasan dengan volume oksigen atau
serta reaksi oksidatif atau reaksi akibat udara sedikit. Cara lain yang dapat
adanya pengaruh cahaya, udara atau dilakukan yaitu dengan menambahkan
oksigen. Uap air yang dihasilkan saat antioksidan yang dapat mencegah proses
proses penggorengan, menyebabkan oksidatif pada lemak karena antioksidan
terjadinya hidrolisis terhadap gliserida mampu memberi atom hidrogen sehingga
sehingga menghasilkan asam lemak bebas. mengubah lemak menjadi lebih stabil.
Sedangkan pada reaksi oksidatif, kontak Contoh antioksidan yang dapat digunakan
langsung antara minyak dengan udara yaitu kulit bawang merah (alami) dan
maupun cahaya mengakibatkan Tertierbuthyl hidroquinon atau TBHQ
terbentuknya peroksida, yang menjadi salah (sintetis). Hal ini sesuai dengan pernyataan
satu penyebab timbulnya asam lemak Maharani, dkk (2012), bahwa proses
bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan oksidasi dapat dikendalikan dengan
Sopianti, dkk (2017), bahwa selama proses menurunkan konsentrasi oksigen dalam
penggorengan, minyak mengalami berbagai kemasan, kemudian dipertegas oleh
reaksi, diantaranya reaksi hidrolisis dan Siswati, dkk (2013) bahwa antioksidan
reaski oksidatif yang menyebabkan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
terbentuknya asam lemak bebas. menunda, memperlambat, dan mencegah
proses oksidasi lipid.
III.2.4 Prinsip Metode Titrasi metode titrasi NaOH merupakan metode
NaOH 0,1 N yang sederhana dan sudah banyak
Titrasi adalah suatu proses digunakan dalam laboratorium maupun
menambahkan titran pada sampel secara industri.
perlahan dengan cara ditetes, contoh alat
III.2.5 Fungsi Penambahan Alkohol
yang dapat digunakan untuk titrasi yaitu
Netral
buret. Prinsip metode titrasi NaOH pada Pengujian asam lemak bebas metode
analisa kadar lemak bebas didasari pada titrasi asam basa mengharuskan
perubahan warna menjadi merah muda penambahan alkohol netral sebelum
yang terjadi pada sampel. Perubahan warna melakukan titrasi dengan titran yang
menjadi merah muda ini disebabkan karena bersifat basa pada sampel. Alkohol netral
indikator asam basa yang bersifat asam
dipilih karena sifatnya yang netral, guna
lemah akan bereaksi menghasilkan warna menyeimbangi sifat asam dari minyak atau
merah muda jika direaksikan dengan sampel dan sifat basa dari titran yang
larutan yang sifatnya basa, dalam hal ini nantinya digunakan. Alkohol netral yang
yaitu NaOH 0,1 N, adapun warna merah umum digunakan yaitu alkohol dengan
muda ini dihasilkan dari pelepasan ion OH- konsentrasi 95%. Fungsi penambahan
sehingga membentuk P2-. NaOH dinilai alkohol netral yaitu agar minyak dapat
mampu digunakan untuk mengukur dengan mudah larut dan bereaksi dengan
seberapa besar kadar asam lemak bebas NaOH sehingga proses titrasi lebih mudah.
pada minyak karena NaOH yang sifatnya Hal ini sesuai dengan pernyataan Lempang,
basa mampu menghidrolisis minyak dkk (2016), bahwa minyak ditambahkan
menjadi gliserol dan asam lemak. Hal ini alkohol netral, tujuannya yaitu agar minyak
sesuai dengan pernyataan Alfiani, dkk dapat larut dan dapat bereaksi dengan basa
(2014) bahwa kadar asam lemak bebas alkali sehingga mudah dititrasi.
dapat dianalisis menggunakan metode
titrasi asam basa yang penentuannya hanya III.2.6 Fungsi Pemanasan
didasari perubahan warna yang terjadi pada Pemanasan merupakan salah satu
sampel. langkah penting dalam metode titrasi asam
Metode titrasi NaOH memiliki basa untuk pengujian asam lemak bebas
banyak keuntungan, seperti langkah- pada minyak. Pengujian asam lemak
langkahnya sederhana, tidak butuh tenaga metode titrasi dilakukan dengan
kerja intensif karena metode ini sudah menggunakan instrument berupa hotplate.
seringkali digunakan dalam laboratorium Proses pemanasan bertujuan agar alkohol
maupun industri. Namun, metode ini juga yang telah ditambahkan pada sampel
memiliki kekurangan. Kekurangan dari (minyak) menjadi lebih mudah larut satu
metode titrasi NaOH antara lain, hasil yang sama lain sehingga proses titrasi
kurang akurat serta walaupun langkahnya berlangsung lebih mudah. Hal ini sesuai
sederhana harus tetap dilakukan dengan dengan pernyataan Lempang, dkk (2016),
hati-hati sehingga sedikit memakan waktu. bahwa alkohol dan minyak dipanaskan agar
Selain itu, hasil dari metode ini juga minyak lebih mudah larut dalam alkohol.
tergolong subjektif karena kemampuan III.2.7 Fungsi Penambahan Indikator
praktikan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai Phenolphtalein (pp)
dengan pernyataan Alfiani dkk (2014)
Indikator phenolpthalein merupakan pada sampel. Fungsi penambahan NaOH
salah satu contoh larutan indikator asam 0,1 N yaitu untuk mengetahui kadar asam
basa yang sering digunakan di laboratorium lemak bebas pada sampel karena NaOH
kimia. Indikator phenolpthalein (pp) adalah yang bersifat basa bersama air yang berasal
senyawa organik yang bersifat asam lemah, dari bahan pangan yang diolah bersama
yang jika direaksikan dengan larutan yang minyak mampu memecah kandungan pada
sifatnya asam maka akan menghasilkan minyak menjadi gliserol dan asam lemak.
warna yang bening. Hal berbeda terjadi jika Hal ini sesuai dengan pernyataan Barra, dkk
indikator phenolpthalein direaksikan (2016), bahwa penentuan kadar asam lemak
dengan larutan yang sifatnya basa, maka bebas perlu melalui proses titrasi dengan
larutan akan berubah warna menjadi merah NaOH 0,1 N tetes demi tetes melalui buret
muda. Indikator pp digunakan dalam hingga muncul warna merah muda.
pengujian asam lemak bebas sebelum
III.2.9 Faktor yang Mempengaruhi
sampel dititrasi dengan titran yang bersifat
Terbentuknya Asam Lemak
basa, dalam hal ini digunakan larutan
Bebas
NaOH 0,1 N. Penambahan indikator Secara teori salah satu faktor
pp pada proses pengujian asam penyebab terbentuknya asam lemak bebas
lemak bebas berfungsi untuk yaitu adanya reaksi hidrolisis. Reaksi
menghilangkan ion hidrogen pada hidrolisis merupakan reaksi yang
sampel karena indikator pp menyebabkan terjadinya lisis atau
mengandung ion hidroksida yang pemecahan kandungan minyak, sehingga
mampu mempengaruhi arah menghasilkan asam lemak bebas. Reaksi
kesetimbangan sehingga menghasilkan hidrolisis disebabkan karena adanya
warna merah muda jika bercampur molekul air yang bereaksi bersama dengan
dengan larutan yang sifatnya basa. minyak. Molekul air ini dapat berasal dari
Hal ini sesuai dengan Indira (2015), bahan pangan diolah bersama dengan
bahwa indikator atau “petunjuk” minyak. Hal ini sesuai dengan Alifiani, dkk
asam basa berupa zat kimia yang (2014), bahwa jumlah kadar asam lemak
mempunyai warna yang berbeda apabila bebas disebabkan oleh hasil hidrolisis dari
ditambahkan kedalam larutan bersifat asam trigliserida.
atau basa. Penyebab lain terbentuknya asam
III.2.8 Fungsi Penambahan NaOH 0,1 N lemak bebas yaitu adanya reaksi oksidatif
Natrium Hidroksida (NaOH) yang terjadi pada minyak. Reaksi oksidatif
merupakan salah satu contoh basa kuat terjadi akibat adanya kontak antara minyak
yang bersifat korosif dan hogroskopik atau dengan oksigen atau udara yang ada
sulit menyerap air. Tahap akhir pengujian disekitar minyak. Minyak yang disimpan
asam lemak bebas sampel ditetesi dengan diudara terbuka atau bahkan dalam
titran yang sifatnya basa, dalam praktikum kemasan yang memiliki kadar oksigen atau
kali ini digunakan NaOH 0,1 N hingga udara yang tinggi semakin mempermudah
sampel berwarna merah muda. Volume terjadinya reaksi oksidatif sehingga
NaOH inilah yang kemudian dimasukkan menimbulkan asam lemak bebas. Hal ini
kedalam rumus untuk menentukan sesuai dengan pernyataan Nuzula (2011),
persentase kandungan asam lemak bebas bahwa asam lemak bebas terbentuk karena
proses oksidasi selama pengolahan dan pada minyak meningkat. Apabila manusia
penyimpanan. mengonsumsi minyak dengan kandungan
asam lemak bebas yang tinggi, akan
III.2.10 Hasil Praktikum Asam Lemak
mengakibatkan gangguan kesehatan, salah
Bebas
satu yang paling berbahaya yaitu kolestrol.
Hasil praktikum pengujian asam
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sartika
lemak bebas menunjukkan bahwa kadar
(2009), bahwa kandungan asam lemak tak
asam lemak mengalami penurunan
jenuh yang tinggi dalam minyak dapat
persentase dari sampel P0, P1, hingga
menyebabkan kerusakan pada minyak,
sampel P2. Kandungan asam lemak bebas
kemudian dipertegas oleh Alfiani (2014)
pada sampel P0 sebesar 1,688%, pada
bahwa tingginya kadar asam lemak bebas
sampel P1 sebesar 1,356% dan pada sampel
pada minyak menunjukkan penururnan
P2 1,233%. Kandungan asam lemak bebas
kualitas minyak serta penurunan mutu
pada minyak zaitun yang memenuhi
makanan yang pada akhirnya menimbulkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu
bahaya bagi kesehatan.
kurang dari 0,8%. Nilai ini berbeda jauh
Hasil praktikum penentuan asam
dengan persentase kadar asam lemak bebas
lemak bebas menunjukkan bahwa kadar
pada ketiga sampel. Kandungan asam
asam lemak terendah yaitu pada minyak
lemak bebas pada sampel yang mengalami
VCO sampel P0 dengan nilai kadar asam
penurunan persentase dan tidak sesuai
lemak bebas sebesar 0,085%. Hal ini
dengan teori diduga disebabkan karena
disebabkan karena adanya kandungan air
ketidaktelitian praktikan ketika melakukan
bebas pada minyak VCO yang
titrasi. Penyebab lainnya yaitu diduga
mengakibatkan sulitnya terjadi reaksi
akibat kurang sterilnya wadah yang
hidrolisis. Menurut Standar Nasional
digunakan untuk menampung minyak
Indonesia (SNI), minyak VCO dengan
zaitun ketika dibawa oleh praktikan. Hal
kualitas yang baik memiliki kadar asam
ini tidak sesuai dengan pernyataan Pardede
lemak bebas maksimal 0,2%. Nilai ini
(2017), bahwa kandungan asam lemak
menunjukkan bahwa kualitas dari minyak
bebas yang memenuhi standar mutu untuk
VCO yang digunakan sebagai sampel
minyak zaitun batas maksimum asam lemak
memiliki mutu atau kualitas yang baik. Hal
bebas sebagai asam oleat adalah < 0,8%.
ini sesuai dengan pernyataan Maradesa
Hasil praktikum pengujian asam
(2014), bahwa dalam VCO terdapat air
lemak bebas menunjukkan bahwa kadar
bebas sehingga tidak meningkatkan
asam lemak tertinggi yaitu pada minyak
terjadinya reaksi hidrolisis.
zaitun sampel P0 yaitu sebesar 1,688%. Hal
ini menandakan bahwa minyak telah III.2.11 Hasil Praktikum Uji
mengalami degradasi atau penurunan mutu Organoleptik
yang juga berakibat pada penurunan mutu Hasil uji organoleptik dengan
makanan yang nantinya akan diolah acuan warna pada sampel minyak zaitun
menggunakan minyak tersebut. Kadar asam yaitu pada sampel P0 warnanya kuning,
lemak bebas yang tinggi ini menyebabkan pada sampel P1 warnanya juga kuning,
minyak mudah rusak saat penggorengan, sedangkan pada sampel P2 warnanya
proses penggunaan berulang kuning bening. Perubahan warna signifikan
mengakibatkan kadar asam lemak bebas yang terjadi pada sampel P2
mengindikasikan bahwa sampel tidak lagi 1,356% dan P2 sebesar 1,233%,
layak untuk digunakan karena warnanya sedangkan hasil uji organoleptik
yang kuning bening, berbeda dengan dengan acuan warna pada sampel P0
sampel P0 dan P1 yang masih berwarna dan P1 warnanya kuning, sedangkan
kuning sehingga mengindikasikan bahwa pada sampel P2 warnanya kuning
sampel masih dapat digunakan sekali lagi. bening. Adapun hasil uji organoleptik
Warna minyak zaitun mengindikasikan dengan acuan aroma pada minyak
kandungan klorofil dan karotenoid yang zaitun yaitu pada sampel P0, P1, dan
ada pada minyak zaitun. Warna pada P2 semuanya beraroma normal.
minyak zaitun yang baik, berada pada skala
IV.2 Saran
kuning, kuning keemasan hingga hijau tua. Saran untuk praktikum selanjutnya
Hal ini sesuai dengan pernyataan Gambaro,
yaitu sebaiknya menggunakan indikator dan
dkk (2014), bahwa warna minyak zaitun titran jenis lain agar praktikan dapat
berkualitas baik berada pada skala kuning, membandingkan jenis indikator dan titran
kuning keemasan hingga hijau tua. mana yang paling baik untuk digunakan
Hasil uji organoleptik dengan dalam pengujian asam lemak bebas. Contoh
acuan aroma pada minyak zaitun yaitu pada indikator yang dapat digunakan seperti
sampel P0, P1, dan P2 semuanya beraroma metil jingga dan metil merah, sedangkan
normal. Aroma yang normal atau tidak contoh titran yang dapat digunakan yaitu
mengalami ketengikan dianggap tidak Kalium Hidroksida (KOH) dan Magnesium
sesuai dengan teori. Minyak zaitun yang Hidroksida (Mg(OH)2).
dijadikan sampel telah melalui proses
pengolahan (kecuali sampel P0), yang DAFTAR PUSTAKA
menandakan bahwa kadar air minyak jelas
Alifiani, S., L. Triyasmono., dan N.
bertambah. Hal ini tidak sesuai dengan
Malikhatun. 2014. Analisis Kadar
pernyataan Okparanta (2018), bahwa
Asam Lemak Bebas Dalam Minyak
ketengikan selain disebabkan oleh kadar
Hasil Penggorengan Berulang dengan
air, mikroba, dan enzim, juga dapat
Metode Titrasi Asam Basa dan
disebabkan oleh cahaya dan panas.
Spektrofotometer Fourier
Transformation Infra Red (FTIR). J.
II. PENUTUP
Pharmascience. 1(1) : 7-13.
IV.1 Kesimpulan Barra, F, A., F. Restuhadi., dan U. Pato.
Berdasarkan hasil praktikum 2016. Penambahan Konsentrasi Asam
pengujian asam lemak bebas dapat Lemak Bebas Minyak Jelantah
disimpulkan bahwa: terhadap Karakteristik Etanol Semi
1. Penentuan asam lemak bebas dapat Padat. J. FAPERTA. 3(2) : 1-11.
dilakukan dengan menggunakan Gambaro, A., L. Raggio., A. Ellis., dan M.
metode titrasi asam basa dengan Amarillo. 2014. Virgin Olive Oil
memanfaatkan indikator berupa Color and Perceived Quality
larutan, contohnya indikator PP. Among Costumers in Emerging
2. Hasil yang diperoleh yaitu kandungan Olive-Growing Countries. Universitas
asam lemak bebas pada minyak zaitun de la Republica. Uruguay.
sampel P0 sebesar 1,688%, P1 sebesar
Indah, Y.K. 2015. Perbedaan Tekanan Sartika. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama
Darah Sebelum dan Sesudah Proses Menggoreng (Deep Fried)
Mengonsumsi Minyak Zaitun Extra terhadap Pembentukan Asam Lemak
Virgin pada Penderita Hipertensi di Trans. J. Makara sains. 13(1) : 23-28.
Panti Werdha Pangesti Kecamatan Siswati, N., S. Juni., dan Junaini. 2013.
Lawang. Skripsi. Universitas Pemanfaatan Antioksidan Alami
Muhammadiyah Malang. Malang. Flavonol Untuk Mencegah Proses
Indira, C. 2015. Pembuatan Indikator Asam Ketengikan Minyak Kelapa. Skripsi.
Basa Karamunting. J. Kaunia . 11(1) : Universitas Pembangunan Negeri
1-10. Veteran. Surabaya.
Lempang, I., R. Fatimawati., dan N. Sopianti, D., Herlina, dan H. Saputra. 2017.
Pelealu. 2016. Uji Kualitas Minyak Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas
Goreng Curah dan Minyak Goreng pada Minyak Goreng. J. katalisator.
Kemasan di Manado. J. Ilmiah 2(2) : 100-106.
Farmasi. 5(4) : 155-161.
Maharani, D, M., N. Bintoro., dan B.
Rahadjo. 2012. Kinetika Perubahan
Ketengikan (Rancidity) Kacang
Goreng Selama proses Penyimpanan.
J. Agritech. 32(1) : 15-21.
Maradesa, R, P., Fatimah, dan M. Sangi.
2014. Kualitas Virgin Coconut Oil
(VCO) sebagai Minyak Goreng yang
dibuat dengan Metode Pengadukan
dengan adanya Penambahan Kemangi
(Ocimum sanctum). Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
Nuzula, Z. 2011. Penetapan Kadar Asam
Lemak Bebas pada Minyak Kelapa
Murni (Virgin Coconut Oil)
Berdasarkan Standar Mutu Nasional
Indonesia. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Okparanta, S., V. Daminabo., dan L.
Solomon. 2018. Assessment of
Rancidity and Other Physicochemical
Properties of Edible Oils (Mustard
and Corn Oils) Stored at Room
Temperature. J. of Food and Nutrition
Sciences. 6(3) : 70-75.
Pardede, R. 2017. Penentuan Bilangan
Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas
di dalam Minyak Zaitun. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai