Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT

PT. TUNGGAL PERKASA PLANTATION, ASTRA ARGO


LESTARI GROUP

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ALFI SYAHRI


(1607112225)

PROGRAM STUDI SARJANATEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah azza wa jalla karena berkat
rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kunjungan Industri dengan judul “Teknologi Pengolahan Sawit”. Sholawat dan
salam semoga selalu di limpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta para
sahabat dan keluarganya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing dalam kunjungan industri kami, memberi pengarahan dan juga
penjelasan. Selanjutnya, terima kasih penulis ucapkan kepada asisten dosen, dan
teman-teman mata kuliah Teknologi Pengolahan Sawit serta pihak PT. Tunggal
Perkasa Plantation yang telah memberikan wawasan , informasi dan juga
pengetahuan mengenai proses pengolahan sawit.
Adapun tujuan penulisan Laporan Kunjungan Industri ini adalah sebagai
sebuah tugas akhir mata kuliah Teknologi Pengolahan Sawit. Laporan ini dibuat
berdasarkan data-data yang telah didapat ketika melakukan kunjungan, buku-buku
pedoman dan materi dari dosen pembimbing.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam laporan ini. kririk dan saran
dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dalam laporan selanjutnya. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih .

Pekanbaru, 14 Januari 2018

Muhammad Alfi Syahri

(1607112225)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan .....................................................................................2

BAB II. PROSES PRODUKSI

2.1 Proses Produksi CPO ................................................................................3

2.2 Proses Produksi Kernel ...........................................................................12

2.3 Proses Pengolahan Limbah .....................................................................15

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Kesan ...........................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Jembatan Timbang .................................................................................3


Tabel 2.2 Loading Ramp ........................................................................................4
Tabel 2.3 Horizontal Sterilizer ...............................................................................5
Tabel 2.4 Threser ...................................................................................................6
Tabel 2.5 Digester dan screw press ...........................................................................7
Tabel 2.6 Sand Trap Tank ......................................................................................8
Tabel 2.7 Vibrating screen .....................................................................................8
Tabel 2.8 Clarifier Tank .........................................................................................9
Tabel 2.9 Purifier .................................................................................................10
Tabel 2.10 Sludge Centrifuge ................................................................................11
Tabel 2.11 Storage Tank .......................................................................................12
Tabel 2.12 Boiler ...................................................................................................12
Tabel 2.13 Depricarper .........................................................................................13
Tabel 2.14 Nut Dry Silo .........................................................................................13
Tabel 2.15 Water Treatment plant ........................................................................15
Tabel 2.16 Limbah ................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah
naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP
adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP
terletak di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT
TPP memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU)
sebesar 14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14.153,56 ha dan memiliki pabrik
pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam.
Jumlah karyawan PT TPP adalah 3.016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482
orang karyawan bulanan, 1.045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian
lepas.

Prospek perkembangan industri sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi
peningkatan jumlah produksi sawit akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan tersebut dibutuhkan pula pengembangan teknologi
dalam menghasilkan produk sawit yang bermanfaat dan berkualitas tinggi. Di Era
persaingan pasar global, kualitas Sumber Daya Manusia merupakan potensi dasar
untuk menciptakan keunggulan produk sesuai dengan permintaan pasar. Guna
meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat diperlukan pengalaman mengenai dunia kerja yang berhubungan
dengan keahlian yang kita miliki. Bagi seorang mahasiswa, kunjungan industri
merupakan salah satu sarana untuk mengetahui kondisi dunia kerja. Sebagai
upaya peningkatan SDM dalam perkembangan Industri Sawit, mahasiswa Teknik
Kimia Universitas Riau melakukan kunjungan industri ke PT. Tunggal Perkasa
Plantations.

1
Dengan adanya kunjungan industri ini diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui lebih luas mengenai teknologi pengolahan sawit sehingga dapat
mengikuti perkembangan Industri sawit yang semakin pesat dan dapat
mengembangkan teknolologi-teknologi pengolahan sawit yang ramah bagi
lingkungaan dan masyarakat khususnya di Riau.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan laporan kunjungan industri adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari secara langsung proses pengolahan TBS menjadi CPO dan
Kernel.
2. Dapat mendiskripsikan proses yang terjadi pada pengolahan TBS
menjadi CPO dan Kernel.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Teknologi Pengolahan
Sawit.
4. Memenuhi persyaratan Ujian Akhir Teknologi Pengolahan Sawit.

2
BAB II
PROSES PRODUKSI

PT Tunggal Perkasa Plantations memiliki pabrik pengolahan crude palm oil


(CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam dimana mereka kebanyakan
mengolah buah hasil perkebunan sendiri sebanyak 70% dan buah dari masyarakat
sebanyak 30%. Biasanya mereka mengolah sawit maksimal sebanyak 1500
ton/hari tergantung kepada pasokan buah yang masuk setiap harinya. Listrik yang
digunakan oleh pabrik ini adalah hasil dari limbah padatnya sendiri yang
menghasilkan tenaga sebesar 1700 KW.

2.1 Proses Produksi CPO (Crude Palm Oil)


2.1.1 Stasiun Penerimaan (Reception station)
1. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen diangkut menggunakan truk
dan ditimbang pada jembatan timbang. Fungsi dari jembatan timbang adalah
untuk menimbang berat TBS, CPO, Kernel dan Tangkos yang keluar masuk agar
mempermudah perhitungan berat produk yang didapat nantinya.
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih
berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik. PT. Tunggal
Perkasa Plantation memiliki satu jembatan timbang dengan kapasitas 60 ton.
Jembatan timbang memiliki load cell, yang berfungsi mengetahui berat sehingga
dapat diteruskan sebagai transmiter ke komputer kantor.

Gambar 2.1 Jembatan Timbang

3
2. Loading Ramp
PT. Tunggal Perksa Plantation memiliki lima unit Loading ramp
berkapasitas berbeda, yakni empat Loading ramp berkapasitas 150 ton dan satu
Loading ramp lagi berkapasitas 80 ton. Di sini menggunakan Tipping dump yang
berfungsi sebagai tempat truck yang tidak memiliki alat dump dan sebagai tempat
penyortiran TBS yang telah ditimbang pada jembatan timbang dengan system
FIFO (First In First Out) dan tempat penyimpanan sementara TBS.
Proses penyortiran ini berguna agar TBS yang akan di olah sesuai dengan
kebijakan dari perusahaan. Penyortiran buah ini sangat penting, karena buah yang
tidak baik akan menghasilkan hasil produksi yang tidak baik pula pada proses-
proses berikutnya. Buah yang diolah oleh pabrik PT. Tunggal Perkasa Plantation
berasal dari varietas tenera. Buah yang diterima adalah buah yang memiliki biji
yang kecil dan daging buah yang besar agar didapati hasil minyak yang banyak
pula. Selain itu, buah yang matang ditandai dengan adanya berondolan yang lepas
yaitu sebanyak 2-6 butir per Kg TBS. Terdapat beberapa varietas sawit diantarnya
dura, pisifera dan tenera. PT. Tunggal Perkasa Plantation tidak menerima buah
yang memiliki tagkai panjang, buah mentah serta buah busuk.

Gambar 2.2 Loading Ramp

4
2.1.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Perebusan di PT. Tunggal Perkasa Plantation ini dilakukan dengan
menggunakan Horizontal Sterilizer. Kebanyakan pabrik biasanya menggunakan
Horizontal Sterilizer, karena lebih hemat biaya serta prosesnya lebih mudah di
bandingkan vertical sterilizer, tetapi ada beberapa pabrik yang menggunakan
vertical sterilizer. Perbedaan terletak pada pengumpanannya, Horizontal Sterilizer
menggunakan pengumpanan Hidraulic, sedangkan pengumpanan pada vertical
sterilizer menggunakan conveyor yang akan memakai biaya banyak untuk
memakai teknologi ini dan apabila terjadi kerusakan akan susah di perbaiki. Satu
unit sterilizer di PT.Tunggal Perkasa Plantation berkapasitas 30 ton, Di dalam
satu unit sterilizer memiliki dua lori, Di dalam satu lori berkapasitas 15 ton.

Gambar 2.3 Horizontal Sterilizer

Di pabrik ini terdapat 4 buah horizontal sterilizer. Perebusan menggunakan


sistem triple peak dengan tekanan 1.2, 2,8, dan 3,2 bar. Suhu 130 oC dengan
waktu perebusan selama 90 menit setiap satu siklus. Proses ini dapat
menghasilkan condensat (cairan) yang mengandung sekitar 0.5% minyak.
Fungsi perebusan TBS adalah :
1. Mematikan Enzim Untuk mencegah pembetukan Asam Lemak Bebas.
2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan pada saat proses penebahan
atau perontokan.
3. Melunakkan daging buah dan membantu pekerjaan pengadukan karena
dengan pemanasan maka buah akan menjadi lembut.

5
4. Membantu pengeringan inti, mengurangi kadar air dalam buah dan
mempermudah proses selanjutnya.

2.1.3 Stasiun Penebahan (Thresing Station)


Stasiun penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan
brondolan buah dari tandan. Lori buah yang baru keluar dari sterilizer dengan
menggunakan Tipller kemuudian di tuang kedalam bak berbentuk cone dengan
cara berputar pada sumbunya menuju. Buah yang telah direbus tersebut
dimasukkan ke Threser. TBS akan terbanting di dalam Threser yang bekerja dengan
cara berputar-putar dengan putaran 23-24 rpm. Buah yang telah terpisah akan jatuh
dan dibawa konveyor menuju unit pengempressaan dan tangkos akan di bawa
konveyor ke tempat penampungan tangkos.

Gambar 2.4 Threser

2.1.4 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Tujuan utama proses pengempaan adalah untuk mengekstraksi minyak
yang ada pada daging buah dengan cara melumat dan mengepresnya secara
mekanik. Alat utama yang digunakan pada stasiun ini meliputi :
1. Digester
PT. Tunggal Perkasa Plantation mempunyai 8 Digester yang memiliki
kapasitas yang berbeda, yaitu empat unit berkapasitas 6 ton dan empat unit lagi
berkapasitas 4 ton dengan system kerja secara bergantian dimana semua unit tidak
difungiskan secara bersamaan, Digester berfungsi untuk melumatkan brondolan
sehingga daging buah terpisah dari bijinya. Digester terdiri dari tabung silinder
yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk dengan kecepatan pengaadukan
yang telah di atur sesuai standar kebutuhan pabrik. Umpan yang masuk ke

6
digester berjalan secara kontiniu dengan suhu pemanasan 90-95oC karena pada
suhu ini minyak telah mencair dan yang masih dalam bentuk emulsi pecah
menjadi minyak. Minyak yang dihasilkan dari digester dikirim ke screw press
untuk diproses lebih lanjut.
2. Screw Press
PT. Tunggal Perkasa Plantation memiliki Screw press sebanyak 8 unit
dimana empat unit berkapasitas 20 ton dan empat unit berkapasitas 10 ton, unit ini
juga difungsikan secara bergantian dimana tidak semua unit di fungsikan secara
bersamaan, Screw press berfungsi untuk mengekstraksi secara mekanik minyak
yang terdapat dalam daging buah. Cara kerjanya, brondolan/buah rebus yang
sudah dilumatkan dalam digester masuk kedalam mesin press untuk dilakukan
pengepresan. Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di
ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah
banyaknya nut yang pecah, maka ada yang namanya tekanan maksimum sebagai
batas supaya nut yang pecah tidak banyak, Pengepresan akan menghasilkan crude
oil, nut dan fiber (cake).

Gambar 2.5 Digester dan screw press

2.1.5 Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)


Unit klarifikasi pada PT.Tunggal Perkasa Plantation merupakan tempat
pengolahan minyak kasar hasil pengempaan. Proses pemisahan minyak (CPO)
dengan air dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan, sentrifuge dan
penguapan, disini menggunakan vacum dryer dengan steam pada suhu 90-95 oC.

7
1. Sand Trap Tank
Sand trap tank berfungsi untuk mengendapkan pasir yang terdapat dalam
minyak mentah berdasarkan gaya gravitasi dalam sebuah tangki berkapasitas. Hal-
hal yang harus di perhatikan adalah Suhunya harus 90-95 oC, Drain pasir, dan cuci
tanki setiap 4 bulan. Pasir yang memiliki massa jenis lebih besar akan terendap
didasar tangki dan minyak akan berada diatasnya. Minyak selanjutnya dialirkan
secara over flow menuju vibrating screen.

Gambar 2.6 Sand Trap Tank


2. Vibrating screen
Vibrating screen ada empat unit dimana berfungsi sebagai penyaring
minyak dari partikel pengotor yang berukuran kecil yang masih terikut. Vibrating
screen yang terdapat di pabrik PT. Tunggal Perkasa Planatation berukuran 40-
50/30-50 mesh tergantung pada pengerjaannya. Dengan kecepatan getaran yang
telah di sesuaikan dengan kebutuhan yang di inginkan untuk proses. Proses
penyaringan memanfaatkan unbalance sistem dimana minyak diumpan harus
tepat vertical di bagian tengah screen agar terdistribusi. Minyak yang lolos
kemudian dialirkan ke crude oil tank melalui pipa crude oil.

Gambar 2.7 Vibrating Screen

8
3. Clarifier Tank
Clarifier tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang lebih
halus yang lolos pada vibrating screen secara Gravitasi. Pada crude oil tank ini
minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas. Selanjutnya
minyak akan dipompakan ke CCT (Continous Clarifier Tank). Under flow yang
berupa partikel endapan akan dialirkan ke sludge pit.

Gambar 2.8 Clarifier Tank

4. Continous Clarifier Tank


Continuous Clarifier Tank berfungsi untuk pemisahan 3 campuran yaitu,
minyak, air dan lumpur dengan suhu 90-95 oC, dengan cara pengendapan,
pemanasan melalui steam coil , dan pengadukan (stirrer) dengan kecepatan 3-5
rpm yang berfungsi mempercepat pemisahan minyak dan sludge. Minyak yang
berada di lapisan atas dalam crude oil tank akan mengalir secara Overflow ke OT
(Oil Tank) melalui skimmer. Kotoran yang mengendap dialirkan menuju sludge
tank.
5. Oil Tank
Minyak dari CCT dialirkan menuju oil tank untuk disimpan sementara
waktu sebelum dialirkan menuju purifier. Oil tank dilengkapi dengan pipa coil
pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 85oC serta
stirrer. Pemanasan berguna untuk mengurangi kadar air pada minyak sekaligus
mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara
pengendapan.

9
6. Purifier
Purifier merupakan alat untuk memurnikan minyak dari Clean Oil Tank
dengan gaya sentrifugal. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan
berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang
mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-
sudu untuk dialirkan ke floating tank. Kotoran dan air yang melekat pada dinding
di-blowdown ke saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit.

Gambar 2.9 Purifier

7. Floating Tank
Floating Tank berfungsi sebagai pengatur banyaknya minyak yang akan
diumpankan ke Vacum Dryer dan juga mencegah udara masuk ke pipa Vacum
Dryer.
8. Vacum dryer

Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk
mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum dryer. Di sini
minyak diumpankan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air
tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak,
dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke
bawah, keluar melalui Float Valve dan kemudian dipompakan ke Storage Tank.

10
9. Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari
minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge
seperator. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk
mendapatkan temperatur yang diinginkan yaitu 90 – 95 oC.
10. Sand Cyclone
Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung
dalam sludge dan untuk memudahkan proses-proses selanjutnya.

11. Sludge Centrifuge


Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih
terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugasi. Dengan gaya sentrifugal,
minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong
keluar melalui sudut ruang tangki pisah.

Gambar 2.10 Sludge Centrifuge

12. Storage Tank


Storage tank adalah tempat penimbunan sementara sebelum CPO dikirim ke
konsumen. Pada pabrik PT. Tunggal Perkasa Plantation ini memiliki 4 unit
storage tank dengan kapasitas yang berbeda-beda yakni storage tank 1
berkapasitas 250 ton, storage tank 2 dan 3 berkapasitas 1200 ton dan storage tank
3 berkapasitas 2500 ton. Temperatur storage tank dijaga sekitar 55oC. Adapun
CPO Quality Parameters FFA < 2,5%.

11
Gambar 2.11 Storage Tank

2.1.6 Boiler and Power House


Boiler berfungsi untuk menghasilkan steam yang dimanfaatkan sebagai
penggerak steam turbine sehingga dapat menghasilkan daya listrik. Bahan bakar \
pada pabrik PT. Tunggal Perkasa Plantation ini adalah limbah padat hasil
pengolahan sawit dan kernel itu sendiri. Power house menghasilkan listrik untuk
mill dan domestik yang dibangkitkan oleh steam turbine. Kapasitas Listrik yang
di hasilkan adalah sebesar 1700 KW.

Gambar 2.12 Boiler

2.2 Proses Produksi Kernel


2.2.1 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)
1. Cake Breaker Conveyor
Alat ini berfungsi sebagai prngangkut dan pemecah cake dari stasiun press
ke Depricarper.

12
2. Depricarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan
membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Pada PT. Tunggal Perkasa
Plantation, Sistem kerja alat ini yaitu dengan hisapan Blower. Fungsi kerjanya
adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber )akan
terhisap oleh fan tan masuk ke conveyor bahan bakar, yang massanya lebih berat
(nut) akan masuk ke nut polishing drum.

Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah membersihkan biji dari serabut-serabut
yang masih melekat, dan membawa nut dari depricarper ke nut transport,
memisahkan nut dari sampah dan memisahkan gradasi nut.

Gambar 2.13 Depricarper

3. Nut dry Silo


Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum
diolah pada proses Riplle mill, dengan cara dipanaskan,pada pabrik PT. Tunggal
Perkasa Plantation ini dilakukan pengecekansaringan stream trap sebanyak 1 x
dalam 2 minggu.

Gambar 2.14 Nut Dry Silo

13
4. Riplle Mill
Fungsi dari riplle mill adalah untuk memecahkan nut. PT. Tunggal Perkasa
Plantation akan melakukan setting riplle mill apabila efisiensi <95%, Pada riplle
mill terdapat rotor yang berputar pada riplle plate bagian yang diam, sebelum
proses, operator di pabrik ini akan melakukan pengecekan keausan rotor bar dan
riplle plat secara visual Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling
berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.

5. Ligh Tenera Dry Separating(LTDS) 1 dan 2


Fungsi LTDS adalah untuk memisahkan cangkang dari kernel. Pada pabrik
PT. Tunggal Perkasa Plantation, mereka memiliki hal-hal yang harus diperhatikan
pada unit ini, yaitu Kernel losses: <1,8%, ABS Kernel losses: <0,5 Kg/Ton TBS.
Dan mereka melakukan spot check secara periodik. Begitu pula pada LTDS 2,
yang juga befungsi sebagai pemisah cangkang dan kernel sisa dari proses dari
LTDS 1. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis.
Kernel memiliki berat jenis lebih ringan sedangkan cangkang berar jenisnya lebih
besar.
6. Hydro Cyclone
Fungsi dari Hydro Cyclone adalah Mengutip kembali inti yang terikut
kecangkang dan mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran dengan
media air. Pada pabrik PT. Tunggal Perkasa Plantation memiliki hal-hal yang
harus diperhatikan, yakni Kernel Losses: 2%, ABS Kernel Losses: <0,8 Kg/Ton
TBS dan mereka selalu melakukan Spot Check secara periodik.
7. Kernel Dryer
Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang
terkandung pada Kernel sampai 7-7,5%. Jika kandungan air tinggi pada kkKernel
akan mempengaruhi nilai penjualan, serta jika kadar air tinggi maka ALB juga
tinggi dan akan mudah berjamur dan berbau tengik.

14
8. Kernel Storage
Berfungsi untuk tempat penyimpanan Kernel produksi sebelum dikirim
keluar untuk dijual. Seorang Asisten Pengendali Proses di pabrik PT.Tunggal
Perkasa Plantation mengatakan bahwa ada hal yang harus diperhatikan di unit ini,
yaitu lakukan pembersihan sekali dalam 6 bulan, lakukan Kalibrasi stok Kernel
dengan meratakannya sebanyak satu kali dalam seminggu, serta hidupkan Blower
setiap hari agar Moisture tetap terjaga.

2.1.8 Water Treatment Plant


Di water treatment plant pada pabrik PT. Tunggal Perkasa Plantation diolah
dari air yang di peroleh dari waduk yang telah dibuat untik keperluan pabrik.
Parameter yang digunakan untuk air boiler yaitu:
pH : 10,5 – 11,5 Sulfit : 30-50 ppm SO3
Total Hardness: Trace Phosphate : 30-50 ppm PO4

Gambar 2.15 Water Treatment plant

2.3 Pengolahan Limbah


Pabrik PT. Tunggal Perkasa Plantation tidak membuang limbah cair dan
limbah padatnya ke lingkungan, akan tetapi mereka mengolah kembali limbah
cairnya untuk dijadikan pupuk kompos yang di peruntukan perkebunan sawit
mereka sendiri, dan limbah padatnya mereka pergunakan untuk bahan bakar
boiler.

Gambar 2.16 Limbah

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan industri ke PT.Tunggal Perkasa Plantation
dapat ditarik kesimpulan:
1. PT. Tunggal Perkasa Plantation dalam proses pengolahannya
menerapkan system FIFO (First In First Out).
2. PT. Tunggal Perkasa Plantation adalah anak cabang dari Astra Agro
Lestari Group.
3. PT. Tunggal Perkasa Plantation mengolah TBS menjadi 2 macam
produk yaitu crude palm oil (CPO) dan Kernel.
4. Pengolahan CPO melalui beberapa tahapan antara lain : penerimaan,
perebusan, penebahan, pengepressan dan pemurnian.
5. PT. Tunggal Perkasa Plantation adalah pabrik yang lebih banyak
mengolah buah inti atau buah hasil kebun sendiri

3.2 Kesan
1. Sambutan dari PT. Tunggal Perkasa Plantation sangat Ramah dan
Baik.
2. Dengan adanya kkunjungan industry ke PT. Tunggal Perkasa
Plantation, kami bisa mengetahui proses pengolahan TBS menjadi CPO
serta Kernel secara lansung, serta banyak menambah wawasan kami
dalam dunia industry.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pardamean, M. (2008). Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa


Sawit. Jakarta Selatan: PT. Agro Media Pustaka.

17

Anda mungkin juga menyukai