Ermawati
J1A119074
Visi Misi
1. Menjadikan perusahaan yang Menjadikan perusahaan crumb
berdedikasi tinggi dan terpercaya rubber terkemuka yang menyediakan
dengan komitmen yang kuat produk-produk berkualitas tinggi dan
terhadap pelestarian lingkungan bertanggung jawab terhadap mutu
2. Memiliki manajemen yang produk dan lingkungan.
memperhatikan kesejahteraan
karyawan
3. Meningkatkan nilai untuk pemegang
saham
Kegiatan Perusahaan
Kegiatan Kantor:
1. Human Resource / General Affair, bagian yang berkaitan secara langsung
dengan karyawan termasuk perekrutan calon pegawai.
2. Accounting, bagian yang menangani pengumpulan dan pengolahan data
perusahaan yang berkaitan dengan pembelian, pembayaran, pengeluaran, dan
pemasukan.
3. Ekspor, bagian yang bertugas dalam berkomunikasi, mempersiapkan dan
mengirimkan hasil produksi kepada pembeli (buyer).
4. Quality Contro l Quality Assurance, bagian yang berkaitan dengan pemeriksaan
baik buruknya kualitas mutu hasil produksi perusahaan.
Kegiatan Pabrik :
1. Pengadaan bahan baku
2. Produksi basah
3. Produksi kering
Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Hok Tong Jambi dalam
proses pengolaham karet remah (crumb rubber) adalah dengan bokar dengan jenis
slab atau cup lump. Adapun alur pembelian bahan baku yaitu sebagai berikut:
1. Penimbangan digital, dimana kendaraan yang membawa bahan olah karet
(bokar) ditimbang berupa berat kotor dari total berat truk dan bahan baku.
2. Proses penurunan (bongkar muat). Kegiatan ini dibantu dengan buruh bongkar
muat yang dibawa langsung oleh agen sekitar 4-5 orang.
3. Penaksiran, sortasi dan penimbangan manual. Bokar akan ditaksir oleh krani
untuk melihat kualitas bokar tersebut, kemudian bokar disortasi oleh CODE
dengan cara dibelah menjadi dua bagian. Penimbangan berat bersih bahan
baku menggunakan timabangan manual dengan mengatur batu timbangan
hingga timbangan balance.
4. Penyimpanan, bokar kemudian disimpan dan disusun sesuai partai agar
mempermudah dalam mengetahui hasil jumlah dari suatu partai atau agen.
Produksi Basah (Wet Process)
1. Pencacahan merupakan proses mengubah bahan olah karet (bokar) menjadi potongan-
potongan kecil berbentuk cacahan yang bertujuan untuk memisahkan bokor dengan
kotoran yang terkandung didalam bokar.
2. Peremahan dan penggilingan, merupakan proses mengubah cacahan menjadi
lembaran-lembaran selendang atau blanket sehingga menyebabkan kotoran-kotoran
didalam bokar menjadi terpisah. Proses ini bertujuan untuk menyatukan cacahan atau
remahan agar menyatu dan saling mengikat membentuk lembaran.
3. Penimbangan dan penjemuran, blanket karet yang telah jadi dengan ukuran ketebalan
8-11 mm kemudian digulung dengan alat trolley gulung yang kemudian ditimbang
ditempat penimbangan blanket. Selanjutnya menjemur gulungan blanket selama 7-14
hari untuk memperoleh karet dengan kadar kering sekitar 85-95%, hal ini bertujuan
untuk memperoleh mutu karet SIR (Standart Indonesian Rubber) yang baikk dan
sesuai.
Produksi Kering (Dry Process)
1. Proses uji blanket turun KGA (kamar gantung angin), apabila pengecekan
blanket tidak sesuai dengan spesifikasi maka akan dikembalikan ke produksi
basah untuk diproses ulang pada mesin penggilingan.
2. Penggilinggan dan peremahan, blanket yang telah kering kemudian dilakukan
penggilingan sebanyak 2 kali untuk mendapat blanket yang lebih homogen.
Selanjutnya dilakukan peremahan sehingga karet yang awalnya berbentuk
lembaran berubah menjadi remahan-remahan karet, remahan kemudian
dialirkan kedalam bak pencucian lalu ditransfer menggunakan pompa hisap
kearea cetakan. Cetakan yang telah penuh dimasukkan kedalam dryer dengan
suhu tertentu 100℃ − 120℃, karet yang sudah matang disebut cake.
3. Penimbangan dan press, cake kemudian ditimbang seberat 35 kg lalu
dimasukan kedalam mesin pengempa (press) untuk memperoleh karet yang
bermutu baik. Cake yang telah dikempa disebut bale/bandella.
4. Pemilihan kontaminasi dan penimbangan, pemilihan kontaminasi terdiri dari dua
tahap tampak atas dan tampak samping dengan menggunakan alat bantu tang
secara visual. Dalam pemilihan kontaminasi di tahap ini yang sangat
diperhatikan adalah tingkat white spot pada bandella. Setelah pengecekan
kontaminasi, bandella crumb rubber akan ditimbang kembali dengan ukuran
berat yang sama yaitu 35 kg.
5. Pengemasan dan scaning metal detector, bandella sebelum dikemas akan
dipotong bagian tengahnya untuk melihat ada atau tidaknya white spot di
bagian dalam. Bandella yang telah memenuhi standar akan dikemas dengan
plastik polyetilen untuk SIR (Standard Indonesia Rubber) yang tebalnya antara
0,01-0,03 mm. Selanjutnya bandella akan dilakukan scanning dengan
menggunakan metal detector yang berfungsi untuk mendeteksi kandungan
logam dalam crumb rubber yang siap disusun dalam peti.
6. Pengepakan dalam peti, pengepakan bandella dalam peti disusun berdasarkan
permintaan buyer. Setiap buyer memeliki susunan bandella yang berbeda dan
pemilihan penggunaan peti juga sesuai permintaan buyer.
Analisis Kualitas Mutu SIR 20
Terdiri dari :
Analisis Kadar Kotoran (DIRT)
Analisis Kadar Abu (ASH)
Mooney 71 73 73 73 73 -
Viskositas
Keterangan : Dirt: Kadar kotoran. Ash: Kadar abu. VM: Kadar zat menguap. PO:
Plastisitas awal. PRI: Plasticity Retention Index
Pembahasan
Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat diketahui hasil pengujian
analisa kadar kotoran, kadar abu, plastisitas awal, indeks
ketahanan plastisitas, kadar nitrogen dan viskositas mooney
sudah memenuhi standar mutu SNI SIR 20 dan tidak melewati
batas minimal dan maksimal. Namun pada hasil pengujian kadar
zat menguap didapatkan hasil analisis yang terlalu tinggi, Menurut
Pasaribu (2008) karet yang kurang kering akan menghasilkan zat
menguap yang tinggi, tetapi terlalu kering juga mempengaruhi
sifat fisik karet maka untuk suhu pengeringannya harus
disesuaikan dengan jenis bokar yang diolah. Kadar zat menguap
dipengaruhi oleh faktor kondisi pengeringan karet, bentuk dan
ukuran bokar, serta asal bokar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas SIR 20 di PT. Hok Tong Jambi adalah
sebagai berikut:
1. Bahan baku terdapat terdapat kontaminasi, upaya tindakan dalam pengendalian kualitas
yaitu pengecekan mutu bokar yang masuk oleh kepala dan asisten bagian pengadaan
bahan baku dan dinyatakan lolos dan dapat diproses.
2. Metode, kurangnya edukasi perihal intruksi kerja dan kurang koordinasi. Upaya tindakan
dalam pengendalian kualitas yaitu harus ada komunikasi antara pekerja satu dengan yang
lain agar bisa mengecek kondisi proses produksi, untuk mengarahkan pekerja dengan
kerja yang lebih baik.
3. Mesin, kurangnya perawatan, mesin sudah tua, dan mesin rusak. Upaya tindakan dalam
pengendalian kualitas ialah perlu melakukan perawatan mesin secara rutin atau terjadwal
untuk menghindari kerusakan mesin dan mengganti mesin yang sudah rusak.
4. Manusia sebagai salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam
berjalannya kegiatan produksi. Seperti tidak konsentrasi dalam bekerja karena kondisi
sekitar panas, pekerja kurang terampil dan kelelahan. Upaya tindakan dalam pengendalian
kualitas yaitu membuka ventilasi menjadi setengah terbuka sehingga suasana tempat
kerja tidak panas, memberikan pengarahan dan peringatan apabila pekerja melakukan
kesalahan dan perusahaan perlu evaluasi kenyamanan pada saat bekerja agar
konsentrasi pekerja semakin meningkat karena merasa semakin nyaman.
Masalah dan Solusi
Masalah:
1. Adanya whitespot dan kontaminasi logam pada SIR 20
2. Hasil analisis kadar zat menguap terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan mutu standar
SNI SIR
Solusi:
1. Proses pembersihan whitespot dengan menggunakan tang, pemeriksaan whitespot pada
bagian dalam dilakukan dengan pemotongan karet pada bagian tengah dengan interval
6 bale per kemasan palet. Proses pembersihan bale dari kontaminasi logam dilakukan
dengan cara memotong bale menjadi dua bagian kemudiaan melewatkannya ke alat
metal detector, bagian yang tidak lolos akan dipotong kembali dan dilewatkan kembali ke
alat metal detector.
2. Dilakukan pengalihan stok sesuai permintaan buyer (pelanggan). Namun jika tidak dapat
dilakukan pengalihan stok maka akan dilakukan produksi ulang, dengan cara karet
remah (crumb rubber) dimasak kembali kemudian dilakukan uji ulang untuk mendapat
hasil sesuai standar mutu SNI SIR atau sesuai permintaan buyer (pelanggan).
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi kualitas SIR 20 dan upaya pengendaliannya, adapun
faktornya yaitu bahan baku, metode, mesin dan manusia.
2. hasil pengujian analisa kadar kotoran, kadar abu, plastisitas awal, indeks ketahanan
plastisitas, kadar nitrogen dan viskositas mooney sudah memenuhi standar mutu
SNI SIR 20 dan tidak melewati batas minimal dan maksimal. Namun pada hasil
pengujian kadar zat menguap didapatkan hasil analisis yang terlalu tinggi.
Saran
1. Diperlukan adanya pengawasan bahan baku yang masuk, pada proses sortasi
diproduksi basah dan juga pada proses produksi kering agar kualitas mutu SIR tetap
terjaga.
2. Menambah jadwal pembersihan pada bak pencucian untuk menghindari kontaminasi
sehingga dihasilkan mutu SIR yang sesuai standar.
Thank You!