Sejarah Umum
Industri Susu Alam Murni merupakan suatu usaha industri minuman yang
dikelola untuk memproduksi susu olahan siap minum. Status kepemilikan saham
perusahaan ini adalah milik Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) atau
dengan kata lain perusahaan ini milik peternak sapi perah rakyat yang berdiri pada
tanggal 21 April 1983. GKSI didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan
kepada anggota, memaksimalkan keuntungan dan memperkuat ikatan baik sesama
anggotanya maupun dengan pihak lain seperti pihak swasta , BUMN , dan
pemerintah.
Tanggal 1 November 2002, GKSI MT Alam Murni Ujung Berung berubah
menjadi Perseroan Terbatas (PT). Akte pendirian pada tanggal 12 juli 2002. Dengan
adanya peralihan dari gabungan koperasi menjadi perusahaan perseorangan
menyebabkan tujuan perusahaan pun berubah. Perubahan yang terjadi dalam
perusahaan yang paling mendasar adalah manajemen perusahaan dengan harapan
dapat meningkatkan jumlah produksi dan kualitas produk.
Dalam rangka mengembangkan usahanya, mulai tahun 2004,PT.ISAM
bekerjasama dengan PT. New Zealand Milk Indonesia dalam menghasilkan produk
2
susu “Anlene”, pertengahan tahun 2006 diproduksi susu hasil kerjasama dengan
PT. Sari Husada dalam menghasilkan produk“Lactamil” , kemudian mulai
beroperasi kembali pada tahun 2008.
Mulai tahun 2008, PT. ISAM menjadi perusahaan maklon , yaitu perusahaan
yang menghasilkan produk untuk perusahaan lain. PT. ISAM bekerjasama dengan
PT. Danone Dairy Indonesia( Sejak Desember 2014 diakuisisi oleh PT. Indokuat
Sukses Makmur) untuk menghasilkan produk Milkuat LAB rasa Strawberry,
Blackcurrant dan orange, serta Milkuat Pouch rasa coklat dan strawberry cream.
Saat ini , unit produksi PT.ISAM mampu memproses 100 ton susu segar perhari
dan memproduksi susu UHT dalam bentuk pouch dan LAB. Selain untuk produk
maklon, PT ISAM juga memproduksi produk minuman mengandung susu segar
dengan brand milik PT ISAM sendiri.
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
PT.INDUSTRI SUSU ALAM MURNI
(Micro, Chemical, dan Sensory), Quality System Executive, Food Safety &
Hygienist Executive.
Engineering Manager betanggung jawab penuh terhadap kesiapan dan
pemeliharaan mesin serta perlengkapan dan kelancaran proses
produksi,departemen ini membawahi bidang workshop serta operator.
Finance Manager, HRD Manager, dan Purchasing Manager bertugas
membuat anggaran dan mencatat data-data keuangan perusahaan baik
penerimaan maupun pengeluaran. bertanggung jawab atas pengelolaan dan
peningkatan sumber daya manusia (karyawan) di perusahaan, perekrutan
karyawan baru, dan pemberian pelatihan bagi karyawan, serta bertugas
dalam mangatur untuk masalah pembelian yang meliputi order pembelian,
pengawasan penerimaan bahan baku, serta mengetahui posisi barang
terhadap masing-masing supplier.
7
PT. Industri Susu Alam Murni (ISAM) berlokasi di jalan Rumah Sakit No.
114 Pakemitan , Ujung Berung , Kota Bandung , Provinsi Jawa Barat. Aksesibilitas
PT.ISAM baik, karena perusahaan ini terletak di kawasan sentral industri di
Bandung.
Luas area PT. ISAM adalah 12,496 m2. Luas tersebut didirikan bangunan
yang memiliki luas sebesar 8,961 m2. Bangunan pabrik ini terdiri dari dua lantai.
Lantai pertama dipergunakan untuk penerimaan, ruang produksi, ruang
laboratorium ( Quality Control) , ruang produksi, ruang penyimpanan dan gudang,
ruang mekanik, ruang pengolahan air, tempat pengolahan air, tempat pengolahan
limbah dan pos jaga terpisah dari bagian bangunan utama. Lantai kedua
dipergunakan untuk ruangan meeting,ruangan training, dan musholla.
Bangunan ini memiliki beberapa area yaitu, area storage tank, area mixing,
area filling ,area AT, dan UCT, area pasteurisasi dan area packing. Di bagian
ini juga terdapat unit penerimaan susu, unit laboratorium ,unit proses
pendinginan, unit homogenisasi,serta unit penyimpanan produk dan bahan
baku .Lantai dua terdapat musholla, ruang training,dan ruang meeting.
3. Bagian Penunjang
Penunjang bangunan ini terdiri dari ruang instalasi pembuatan air dingin,
boiler, ruang pembangkit tenaga listrik cadangan,ruang bengkel,ruang
pengolahan air Reverse Osmosis (RO) atau water treatment, unit
penanganan limbah serta gudang untuk suku cadang.
4. Kantor staff
Kantor staff terdiri dari dua lantai.
9
Produk di atas merupakan susu jenis LAB yang diproduksi oleh PT Industri
Susu Alam Murni untuk PT Indokuat Sukses Makmur dan statusnya sudah release
karena sudah lolos pengujian di lab Quality Control dan sudah memenuhi standar
SNI 01-3141-1998 untuk susu segar. Perusahaan memproduksi dua macam varian
rasa yaitu rasa orange dan stroberi yang dikemas pada keamasan LAB (Liquid
Acidified Beverage) sebanyak 70 ml.
10
Produk di atas merupakan susu jenis kemasan pouch yang diproduksi oleh
PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) untuk PT Indokuat Sukses Makmur . Produk
yang dipasarkan statusnya sudah release karena sudah lolos pengujian di lab
Quality Control dan sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Perusahaan
memproduksi 2 macam varian rasa yaitu coklat dan stroberi yang dikemas pada
kemasan plastik yang berlapiskan alufo yang sudah disterilisasi dengan
menggunakan H2O2. Isi kemasan ini sebanyak 50 ml.
11
Ketenagakerjaan
diolah sedemikian rupa sehingga memiliki berbagai jenis variasi baik dalam segi
rasa dan kandungan nutrisinya (Kautsar 2014).Namun, mikroba pathogen dapat
tumbuh dengan baik di dalam susu sehingga kualitas susu menjadi mudah
rusak.Dengan adanya proses pengolahan yang tepat akan mengurangi jumlah
mikroorganisme dan memperpanjang waktu simpan susu.
Minuman susu asam adalah produk susu yang diperoleh dari susu segar atau
susu pasteurisasi atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diasamkan,
dengan atau tanpa penambahan mikroba, vitamin dan bahan lainnya (BPOM RI,
2009). PT Industri Susu Alam Murni merupakan salah satu industri pengolah susu
di Bandung yang memproduksi susu asam. Salah Produk susu asam di PT.ISAM,
yaitu alam murni yang dikemas pada kemasan botol atau disebut LAB (Liquid
Acidified Beverages) sebanyak 70 ml.
Proses produksi minuman susu asam melibatkan berbagai macam unit
proses, salah satunya adalah unit proses termal. Proses termal dalam suatu
pengolahan pangan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan produk pangan
dengan membunuh mikroba pembusuk dan mikroba patogen. Proses termal yang
tidak tepat dapat merusak komponen gizi dan menurunkan mutu sensori produk,
sehingga proses termal sangat penting terhadap kualitas akhir produk. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk mempelajari proses kecukupan panas pada susu
pasteurisasi di PT.ISAM Bandung.
Proses termal dalam suatu pengolahan pangan yaitu upaya yang bertujuan
untuk memperpanjang keawetan produk pangan dengan membunuh mikroba
pembusuk dan patogen, memperbaiki mutu sensori, melunakkan produk,
meningkatkan daya cerna protein dan karbohidrat, dan menghancurkan komponen-
komponen yang tidak diperlukan. Proses termal yang berlebihan dapat merusak
komponen gizi dan menurunkan mutu sensori produk(Yuswita 2014). Jenis proses
termal secara garis besar yang pertama yaitu, penggunaan uap air dengan air panas
seperti,pemasakan ,blansir, Pasteurisasi , Sterilisasi, Evaporasi,dan Ekstruksi.
Kedua , Penggunaan udara panas seperti pemanggangan, penyangraian, dan
pengeringan. Ketiga , proses termal dengan menggunakan minyak panas,dan yang
keempat ,proses termal dengan menggunakan sinar radiasi. Pasteurisasi merupakan
perlakuan panas di bawah titik didih air atau di bawah suhu sterilisasi
13
Tujuan
Susu yang diasamkan merupakan susu yang ditambahkan berbagai jenis asam
seperti asam asetat, asam adipat, asam sitrat, asam fumarat, asam glukono delta
lakton, asam hidroklorat, asam laktat, asam malat, asam fosfat, asam suksinat, dan
asam tartarat (BPOM RI, 2009). Bahan bakunya berasal dari susu segar ataupun
susu pasteurisasi. PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) memproduksi susu asam
dengan bahan baku tambahan dan bahan pengemas.
Susu
Susu sapi segar yang berkualitas tinggi yang dipasok di koperasi susu di
Jawa Barat.Kualitas susu yang dipesan harus memenuhi standar mutu dan melewati
pengujian oleh departemen Quality Control (QC) yang dilakukan saat bahan baku
datang. Bahan baku tersebut disimpan dengan baik dan benar untuk mencegah
kerusakan dan kontaminasi. Seluruh bahan baku tambahan yang digunakan dalam
pembuatan produk diperoleh dari pusat sehingga dalam penanganannya dapat
menjamin keamanan dan mutu. Pengawasan mutu yang pada material datang adalah
pengecekan secara fisik dan bahan baku memiliki Certificate of Analisys.
Air
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup
di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air (Widiyanti 2004).
Air pun turut berperan penting dalam bahan makanan dan minuman karena air
mempengaruhi cita rasa, penampakan, dan tekstur. PT Industri Susu Alam Murni
Bandung menggunakan air yang berasal dari pegunungan Manglayang dan air
sumur yang telah melewati proses water treatment yaitu Reverse Osmosis.
Selanjutnya , air diolah melewati berbagai proses filtrasi sebelum di alirkan ke
seluruh bagian PT ISAM meliputi ruang dan alat produksi serta office..Air yang
15
Pengasaman pada pangan adalah suatu zat kimia untuk membuat pangan
menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan pangan. Pengatur keasaman
mungkin ditambahkan langsung kedalam pangan, tetapi seringkali terdapat didalam
Asidulan merupakan senyawa kimia yang bersifat asam yang ditambahkan pada
proses pengolahan makanan dengan berbagai tujuan (Cahyadi 2006). Pada
pengolahan susu asam penambahan asidulan sangat penting untuk mempertahankan
drajat keasaman dan juga dapat mengintensifkan rasa-rasa lain. Asidulan yang
digunakan di PT Industri Susu Alam Murni yaitu asam nitrat dan natrium sitrat
tujuan dari penggunaan asidulan yaitu sebagai penambah rasa asam, dan menutupi
after taste yang tidak disukai.
Penstabil
Penstabil yaitu suatu zat untuk mempertahankan stabilitas emulsi,
mencegah pembentukan kristal es yang besar, menurunkan kecepatan meleleh serta
memperbaiki tekstur, dengan adanya bahan penstabil menjadikan pangan lebih
halus dan lembut (Istiqomah 2017).Penstabil mempunyai tujuan untuk memisahkan
lemak susu dan air agar tidak bercampur.
Konsentrat buah
Konsentrat adalah produk hasil dari pengentalan sari buah hingga
mencapai konsistensi yang kental (Kadarsiman et all, 2010). Konsentrat buah
yang digunakan berbentuk puree. Puree mempunyai warna dan aroma yang
menarik. Puree berasal dari buah yang sudah matang kemudian dikupas dan
dihancurkan menjadi bubur atau pasta. Puree tidak ada tambahan air seperti
halnya jus. Bubur buah ini selanjutnya disimpan beku (Santo, 2015). PT Industri
Susu Alam Murni menggunakan konsentrat buah Strawberry,Jeruk,dan
Blackcurrent yang befungsi untuk meningkatkan daya tarik pangan,
17
memberikan tiruan aroma dan rasa yang khas dari suatu jenis bahan,
menstandarisasi flavor produk akhir dan menguatkan flavor awal yang lemah.
Bahan Pengemasan
Pengemasan pada produk susu terdiri dari kemasan primer dan kemasa
sekunder.Pengemas berfungsi untuk membatasi bahan pangan dengan
lingkungan dan untuk mencegah atau menunda proses kerusakan sehingga
produk mempunyai daya tahan lebih lama untuk dikonsumsi ( Nur 2009).
Menurut definisinya kemasan primer yaitu kemasan yang langsung bersentuhan
dengan produk yang di bungkusnya. Sedangkan kemasan sekunder yaitu
kemasan yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi
membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan prime (Noviadji
2014). PT Industri Susu Alam Murni menggunakan botol HDPE (High Density
Poly Ethylene) sebagai kemasan primer yang bertujuan untuk melindung produk
dari kontaminasi eksternal. Botol HDPE yang digunakan untuk mengemas susu
asaam memiliki kemampuan bertahan terhadap suhu tinggi sebesar 121
°C,memiliki warna keruh sampai putih atau tidak transparan,bertekstur
kaku,dan mampu untuk menampung susu LAB sebanyak 130 ml. HDPE ditutup
menggunakan tutup aluminuim foil berwarna merah dan pada bagian outernya
diberi coding. Sedangkan untuk kemasan sekunder PT Industri Susu Alam
Murni menggunakan kardus yang terdiri dari tiga lapis kertas yaitu outer,
fluet,dan inner. Outer yaitu bagian terluar kadus yang sudah di cetak sesuai
desain. Inner merupakan bagian terdalam yang langsung berhubungan dengan
produk atau disebut dengan kemasan primer. Flute merupakan lapisan yang
berada diantara outer dan inner . fungsinya yaitu untuk menjaga produk dari
tekanan dan goncangan.
18
Keterangan Bulan
Produk hasil UCT dialirkan ke dalam mesin filling yang dilengkapi dengan 32
pasang nozzle untuk mengisi produk ke dalam botol dengan volume sebesar 130
ML untuk minuman susu asam. Mesin filing tersebut mampu menghasilkan 348
22
botol/menit dan dilengkapi dengan Vacum pump yang berfungsi untuk sensor botol
produk untuk mencapai volume yang ditentukan. Setelah proses filing dilakukan,
produk masuk ke dalam mesin capping dan selanjutnya berjalan dengan bantuan
conveyor.
Pasteurisasi (Pasto Tunnel 2)
Proses pasteurisasi menggunakan tunnel dua dilakukan setelah dilakukan
proses capping dan coding. Tujuan dilakukan pasteurisasi kembali yaitu untuk
membunuh mikroba pathogen yang mungkin tumbuh di kemasan maupun di dalam
produk. Pasto memiliki tujuh zona dengan suhu yang berbeda-beda. Suhu pada zona
pre-heating yaitu sebesar 35.9±1°C sementara pre-heating dua sebesar 33.3±1°C.
zona selanjutnya yaitu zona pre-heating tiga dengan suhu sebesar 100±°C.
Kemudian terdapat zona precooling dengan suhu sebesar 40±1°C sementara pada
zona cooling suhunya sebesar 60±1°C. Waktu yang digunakan alat pasto yaitu 10-
15 menit. Pengujian QC dilakukan setiap 30 menit sekali untuk finished goods.
Sleeving, Cartoning, Paleting, dan Gudang
Proses sleeving yaitu proses pembungkusan produk dengan menggunakan
label plastic pada mesin sleeving tujuannya yaitu untuk memudahkan konsumen
mengenali produk yang sudah dibuat. Hard goods atau Label Dessing yaitu alat
yang digunakan untuk proses sleeving, sedangkan shrink tunnel yaitu alat yang
befungsi untuk merapihkan label yang sudah dipasang agar sesuai dengan bentuk
botol minuman. Cartoning yaitu suatu proses untuk menyusun produk ke dalam
karton ataupun kardus. Dalam satu karton terdapat 32 pcs susu LAB. Paleting yaitu
proses penyusunan karton ataupun kardus ke atas palet. Palet berfungsi untuk
menumpuk muatan supaya dapat diangkat. Dalam 1 palet LAB terdapat 135 buah
karton. Palet yang sudah disusun akan disimpan ke dalam gudang.
23
Boiler adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap panas dan
juga berfungsi sebagai medium panas. Air yang akan dipanaskan harus diatur
suhunya dengan cara memutar alat pengatur suhu. PT Industri Susu Alam Murni
menggunakan metode batch pada suhu 92-94 oC dengan waktu selama 18-22 menit.
Pada Zona terdapat Zona coldest point dengan suhu minimal sebesar 86 oC.
Tref atau disebut juga suhu referensi yaitu suhu standar yang digunakan
pada proses termal untuk menginaktivasi miikroorganisme target. Suhu standar
yang digunakan untuk proses pasteurisasi mikroorgansime target C.botulinum
adalah sebesar 250°F(121,1°C), sedangkan suhu standar yang digunakan untuk
proses pasteurisasi mikroorganisme target B.subtilis yaitu sebesar
27
Setiap mikroba mempunyai sifat ketahanan panas pada suhu tertentu yang
berbeda-beda. Karakteristik ketahanan panas dinyatakan dengan nilai D dan
nilai Z. Nilai D adalah waktu yang diperlukan untuk mereduksi mikroba sebesar
satu siklus log pada suhu tertentu. Nilai Z adalah perubahan suhu yang
menyebabkan reduksi mikroba sebesar satu nilai D (Hidayat 2009). Waktu
pemanasan pada nilai D akan menyebabkan pengurangan populasi mikroba dari
10000 menjadi 1000, hal tersebut berarti dapat memusnahkan 90% populasi atau
menurunkan jumlah bakteri sebanyak 1 siklus logaritma. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai D yaitu suhu pemanasan,dimana semakin tinggi suhu
pemanasan ,maka nilai D akan semakin kecil dan secara logaritmik nilainya
akan menurun. Konstanta yang menunjukan pengaruh suhu terhadap perubahan
nilai D dapat dinyatakan dengan nilai Z,yaitu perbedaan suhu pemanasan yang
menyebabkan terjadinya perubahan nilai D sebesar 1 desimal (1 siklus log).
Sebagai contoh, nilai Z bakteri Clostridium botulinum adalah 10oC, artinya
dengan menaikkan suhu sebesar 10oC maka nilai D bakteri itu akan berkurang
sebesar 90%-nya atau 1 siklus logaritma (Hariyadi, 2006).
28
Laju penurunan jumlah mikroba oleh panas hingga level yang aman mengikuti
orde 1 atau menurun secara logaritmik. Secara matematis penurunan jumlah
mikroba atau siklus logaritma penurunan mikroba (S) dinyatakan dengan
persamaan berikut:
No
S=log
Nt
dimana Nt adalah jumlah populasi mikroba setelah proses termal t menit dan No
adalah jumlah populasi mikroba sebelum proses termal (Kusnandar et al., 2006).
Berdasarkan kondisi standar yang digunakan, diketahui bahwa jumlah siklus
logaritmik (S) untuk proses sterilisasi dan proses pasteurisasi secara berurutan
adalah 12 dan 5. Hal ini berarti bahwa telah terjadi pengurangan sebanyak 12
desimal atau sebesar 12 siklus logaritma pada proses sterilisasi dan terjadi
pengurangan sebanyak 5 desimal atau sebesar 5 siklus logaritma pada proses
pasteurisasi. Karena untuk melakukan pengurangan sebanyak 1 desimal (1
siklus logaritma) diperlukan waktu sebesar D (untuk suhu tertentu), maka proses
untuk menghasilkan log (No/Nt) = 12 dan log (No/Nt) = 5 tersebut sama dengan
12D (12 siklus logaritma) dan 5D (5 siklus logaritma). Pasteurisasi banyak
menerapkan konsep 5D.karena target mikroba yang dibunuh lebih rendah
dibanding pada produk yang disterilisasi komersial. Dalam konsep 5D
diterapkan 5 siklus logaritma, yang artinya telah terjadi pengurangan sebanyak
5 desimal atau pembunuhan mikroba mencapai 99,999%. Dengan kata lain
pemanasan pada suhu dan waktu tertentu telah menginaktivasi mikroorganisme
berbahaya sebanyak 5 desimal atau peluang terjadinya kebusukan makanan
dalam produk adalah sebesar 10-5.
T Tref Z Holding F
Tanggal
Batch Pasteurisasi (°F) (°F) Time =LR
Produksi LR Rekomendasi
(°F) (menit) xt
Proses
2.31
07/11/2019 Kanan satu 193.69 250 50 0.07481 31 pasteurisasi
9
mencukupi
Proses
2.17
07/11/2019 Kanan dua 193.71 250 50 0.07498 29 pasteurisasi
4
mencukupi
Proses
2.10
07/11/2019 Kiri 194.57 250 50 0.07798 27 pasteurisasi
5
mencukupi
30
Efek letalitas proses yang dilakukan pada suhu yang berbeda akan menyebabkan
dampak yang berbeda pula. Efek letalitas pada suhu tertentu dibandingkan
dengan suhu standar disebut nilai LR (Lethal Rate) (Khusnayaini 2011).
𝑇−𝑇𝑟𝑒𝑓 193,710−250
LR= 10 = 10 = 0,07498
𝑧 50
𝑇−𝑇𝑟𝑒𝑓 194,578−250
LR= 10 = 10 = 0,07798
𝑧 50
telah mencukupi. Proses termal dikatakan mencukupi berarti proses termal yang
dirancang menjamin inaktivasi mikroba target (C. botulinum)
T
Holding F
Tanggal Pasteu
Batch Tref Z(°F) Time =LR*
Produksi risasi LR Rekomendasi
(°F) (menit) t
(°F)
Proses
Kanan pasteurisasi
07/11/2019 193.69 248 68 0.15922 31 4.935
I tidak
mencukupi
Proses
Kanan pasteurisasi
07/11/2019 193.71 248 68 0.15922 29 4.617
II tidak
mencukupi
Proses
pasteurisasi
07/11/2019 Kiri 194.57 248 68 0.16405 27 4.429
tidak
mencukupi
𝑇−𝑇𝑟𝑒𝑓 193,694−248
LR= 10 = 10 = 0,15922
𝑧 68
𝑇−𝑇𝑟𝑒𝑓 193,710−248
LR= 10 = 10 = 0,15922
𝑧 68
𝑇−𝑇𝑟𝑒𝑓 194,578−248
LR= 10 = 10 = 0,16405
𝑧 68
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Santoso D, Najib M. 2015. Brand equity susu cair UHT dan pengaruhya pada
purchase intention. (diakses pada 31 Juli 2015).
Taibong Industri Inc. 2013. Plate Heat Exchanger. Available at
http://taibong.com/index_en.html (diakses pada 31 Juli 2015).
Tatang Hidayat.2009. OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA
PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU
SANTAN YANG DIHASILKAN.J.Pascapanen 6(1):34-42.