Anda di halaman 1dari 21

JURNAL PRAKTIKUM UJI VIABILITAS SEL KHAMIR DAN

UJI AKTIVITAS RAGI

Muhammad Ibnu Salim


Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 752, Cipadung Kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat
40614
e-mail : ibnusalim260@gmail.com

ABSTRAK

Khamir merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan melakukan fermentasi, sehingga


banyak dimanfaatkan dalam bidang industri, salah satunya dalam proses pembuatan roti. Roti
menjadi sumber karbohidrat alternatif yang cukup digemari di kalangan masyarakat Indonesia.
Roti dalam proses pembuatannya tidak lepas dari peranan khamir sebagai bahan utama dan telah
digunakan sejak lama. Ragi yang saat ini digunakan dalam industri roti sebagian besar didatangkan
dari luar negeri seperti Kanada (fermipan). Peneliti di Indonesia lebih banyak meneliti kemampuan
khamir dalam memproduksi bioetanol dibandingkan sebagai agen pengembang roti. Padahal
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki tingkat diversitas khamir yang tinggi. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui uji viabilitas khamir dan aktivitas ragi. Dari hasil
pengamatan praktikum ini mendapatkan bahwa adonan roti menggunakan ragi pasar dan fermipan
sama-sama menyebabkan pengembangan adonan sebesar 0,5 cm sehingga didapatkan tinggi
adonan roti adalah 7 cm.

Kata Kunci : Ragi, roti, fermentasi.

ABSTRACT

Yeast is a microorganism that has the ability to fermentation, so it is widely used in the industrial
sector, one of which is in bread making process. Bread is an alternative source of carbohydrates
that is quite popular among the people of Indonesia. Bread in the manufacturing process cannot be
separated from the role of yeast as the main ingredient and has been used for a long time. The yeast
currently used in the bakery industry is mostly imported from abroad such as Canada (fermipan).
Researchers in Indonesia have studied more about the ability of yeast to produce bioethanol than
as an agent for bread development. Whereas Indonesia is known as a country that has a high level
of yeast diversity. The purpose of this practicum is to determine the viability test of yeast and yeast
activity. From the results of this practical observation, it was found that bread dough using market
yeast and fermipan both caused the dough to expand by 0.5 cm so that the bread dough height was
7 cm.
Keywords: Yeast, bread, fermentation

PENDAHULUAN dengan baik pada lingkungan pH netral atau


sedikit asam. Suhu optimal pertumbuhan
Latar Belakang khamir bervariasi antar spesies (Skou, 2013)..
Khamir adalah mikroorganisme Khamir termasuk fungi, tetapi
eukariot yang diklasifikasikan dalam dibedakan dari kapang karena bentuknya
kingdom fungi. dengan 1.500 species yang yang terutama uniseluler. Reproduksi
telah dapat dideskripsikan, (diperkirakan 1% vegetatif pada khamir terutama dengan cara
dari seluruh spesies fungi). Khamir pertunasan/budding Sebagai sel tunggal,
merupakan mikroorganisme uniseluler, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih
meskipun beberapa spesies dapat menjadi cepat dibandingkan dengan kapang yang
multiseluler melalui pembentukan benang tumbuh dengan pembentukan filamen.
dari sel-sel budding tersambung yang dikenal Khamir juga lebih efektif dalam memecah
sebagai hifa semu (pseudohyphae), seperti komponen kimia dibandingkan dengan
yang terlihat pada sebagian besar kapang. kapang karena mempunyai perbandingan
Ukuran kapang bervariasi tergantung spesies, luas permukaan dengan volume yang lebih
umumnya memiliki diameter 3-4 um,namun besar. Khamir juga berbeda dari ganggang
beberapa jenis khamir dapat mencapai karena tidak dapat melakukan proses
ukuran lebih 40 um. Sebagian besar khamir fotosintesis, dan berbeda dari protozoa
bereproduksi secara aseksual dengan mitosis, karena mempunyai dinding sel yang kuat.
dan dengan pembelahan sel asimetris yang Kharnir mudah dibedakan dari bakteri karena
disebut budding (Dwidjoseputro, 2012). ukurannya yang lebih besar dan
Khamir merupakan morfologinya yang berbeda dengan bakteri.
chemoorganotroph karena menggunakan Khamir adalah fungi uniseluler yang bersifat
senyawa organik sebagai sumber energi dan mikroskopik. Sel khamir mempunyai ukuran
tidak membutuhkan cahaya matahari untuk yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5
pertumbuhannya. Sebagian besar karbon mikrometer sampai 20 mikrometer, dan lebar
didapat dari gula heksosa seperti glukosa dan 1-10 mikrometer. Bentuk sel khamir
fruktosa, atau disakarida seperti sukrosa dan bermacam-macam yaitu bulat, oval, silinder
maltosa. Beberapa spesies dapat atau batang, segitiga melengkung, berbentuk
memetabolisme gula pentosa seperti ribosa, botol, bentuk apikulat atau lemon,
alkohol, dan asam organik. Spesies khamir membentuk pseudomiselium dan sebagainya.
ada yang membutuhkan oksigen untuk Khamir tumbuh paling baik pada kondisi
respirasi seluler aerobik (aerob obligat) atau dengan persediaan air cukup, karena khamir
anaerobik, namun juga dapat menghasilkan dapat tumbuh pada medium dengan
energi secara aerobik (anaerob fakultatif). konsentrasi solut (gula atau garam) lebih
Tidak seperti bakteri, belum ada spesies tinggi daripada bakteri, dapat disimpulkan
khamir yang hanya dapat tumbuh secara bahwa khamir membutuhkan air untuk
anacrob (anaerob obligat). Khamir tumbuh
pertumbuhan lebih kecil dibandingkan metabolismenya dari jalur fermentatif
kebanyakan bakteri (Fardiaz, 2013). menjadi oksidatif (respirasi). Kedua sistem
tersebut menghasilkan energi, meskipun
Keasaman dan suhu yang layak energi yang dihasilkan melalui respirasi lebih
adalah penting bagi pertumbuhan dan tinggi dibandingkan dengan melalui
aktivitas khamir. Adapun pH yang disukai fermentasi (Desroiser, 2013).
antara 4-4,5. Pada keadaan alkalis tidak dapat
tumbuh dengan baik. sedangkan keadaan Ragi roti merupakan khamir bersel
yang aerobik sangat disukai (Winarno, 2013). tunggal Saccharomyces cerevisiae dimana
Kisaran suhu untuk pertumbuhan terdapat sejumlah enzim di dalam cairan sel
kebanyakan khamir pada umumnya hampir ragi salah satunya adalah enzim invertase dan
sama dengan kapang yaitu dengan suhu enzim zimase. Enzim invertase yang
optimum 25-30°C dan suhu maksimum 35- berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi
47°C. Beberapa khamir dapat tumbuh pada monosakarida (glukosa dan fruktosa) serta
suhu 0°C atau kurang. Pertumbuhannya yang enzim zimase yang mengubah monosakarida
lambat dan kesanggupannya untuk bersaing tersebut menjadi alkohol pada proses
kurang, khamir sering tumbuh pada fermentasi (Pelczar, 2013).
lingkungan yang kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri, lingkungan tersebut Tujuan Praktikum
antara lain pH rendah, kelembaban rendah, Praktikum ini bertujuan untuk
kadar gula dan garam yang tinggi, suhu mengetahui cara pengujian viabilitas khamir
penyimpanan rendah, radiasi pada makanan dab uji aktivitas ragi dengan baik dan benar.
dan adanya antibiotika. Secara umum gula
merupakan sumber energi yang paling baik, Prinsip Praktikum
hanya untuk jenis khamir oksidatif dapat
Pengamatan menggunakan
menggunakan asam-asam organik dan
mikroskop untuk membedakan antara sel
alkohol. Khamir mampu menggunakari
khamir yang mati dan hidup, yang ditandai
berbagai macam sumber nitrogen. Sebagai
dengan warna bening, untuk sel khamir yang
sumber nitrogen untuk sintesis protein,
hidup, sedangkan sel khamir yang mati akan
kebanyakan khamir dapat menggunakan ion
ditandai dengan warna biru.
nitrat dan nitrit (Buckle, 2013).
METODELOGI
Khamir yang digunakan dalam
pembuatan roti dan bir merupakan spesies Alat dan Bahan
Saccharomyces yang bersifat fermentatif
kuat. Tetapi dengan adanya oksigen. S. Alat yang digunakan dalam
cerevisiae juga dapat melakukan respirasi praktikum kali ini terdiri atas wadah, mixer,
yaitu mengoksidasi gula menjadi timbangan, spatula loyang, oven, wajan,
karbondioksida dan air. Oleh karena itu, nampan, dan kuas.
tergantung dari kondisi pertumbuhan, S.
Bahan yang digunakan dalam
cerevisiae dapat mengubah sistem
praktikum kali ini terdiri atas terigu, gula,
susu bubuk, ragi, telur, susu cair, air es, kering (kecuali garam) hingga
mentega, garam, minyak goreng, selai meratamasukkan telur secara perlahan
strawberry, selai coklat, choco chip, ceres, sembari diaduk setelah merata kemudian
dan keju. ditambahkan susu cair sembari diaduk
setelah merata tambahkan air es sedikit demi
Pengujian Viabilitas Khamir dan Uji sedikit higga setengah kalis kemudian
Aktivitas Ragi tambahkan mentega dan kemudian garam
Disiapkan air hangat dan air es serta 6 sembari diaduk hingga kalis.
tabung lalu tambahkan khamir pada tabung 1 Kemudian dilakukan reting selama 15
tambahkan 0,5 sdt gula pasir dan 2 sdt air, menit dan di rounding, kemudian dilakukan
kocok, simpan di air hangat; tabung 2 resting lagi selama 5 menit dan dkempeskan
tambahkan 0,5 sdt gula pasir dan 2 sdt air, kembali kemudian dilakukan filling
kocok, simpan di air es; tabung 3 tambahkan selanjutnya dilakukan proofing dan diolesi
0,5 sdt gula pasir dan 2 sdt air mendidih, telur yang di sudah dicampurkan dengan air
kocok, simpan di air; tabung 4 tambahkan kemudian dilakukan proses baking selama 8
dan 2 sdt air, kocok, simpan di air hangat; menit pada suhu 180 C dan diolesi mentega
tabung 5 tambahkan 0,5 sdt gula pasir, kocok, setelah proses pembakaran.
simpan di air hangat; tabung 6 tambahkan 0,5
sdt gula pasir, 0,5 sdt garam, dan 2 sdt air,
kocok, simpan di air hangat. Kemudian tutup
tabung reaksi dengan balon/sarung tangan
karet, biarkan 15 menit dan amati
perkembangan pada balon/satung tangan,
diskusikan hasilnya.

Isolat khamir sebanyak 1 gram


dilarutkan dalam 10 ml aquadest. Kemudian,
campuran tersebut dihomogenkan. Lalu
isolat yang telah larut diambil sebanyak satu
ose dan diletakan diatas objek glass.
Selanjutnya, diberi pewarna methylen blue
sebanyak dan diamati menggunakan
mikroskop. Karakteristik sel hidup yang
dapat dihitung terlihat warna bening pada
mikroskop, sedangkan untuk sel yang sudah
mati terlihat warna biru.

Pembuatan Roti

Pertama-tama disiapkan alat dan


bahan, kemudian campurkan semua bahan
Pembuatan Donat

Pertama-tama disiapkan alat dan


bahan, kemudian campurkan semua bahan
kering (kecuali garam) hingga
meratamasukkan telur secara perlahan
sembari diaduk setelah merata kemudian
ditambahkan susu cair sembari diaduk
setelah merata tambahkan air es sedikit demi
sedikit higga setengah kalis kemudian
tambahkan mentega dan kemudian garam
sembari diaduk hingga kalis.

Kemudian dilakukan reting selama 15


menit dan di rounding, kemudian dilakukan
resting lagi selama 5 menit dan dikempeskan
dan langsung dicetak selanjutnya dilakukan
proofing dan dilakukan pengggorengan, lalu
biarkan hingga donat dingin dan diberi
topping.
HASIL DAN PEMBAHASAN berwarna karena sel masih memiliki
viabilitas sel yang baik sehingga membran
Hasil luar selnya dapat mengatur keluar masuknya
Hasil praktikum kali ini dapat dilihat zat. Sel khamir yang masih hidup dapat
pada gambar 1, dibawah ini. menahan zat methylen blue sehingga sel tetap
tidak berwarna. Setelah itu, hitung
banyaknya sel hidup dan sel yang mati pada
ragi tersebut. Hasil pengamatannya dapat
dilihat pada gambar 2 di bawah ini

Gambar 1. Hasil Pengujian Viabilitas Sel


Khamir dan Ragi
Gambar 2. Pengamatan sel khamir dengan
pewarnaan methylen blue menggunakan
Adapun hasil uji viabilitas sel khamir mikrosop perbesaran 400x. (a) sel hidup;
yang didapatkan pada jurnal UJI (b) sel mati.
KEMAMPUAN ISOLAT KHAMIR
ENDOFIT Hanseniaspora opuntiae DAN
Candida akabanensis HASIL ISOLASI
DARI NIRA TEBU SEBAGAI
PENGEMBANG ROTI, karya Pati Pembahasan
Indriani, Ulfa Utami, Ahmad Barizi
Praktikum teknologi fermentasi kali
Sel yang sudah mati ditandai dengan ini adalah tentang teknologi fermentasi roti.
adanya warna biru dan sel yang masih hidup Uji yang dilakukan adalah pengujian
ditandai dengan tidak adanya wama yang viabilitas sel khamir serta uji aktivitas ragi.
timbul ketika diamati dengan mikroskop. Sel Ragi roti merupakan hasil proses fermentasi
khamir yang sudah mati menandakan bahwa dimana produk utama yang diinginkannya
viabilitas sel khamir tersebut sudah rusak. berupa biomassa sel. Teknologi fermentasi
Jika viabilitas sel rusak, membrane luar sel untuk menghasilkan ragi roti ini telah
tidak dapat menahan cairan yang keluar berkembang sangat pesat, sehingga ragi roti
masuk sel. Hal ini menyebabkan warna biru yang dihasilkan dapat disimpan bebulan-
dari methylen blue masuk ke dalam sel dan bulan dengan keaktifan tetap tinggi.
sel terlihat biru. Sel hidup terlihat tidak
Ragi merupakan hasil fermentasi dan tabung isolat, kemudian kocok sampai
digunakan untuk pembuatan produk terbentuk suspensi. Masukkan suspensi S.
fermentasi, sehingga ragi merupakan sediaan cerevisiae ke dalam 100 ml media fermentasi
mikroorganisme hidup yang diperlukan yang telah disterilisasi. Media fermentasi
dalam proses fermentasi atau peragian tersebut terbuat dari 30 gram molase, 5 gram
produk pangan. Mikroba utama dalam ragi (NH4)2SO. 2 gram KH PO,, 0.2 gram
roti adalah jenis khamir Saccharomyces MgSO4.7H-O dan 0.2 gram ZnSO4 yang
cerevisiae. Sel-sel khamir ini memiliki sifat- telah diatur tingkat keasamannya dengan
sifat fisiologis yang sangat stabil, sangat aktif menambahkan asam tartat hingga mencapai
memecah gula, terdispersi dalam air, pH 4. Setelah menambahkan suspensi ke
mempunyai daya tahan simpan yang lama, dalam media fermentasi, larutan dishaker
dan tumbuh sangat cepat. Ragi roti dengan kecepatan 100 rpm kemudian larutan
merupakan jasad renik sejenis jamur yang di inkubasi selama 2 hari.
berkembang biak dengan sangat cepat dan
menghasilkan fermentasi yang mampu Setelah penginkubasian, saring
mengubah pati dan gula menjadi karbon larutan tersebut menggunakan kertas saring
dioksida dan alkohol. dan cuci dengan aquades steril hingga jernih.
Sel khamir yang didapat dari penyaringan
Mikroorganisme dalam ragi atau dicampurkan dengan tepung kecambah
khamir Saccharomyces cerevisiae tersebut kedelai dengan perbandingan 1:1, kemudian
diupayakan tetap hidup walaupun disimpan aduk hingga tercampur rata. Campuran
lama sehingga saat digunakan tersebut dikeringkan pada suhu 40°C hingga
mikroorganismenya dapat hidup dan kadar air yang terkandung kurang lebih 8%.
memfermentasikan bahan pangan, khamir Lalu campuran tersebut dikemas dan siap
Saccharomyces cerevisiae dibuat dalam untuk uji viabilitas sel khamir.
bermacam-macam keadaan, yaitu ada tiga
jenis yang terkenal, yaitu yang segar, Pengujian viabilitas sel khamir
dikeringkan, dan brewer's yeast. Jenis yang dilakukan untuk mengetahui banyaknya sel
segar dan kering sering dipakai untuk khamir yang masih hidup dan sudah mati.
membuat roti dan kue-kue. Ragi kering dapat Pengujian viabilitas sel khamir merupakan
lebih awet daripada ragi segar, karena ragi pengujian dengan perhitungan langsung yaitu
kering merupakan ragi yang khamirnya perhitungan mikroorganisme langsung dari
diberikan perlakuan sehingga khamir yang dilihat dari mikroskop. Mikroorganisme
tersebut dorman yaitu dalam keadaan akan terlihat yang hidup dan yang mati
istirahat, tidak hidup tidak mati. kemudian dilakukan perhitungan. Khamir
ragi S. cerevisiae terlihat berbentuk bulat dan
Proses pengujian yang dilakukan berwarna biru untuk yang tidak hidup dan
pertama kali adalah membuat ragi roti. Ragi bening untuk yang hidup.
roti dibuat dengan meluruhkan kultur murni
Saccharomyces cerevisiae dengan Pengujian ini dilakukan dengan
menambahkan 5 ml aquades steril ke dalam melakukan pencampuran 0.1 gram ragi roti
dengan 10 ml aquades steril ke dalam tabung
reaksi, kemudian kocok dengan Ragi ini berbentuk bulat telur dan
menggunakan mesin vortex. Ambil sedikit dilindungi oleh dinding membran yang sepi
suspensi ragi roti tersebut dan buat apusan berpori (semi permeabel), melakukan
pada objek glass. Teteskan reagen methylen reproduksi dengan cara membelah diri, dan
blue, tutup dengan cover glass dan amati dapat hidup di lingkungan tanpa oksigen
pada mikroskop. Methylene blue berperan (anaerob) maupun dengan oksigen (aerob).
sebagai indikator kehidupan sel khamir. Untuk bertahan hidup. ragi membutuhkan air,
makanan dan lingkungan yang sesuai.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa viabilitas ragi praktikum lebih Mikroba utama dalam ragi roti ini
rendah dibandingkan dengan ragi fermipan. adalah jenis khamir Saccharomyces
Hal ini disebabkan karena kualitas ragi cerevisiae. Sel khair ini memiliki sifat-sifat
fermipan lebih baik dibandingkan dengan fisiologi yang stabil, sangat aktif dalam
ragi praktikum. Ragi komersial menurut memecah gula yaitu: mengubah pati dan gula
literatur nilai viabilitasnya adalah 90% yang menjadi karbondioksida dan alkohol,
artinya ada 90% sel yang hidup dalam ragi terdispersi dalam air, mempunyai daya tahan
tersebut, semakin banyak sel hidup semakin simpan yang lama dan tumbuh dengan sangat
baik kualitas ragi tersebut. cepat.

Penentuan Viabilitas Khamir Pada praktikum kali mi dilakukan


pengujian viabilitas sel khamir dan aktivitas
Ragi adalah fungsi ekasel (uniselilar) ragi dengan perlakuan yang berbeda-beda.
yang beberapa jenis spesiesnya umum Perbedaan perlakukan tersebut menyebabkan
digunakan untuk membuat roti, fermentasi kemampuan khamir untuk hidup juga
minimum beralkohol dan bahkan digunakan berbeda pula. Perbedaan dalam perlakuan
percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan ragi tersebut antara lain dalam hal pembuatan
merupakan anggota divisi Acomycota, adonan, yang pertama adalah donat dan yang
walaupun ada juga yang digolongkan dalam kedua adalah pembuatan roti. Menurut
Basidiomycota. Beberapa ragi, seperti Nurwitri dan Rahayu (2012),
Candida albicans, dapat menyebabkan mikroorganisme membutuhkan karbon
infeksi pada manusia (kandidiasis). sebagai sumber nutrisi untuk
Selain itu, ragi adalah perkembangannya. Gula pasir merupakan
mikroorganisme hidup yang dapat diteukan salah satu karbohidrat sederhana yang dapat
dimana-mana, Ragi berasal dari keluarga dijadikan sumber nutrisi bagi
fungsul bersel satu dari genus mikroorganisme untuk tumbuh dan
Saccharomyces, spesies cerevisiae, dan berkembang biak
memiliki ukuran 6-8 mikron. Dalam I gram Menurut Shafaghat (2014), khamir
ragi padat, terdapat kurang lebih 10 milyar merupakan mikroorganisme yang
sel hidup. membutuhkan sumber karbon sebagai
sumber nutrisinya dalam proses fermentasi,
contohnya pada fermentasi roti. Menurut
Lopez (2012), sumber karbon merupakan berlangsung. Berdasarkan pengujian diatas,
faktor penting dalam membantu dapat dilihat bahwa tabung yang disimpan
pertumbuhan khamir Saccharomyces pada air hangat, lebih maksimum
cerevisiae. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ragi terjadi, dibandingkan
gula merupakan material yang harus ada dengan tabung yang disimpan pada air es atau
untuk membantu proses pertumbuhan khamir. air mendidih.

Selain itu, faktor lain yang Menurut Lopez (2012), hal yang
menentukan pertumbuhan dari khamir adalah mempengaruhi fermentasi oleh
air. Menurut Nurwitri dan Rahayu (2012), Saccharomyces cerevisiae adalah
salah satu faktor intrinsik yang temperature (suhu). pH, dan sumber karbon,
mempengaruhi pertumbuhan Menurut Rahayu dan Nurwitri, suhu
mikroorganisme adalah Aw atau aktivitas air. merupakan faktor dari luar yang sangat
Aktivitas air atau Aw adalah jumlah air bebas penting untuk pertumbuhan mikroorganisme.
yang dapat digunakan oleh untuk Suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
pertumbuhannya. Penambahan air yang matinya sel khamir sehingga tidak akan
dilakukan pada praktikum kali ini, erat terbantuk kondisi fermentasi yang diinginkan.
hubungannya dengan Aw. Semakin banyak Sedangkan, jika suhu terlalu rendah dapat
air yang ditambahkan, maka semakin tinggi menghambat proses pertumbuhan dari
Aw dari suatu produk pangan. Begitu pula mikroorganisme, sehingga pertumbuhan
menurut Nurwitri dan Rahayu (2012), tetap terjadi namun dalam waktu yang cukup
semakin banyak air yang diserap, maka lama.
semakin tinggi pula kadar Aw dari produk
pangan dan semakin mudah rusak. Selain itu, penambahan garam juga
Berdasarkan pengujian diatas, dapat dilihat ikut mempengaruhi perbedaan aktivitas
bahwa tabung dengan penambahan air akan pertumbuhan dari ragi tersebut. Garam
dihasilkan perubahan yang menunjukan diketahui dapat meningkatkan daya ikat air,
adanya aktivitas fermentasi atau sehingga dapat mengontrol kelembaban
pertumbuhan dari ragi tersebut. lingkungan ragi tersebut. Sehingga, dengan
adanya penambahan garam dicurigai dapat
Namun, penggunaan air dengan suhu menghambar petumbuhan khamir atau
yang lebih tinggi (air mendidih), tidak menghambat proses fermntasi berlangsung,
menciptakan kondisi yang optimum untuk dengan cara mengikat air bebas yang
proses pertumbuhan dari ragi tersebut. Hal digunakan oleh mikroorganisme untuk hidup.
tersebutdapat dilihat pada pengujian diatas. Sebab, menurut Nurwitri dan Rahayu (2012).
bahwa tabung yang ditambahkan air Aw digunakan oleh mikroorganisme juga
mendidih tidak terjadi perubahan secara untuk transportasi nutrisi agar ragi tetap
maksimum, lain dari tabung yang diisi dapat mempertahankan hidupnya.
dengan air berhusu normal. Hal ini juga
berhubungan dengan air yang digunakan
untuk penyimpanan selama pengujian
Penentuan Pengembangan Adonan Roti karbondiokasida serta sedikit komponen
volatil dan produk lainnya. Selama
Ragi roti atau yeast adalah fermentasi, protein tepung, gluten, menjadi
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae) dewasa dan elastis serat dapat menahan
yang memfermentasi adonan untuk karbondioksida yang terbentuk perlahan-
menghasilkan gas karbondioksida yang dapat lahan oleh khamir.
mengembangkan adonan. Dalam hal ini
proses fermentasi yang terkendali akan Berdasarkan pada hasil pengamatan
menghasilkan roti dengan volume dan tekstur yang dilakukan setiap 10 menit sekali maka
yang baik, serta cita rasa dan aroma yang dapat diketahui bahwa khamir masih bekerja
lezat. Selain itu ragi roti berfungsi dengan baik (aktif). Hal ini ditandai dengan
memperlunak gluten dengan asam yang adanya pertambahan diameter maupun tinggi
dihasilkannya. adonan disetiap 10 menit hingga 45 menit.
Dari semua kelompok, pertambahan ukuran
Ragi kering berbentuk granula- sekitar 1-2 cm dalam waktu 45 menit.
granula (active dry yeast instant dry yeast). Pertumbuhan khamir yang sangat pesat
Suhu yang ideal untuk menyimpan ragi roti menandakan bahwa khamir tersebut berada
kering agar awet dalam jangka waktu dalam fase pertumbuhan logaritmik dimana
panjang adalah 45°C. Ragi kering berbentuk selnya membelah dengan cepat dan konstan
butiran kecil dan biasanya dibungkus dengan serta pertambahan jumlahnya mengikuti
kemasan timah yang mengandung nitrogen. kurva logaritmik. Perubahan tinggi sampel
Ragi kering aktif diperkirakan terdiri dari 92% adonan yang terjadi dikarenakan aktivitas
zat padat dan 8% zat cair (Desroiser, 2013). dari khamir yang menghasilkan karbon
Praktikum ini dilakukan untuk dioksida sehingga membuat adonan tersebut
menguji viabilitas sel khamir dan uji aktivitas mengembang. Berdasarkan hasil pengamatan
ragi. Pengujian ini dilakukan untuk pada uji aktivitas ragi, tejadi pertambahan
mengetahui sejauh mana kualitas ragi yang volume pada adonan setiap 10 menit,
digunakan. Mikrobu utama dalam ragi roti ketinggiannya juga beratambah. Jadi
adalah khamir Saccaromyces cerevisiae. Sel memang benar bahwa ragi dalam adonan
khamir ini memiliki sifat-sifat fisiologi yang berfungsi sebagai :
stabil, sangat aktif dalam memecah gula yaitu 1. Leavening agent (pengembang adonan),
mengubah pati dan gula menjadi ragi mengkonsumsi gula dan mengubahnya
karbondioksida dan alkohol, terdispersi menjadi gas karbondioksida, sehingga
dalam air. mempunyai daya tahan simpan adonan mengembang.
yang lama, dan tumbuh dengan sangat cepat.
2. Memproses gluten (protein pada tepung),
Sampel adonan yang terdiri dari sehingga dapat membentuk jaringan yang
karbohidrat yang berasal dari tepung terigu dapat menahan gas karbondioksida keluar.
diubah menjadi maltosa oleh enzim amylase
yang mengubah maltosa menjadi glukosa 3. Menghasilkan flavour (aroma dan rasa)
dari difermentasi menjadi etanol dan pada adonan, karena selama fermentasi, ragi
juga menghasilkan sejenis etanol yang dapat metabolit- metabolit intermediate yang
memberikan aroma khusus (Skou, 2013). berpengaruh pada konsistensi adonan dan
terbentuknya senyawa-senyawa volatile yang
Adapun Uji viabilitas terhadap merupakan prekursor aroma. Gas yang
khamir dilakukan dengan penentuan adonan terdispersi dan terperangkap di dalam adonan
roti. Proses biologis yang kompleks selama dalam bentuk gelembung dibutuhkan untuk
fermentasi perlu dikendalikan untuk pembentukkan pori. Terbentuknya dinding
menghasilkan adonan sesuai dengan yang pori yang elastis (extensible) tergantung pada
diinginkan. Untuk itu, pengendalian haruslah kandungan protein yang spesifik yang dapat
dilakukan selama periode fermentasi. Semua membentuk film yang elastis.
faktor seperti suhu, mutu dan jumlah sel,
serta laju pertumbuhan harus terkendali, Karakteristik semacam ini
sehingga terbentuk gas di dalam adonan. diperlihatkan oleh gluten (gliadin dan
glutenin) yang merupakan jenis protein yang
Adonan yang frothy dapat dihasilkan terkandung di dalam tepung gandum. Ketika
dengan terbentuknya atau terdispersinya tepung gandum dicampur dengan air, gluten
gelembung-gelembung gas di dalam adonan akan membentuk massa viskoelastis yang
Gas yang dibutuhkan untuk terbentuknya mengikat semua bahan adonan terutama pati
adonan dapat dihasilkan melalui proses menjadi suatu jaringan. Lapisan film yang
biologis, kimia, maupun fisik. Gas yang terbentuk bersifat impermiabel terhadap gas,
dihasilkan terdispersi ke dalam adonan dalam sehingga dapat memerangkap gas dan
bentuk gelembung untuk menghasilkan pori mebentuk pori. Selanjutnya pada saat proses
yang halus seperti gabus. Gas yang terbentuk pemanggangan (baking) terjadi gelatinisasi
merupakan gas CO. Kehalusan pori yang pati dan koagulasi gluten yang dapat
terbentuk selama proses pengadonan membentuk crumb dan tekstur yang lembut
tergantung pada karakteristik tepung yang (Pelczar, 2013).
digunakan seperti viskoelastisitas dari gluten
dan daya ikat air (water-binding capacity) Lama penyiapan dan fermentasi
pentosan. Pori yang halus bisa juga terbentuk adonan sangat bervariasi yang harus dapat
oleh karena udara masuk ke dalam adonan dikendalikan dengan baik. Penggunaan
dan terdispersi dalam bentuk gelembung proporsi khamir yang tinggi akan
yang halus ketika tepung dan air dicampur menyebabkan pembentukkan gas yang cepat.
dan diulen. Gelembung udara yang Hal ini dapat menyulitkan dalam pengaturan
terperangkap berperan sebagai inti yang waktu fermentasi dan penyiapan adonan.
menyerap gas CO yang terbentuk akan Untuk itu, penjadwalan yang ketat
membuat adonan mengembang membentuk dibutuhkan saat penyiapan adonan karena
struktur spon. Pengembangan adonan dapat pengembangan volume adonan terjadi
melebihi 1:6 karena gas CO: terbentuk dengan cepat. Pengakhiran proses fermentasi
selama fermentasi. Pembentukkan gas sangat mempengaruhi volume dan bentuk
selama fermentasi diikuti oleh reaksi-reaksi akhir produk bakery.
fermentatif lainnya seperti terbentuknya
Peran Khamir dalam Pembuatan Roti
Khamir jenis Saccharomyces
cereviceae merupakan jenis khamir yang
paling umum digunakan pada pembuatan roti.
Khamir ini sangat mudah ditumbuhkan,
membutuhkan nutrisi yang sederhana, laju
pertumbuhan yang cepat, sangat stabil, dan
aman digunakan (food-grade organism).
Dengan karakteristik tersebut, S. cereviceae
lebih banyak digunakan dalam pembuatan
roti dibandingkan penggunaan jenis khamir
yang lain. Dalam perdagangan khamir ini
sering disebut dengan baker's yeast atau ragi
roti.

1. Pengembangan Adonan

Penggunaan mikroorganisme dalam


pengembangan adonan masih menjadi
fenomena yang asing bagi masyarakat yang
tidak familiar dengan pabrik roti. Udara
(oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada
saat pencampuran dan pengulenan (kneading)
akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh
khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang
anaerob dan terjadi proses fermentasi. Gas
CO2 yang dihasilkan selama proses
fermentasi akan terperangkap di dalam
lapisan film gluten yang impermiabel. Gas
akan mendesak lapisan yang elastis dan
extensible yang selanjutnya menyebabkan
pengembangan (penambahan volume)
adonan.
2. Asidifikasi 40C, peningkatan suhu adonan loC akan
meningkatkan laju fermentasi sampai 12%.
Selama proses fermentasi selain Oleh karena itu, pada proses produksi sangat
dihasilkan gas CO: juga dihasilkan asam- vital untuk dilakukan pemantauan dan
asam organik yang menyebabkan penurunan pengendalian suhu adonan secara akurat pada
pH adonan. Karena tingginya kapasitas akhir proses pencampuran. Perlu diketahui
penyangga (buffer capacity) protein di dalam dan menjadi catatan bahwa apabila suhu
adonan, maka tingkat keasaman dapat adonan melebihi 55.C maka khamir akan
ditentukan dengan menentukan total asam mati.
adonan. Proses asidifikasi ini dapat dijadikan
sebagai indikator bahwa fermentasi adonan 2. Konsentrasi Khamir
berjalan dengan baik. Dengan demikian
pengukuran pH mutlak diperlukan dalam Pada suhu tersebut di atas, laju
pengendalian proses fermentasi tergantung pada jumlah khamir
ynag digunakan. Setelah proses fermentasi 1
3. Produksi Flavor jam akan terjadi sedikit penurunan
pertumbuhan khamir pada penambahan
Terbentuknya alkohol, penurunan pH, khamir 2-5%. Kemudian segera pertumbuhan
dan terbentuknya metabolit lainnya secara khamir meningkat kembali setelah tersedia
langsung akan berperan sebagai prekursor nutrisi untuk pertumbuhannya. Selain jumlah
flavor dan rasa roti. Akibat proses fermentasi khamir yang digunakan, keberadaan gula
tersebut dapat menghasilkan roti dengan sebagai sumber nutrisi juga mempengaruhi
mutu organoleptik yang ekselen. laju pengembangan adonan. 3. pH
Pengendalian Fermentasi Proses fermentasi oleh khamir terjadi
Banyak faktor yang mempengaruhi secara optimal diantara pH 4 dan 6. Pada
proses fermentasi adonan, namun tetap harus proses pembuatan roti. pH adonan pada akhir
diingat bahwa dalam proses fermentasi fermentasi adalah sekitar 5.2. Apabila
tersebut yang dipentingkan adalah menggunakan kultur starter untuk sourdough,
pengembangan adonan. Pengembangan pH adonan dapat lebih rendah.
adonan sendiri merupakan akibat dari Adapun menurut Koswara (2012)
peningkatan tekanan internal akibat dari gas menjelaskan prinsip pembuatan roti dan
CO yang dihasilkan. Dengan demikian, bahan-bahan baku beserta fungsi-fungsinya,
beberapa parameter yang mempengaruhi laju yaitu sebagai berikut :
pengembangan adonan adalah ekstensibilitas
dan elastisitas film protein, viskositas adonan,
dan tentu saja aktivitas khamirnya.

1. Suhu
Prinsip Pembuatan Roti
Aktivitas khamir sangat dipengaruhi
oleh suhu medium. Pada kisaran suhu 20-
Secara garis besar prinsip pembuatan Tujuan fermentasi (peragian) adonan
roti terdiri dari pencampuran (make up), ialah untuk pematangan adonan sehingga
peragian, pembentukan dan pemanggangan. mudah ditangani dan menghasilkan produk
bermutu baik. Selain itu fermentasi berperan
dalam pembentukan cita rasa roti.
a. Pencampuran
Selama fermentasi enzim-enzim ragi
Secara tradisional ada dua cara bereaksi dengan pati dan gula untuk
pencampuran adonan roti, yaitu sponge and menghasilkan gas karbondioksida.
dough method atau metode babon dan Perkembangan gas ini menyebabkan adonan
straight dough method atau cara langsung, mengembang dan menyebabkan adonan
metode lainnya, yaitu no time dough dan menjadi lebih ringan dan lebih besar. Jika
metode babon cair yang disebut juga brew ingin memperoleh hasil yang seragam, suhu
atau broth. Dalam metode babon, sebagaian dan kelembaban dalam ruang fermentasi
besar tepung dan air, semua ragi roti dan perlu diatur. Suhu formal untuk fermentasi
garam mineral serta zat pengemulsi dicampur ialah kurang lebih 26 oC dan kelembabannya
menjadi babon. Babon difermentasi selama 70-75 %.
3-6 jam, kemudian dicampur dengan bahan
lainnya. Pada pembuatan babon cair, 25 %
tepung dibuat babon cair sebelum
pencampuran adonan.
Proses straight dough lebih sederhana tetapi
kurang fleksibel, karena tidak mudah
dimodifikasi jika terjadi kesalahan dalam
proses fermentasi atau tahap sebelumnya.
Dalam proses ini seluruh bahan dicampur
sekaligus menjadi adonan sebelum
difermentasi. Demikian pula pada metode
cepat, seluruh bahan dicampur sekaligus.
Bedanya dengan no time dough adonan
langsung dibentuk atau masuk ke dalam alat
pencampur tanpa fermentasi.
Tujuan pencampuran ialah membuat dan
mengembangkan sifat daya rekat, gluten
tidak ada dalam tepung. Tepung mengandung
protein dan sebagaian besar protein akan
mengambil bentuk yang disebut gluten bila
protein itu dibasahi, diaduk-aduk, ditarik, dan
diremas-remas.

b. Peragian
c. Pembentukan 50-60 oC, aktivitas metabolisme khamir
meningkat, sampai terjadi perusakan khamir
Pada tahap ini secara berurutan karena panas berlebihan. Pada saat suhu
adonan dibagi dan dibulatkan, diistirahatkan, mencapai sekitar 76 oC, alkohol dibebaskan
diambil, dimasukkan dalam loyang dan serta menyebabkan peningkatan tekanan
fermentasi akhir sebelum dipanggang dan dalam gelembung udara. Sejalan dengan
dikemas. Pembagian adonan dapat dilakukan terjadinya gelatinisasi pati, struktur gluten
dengan menggunakan pemotong adonan. mengalami kerusakan karena penarikan air
Proses berikutnya adalah intermediete oleh pati. Di atas suhu 76 oC terjadi
proofing, yaitu mendiamkan adonan dalam penggumpalan gluten yang memberikan
ruang yang suhunya dipertahankan hangat struktur crumb. Pada akhir pembakaran ,
selama 3-25 menit. Di sini adonan terjadi pembentukan crust serta aroma.
difermentasi dan dikembangkan lagi Pembentukan crust terjadi sebagai hasil
sehingga bertambah elastis dan dapat reaksi maillard dan karamelisasi gula.
mengembang setelah banyak kehilangan gas,
teregang dan terkoyak pada proses Bahan Baku Pembuatan Roti Beserta
pembagian. Setelah didiamkan adonan siap Fungsi-fungsinya
dengan pemulungan. Proses pemulungan
terdiri dari proses pemipihan atau sheating, Bahan baku untuk proses pembuatan
curling, dan rolling atau penggulungan serta roti dapat digolongkan menjadi tiga
penutupan atau sealing. Setelah pemulungan kelompok, yaitu bahan pokok atau bahan
adonan dimasukkan ke dalam loyang yang utama seperti tepung terigu, ragi dan air,
telah dioles dengan lemak, agar roti tidak bahan penambah rasa yaitu gula, garam,
lengket pada loyang. Selanjutnya dilakukan lemak dalam bentuk
fermentasi akhir, yang bertujuan agar adonan shortening/mentega/margarin, susu dan telur,
mencapai volume dan struktur remah yang serta bahan tambahan berupa mineral yeast
optimum. Agar proses pengembangan cepat food (MYF), malt, emulsifier, bahan untuk
fermentasi akhir ini biasanya dilakukan pada meningkatkan mutu adonan (dough improver)
suhu sekitar 38 oC dengan kelembaban nisbi dan pengawet terutama terhadap jamur.
75-85 %. Dalam proses ini ragi roti a. Tepung
menguraikan gula dalam adonan dan
menghasilkan gas karbondioksida. Baik roti tawar, roti manis, maupun
kue kering bahan dasarnya adalah tepung
d. Pemanggangan terigu. Komponen terpenting yang
Beberapa menit pertama setelah membedakan dengan bahan lain adalah
adonan masuk oven, terjadi peningkatan kandungan protein jenis glutenin dan gliadin,
volume adonan cepat. Pada saat ini enzim yang pada kondisi tertentu dengan air dapat
amilase menjadi lebih aktif dan terjadi membentuk massa yang elastis dan dapat
perubahan pati menjadi dekstrin adonan mengembang yang disebut gluten. Sifat-sifat
menjadi lebih cair sedangkan produksi gas fisik gluten yang elastis dan dapat
karbondioksida meningkat. Pada suhu sekitar mengembang ini memungkinkan adonan
dapat menahan gas pengembang dan adonan adonan, melarutkan garam, menaham dan
dapat menggelembung seperti balon. menyebarkan bahan-bahan bukan tepung
Keadaan ini memungkinkan produk roti secara seragam, membasahi dan
mempunyai struktur berongga yang halus dan mengembangkan pati serta menjadikannya
seragam serta tekstur yang lembut dan elastis. dapat dicerna. Air juga memungkinkan
terjadinya kegiatan enzim. Dalam pembuatan
Tepung terigu harus mampu roti, air akan melakukan hidrasi dan
menyerap air dalam jumlah banyak untuk bersenyawa dengan protein membentuk
mencapai konsistensi adonan yang tepat, dan gluten dan dengan pati membentuk gel
memiliki elastisitas yang baik untuk setelah dipanaskan. Disamping itu juga
menghasilkan roti dengan remah yang halus, berfungsi sebagai pelarut garam, gula, susu,
tekstur lembut dan volume yang besar. dan sebagainya. Jumlah air yang digunakan
Tepung yang demikian disebut tepung keras tergantung pada kekuatan tepung dan proses
(hard wheat). Tepung keras mengandung 12- yang digunakan. Faktor-faktor yang terlibat
13 % protein dan cocok untuk pembuatan roti. pada proses penyerapan air antara lain
Sebaliknya tepung terigu yang kecil macam dan jumlah protein serta sebanyak
kemampuannya menyerap air, menghasilkan 45.5 persen air akan berikatan dengan pati,
adonan yang kurang elastis sehingga 32.2 persen dengan protein dan 23.4 persen
menghasilkan roti yang padat serta tekstur dengan pentosan. Banyaknya air yang
yang tidak sempurna. Tepung terigu dipakai akan menentukan mutu dari roti yang
demikian disebut tepung lunak (soft wheat), dihasilkan.
mengandung protein sekitar 7,5-8 %, bisa
digunakan untuk biskuit, bolu, kue c. Garam
kering,dan crakers.
Garam adalah bahan utama untuk
b. Air mengatur rasa. Garam akan membangkitkan
rasa pada bahan-bahan lainnya dan
Air merupakan bahan yang berperan membantu membangkitkan harum dan
penting dalam pembuatan roti, antara lain meningkatkan sifat-sifat roti. Garam adalah
gluten terbentuk dengan adanya air. Air salah satu bahan pengeras, bila adonan tidak
sangat menentukan konsistensi dan memakai garam, maka adonan agak basah.
karakteristik reologi adonan, yang sangat Garam memperbaiki pori-pori roti dan
menentukan sifat adonan selama proses dan tekstur roti akibat kuatnya adonan, dan secara
akhirnya menentukan mutu produk yang tidak langsung berarti membantu
dihasilkan. Air juga berfungsi sebagai pelarut pembentukan warna.
bahan seperti garam, gula, susu dan mineral
sehingga bahan tersebut terdispersi secara Garam membantu mengatur aktifitas
merata dalam adonan. Dalam pembuatan roti, ragi roti dalam adonan yang sedang
air mempunyai banyak fungsi. difermentasi dan dengan demikian mengatur
tingkat fermentasi. Garam juga mengatur
Air memungkinkan terbentukna mencegah pembentukan dan pertumbuhan
gluten, berperan mengontrol kepadatan bakteri yang tidak diinginkan dalam adonan
yang diragikan. Pada roti, garam mempunyai Ragi berfungsi untuk
fungsi yang lebih penting daripada sekedar mengembangkan adonan dengan
memperbaiki rasa. Garam membantu memproduksi gas CO2, memperlunak gluten
aktifitas amilase dan menghambat aktifitas dengan asam yang dihasilkan dan juga
protease pada tepung. Adonan tanpa garam memberikan rasa dan aroma pada roti.
akan menjadi lengket (agak basah) dan sukar Enzim-enzim dalam ragi memegang peran
dipegang. Selain mempengaruhi flavor, tidak langsung dalam proses pembentukan
garam juga dapat berfungsi sebagai rasa roti yang terjadi sebagai hasil reaksi
pengontrol fermentasi. Bila tidak ada garam Maillard dengan menyediakan bahan-bahan
dalam adonan fermentasi maka fermentasi pereaksi sebagai hasil degradasi enzimatik
akan berjalan cepat. Garam juga mempunyai oleh ragi. Oleh karena itu ragi merupakan
efek melunakkan gluten. Fungsi garam sumber utama pembentuk rasa roti. Pada roti,
memberikan rasa gurih pada roti, mengontrol ragi termasuk bahan baku utama. Ragi untuk
waktu fermentasi, dan menambah keliatan roti dibuat dari sel khamir Saccharomyces
gluten. cereviceae. Dengan memfermentasi gula,
khamir menghasilkan gas karbodioksida
d. Ragi yang digunakan untuk mengembangkan
adonan. Akibat fermentasi ini, timbul
Ragi untuk roti dibuat dari sel khamir komponen-komponen pembentuk flavor roti,
Saccharomyces cereviceae. Dengan diantaranya asam asetat, aldehid dan ester.
memfermentasi gula, khamir menghasilkan Aktivitas ragi roti di dalam adonan
karbondioksida yang digunakan untuk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
mengembangkan adonan. Gula ini dapat enzim-enzim protease, lipase, invertase dan
berasal dari tepung, yaitu sukrosa atau dari maltase, kandungan air, suhu, pH, gula, dan
gula yang sengaja ditambahkan ke dalam garam.
adonan seperti gula tebu dan maltosa. Di Enzim protease dapat mengurangi
dalam ragi terdapat beberapa enzim yaitu kekuatan jaringan zat gluten sehingga adonan
protease, lipase, invertase, maltase dan menjadi lebih mudah untuk diolah.
zymase. Protease memecah protein dalam Sedangkan enzim lipase berfungsi
tepung menjadi senyawa nitrogen yang dapat melindungi sel-sel ragi roti sewaktu menjadi
diserap sel khamir untuk membentuk sel spora. Enzim invertase merubah gula
yang baru. Lipase memecah lemak menjadi menjadi glukosa dan fruktosa, sedangkan
asam lemak dan gliserin. Invertase memecah enzim maltase merubah maltosa menjadi
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. dekstrosa. Adanya komponen garam akan
Maltase memecah maltosa menjadi glukosa memperlambat kerja ragi roti. Kondisi
dan zymase memecah glukosa menjadi optimal bagi aktivitas ragi roti dalam proses
alkohol dan karbondioksida. Akibat dari fermentasi adalah pada aw = 0.905, suhu
fermentasi ini timbul komponen-komponen antara 250C sampai 300C dan pH antara 4.0
pembentuk flavor roti, diantaranya asam sampai 4.5.
asetat, aldehid dan ester.
hangus karena sisa gula yang masih terdapat
e. Gula dalam adonan dapat mempercepat proses
pembentu-kan warna pada kulit roti. Dengan
singkatnya waktu pembakaran tersebut, maka
Gula digunakan sebagai bahan dipengaruhi masih banyak uap air yang
pemanis dalam pembuatan roti. Jenis gula tertinggal dalam adonan, dan ini akan
yang paling banyak digunakan adalah mengakibatkan roti akan tetap empuk.
sukrosa. Selain sebagai pemanis sukrosa juga Kegunaan gula terutama adalah sebagai
berperan dalam penyempurnaan mutu sumber makanan untuk pertumbuhan ragi
panggang dan warna kerak, dan selama proses fermentasi. Gula yang tersisa
memungkinkan proses pematangan yang setelah proses fermentasi akan memberikan
lebih cepat, sehingga air lebih banyak warna pada kulit roti dan rasa pada roti.
dipertahankan dalam roti. Gula juga Kegunaan gula terutama adalah sebagai
ditujukan sebagai sumber karbon pertama sumber makanan untuk pertumbuhan ragi
dari sel khamir yang mendorong keaktifan selama proses fermentasi. Gula yang tersisa
fermentasi. Gula yang dimanfaatkan oleh sel setelah proses fermentasi akan memberikan
khamir, umumnya hanya gula-gula sederhana, warna pada kulit roti dan rasa pada roti.
glukosa atau fruktosa, yang dihasilkan oleh
pemecahan enzimatik molekul yang lebih f. Lemak
kompleks, seperti sukrosa, maltosa, pati atau
karbohidarat lainnya. Sukrosa dan maltosa
dapat dipecah menjadi gula sederhana Lemak digunakan dalam pembuatan
(heksosa) oleh enzim yang ada dalam sel roti sebagai shortening karena dapat
khamir, sedangkan pati dan dekstrin tak dapat memperbaiki struktur fisik seperti volume,
diserang oleh khamir. tekstur, kelembutan, dan flavor. Selain itu
penambahan lemak menyebabkan nilai gizi
Enzim-enzim yang terdapat dalam dan rasa lezat roti bertambah. Penambahan
tepung atau malt diastatik, berfungsi lemak dalam adonan akan menolong dan
memproduksi gula dekstrosa atau maltosa mempermudah pemotongan roti, juga dapat
dari pati yang ada dalam adonan. Gula pada menahan air, sehingga masa simpan roti lebih
roti terutama berfungsi sebagai makanan ragi panjang dan kulit roti lebih lunak.
selama fermentasi sehingga dapat dihasilkan Penggunaan lemak dalam proses pembuatan
karbondioksida dan alkohol. Gula juga dapat roti membantu mempertinggi rasa,
berfungsi untuk memberi rasa manis, flavor memperkuat jaringan zat gluten, roti tidak
dan warna kulit roti (crust). Selain itu gula cepat menjadi keras dan daging roti tidak
juga berfungsi sebagai pengempuk dan lebih empuk (lemas) sehingga dapat
menjaga freshness roti karena sifatnya yang memperpanjang daya tahan simpan roti.
higroskopis (menahan air) sehingga dapat Selain itu penambahan lemak menyebabkan
memperbaiki masa simpan roti. Dengan nilai gizi dan rasa lezat roti bertambah.
adanya gula maka waktu pembakaran harus Lemak berfungsi sebagai pelumas sehingga
sesingkat mungkin agar roti tidak menjadi akan memperbaiki remah roti. Disamping itu,
lemak berfungsi mempermudah pemotongan butir-butir pati, sehingga sebagian besar gas
roti dan membuat roti lebih lunak. yang terdapat di dalam adonan dapat
dipertahankan. Dengan demikian akan
g. Susu dan Telur dihasilkan adonan yang cukup mengembang
Penggunaan susu untuk produk- dan pada akhirnya akan diperoleh roti dengan
produk bakery berfungsi membentuk flavor, volume yang relatif besar, remah yang halus,
mengikat air, sebagai bahan pengisi, dan tekstur yang lembut.
membentuk struktur yang kuat dan porous
karena adanya protein berupa kasein, i. Bahan Tambahan pada Roti
membentuk warna karena terjadi reaksi
pencoklatan dan menambah keempukan Yang dimaksud dengan bahan
karena adanya laktosa. Alasan utama tambahan pada roti adalah bahan yang
pemakaian susu dalam pembuatan roti adalah sengaja ditambahkan ke dalam adonan yang
untuk meningkatkan nilai gizi. Susu jika dipakaipun tidak akan mengakibatkan
mengandung protein (kasein), gula laktosa terjadinya hasil yang kurang baik, sedangkan
dan mineral kalsium. Susu juga memberikan jika dipakai dapat mempertinggi kualitas roti
efek terhadap warna kulit roti dan yang dihasilkan. Bahan ini terdiri dari
memperkuat gluten karena kandungan mineral yeast food (MYF), malt, emulsifier
kalsiumnya. dan bahan peningkat mutu adonan (dough
improver).
h. Bread Improver

Pembuatan roti dengan menggunakan


tepung selain terigu (misalnya tepung kedelai
atau tapioka) memerlukan tambahan
beberapa bahan yang berkaitan dengan tidak
tersedianya protein dalam bentuk gluten
sebagaimana yang terkandung di dalam
tepung terigu. Sebagaimana kita ketahui,
gluten berfungsi untuk mempertahankan
udara yang masuk ke dalam adonan pada saat
proses pengadukan dan gas yang dihasilkan
oleh ragi pada waktu fermentasi, sehingga
adonan menjadi mengembang. Pembuatan
roti dari tepung singkong memerlukan
adanya penambahan bahan-bahan pengikat
butir pati. Bahan yang dapat digunakan
antara lain xanthan gum, dan bahan lain
seperti CMC, alginat, gliseril monostearat
dan lain sebagainya. Bahan-bahan ini akan
meningkatkan daya tarik menarik antara
Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum uji


viabilitas khamir, dapat disimpulkan bahwa
pada penentuan viabilitas khamir, khamir
dengan tambahan 0.5 sdt gula dengan air
hangat dan direndam dengan air hangat
memiliki viabilitas yang tinggi dibandingkan
yang lain. Pada penentuan pengembangan
adonan roti, seluruh sampel ragi yang
digunakan masih menunjukan bahwa ragi
masih aktif. Pada penentuan pengembangan
adonan roti, pewarna methylen blue dapat
mempertegas jumlah sel yang hidup dan yang
mati.
DAFTAR PUSTAKA Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan
M. Wooton, 2013. Ilmu Pangan. Retno Anisa. 2012. Identifikasi Khamir,
Penerjemah Hari www.lontar.ui.ac.id. [INTERNET].
Diakses pada 25 Mei 2015
Desrosier, N.W. 2013. Teknologi
Pengawetan Pangan. Panerjemah Shafaghat. 2014. Optimal growth of
Muchji Mulyohardjo. Saccharomyces cerevisiae (PTCC
24860) on pretreated molasses for the
Dwidjoseputro, 2012. Dasar-Dasar ethanol production: the application of
Mikrobiologi, Jakarta:Djambatan. the response surface methodology, at:
Fardiaz, S. 2013. Mikrobiologi Pangan 1. www.ache.org.rs/CICEQ [25 Mei
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 2015]
Jakarta Skou Torben dan Sogaard Jensen Gunnar.
Ir. Sutrisno Koswara, MSi. 2012. Teknologi 2013. Microbiologi. Englang:
Pengolahan Roti. EBookPangan.com Forfattern Og Systime.

Kurniawan Sodikin 2014, Haemocytometer. Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi.


http://www.sodiycxacun.web.id Jakarta: Erlangga
[INTERNET] Diakses pada 25 Mei Winarno, 2013. Kimia Pangan dan Gizi.
2015 Jakarta: UI-Press
Lay B. 2014. Analisis Mikroba di
Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

Lopez et al. 2012. Effects of temperature, pH


and sugar concentration on the
growth parameters of Saccharomyces
cerevisiae. S. kudriavzevii and their
interspecific hybrid [Jurnal), at:
www.elsevier.com/locate/foodmicro
[25 Mei 2015]

Nurwitri C.C. Rahayu W P. 2012.


Mikrobiologi Pangan. IPB Press:
Bogor (ID)

Pelczar M.J. dan Chan. 2013. Dasar-dasar


Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: UI
Press.

Anda mungkin juga menyukai