Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN KERAGAMAN MAKANAN TRADISIONAL

LOMBOK TENGAH

TOPIK KHUSUS

OLEH

HERU FIRMANSYAH

C1C011029

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2015
2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Topik Khusus : Kajian Keragaman Makanan Tradisional Lombok Tengah


Nama Mahasiswa : Heru Firmansyah
Nomor Mahasiswa : C1C011029
Minat Kajian : Mikrobiologi Pangan
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan

Telah diujikan pada 23 April 2015

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Baiq Rien Handayani, S.P., M.Si., Ph.D.


NIP. 19681115 199403 2 013

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

Ir. Mohammad Abbas Zaini,M.P.


NIP.19551021 198203 1 002

Tanggal Pengesahaan:
3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT karena atas perkenan-Nya jualah penyusunan tulisan yang berjudul Kajian
Keragaman Makanan Tradisional Khas Lombok Tengah ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan tulisan ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1 Dosen pembimbing Baiq Rien Handayani, S.P., M.Si., Ph.D.
2 Ketua Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri UNRAM.
3 Orang tua serta keluarga besar yang terkasih.
4 Teman-teman saya Angga, Fahmi, Toni, Laefy, Lutfi, Arief, Husni, Yogi, Ikhwan,
Khairul, Eci, Lila, Pia, Simar, Yanti, Tyar, Putri, Ayu dan semua anak KAPANG
11.
Penyusun sadari bahwa dalam tulisan ini tidak lepas dari kekurangan, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan juga pihak-
pihak yang membutuhkan.

Penyusun,
4

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
BAB. I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 2
1.2. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 3
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4
2.1. Pengertian Makanan Tradisional............................................................. 5
2.2. Makanan Khas Lombok Tengah ............................................................ 5
2.3.1 Nasi Puyung Inak Esun ........................................................................ 6
2.2.2 Poteng Jaje Tujak.................................................................................. 7
2.2.3 Jajanan Iwel .......................................................................................... 7
2.2.4 Beberoq Terong.................................................................................... 8
2.2.5 Manalagi Khas Kopang ........................................................................ 9
2.2.6 Tarek Kembang .................................................................................... 9
2.2.7 Dodol Jelly Rumput Laut .................................................................... 10
2.2.8 Temerokong .......................................................................................... 11

BAB. III. PENUTUP ...................................................................................


3.1. Kesimpulan............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13


5

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Nasi Puyung Inaq Esun ............................................................... 6
Gambar 2 Jaje Tujak ...................................................................................... 7
Gambar 3. Iwel............................................................................................... 7
Gambar 4. Beberuq Terong ........................................................................... 8
Gambar 5. Manalagi....................................................................................... 9
Gambar 6. Tarek kembang ............................................................................ 9
Gambar 7. Dodol Rumput Laut .................................................................... 10
Gambar 8. temerokong .................................................................................. 11
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makanan tradisional Indonesia adalah semua jenis makanan yang dibuat dan
diolah asli Indonesia, dengan menggunakan bahan lokal dan dengan cara pengolahan
yang beragam dan bervariasi, serta memiliki ciri khas daerah setempat, mulai dari
makanan utama, makanan selingan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat daerah tersebut. Makanan tradisional Indonesia yang kaya akan beraneka
ragam bumbu dan rempah-rempah dapat diharapkan menjadi potensi yang sulit untuk
ditiru negara-negara lainnya di dunia mengingat keunikan dan keberagamannya.
Makanan tradisional Indonesia bukan hanya sekedar berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan fisik yang kaya akan gizi makanan, akan tetapi juga berfungsi sebagai
sumber gizi yang mengandung unsur obat-obatan dan perawatan kecantikan yang
sulit dijumpai pada makanan-makanan nasional lainnya yang telah diterima secara
internasional selama ini.
Pengertian makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang
langsung dapat dimakan. Makanan biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah
terlebih dahulu diolah atau dimasak (Soekarto, 1990). Yang termasuk makanan
tradisional adalah makanan (termasuk jajanan) dan minuman serta bahan-bahan
campuran (ingredient) yang secara tradisional telah digunakan dan berkembang di
daerah atau masyarakat Indonesia (Anonim, 1996). Pangan tradisional mempunyai
peranan strategis dalam upaya pengembangan penganekaragaman pangan di daerah
untuk mendukung ketahanan pangan, karena bahan baku pangan tradisional tersedia
secara spesifik lokasi. Pangan tradisional merupakan produk bercitarasa budaya
tinggi yang berupa perpaduan antara kreasi mengolah hasil sumber daya lokal dengan
selera berbumbu adat istiadat dan telah diwariskan secara turun temurun. Dengan
demikian, pangan tradisional dapat dijadikan sarana untuk mewujudkan
penganekaragaman pangan dalam memantapkan ketahanan pangan nasional. Pangan
2

tradisional harus bisa menjadi tameng untuk mengantisipasi adanya pergeseran


lempeng pengaruh urbanisasi, globalisasi, industrialisasi, promosi dan menyeret
masyarakat cenderung menyukai makanan import dan atau makanan siap santap.
Makanan Indonesia secara umum merupakan perpaduan rasa asam dan manis
dengan bumbu khas seperti serai, salam, asam, daun jeruk purut, dan cabai rawit.
Berdasarkan pengelompokan jenis makanan terdiri dari : Makanan biasa, yaitu
makanan yang dimakan sehari-hari terdiri atas, makanan pokok, lauk pauk, termasuk
sayuran, yang selalu dimakan mendampingi makanan pokok, makanan selingan atau
camilan, disamping buah-buahan. Makanan upacara yaitu makanan yang biasa
dimakan pada waktu tertentu saja. Makanan jajanan yaitu makanan yang berupa
makanan pokok, lauk atau makanan selingan. Beberapa jenis makanan tradisional
yang terdapat di Indonesia seperti gudeg yang berasal dari Jogjakarta, kerak telor
yang berasal dari Jakarta, mpek-mpek dari Palembang dan ayam betutu dari Bali.
Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau yaitu pulau Lombok dan
Sumbawa. Kedua pulau di NTB ini memiliki beragam makanan tradisional yang
memiliki bentuk dan cita rasa yang beragam. Makanan tradisional yang berasal dari
pulau Lombok antara lain pelecing kangkung, ayam taliwang, sate bulayak, nasi
balap puyung, sayur ares, sate rembige, sate tanjung, poteng jaje tujak, bebalung dan
beberoq terong. Makanan tradisional dari pulau Sumbawa yaitu singang, sepat,
manjareal, palopo, pangaha bunga dan minasurua.
Pulau Lombok memiliki banyak jenis makanan tradisional dengan bentuk dan
cita rasa yang khas, tetapi belum dikenal. Pengembangan makanan tradisional perlu
dilakukan agar lebih dikenal di masyarakat luas atau bahkan mancanegara. Selain itu
dapat dijual sebagai perbandingan antara makanan tradisional daerah Lombok dan
daerah lain. Makanan tradisonal khusus Lombok Tengah yang biasa dikenal yaitu
merungkung atau tareq kembang, dodol atau jelly rumput laut, temerongkong, nasi
puyung, iwel dan beberoq terong. Akan tetapi keragaman makanan tradisional
Lombok Tengah tersebut belum banyak dikenal masyarakat pada umumnya, oleh
karena itu perlu dilakukan kajian tentang Keragaman Makanan Tradisional Lombok
3

Tengah, seperti halnya beberapa daerah di Indonesia yang dengan tegas memiliki
indentitas makanan tradisionalnya yang secara aktif diperkenalkan kepada
masyarakat luas.

Tujuan dan Kegunaan

1.2. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk memahami keragaman makanan tradisional di
wilayah Lombok Tengah.

1.2.1 Kegunaan
1. Menjadikan bahan pangan lokal Lombok Tengah bisa dikenal di kalangan
masyarakat secara umum.
2. Memberikan perbandingan antara makanan tradisional Lombok Tengah dan
Lombok lainnya.
3. Memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis makanan tradisional.
4. Menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khusus pengolahan pangan makanan tradisional Lombok Tengah.

BAB II
4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Makanan Tradisional


Makanan tradisional adalah makanan, minuman, atau kudapan yang secara
tradisional telah dikonsumsi dan berkembang di daerah-daerah. Keberadaannya di
daerah-daerah berkaitan dengan sumber daya (bahan, manusia, dan teknologi) lokal
yang sudah ada dalam kurun waktu beberapa generasi. Beberapa diantaranya
berkaitan dengan pelaksanaan tradisi budaya atau hidangan sehari-hari. Makanan
tradisional adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat golongan etnik dan wilayah
tertentu, diolah berdasarkan resep yang dikenal masyarakat, menggunakan bahan
yang diperoleh dari sumber lokal, dan memiliki rasa yang relatif sesuai dengan selera
masyarakat setempat. Makanan tradisional dapat dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu: makanan utama atau makanan pokok, lauk pauk, jajan pasar atau makanan
jajanan, dan minuman (Sugiyatmi, 2006).
Makanan tradisional merupakan makanan yang dikonsumsi oleh golongan
etnik tertentu. Makanan tradisional ini termasuk kelompok makanan, minuman,
makanan jajanan serta bahan campuran atau ingredient yang digunakan secara
tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat
Indonesia. Hasil keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia memberikan
kekayaan akan jenis makanan tradisional yang tidak ternilai harganya. Kekayaan ini
akan lebih berarti bila makanan tradisional dapat tampil menarik, bergizi dan aman.
Sebagai produk tradisional, makanan tradisional kita belum dapat sepenuhnya
terjamin keamanan dari segi mikrobiologinya. Hasil kajian menunjukkan bahwa
banyak makanan tradisional yang kurang aman untuk dikonsumsi antara lain
disebabkan oleh pertumbuhan mikroba merugikan yang umumnya ditunjang cara
pengolahan, penjualan, penyajian yang belum memenuhi persyaratan sanitasi dan
kesehatan serta teknologi pengolahan yang masih sangat sederhana (Handayani dan
Werdiningsih, 2010).
5

Pangan tradisional mempunyai peranan strategis dalam upaya pengembangan


penganekaragaman pangan didaerah untuk mendukung ketahanan pangan, karena
bahan baku pangan tradisional tersedia secara spesifik lokasi. Pangan tradisional
merupakan produk bercitarasa budaya tinggi yang berupa perpaduan antara kreasi
mengolah hasil sumber daya lokal dengan selera berbumbu adat istiadat dan telah
diwariskan secara turun temurun. Dengan demikian, pangan tradisional dapat
dijadikan sarana untuk mewujudkan penganekaragaman pangan dalam memantapkan
ketahanan pangan nasional. Pangan tradisional harus bisa menjadi tameng untuk
mengantisipasi adanya pergeseran lempeng pengaruh urbanisasi, globalisasi,
industrialisasi, promosi dan menyeret masyarakat cenderung menyukai makanan
impor dan makanan siap santap.

2.2. Makanan khas Lombok Tengah


Lombok merupakan salah satu pulau yang terdapat di propinsi Nusa Tenggara
Barat, yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota madya yaitu kabupaten
Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara dan kota madya
Mataram. Setiap kabupaten dan kota madya ini memiliki ciri khas masakan
tradisional sendiri yang masih belum banyak dikenal khususnya untuk masyarakat
Lombok sendiri sekalipun. Lombok Tengah sendiri memiliki berbagai jenis makanan
tradisional yaitu merungkung atau tareq kembang, dodol/jelly rumput laut,
temerongkong, nasi puyung, iwel, poteng jaje tujak dan beberoq terong. Makanan
tradisional tersebut banyak ditemukan di berbagai daerah dengan berbagai macam
produk dan kadang-kadang terdapat makanan yang spesifik untuk tiap-tiap daerah.
6

2.2.1 Nasi Puyung


Nasi Balap Puyung adalah makanan khas Lombok yang sangat terkenal
hingga ranah Eropa dengan cita rasa pedas yang menggoda. Salah satu dari sederetan
makanan nusantara ini terbuat dari bahan dasar beras seperti nasi pada umumnya dan
diolah dengan bumbu tradisisonal tanpa bahan pengawet. Nasi Balap ini biasanya
dikemas dengan menggunakan daun pisang.
Nasi puyung itu sendiri merupakan nasi dengan rasa pedas yang terbuat dari
campuran nasi putih, suwir dengan bumbu pedas, suwir ayam kering, dan kacang
kedelai goreng yang di bungkus dengan daun pisang. Cita rasa pedas yang sesuai
dengan ciri khas masakan Lombok, hidangan sederhana dengan cita rasa luar biasa ini
terletak di dusun Lingkun Daye, desa Puyung Lombok Tengah (di jalur Mataram
Praya).

Gambar 1. Nasi Puyung Inaq Esun

2.2.2 Poteng Jaje Tujak

Poteng jaje tujak adalah makanan khas Lombok Tengah saat lebaran.
Hidangan ini terdiri dari 2 makanan yakni poteng atau tapai dan jaje tujak atau tetel,
yang memiliki rasa manis saat menikmatinya. Poteng jaje tujak terbuat dari beras
7

ketan dengan campuran air daun seger dan tape yang di diamkan selama 2 sampai 3
hari dalam suhu ruang dengan wadah yang tertutup. Konon ceritanya air dari poteng
jaje tujak ini bermanfaat untuk para penderita penyakit pinggang.

Gambar 2. Jaje Tujak


2.2.3 Jajanan Iwel
Iwel merupakan makanan jajanan khas Lombok yang berbahan baku dasar
ketan hitam dan ketan putih yang dijadikan tepung dengan bahan pembantu seperti
gula merah dan kalapa dengan produk akhir yang terasa manis. Iwel merupakan
makanan semi basah yang sama seperti dodol dan memiliki kadar air yang cukup
tinggi sehingga rentan terhadap pertumbuhan jamur atau kapang sehingga dapat
menurunkan mutu iwel tersebut. Jajanan iwel memiliki sifat dan karakteristik yaitu
teksturnya yang kenyal dan sedikit lengket, warna atau kenampakan iwel yaitu hitam
dan juga berwarna hitam mengkilat yang disebabkan oleh bahan baku ketan hitam
yang digunakan dan kemungkinan adanya reaksi browning pada saat pengolahan.
Iwel memiliki aroma yang khas dan rasanya yang manis karena bahan baku yang
digunakan yaitu gula merah (Anonim, 2013).
8

Gambar 3. Iwel
2.2.4 Beberoq Terong
Beberuk terong adalah makanan sejenis lalapan yang menjadi teman lauk
lainnya, misalnya bebalung. Beberoq Terong seperti namanya berbahan dasar terong
ungu yang di potong dadu dan diberi bumbu-bumbu di atasnya serta minyak goreng.
Sehingga rasanya manis, asam, gurih, pedas, segar bercampur jadi satu di makanan
yang satu ini.

Gambar 4. Beberuq Terong

2.2.5 Manalagi khas Kopang


9

Tiap daerah punya jajanan khas masing-masing. Salah satunya jajanan khas
dari desa Kopang di Kabupaten Lombok Tengah yang dikenal dengan nama
Manalagi. Ada dua macam jenis jajanan manalagi ini yaitu satu digulung daun diberi
semacam pita daun diluarnya dan yang satu lagi berbungkus daun seperti cara
membungkus kue bongko. Jajanan pertama campurannya seperti sagu diberi santan
dan gula merah. Mirip celilong jajanan dari ubi kayu parut dicampur gula merah
dengan cita rasa berbeda. Rasanya kenyal-kenyal manis dan sedikit gurih. Jajanan
kedua campurannya seperti tepung beras diberi kuah santan dan gula merah.
Manisnya jajanan ini berkumpul di bagian bawah lapis tepung berasnya yang
menambah rasa manis pada jajanan manalagi (Anonim, 2014).

Gambar 5. Manalagi
2.2.6 Tarek kembang
Tarek kembang merupakan makanan khas dari lombok tengah. Tarek
kembang terbuat dari tepung beras dan biasanya dibentuk menyerupai bunga. Jajanan
ini biasanya banyak dijual di toko-toko penjualan oleh-oleh khas Lombok. Bahan
baku pembuatan tarek kembang ini terdiri dari tepung beras, gula dan garam. Tepung
dibentuk seperti gumpalan menyerupai bola, kemudian direbus dalam air mendidih
selama 10 menit. Gempulan tepung diangkat dan dibentuk adonan dengan
ditambahkan dengan air dan garam secukupnya. Setelah adonan kalis, adonan
kemudian di bentuk menyerupai bunga dan digoreng dalam minyak panas. Setelah
10

matang, kemudian ditambahkan gula merah cair di bagian atas jajan. Rasanya yang
gurih dan manis membuat jajanan ini sangat disukai oleh wisatawan yang berkunjung
ke Lombok.

Gambar 6. Tarek Kembang


2.2.7 Dodol/Jelly Rumput Laut
Dodol rumput laut merupakan salah satu bentuk difersifikai pengolahan
rumput laut. Resep dodol rumput laut, proses dodol rumput laut di bbuat dengan
meambahkan rumput laut guna meningkatkan nilai guna dari rumput laut. Beberapa
faktor yang perlu diperrhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas dodol adalah
komposisi bahan bakunya. Oleh karena itu, perlu dilakukan proposi tepung ketan dan
rumput laut yang optimum agar menghasilkan dodol rumput laut dengan kualitas
yang baik (Rukhanah, 2005).
Pembuatan dodol jelly laut melalui dua tahapan proses yaitu proses pencucian
dan perendam. Sebelum direndam, rumput laut dicuci terlebih dahulu untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada rumput laut. Setelah itu, rumput laut
kering direndam dalam air tawar sebanyak 18 kali (sampai rumput laut terendam
semua dalam air) dan setiap satu hari sekali air tawar tersebut di ganti. Penambahan
air saat perendaman menjadi dua kali lipat perlu dilakuka karena terjadi
pengembangan volume akibat rumput laut kerig tersebut menyerap air. Perendaman
dilakukan dua atau tiga hari sampai tekstur dan berwarna putih. Perendaman kedua
dilakukan dengan air tawar atu kapur sirih 1 % selain untuk menghilangkan bau
amis, perendaman dimaksudkan agar lumpu laut lebih aseptis dan memiliki tekstur
11

lebih mantap. Setelah satu jam, kemudian rumput laut tersebut dicuci sampai bersih
(Pusat Riset Pengolahan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2014).

Gambar 7. Dodol Rumput Laut

2.2.8 Temerokong
Temerongkong adalah jajan yang terbuat dari tepung terigu yang di wariskan
secara turun mnurun yang berbentuk unik seperti hidung dan kuping gajah dengan
cita rasa yang berbeda. Makanan tradisional yang berasal dari lombok ini memiliki
rasa manis dengan tekstur yang gurih terbuat dari tepung terigu, telur dengan
campuran gula yang ditaruh di atasnya. Cara pembuatan temerongkong dengan
mencampur telur dan tepung menjadi satu ke dalam wadah lalu aduk terus menerus
hingga rata. Ambil adonan yang sudah jadi sebesar kelereng untuk kita bentuk
menjadi temerokong. Letakkan adonan diatas telapak tangan kemudian dengan jari
telunjuk dibentuk lekukan-lekukan kue hingga terbentuk menjadi seperti kuping.
Goreng adonan yang sudah berbentuk kedalam minyak panas dan aduk secara terus
menerus agar matangnya lebih merata dan tidak gosong. Untuk pemberian pemanis,
gula dihaluskan dengan mesin giling kemudian campur hingga merata dengan kue
yang sudah digoreng.
12

Gambar 8. Temerokong

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang serta gagasan yang telah dikemukakan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Lombok Tengah memiliki berbagai jenis makanan tradisional yaitu
merungkung atau tareq kembang, manalagi, dodol/jelly rumput laut,
temerongkong, nasi puyung, iwel, poteng jaje tujak dan beberoq terong.
2. Jenis makanan nasi puyung dan beberoq terong lebih banyak dikonsumsi
langsung dalam keadaan segar dan dijual dirumah makan atau lestoran.
Sementara jenis makanan merungkung atau tareq kembang, manalagi,
dodol/jelly rumput laut, temerongkong, iwel, dan poteng jaje tujak berpelung
untuk dijual di toko/pusat oleh-oleh Lombok Tengah karena memiliki daya
simpan yang lebih lama.
13

3. Makanan tradisional khas Lombok Tengah mempunyai peluang besar dalam


meningkatkan kunjungan pariwisata di wilayah ini, tetapi banyak hal yang
harus diperbaiki dari makanan tradisional.
4. Makanan tradisional khas Lombok Tengah bisa dikenal dikalangan
masyarakat luas maupun mancanegara dengan cara meningkatkan segi mutu
bahan baku sampai pemasaran. Pangan tradisonal juga dapat dijadikan sebagai
sarana untuk mewujudkan keanekaragaman pangan dalam menetapkan
ketahanan pangan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1996. Panduan Pusat Kajian Makanan Tradisional. Kantor Mempeng.


Depdikbud. Jakarta.

Anonim, 2013. Legitnya Kue Iwel Khas Lombok. antaranews.


com/print/8511/legitnya-kue-iwel-khas-lombok. (Diakses 20 Februari 2015)

Anonim, 2014. Manalagi Jajanan Khas Kopang. blogdetik.


com/2014/02/12/manalagi-jajanan-khas-desa-kopang-loteng.(Diakses 15
Desember 2014)

Handayani, B.R, Werdiningsih, W., 2010. Kondisi Sanitasi dan Keracunan Makanan
Tradisional. Jurnal Penelitian. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan-
Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Mataram. Mataram Vol.20 No. 2-3

Pusat Riset Pengolahan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2014.
Dodol/jelly Rumput Laut. Pembuatan dan Pengembangan Dodol/jelly
Rumput Laut.
14

Rukhanah, 2015. Dodol Jelly Rumput Laut. Marketisusfishproduct.


blogspot.com/2009/05/dodol-rumput-laut. html (Diakses 15 Desember,
2014)

Soekarto, ST. 1990. Penilaian Organoleptik untuk Industri. Bharata Karya Aksara,
Jakarta.

Sugiyatmi, 2006. Analisa Faktor-Faktor Resiko Pencemaran Bahan Boraks dan


Pewarna Pada Makanan Jajanan Tradisional yang Dijual di Pasar-Pasar Kota
Semarang Tahun 2006. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai