OLEH
CHAIRUNISSA MBATA
811418172
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
ucapan Alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat-Nya yang
diberikan kepada saya terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa
nikmat tersebut sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktikum Kuliner Bergizi Berbasis Budaya tentang Makanan Tradisional
Gorontalo.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.
Penyusun
CHAIRUNISSA MBATA
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan praktikum........................................................................................2
C. Manfaat Praktikum.....................................................................................2
A. Hasil...........................................................................................................13
B. Pembahasan................................................................................................14
BAB V PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
LAMPIRAN.........................................................................................................18
ii
3. Dokumentasi..............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makan merupakan kebutuhan paling dasar dan utama bagi setiap
makhluk hidup yang sifatnya naluriah, tetapi jenis makanan apa yang
layak dan tidak layak dimakan, cara mengolah, menyajikan, fungsi dan
perilaku makannya adalah termasuk dalam lingkup kebudayaan. Setiap
hari manusia melakukan kegiatan makan dengan tujuan untuk menguatkan
tubuh, menjaga kesehatan, untuk kepentingan metabolisme tubuh, atau
hanya sekadar untuk menyenangkan perut. Sedangkan, sebagai konsep
budaya, adakalanya suatu makanan tidak dapat dikonsumsi oleh manusia
karena latar belakang budaya masyarakat, seperti pandangan tradisional
suatu adat-istiadat, pandangan hidup maupun agama.
Makanan bisa menjadi petunjuk tentang kehadiran umat manusia
dan kebudayaannya. Sardar, seorang penulis buku dan wartawan,
memaparkan tentang kehadiran sepiring kari disebuah restoran di Kota
Birmingham. Dalam buku tersebut, penulisnya menyatakan kari bukan
sekadar sepiring makanan saja, tetapi di dalamnya ada asal usul imigran,
pemukiman awal, asimilasi dan kebudayaan di Inggris. Lebih dari apa
yang ditulis Sardar, perjalanan panjang umat manusia bisa ditelusuri
melalui kehadiran berbagai jenis makanan.
1
2
3
4
Tradisi berasal dari bahasa latin yaitu tradisio, yang berarti kabar
atau penerusan. Tradisi dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang
diturunkan secara turun-temurun dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisional
dapat diartikan sebagai sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu
berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun
temurun. Tradisional juga dapat didefiniskan sebagai suatu kebiasaan yang
berasal dari leluhur yang diturunkan secara turun temurun dan masih
banyak dijalankan oleh masyarakat saat ini. Sesuatu atau seseorang
dikatakan tradisional jika sikap, cara berpikir, tindakan, atau karakteristik
lainnya mengikuti adat, kebiasaan, atau norma yang diwariskan secara
turun-temurun.
Menurut Murdijati (2017), makanan tradisional ini dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok, antara lain:
1. Makanan tradisional yang hampir punah,
Makanan tradisional yang hampir punah ini langka dan
hampir jarang dapat ditemui mungkin disebabkan karena
ketersediaan bahan dasarnya mulai sulit atau masyarakat
pembuatnya mulai tidak mengerjakan lagi atau terdesak oleh
produk makanan lain, contohnya karangan, cethot, entog-entog,
getas, es semlo, dan hawuk-hawuk.
2. Makanan tradisional yang kurang populer,
Kelompok makanan tradisional yang kurang popular adalah
makanan tradisional yang masih mudah ditemui, tetapi makin tidak
dikenal dan cenderung berkurang penggemarnya, dianggap
mempunyai status sosial lebih rendah dalam masyarakat,
contohnya kethak, adrem, wedang tahu, lemet, bothok sembukan,
dan bajigur.
3. Makanan tradisional yang popular (tetap eksis).
Kelompok makanan tradisional yang popular merupakan
makanan tradisional yang tetap disukai masyarakat dengan bukti
5
Pati secara alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun, tepung
beras),
jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta,
sagu, umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang kering.
Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh, umbi-
umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah.
2. Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh
dan berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain.
Protein dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-asam
amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber energi.
Karena menyediakan "bahan baku" untuk membangun tubuh, protein
disebut zat pembangun.
Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila asam-asam
amino tersebut tidak berada dalam keseimbangan yang tepat, kemampuan
tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Jika asam-asam
amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein terbatas, tubuh dapat
memecah protein tubuh untuk memperoleh asam-asam amino yang
dibutuhkan. Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan
terutama selama tumbuh kembang sehingga asupan protein kualitas
tinggi yang memadai untuk kesehatan.
Kualitas protein sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi
asam amino protein dan daya cerna (digestibility). Protein hewani yang
diperoleh dari telur, ikan, daging, daging unggas dan susu, pada
umumnya adalah protein berkualitas tinggi. Adapun protein nabati yang
diperoleh dari biji-bijian dan kacang-kacangan, pada umumnya
merupakan protein berkualitas lebih rendah, kecuali kedelai dan hasil
olahnya (tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya cerna proteinnya
(>95%) ialah telur, daging sapi (98%), susu sapi dan kedelai (95%).
Narnun, bila kacang-kacangan dan padi-padian dikonsumsi secara
kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih lengkap .
7
3. Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak
dan trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per
gram) sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan
berat badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-
vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak
berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih
menyukai makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam
lemak omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat yang
esensial.
4. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon,
hidrogen, oksigen dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil agar metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan berjalan normal. Jenis nutrien ini merupakan zat-zat
organik yang dalam kecil ditemukan pada berbagai macam makanan.
Vitamin tidak dapat digunakan untuk rnenghasilkan energi.
Vitamin dapat dipilah menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang
larut dalam lemak dan yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam
lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin yang larut
dalam air terdiri dari vitamin B kompleks yang dibedakan menjadi 8 jenis
vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3
(Niasin), vitamin B5 (Pantothenic Acid), vitamin B6 (Piridolasin),
vitamin B7 (Biotin), vitamin B9 (Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan
vitamin C.
5. Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam
tubuh manusia. Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani,
kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati.
Hewan memperoleh mineral dari tumbuh tumbuhan dan
menumpuknya di jaringan tubuhnya.
8
6. Air
Air merupakan sebuah zat pelarut yang memiliki fungsi
penting dalam kehidupan makhluk hidup. Hal tersebut karena sifat
kimia air yang bersifat melarutkan sehingga berperan penting dalam
proses metabolisme makhluk hidup.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2. Biletango
No. Alat Bahan
1. Pisau Ikan
2. Wajan Cabe
3. Spatula Minyak goreng
4. Piring Bawang merah
5. Bawang putih
6. Tomat
7. Garam
3. Dungo Lo papaya
No. Alat Bahan
9
10
4. Onde-onde
No. Alat Bahan
1. Pisau Singkong
2. Talenan Gula merah
3. Spatula Parutan kelapa
4. Piring
5. Dandang
C. Langkah-langkah pembuatan
1. Binte Biluhuta
a) Mencuci jagung sampai bersih dan masukkan kedalap pancu
untuk direbus.
b) Memanggang/mengukus ikan lalu disuwir-suwir.
c) Masukkan ikan yang telah disuwir-suwir kedalam panic
d) Tambahkan garam dan kaldu ayam
e) Setelang jangung matang siap disajikan, tambahkan irisan
daun bawang, daun kemangi dan bawang goreng
f) Untuk menambah cita rasa tambahkan rica yang sudah di
haluskan dan perasan jeruk nipis.
2. Bilentango
a) Ikan dicuci bersih kemudian dibelah
11
A. Hasil praktikum
2. Bilentango
3. Dungo lo papaya
13
14
4. Onde-onde
B. Pembahasan
1. Binte biluhuta
Binte biluhuta termasuk makanan favorit masyarakat Gorontalo.
Kekhasan makanan binte biluhuta terletak pada keragaman rasanya, ada
rasa manis, kecut, pahit, dan pedas. Cara penyajiaannya pun berbeda
dengan sup-sup lainnya. Pada saat masakan ini disajikan, bumbu-
bumbu yang membuat rasanya berbeda, seperti cabe rawit penyebab
rasa pedas, daun pepaya penyebab rasa pahit, dan jeruk nipis penyebab
rasa kecut, diletakkan pada wadah yang terpisah. Tergantung selera
masing-masing individu akan memilih rasa apa.
2. Bilenthango
Bilenthango ini di masak dengan cara setengah di masak dan setengah
di bakar, akan tetapi sebelum memasak ikan tersebut ikan ini terlebih
dahulu di belah dua dulu supaya bumbu yang di masukkan dapat
meresap ke daging ikan tersebut. Cara memasak ikan ini tergolong
cukup unik karena proses memasak ikan tidak di bolak balik agar
bagaian bawah nya renyah dan gurih dan di bagian daging atas nya
memiliki tekstur yang lembut. Lalu setelah memasak Bilenthango
ditamahkan bumbu yang telah disiapakan, bumbu ini hampir sama
dengan bumbu rica-rica dan kemudian di tambahkan sedikit jeruk di
atasnya.
15
3. Dungo lo papaya
Sayur bunga papaya adalah salah satu sayuran yang sering kita jumpai
di pasaran bahkan di lingkungan rumah pun terdapat. Sayuran ini tidak
semua masyarakat Gorontalo menyukainya bahkan daerah lainnya.
Bunga papaya ini tidak akan berkembang jika kekurangan air atau
dalam musim panas,sayuran ini sangat langka dalam pertumbuhannya.
4. Onde-onde
Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti bola-
bola kecil dan diisi dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih
serta bisa dibuat dari ubi-ubian. Onde-onde yang sudah masak lalu
digelindingkan di atas parutan kelapa agar melekat, sehingga onde-
onde nampak berbalur parutan kelapa. Warna onde-onde biasanya putih
atau hijau bergantung selera. Untuk onde-onde dengan warna hijau,
perlu ditambahkan bahan pewarna hijau dari daun suji atau daun
pandan. Ada pun bahan yang digunakan untuk membuat kelepon
adalah tepung beras dan gula merah sebagai isinya. Tidak begitu sulit
untuk membuat onde-onde.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Gorontalo terdapat beraneka ragam makanan yang tidak hanya enak,
dan unik tetapi juga memiliki mutu dan nilai gizi yang tinggi. Selain 4
makan yang dibahas dalam laporan ini, masih banyak makanan tradisional
gorontalo yang lain.
Dalam pembuatan atau pengolahannya pun makanan tradisional gorontalo
dibuat dengan menggunakan bahan dan rempah-rempah asli tanpa
penggunaan bahan-bahan yang dapat membahayakan tubuh
B. Saran
1. Diharapkan agar makanan tradisional ini tetap terjaga dan tidak
mengalami modifikasi atau menjadikan resep baru atau selalu
mempertahankan cita rasa asli dari makanan tradisional gorontalo
2. Agar mahasiswa juga bisa lebih memahami tentang manfaat dan
kandungan gizi pada makanan tradisional gorontalo serta
diharapkan pada generasi muda sekarang ini agar bisa menjaga
bahkan belajar tentang cara menjaga dan melestarikan makanan
tradisional ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta Gramedia pustaka utama.
Napu, Arifasno. 2008. Penerapan Ilmu Gizi: Berbasis Makanan Khas Daerah pada
pendidikan formal. Gorontalo .
17
LAMPIRAN
1. Rekapan Bahan dan Harga
a. Binte biluhuta
No. Nama Bahan Berat Harga (kg) Harga
(kg) (satuan)
1 Jagung 0,5 Rp. 16.500 Rp. 5000
2 Ikan 0,23 Rp. 22.000 Rp. 22.000
3 Daun Kemangi 0,2 Rp. 15.000 Rp. 5000
4 Jeruk nipis 0,1 Rp. 4.500 Rp. 500
5 Rica 0,01 Rp. 23.000 Rp. 4500
6 Daun Bawang 0,2 Rp. 25.000 Rp. 5000
7 Air - -
8 Garam - -
9 Bubuk Kaldu - -
(Royko)
Jumlah Rp. 42.000
b. Bilenthango
No Nama Bahan Berat Harga (Kg) Harga
(Kg) (Satuan)
1. Ikan 1 Kg Rp. 17.000 Rp. 17.000
2. Jeruk Nipis 1 Kg Rp. 5.000 Rp. 5.000
3. Bawang Putih 0,5 Kg Rp. 4.000 Rp. 2.000
4. Bawang Merah 0,8 Kg Rp 15.000 Rp. 12.000
5. Tomat 0,8 Kg Rp. 15 000 Rp. 12.000
6. Kemiri 0,8 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000
7. Garam 0,5 Kg Rp. 4000 Rp. 2000
Jumlah Rp 58.000
18
19
c. Dungo lo papaya
No. Nama Bahan Harga
1. Sayur Rp.7.000
2. Minyak Goreng Rp. 12.000
3. Rica Rp. 10.000
4. Santan (kelapa) Rp. 7.000
5. Garam Rp. 2.000
6. Ajinomoto Rp. 2.000
d. Onde-onde
No. Nama Bahan Harga
1. Singkong Rp. 20.000
3. Kelapa parut -
2. Nilai gizi
a. Binte biluhuta
Zat Gizi Nilai Gizi
Total Per porsi
Energi (kal) 1.780.50 445.13
a. Bilenthango
Zat Gizi Nilai Gizi
Total Per porsi
Energi (kal) 1,589.10 397.28
a. Dungo lo papaya
Zat Gizi Nilai Gizi
Total Per porsi
Energi (kal) 161.00 32.00
Protein (gr) 27.32 5.46
21
b. Onde-onde
Zat Gizi Nilai Gizi
Total Per porsi
Energi (kal) 2,405.25 120.26
1. Dokumentasi