Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI


Hasil Perkebunan :

Rempah-Rempah, Herbal, Bahan penyegar, dan Bahan pangan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pengetahuan Bahan Agroindustri

Dari Ibu Dewi Nur Azizah, S.T.P., M.P.

Oleh :

Kelompok 4

1. Triani Novianti (1900267)


2. Rianti Mayangsari (1900486)
3. Alfiyah Nizar Ariqoh (1900540)
4. Nabila Shidqiyyah (1901243)
5. Siti Asiah S (1901905)
6. Nadya Nasution (1904045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rempah-rempah merupakan hasil kekayaan alam yang ada dan banyak
dijumpai di Indonesia. Rempah-rempah biasanya digunakan untuk bahan
penyedap masakan dan banyak juga yang menjadikan serta menggunakan
rempah-rempah sebagai bahan baku pembuatan obat dan jamu. Banyak manfaat
yang dapat diambil dari rempah-rempah untuk berbagai keperluan, misalnya
untuk keperluan industry yang menggunakan rempah sebagai bahan baku
pembuatan jamu, farmasi yang menggunakan bumbu dan rempah sebagai bahan
tambahan yang alami untuk pembuatan obat, dan pada rumah tangga yang
paling banyak menggunakan rempah sebagai bahan penyedap
masakan(oneparmo, 2011).
Herbal dan rempah-rempah juga dapat mempunyai sifat antimikrobia.
Minyak atsirinya dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan mikrobia
di dalam makanan dan dapat digunakan sebagai pendekatan alternatif bahan
tambahan makanan(Rafindan dan pilai, 2004).
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang
pemakainya, baik digunakan untuk merokok (furnitori), menyirih (mastikatori)
ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan penyegar antara lain kopi,
teh,coklat, tembakau, sirih, kola, candu, dan ganja. Pada umumnya bahan-
bahan tersebut mengandung zat perangsang yang termasuk golongan alkaloid (
Muchtadi dan Sugiyono, 1992 ).
Keberadaan bahan pangan diperlukan sepanjang masa sebagai hubungan
pokok manusia sebelum sandang dan papan. Keadaan demikian dapat dirunut
sejak jaman primitive, pada masa ini manusia dalam memeroleh pangan
menempuh cara berladang berpindah-pindah. Pada waktu itu, melimpahnya
hasil pangan hanyalah bersifat sementara, bahkan dapat dikatakan jarang sekali
dialami. Tuntutan bahan pangan oleh manusia semakin hari semakin
meningkat, baik jumlah maupun mutunya. Dipihak lain produktifitas tanaman
pertanian waktunya sangat terbatas, terbatasi oleh musim atau keberadaan alam
sehingga produksinya hanya dapat diperoleh pada waktu tertentu saja. Namun
diberbagai pihak mungkin dapat dikelompokkan komoditas berdasarkan jenis,
bentuk atau struktur bahan dan pola respirasi maupun komposisi kimia yang
sebelumnya dapat merugikan produksi atau yang menghasilkan (Almatsier,
2004).
1.2 Tujuan
a) Rempah-rempah :
 Mahasiwa dapat mengidentifikasi struktur dan karakteristik fisik
rempah-rempah yang biasa dikonsumsi sebagai bumbu masak dan
jamu tradisional.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik kimia dari
rempah-rempah yang berbeda-beda dari setiap jenis.

b) Herbal :
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur dan karakteristik fisik
herbal dan yang biasa digunakan sebagai jamu tradisonal, minuman
kesehatan, dan kosmetik.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik kimia herbal
yang berbeda-beda dari setiap jenisnya.

c) Bahan penyegar :
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur dan karakteristik fisik
bahan penyegar yang biasa dikonsumsi sebagai minuman.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik kimia dari
bahan penyegar yang berbeda-beda dari setiap jenis.

d) Bahan pangan :
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik fisik nira,
seperti warna, kejernihan, aroma, kekentalan, rasa, dan kotoran.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik kimia nira
seperti
keasaman (pH) dan kadar gula.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik fisik dari
bahan penghasil minyak atau kelapa, seperti kelapa.
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik kimia kelapa
seperti keasaman (pH) dan padatan terlarut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rempah – Rempah


Mendengar kata tersebut kita sudah tidak asing lagi, karena Indonesia
dan rempah-rempah sudah tidak bisa dipisahkan lagi. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, rempah merupakan zat yang digunakan untuk memberi
aromadan rasa khusus pada makanan (KBBI, 2008:1315).
Rempah-rempah tidak digunakan dalam jumlah yang banyak tetapi,
rempah-rempah digunakan dalam jumlah sedikit atau kecil dan hanya
berguna untuk menambah cita rasa makanan atau pengawet dalam masakan.
Di sejumlah daerah rempah-rempah digunakan dengan tujuan religious atau
mendekati diri dengan Tuhan. Selain itu rempah-rempah dapat
menyembuhkan berbagai penyakit dan mengusir wabah-wabah penyakit.
Adapun segelintir orang menggunakan rempah-rempah untuk keperluan
seksualitas atau pun untuk mengawetkan mayat.
Sementara itu, Sunanto (1993:1) menjelaskan bahwa rempah-rempah
adalah bahan yang diperoleh dari tanaman tertentu yang digunakan untuk
meningkatkan rasa pada makanan atau minuman. Pusat Studi Biofarmaka
LPPM IPB dan Gagas Ulung (2014:97) menambahkan bahwa selain
digunakan sebagai bumbu masak, rempah-rempah juga memiliki khasiat
sebagai obat herbal.
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang digunakan sebagai
bumbu, penguat cita rasa, pengharum, danpengawet makanan yang
digunakan secara terbatas (FAO, 2005). Rempah adalah tanaman atau bagian
tanaman yang bersifat aromatik dan digunakan dalam makanan dengan
fungsi utama sebagai pemberi cita rasa. Penggunaan rempah-rempah dalam
senikuliner telah diketahui secara luas (Duke et al., 2002). Selain terkait
makanan, rempah-rempah sejak lama juga digunakan sebagai jamu,kosmetik
dan anti mikroba. Rempah-rempah adalah bagian tanaman yang berasal
daribagian batang, daun, kulit kayu, umbi, rimpang (rhizome), akar,
biji,bunga atau bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya. Bagian-bagiantubuh
tanaman tersebut mengandung senyawa fitokimia yang dihasilkan tanaman
sebagai bagian dari proses metabolism tanaman.
400 hingga 500 jenis rempah-rempah terdapat di dunia ini dan Asia
Tenggara adalah pusat rempah-rempah di dunia. Indonesia sebagai salah satu
penghasil rempah-rempah dunia. Dari 400 jenis rempah-rempah di dunia
kurang lebih 275 spesies rempah berada di Asia Tenggara. Sebagai contoh
rempah-rempah yang menjadi komodistas utama di Asia Tenggara adalah
Kapulaga, Kayu manis, Cengkeh, Jahe, Pala, Lada hitam, dan lainnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya
saing dan promosi ekspor komoditas prioritas rempah terpilih adalah dengan
melakukan pengembangan Indikasi Geografis (IG). Indikasi Geografis
adalah nama tempat atau sebutan yang digunakan untuk mengidentifikasi
komoditas yang berasal dari wilayah geografis tertentu, yang memiliki
kualitas, karakteristik dan reputasi khusus yang langsung terkait dengan
daerah asalnya, disebabkan oleh faktor alam serta praktik tradisional (EU-
TCF, 2016).
Dengan adanya Indikasi Geografis, petani rempah diharapkan
mendapatkan manfaat yang luar biasa. Sebagai contoh, menurut pemerintah
daerah yang merupakan perwakilan petani Cengkeh Minahasa menyatakan
petani merasa terlindungi karena tidak akan ada lagi oknum yang sengaja
mengklaim Cengkeh Minahasa. Selain itu, dari aspek ekonomi adanya
standar pada Indikasi Geografis juga memberikan nilai tambah pada
pemasaran dengan harga jual yang meningkat. Selain itu, IG juga ikut
mendukung pengembangan agrowisata serta pengembangan ekonomi
wilayah (Katawarta, 2015)
2.1.1 Merica
Lada atau merica adalah salah satu tanaman yang berkembang biak
dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekan
untuk mengembangkannya (Ahli Pengobatan, 2014). Lada merupakan
tumbuhan merambat yang hidup pada iklim tropis dimana bijinya sangat
sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Aroma dan rasa lada sangat
khas, sehingga terkadang menjadi bagian dari resep masakan
andalan(Mediatani, 2015).
Tanaman lada (Piper nigrum L.) banyak dibudidayakan di Indonesia
(Aceh, Bangka, Belitung, Lampung, Kalimantan Barat). Tanaman lada
menghasilkan dua jenis lada yaitu lada putih (muntok/Bangka) dan lada
hitam(Ahli Pengobatan, 2014). Perbedaan lada putih dan lada hitam hanya
terletak pada cara penanganan pasca panen. Lada putih diperoleh dari buah
lada yang dihilangkan kulitnya, sedangkan lada hitam diperoleh dari buah
lada yang kulitnya tidak dihiangkan (Tjitrosoepomo, 1994).
Lada putih berguna untuk bumbu masak, sebagai penyedap dan
pelezat, pengewet daging, campuran ahan obat-obatan tradisional, dan dapat
dijadikan minuman kesehatan. Sedangkan lada hitam digunakan minyaknya
yang wangi sebagai parfum (Sarpian, 2004).
2.1.2 Pala
Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman yang
banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman ini berasal dari pulau Banda yang
dapat tumbuh baik di daerah tropis, tidak hanya di Indonesia tanaman ini
juga tumbuh di Amerika, Asia dan Afrika (Nurdjannah, 2007). Tanaman ini
termasuk dalam kelas Angiospermae, subkelas Dicotyledoneae, ordo
Ranales, famili Myristiceae dan Myristica, terdiri atas 15 genus dan 250
spesies (Agoes, 2010).
Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis
dan sangat multiguna, seperti layaknya kelapa setiap bagian tanaman pala
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri pengolahan. Produk utama yang
dihasilkan dari tanaman pala adalah bijinya dan fuli yang dimanfaatkan
sebagai rempah dengan nilai jual yang tinggi. Industi obat obatan, industri
sabun, parfum, dan lain lain menggunakan minyak hasil penyulingan pala
muda sebagai bahan balu mereka.
2.1.3 Cengkeh
Cengkeh Syzygium aromaticum (L).diduga berasal dari Indonesia
dan saat ini dibudidayakan secara luas di Amerika (Brazilia, Haiti, Mexico),
Asia (India, Malaysia dan Srilanka) dan Afrika (Madagaskar, Kenya,
Mauritus, Tanzania). Di Indonesia, pusat-pusat budidaya dan penghasil
cengkeh tersebar antara lain di perkebunan rakyat di Sumatra, Jawa,
Sulawesi dan pulau-pulau di Indonesia Timur.
Cengkeh dimanfaatkan dalam bentuk segar, kering, serbuk, dan
larutan ekstraksi dari materil cengkeh. Secara luas, masyarakat mengenal
bunga kering cengkeh sebagai bahan baku rokok kretek. Bunga kering
cengkeh juga dimanfaatkan dalam minuman dan pembuatan kue. Cengkeh
dipanen secara langsung dari kebun dan dikeringkan dengan cara tradisional
di bawah terik sinar matahari.
Manfaat cengkeh bagi kesehatan antara lain adalah membantu
mengatasi dan mengobati sakit gigi, peradangan, mengatasi mual dan
muntah, meningkatkan sistem pencernakan, dan meredakan batuk. Secara
empirik, cengkeh juga digunakan sebagai obat kolera. Cengkeh juga dapat
digunakan untuk mengatasi haid tidak lancar. Untuk pemakaian luar,
cengkeh dimanfaatkan untuk mengatasi jerawat, menghilangkan noda di
kulit, mengobati campak dan sumber anti oksidan yang bermanfaat dalam
menjaga kesehatan wajah dan kulit. Cengkeh juga dapat berperan sebagai
anti jamur dan anti bakteri. Minyak cengkeh berserta komponen komponen
minyak herbal lainnya dimanfaatkan dalam aromaterapi. Cengkeh juga
dilaporkan sebagai kondisioner dan mencegah rambut rontok. Untuk
penggunaan lainnya, cengkeh berpotensi sebagai pengusir nyamuk.
2.1.4 Jahe
Jahe (Zingiber officinale), telah dikenal secara luas oleh masyarakat
Indonesia. Jahe diduga berasal dari daerah Cina selatan, dan saat ini
dibudidayakan secara luas di daerah tropik dan sub tropik. Sampai saat ini
India adalah produsen utama jahe, dengan luas panen sekitar 50% dari luas
panen Jahe dunia. Jahe adalah tanaman herbal menahun yang ditanam untuk
diambil rimpangnya.
Rimpang jahe sudah digunakan oleh manusia sejak lama hall ini
menjadikan jahe sebagai tanaman herbal penting dalam kesehatan. Sebagai
contoh Jahe merah mempunyai kandungan minyak atsiri tertinggi dan
digunakan untuk berbagai macam pengobatan, antara lain adalah rematik,
influenza, asma, masuk angin, dan radang tenggorokan.Jahe secara luas juga
diketahui sebagai bahan preservatif dalam seni kuliner. Berbagai masakan
tradisional memanfaatkan jahe sebagai bumbu masak, selain itu jahe
dimanfaatkan sebagai penghangat tubuh dengan dibuat minuman dan
permen.
2.1.5 Ketumbar
Ketumbar atau Coriandrum Sativum L. termasuk ke dalam famili
Apiaceae, Ketumbar adalah tumbuhan herbal semusim yang diambil bijinya
untuk dimanfaatkan sebagai bahan rempah-rempah tradisional di masyarakat
terutama di daerah. Manfaat ketumbar bukan hanya digunakan dalam
memasak untuk menambah cita rasa tetapi biji ketumbar juga bermanfaat
untuk stimulan bagi tubuh, penguat organ pencernaan, merangsang enzim
pencernaan, dan peningkatan fungsi hati. Selain itu ketumbar bermanfaat
untuk meningkatkat nafsu makan anak agar anak dapat makan dengan porsi
dan kebutuhannya masing masing.
2.1.6 Temu Lawak
Temu Lawak atau Curcuma xanthorriza Roxb. termasuk kedalam
famili Zingiberaceae, Temu Lawak adalah tumbuhan asli dari hutan-hutan di
Indonesia dan semenanjung Malaysia. Mungkin segelintir orang susah
membedakan antara temulawak dan kunyit karena kemiripannya. Meskipun
kunyit dan temu lawak sama-sama berwarna kuning tapi sejatinya mereka
berbeda.
Di Indonesia biasanya Temu Lawak dimanfaatkan untuk membuat
jamu saat ini, temu lawak banyak digunakan untuk berbagai pengobatan,
termasuk kanker. Li et al (1995) menyebutkan bahwa temu lawak efektif
dalam penyembuhan kanker dan menjaga fungsi hati sebagai agen
hepatoprotektif. Temu lawak juga digunakan untuk pengobatan radang
sendi, menyembuhkan maag dan melancarkan pencernakan.
2.1.7 Temu Ireng
Temu Ireng atau Curcuma aeruginosa Roxb. merupakan tumbuhan
semak, batang berwarna hijau dan agak lunak karena merupakan batang
semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, panjang batang kurang
lebih 50 cm, dan tinggi tumbuhan dapat mencapai 2 meter. Temu ireng
merupakan tumbuhan yang dapat hidup secara liar di hutan-hutan jati, Temu
Ireng adalah sejenis tumbuhanan yang rimpangnya dimanfaatkan sebagai
campuran obat atau jamu. (Mandalina, S. 2011).
Rimpang Temu Ireng berkhasiat untuk membangkitkan nafsu makan,
melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, penyakit kulit seperti
kudis, dan borok, perut mules (kolik) ,sariawan, batuk, sesak nafas, dan
cacingan, encok, kegemukan badan. (Setiawan, 2005).
2.1.8 Lempuyang
Lempuyang atau Zingiber aromaticum Val. menurut Anonim (1978)
dalam Alamsari (2000), Khasiat dari lempuyang wangi antara lain sebagai
obat berak berlendir, anti masuk angin (karminatif), anti diare, radang usus
dan juga berguna untuk menambah nafsu makan (stomakik), serta obat
malaria dan obat penambah darah.
2.1.9 Temu Kunci
Temu kunci atau Boesenbergia pandurata adalah tanaman rempah
asli dari Asia yang beriklim tropis yang memiliki beberapa khasiat sebagai
obat tradisional karena kandungan didalamnya yang bervariasi, antara lain
minyak atsiri, saponin, flavonoid pinostrolein, dan lain-lain. Khasiat temu
kunci diketahui dapat digunakan sebagai obat batuk, penambah nafsu makan,
sebagai obat gatal, obat sakit perut, dan ramuan herbal lainnya. Indonesia
merupakan negara yang beriklim tropis, sehingga temu kunci sangat mudah
didapat dan harganya relatif murah.
2.1.10 Kapol
Kapol atau Kapulaga atau Amomum cardamomum Auct. Non L
merupakan tanaman yang memiliki tinggi mencapai 1-5 meter, Tumbuh
bergerombol serta memiliki banyak anakan, batangnya semu tersusun dari
pelepah-pelepah daun, bentuk silindris serta berwarna hijau. Buahnya
beruang 3, setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis. Tiap ruang berisi 5-7
biji kecil-kecil, berbentuk bulat telur, berdiameter 2-3 mm, berwarna coklat
(Agoes, 2010)
Kapulaga memiliki beberapa khasiat diantaranya sebagai obat batuk
dan dapat sebagai preventif pada tulang keropos (Agoes, 2010). Kapulaga
juga berkhasiat untuk mengobati badan lemas, obat kejang perut besar
karena flatulensi (meteorismemus), stimulan dan reumatik (Sastroamidjojo,
2001).
2.1.11 Kemiri
Kemiri Aleurites moluccana, juga dikenal dengan candlenut,
merupakan tanaman dari famili Euphorbiaceae yang banyak tumbuh di
negara-negara yang beriklim tropis, seperti Indonesia, Malaysia, Hawaii, dan
Filipina. Di Indonesia, tanaman kemiri banyak tersebar di provinsi Sumatra
Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Daerah Istimewa Aceh.
Kemiri tumbuh kira-kira seluas 170.000 ha di Indonesia dan menghasilkan
buahkira-kira 60.000 ton per tahun dimana sebesar 40 % lebih banyak
tumbuh dan diproduksi di Sulawesi Selatan (Koji, T. 2002).
Tanaman kemiri sangat banyak diaplikasikan dalam bidang industri
dan bernilai komersial sehingga menjadi salah satu penunjang sektor
perekonomian di Indonesia. Kayu kemiri banyak dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan perabot rumah tangga, sedangkan minyaknya dapat
dijadikan sebagai bahan pembuatan sampo, sabun, moisturizer kulit, dan
obat-obatan (Koji, 2002; Athar dan Nasir, 2005). Minyak kemiri sangat kaya
akan kandungan asam lemak tak jenuh seperti asam linoleat 48,5 %, asam
linolenat 28,5 %, dan asam oleat 10,5 % serta komponen-komponen minor
seperti vitamin A, C, dan E sebagai antioksidan (Morton, J.F. 1992).
2.2 Herbal
Secara umum, herba adalah tumbuhan yang dikenali dan lekat
dengan pemanfaatannya dalam menjaga vitalitas dan kesehatan tumbuh serta
penyembuhan anekaragam penyakit. Berbagai tanaman herba saat ini telah
dilaporkan mempunyai manfaat kesehatan dan berperan penting sebagai
tanaman obat. Pemanfaatan herba dalam dunia kesehatan dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai jamu, herbal terstandar
dan fitofarmaka.
Herbal, dalam kata bahasa Inggris “herb”, dalam bahasa sansekerta
“bharb,” mempunyai makna kurang lebih atau berarti “untuk dimakan”.
Akar kata herba juga diduga berasal dari bahasa latin “herba,” yang berarti
rumput atau pakan (fodder). Menurut kamus Merriam Webster Dictionary,
herba adalah “tumbuhan berbiji annual, biennial, atau perennial yang tidak
mengembangkan jaringan berkayu”, atau dengan kata lain tumbuhan tanpa
kulit batang. Definisi lain yang diberikan oleh Merriam-Webster dictionary
adalah “tanaman atau tumbuhan yang mempunyai nilai medik, sebagai
rempah atau aromatik”. Dalam buku ini, herba mengacu kepada tetumbuhan
yang digunakan oleh masyarakat sebagai material pengobatan, atau secara
sederhana herba adalah tanaman obat
2.2.1 Daun Binahong
Daun Binahong atau Anredera cordifolia (Ten.) Steenis termasuk ke
dalam famili Basellaceae merupakan herba kaya akan antioksidan, fenol,
protein, dan asam arkobat. Secara empirik, daun binahong digunakan untuk
mengobati luka pada kulit, ambeien, obat batuk, darah rendah dan obat
disentri. Teh daun binahong diminum untuk pengobatan gatal-gatal pada
kulit/eksim, gegar otak, obat gusi berdarah, mimisan dan obat jerawat.
Rebusan air daun binahong secara empirik digunakan untuk melancarkan
haid, obat kencing manis, meningkatkan nafsu makan dan menjaga stamina
tubuh, radang ginjal, sesak nafas dan usus bengkak.
2.2.2 Lidah Buaya
Lidah Buaya atau Aloe vera (L.) Burm. f. termasuk ke dalam famili
Xanthorrhoeaceae cairan daun lidah buaya mengandung aloin, emodin, gum
dan minyak atsiri. Selaian itu, daun lidah buaya juga mengandung mannosa,
glukosa, silosa, arabinosa, galaktosa, ramnosa serta enzim-enzim oksidase.
Daun lidah buaya digunakan untuk berbagai macam pengobatan luar, terutama
dalam menghilangkan flek hitam pada kulit, menghilangkan dan mengobati
jerawat. Secara luas, daun lidah buaya digunakan dalam perawatan kulit,
perawatan rambut, dan pelembab kulit dalam menjaga kecantikan. Selain itu,
lidah buaya juga digunakan digunakan dalam mengobati luka bakar dan
meredakan perih pada kulit. Daun berdaging juga dapat diolah untuk
menyembuhkan diabetes, mengobati wasir dan melancarkan pencernakan.
Lidah buaya banyak ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan rumah,
jarang tumbuh di kebun.
2.2.3 Daun Cingcau Rambat
Daun Cingcau atau Cyclea barbata L. Miers termasuk ke dalam famili
Menispermaceae Adalah tanaman merambat yang daunnya diolah sebagai
agar-agar (cincau) dan dikonsumsi karena bersifat mendinginkan tubuh.
Cincau juga dipecaya dapat menurunkan tekanan darah, meredakan deman
dan meredakan nyeri perut. Kajian ilmiah menjelaskan bahwa cincau kaya
akan serat dan mengandung antioksidan. Daun cincau mengandung protein,
lemak, karbohidrat, serat kalsium, fosfor dan besi. Daun cincau mengandung
vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C.
2.2.3 Bunga Mawar
Bunga Mawar atau Rosa hybrid L. termasuk ke dalam famili
Rosaceae biasanya diambil ekstraknya dalam bentuk air, Air bunga mawar
secara empirik digunakan untuk berbagai terapi kecantikan, seperti
menyehatkan kulit, menghilangkan jerawat wajah, merawat kulit dan
menjaga kesehatan rambut. Teh mawar banyak dikonsumsi untuk kesehatan
karena mengandung antioksidan dan vitamin E, D, C, B3 dan A serta asam
sitrat. Teh mawar dikonsumsi untuk menyembuhkan sembelit dan membantu
menurunkan berat badan.
2.2.4 Daun Kelor
Daun Kelor Atau Moringa oleifera Lam. termasuk ke dalam
faMoringaceae Daun kelor mengandung antioksidan dan berbagai jenis
vitamin, yaitu vitamin A, B, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K, folat
(asam folat) dan biotin. Daun kelor mengandung asam esensial, meliputi
antara lain leusin, isoleusin lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan
valin.. Daun kelor dikonsumsi untuk mencegah diabetes, sariwan, menjaga
kesehatan otak, mengatasi kulit kering dan obat reumatik. Daun kelor yang
direbus dan dijadikan teh daun kelor bermanfaat dalam penyembuhan sesak
nafas dan demam. Kelor juga baik dalam mencegah kanker dan hepatitis.
2.2.5 Daun Sambung Nyawa
Daun Sambung nyawa atau Gynura procumbens (Lour.) Merr.
merupakan salah satu tanaman obat yang telah menjadi bahan baku industri
farmasi yang permintaannya akan semakin meningkat seiring dengan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan obat herbal.
Manfaat daun sambung nyawa antara lain dapat menurunkan tekanan
darah, membantu pengobatan ginjal, menjaga saluran pencernaan, membantu
mengatasi tonsillin, mencegah kanker dan tumor, dan menghentikan
pendarahan.
2.3 Hasil Perkebunan
Perkebunan adalah tanah luas yang ditanami tumbuh tumbuhan
musiman, jadi hasil perkebunan adalah hasil yang berupa objek atau barang
yang berasa dari tumbuh tumbuhan yang bersifat musiman.
2.4 Bahan Penyegar
Bahan Penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang
dalam pemakaianya. Seperti digunakan dalam menyirih (mastikatori), dalam
minuman, atau pun dalam merokok sekalipun (furnitori). Bahan penyegar
dapat merangsang respom syaraf untuk lebih aktif lagi sehingga
menghasilkan efek segar dalam tubuh. Didalam bahan bahan penyegar
mereka mengandung sejenis zat yang termasuk golongan alkanoid.
2.4.1 Biji Kopi dan Kopi Bubuk
Biji Kopi adalah biji dari tanaman Coffea spp dalam bentuk bugil
dan belum disangrai. Kopi merupakan sejenis berasal dari proses
pengolahan dan ekstrasi biji tanaman kopi. kata kopi sendiri beasal dari
bahasa arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi
digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.
Kopi bubuk adalah hasil dari pengolahan biji kopi agar kopi dapat
dinikmati dengan mudah, biasanya kopi bubuk dihasillan dari biji kopi
yang di sangrai lalu dihaluskan sehalus halusnya.
Manfaat kopi sendiri ada banyak sekali seperti, meningkatkan
fungsi otak dan memperbaiki mood, menstimuli fungsi saraf dan
menambah energi, meredakan sakit kepala, pencegahan penyakit parkinson
dan alzheimer, mengurangi resiko diabetes tipe II, dan yang terakhir adalah
kopi bisa juga biasa digunakan oleh produk produk atau salon salon wanita
karena kandungan kopi yang dapat menambah kecantikan.
2.4.2 Teh Bubuk dan Daun teh
Teh adalah bahan minuman yang sangat bermanfaat, terbuat dari
pucuk tanaman teh ( Camellia sinensis ) melalui proses pengolahan
tertentu. Manfaat minuman teh ternyata dapat menimbulkan rasa segar,
dapat memulihkan kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan
dampak negatif. Teh yang bermutu tinggi sangat diminati oleh konsumen.
Teh semacam ini hanya dapat dibuat dari bahan baku (pucuk teh) yang
benar serta penggunaan mesin–mesin peralatan pengolahan yang memadai
(lengkap) (Arifin, 1994).
Daun teh digunakan terutama untuk membuat teh hitam dan teh
hijau. Perbedaan kedua macam teh tersebut disebabkan oleh cara
pengolahan yang berbeda. Mutu the sangat ditentukan oleh cara daun yang
dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda akan memberikan mutu the
yang lebih baik dari pada daun tua. Daun burung adalah daun pucuk
terakhir sebelum pucuk dorman.
2.4.3 Cokelat bubuk dan Pasta Cokelat
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah salah satu produk pertanian
yang memiliki peranan yang cukup penting dan dapat diandalkan dalam
mewujudkan program pembangunan pertanian.
Buah coklat biasanya mengandung 30 – 40 biji yang tertutup oleh
pulp yang berlendir. Pulp segar umumnya berwarna putih susu, lunak dan
berlendir. Bagian pulp ini sebenarnya adalah bagian dinding buah yang
melekat pada epidermis kulit biji. Biji coklat mentah yang masih segar
terdiri dari bagian – bagian, berturut – turut dari luar adalah pulp, kulit biji,
kulit ari, keeping biji dan lembaga (embryo). Biji coklat umumnya
terutama mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan tannin, disamping
zat – zat lainnya seperti mineral, pigmen, asam dan air. Tannin dalam
coklat berperan dalam proses fermentasi yang akan merubah aroma coklat
yang dihasilkan, selain itu, pulp berperan sebagai sumber fermentasi coklat
(Winarno, 1993).
Jadi Cokelat bubuk dan Pasta cokelat adalah hasil atau produk yang
dihasilkan dari biji coklat yang di olah sedemikian rupa. Cokelat bubuk
biasanya dari biji kopi yang diolah dan dihaluskan. Pengunaan pasta coklat
biasanya digunakan dalam industri pangan untuk pewarna dan perasa.
2.5 Bahan Pangan
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh
dan mampu memelihara tubuhnya serta berkembang biak biasanya bahan
pangan adalah bahan yang bersumber dari hayati dan air. Manusia
memerlukan bahan pangan untuk menunjang kelangsungan kehidupannya,
misalnya untuk membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tubuh sehat
dan berfungsi sebagaimana mestinya.
2.5.1 Madu
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari nektar
bunga. Madu juga merupakan suatu campuran gula yang dibuat oleh lebah
dari larutan gula alami hasil dari bunga yang disebut nektar. Madu hasil
dari lebah yang ditampung dengan metode pengambilan moderen berupa
cairan jernih dan bebas dari benda asing (Molan, 1999).
Manfaat madu antara lain sebagai Antimikroba, kemampuannya
dalam menyembuhkan luka, membangkitkan reaksi pencegahan dan
penyembuhan pada luka bakar, dan sebagai Antioksidan.
2.5.2 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk famili Palmae dari genus
Cocos. Dikenal dua varietas yang nyata perbedaannya yaitu varietas
genjah dan varietas dalam (Setyamidjaja, 1994). Tanaman kelapa
merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan
(tree of life) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun,
dan buahnya dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia sehari-
hari (Anonim, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Tanggal : Selasa, 08 Oktober 2019
Tempat : Laboratorium Pengolahan Pangan Program Studi Pendidikan
Teknologi Agroindustri FPTK UPI
3.2.1 Alat dan Bahan :
3.2.1 Alat :
a) Pengamatan Karakteristik Fisik Rempah-rempah
- Pisau dan nampan plastik - Mikrometer sekrup - Penggaris
- Timbangan digital - Jangka sorong - Mikroskop
b) Pengamatan Karakteristik Kimia Rempah-rempah
- Pisau - Grinder - pH meter
- Nampan plastik - Mortal porsenil - Refraktometer
c) Pengamatan Karakteristik Fisik Herbal
- Pisau dan nampan plastik - Mikrometer sekrup - Penggaris
- Timbangan digital - Jangka sorong - Mikroskop
d) Pengamatan Karakteristik Kimia Herbal
- Pisau dan nampan plastik - Mikrometer sekrup - Penggaris
- Timbangan digital - Jangka sorong - Mikroskop
e) Pengamatan Karakteristik Fisik Bahan Penyegar
- Sendok - Gelas ukur 100 mL
- Gelas kecil - Timbangan digital
f) Pengamatan Karakteristik Kimia Bahan Penyegar
- Pisau - Grinder - pH meter
- Nampan plastik - Blender - Refraktometer
g) Pengamatan Karakteristik Fisik Bahan Pangan (Nira)
- Gelas piala 200 Ml
- Corong gelas
h) Pengamatan Karakteristik Kimia Bahan Pangan (Nira)
- pH meter
- Refraktometer
i) Pengamatan Karakteristik Fisik Bahan Pangan (Kelapa)
- Timbangan digital - Penggaris - Pisau
- Jangka sorong - Mikroskop - Nampan plastik
j) Pengamatan Karakteristik Kimia Bahan Pangan (Kelapa)
- pH meter
- Refraktometer
3.2.2 Bahan
a) Rempah-rempah
- Merica - Kapol - Kencur - Temu lawak
- Ketumbar - Cengkeh - Kunyit - Temu kunci
- Kemiri - Bunga matahari - Jahe - Temu ireng
- Pala - Kayu manis - Lengkuas - Lempuyang

b) Herbal
- Lidah buaya - Buahh mahkota dewa - Batang bratawali
- Bunga rosella - Daun kumis kucing - Bunga mawar
- Daun kelor - Daun cincau rambat - Kembang sepatu
- Daun beluntas - Daun sambung nyawa - Daun binahong

c) Bahan penyegar
- Kopi bubuk - Teh bubuk - Biji kopi
- Coklat bubuk - Daun teh - Pasta coklat

d) Bahan pangan
- Nira kelapa
- Nira aren
- Kapas
3.3 Prosedur Kerja
a) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Fisik Rempah-rempah

Sampel

Penggambaran setiap sampel

Pemberian keterangan pada gambar

Pengkuran panjang/tinggi dan diameter sampel

Penimbangan sampel (selain merica, ketumbar, dan


cengkeh) dengan timbangan digital

dengan menggunakan timbangan digital

Penimbangan sampel (merica, ketumbar, dan cengkeh) sebanyak


100 butir dan nyatakan berat sampel dalam gram/100 butir

Pemasukkan sampel (merica, ketumbar, dan cengkeh) ke dalam gelas ukur


sampai volume mencapai 100 mL

Pengeluaran semua sampel dari gelas ukur

A
A

Penimbangan berat sampel

Perhitungan densitas kamba sampel dan nyatakan dalam g/mL

Buat irisan melintang dan membujur setiap sampel rimpang dengan menggunakan
pisau dan Penggambaran struktur atau lapisan yang terlihat

Pengirisan tipis melintang dan membujur setiap sampel rimpang dan amati di bawah
mikroskop dengan pembesaran 100-400 x serta Penggambaran struktur jaringan yang
terlihat

Pengamatan warna kulit rempah setiap sampel dan


bagian dalam (daging) rimpang rempah

Penekanan (keras/lunak) setiap sampel dengan menggunakan jari


tangan

Penciuman aroma setiap sampel dengan menggunakan indera


pembau

Pencatatan hasil pengamatan setiap sampel


b) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Kimia Rempah-rempah
1. Keasaman (pH)

Sampel

Penghancuran masing-masing sampel sebanyak 100 g dengan


menggunakan grinder/mortar porselin.

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


dan pengadukan hingga rata

Pengukuran pH sampel dengan menggunakan pH meter sebanyak 3 kali,


kemudian nilainya dirata-ratakan

2. Padatan Terlarut

Sampel

Penghancuran masing-masing sampel sebanyak 100 g dengan


menggunakan grinder/mortar porselin

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

A
A

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


aduk hingga rata

Penetesan sedikit filtrat pada prisma refraktometer, kemudian


baca skala pada refraktometer (%)

Jika sebagian besar padatan terlarut sampel berupa gula, maka


hasil pembacaannya dinyatakan sebagai ˚Brix.

c) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Fisik Herbal

Sampel

Penggambaran setiap sampel dan Pemberian keterangan pada gambar

Pengukuran panjang/tinggi dan lebar/diameter setiap sampel

Penimbangan setiap sampel yang sudah disiapkan dengan


menggunakan timbangan digital

A
A

Pembuatan irisan melintang dan membujur setiap sampel dengan


menggunakan pisau dan penggambaran struktur atau lapisan yang terlihat

Pengirisan tipis melintang dan membujur setiap sampel dan amati di


bawah mikroskop dengan pembesaran 100-400 x dan Penggambaran
struktur jaringan yang terlihat

Pengamatan warna bagian luar dan bagian dalam


sampel

Penekanan (keras/lunak) setiap sampel dengan menggunakan jari


tangan

Penciuman aroma setiap sampel dengan menggunakan indera


pembau

Pencatatan hasil pengamatan setiap sampel


d) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Kimia Herbal
1. Keasaman (pH)

Sampel

Penghancuran masing-masing sampel sebanyak 100 g dengan


menggunakan grinder/mortar porselin.

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


dan pengadukan hingga rata

Pengukuran pH sampel dengan menggunakan pH meter sebanyak 3 kali,


kemudian nilainya dirata-ratakan
2. Padatan Terlarut

Sampel

Penghancuran masing-masing sampel sebanyak 100 g dengan


menggunakan grinder/mortar porselin

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

A
A

Penabahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


aduk hingga rata

Penetesan sedikit filtrat pda prisa refraktometer, kemudian baca


skala pada refraktometer (%)

Jika sebagian besar padatan terlarut sampel berupa gula, maka


hasil pembacaannya dinyatakan sebagai ˚Brix.

e) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Fisik Bahan Penyegar

Sampel

Pemasukkan sampel ke dalam gelas ukur sampai volume mencapai


100 mL

Pengeluaran semua sampel dari gelas ukur

Penimbangan berat sampel

Perhitungan densitas kamba sampel dan nyatakan dalam g/mL

A
A

Pengamatan warna setiap sampel sebelum diseduh dan setelah


diseduh

Perabaan (kasar/halus) setiap sampel sebelum diseduh dengan


menggunakan jari tangan dan setelah diseduh dengan menggunakan
mulut

Penciuman aroma setiap sampel sebelum diseduh dan setelah diseduh dengan
menggunakan indera pembau

Pencicipan setiap sampel setelah diseduh

Pencatatan hasil pengamatan setiap sampel


f) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Kimia Bahan Penyegar
1. Keasaman (pH)

Sampel

Penghancuran masing-masing sampel (biji kopi) sebanyak 100 g dengan


menggunakan grinder/mortar porselin.

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


dan pengadukan hingga rata

Pengukuran pH sampel dengan menggunakan pH meter sebanyak 3 kali,


kemudian nilainya dirata-ratakan

2. Padatan Terlarut

Sampel

Penghancuran masing-masing sampel (biji kopi) sebanyak 100


gram dengan menggunakan grinder/mortar porselin

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


aduk hingga rata

A
A

Penetesan sedikit filtrat pada prisma refraktometer, kemudian


baca skala pada refraktometer (%)

Jika sebagian besar padatan terlarut sampel berupa gula, maka


hasil pembacaannya dinyatakan sebagai ˚Brix.

g) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Fisik Bahan Pangan


 Madu

Sampel

Penggambaran setiap sampel dan Pemberian keterangan pada


gambar

Pengamatan kejernihan setiap sampel

Penciuman aroma setiap sampel

Pengambilan sampel dengan menggunakan sendok makan, kemudian


tumpahkan sampel perlahan-lahan dengan cara memiringkan sendok

Pencicipan setiap sampel dan rasakan tingkat


kemanisannya

A
A

Penyaringan sebanyak 100 mL sampel dengan menggunakan


kapas

Pengamatan adanya kotoran yang menempel pada kapas


penyaring

Pencatatan hasil pengamatan setiap


sampel

h) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Kimia Bahan Pangan


 Madu
1. Keasaman (pH)

Sampel

Pengukuran pH sampel dengan menggunakan pH meter sebanyak 3 kali,


kemudian nilainya dirata-ratakan

2. Padatan Terlarut

Sampel

Penetesan sedikit sampel pada prisma refraktometer dan pembacaan


skala pada refraktometer yang menunjukkan kadar gula madu (˚Brix)
i) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Fisik Bahan Pangan
 Kelapa

Sampel

Pengamatan bentuk sampel yang sudah disiapkan dan


penggambaran bentuknya secara utuh

Pengukuran panjang/tinggi dan lebar/diameter setiap sampel

Penimbangan setiap sampel yang sudah disiapkan dengan


menggunakan timbangan digital

Pengirisan atau pembelahan terhadap


sampel

Pengamatan struktur fisik atau bagian yang terlihat dan


penggambaran serta pemberian keterangan

Penimbangan bagian yang merupakan sumber minyak atau lemak dengan


menggunakan timbangan digital dan nyatakan sebagai persen

Pembuatan irisan tipis melintang dan membujur bagian yang


merupakan sumber minyak atau lemak dengan menggunakan pisau

Pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100-400 x dan


pengamatan penyebaran butiran-butiran minyak atau lemaknya

A
A

Pengamatan warna setiap bagian sampel

Pengamatan kejernihan air kelapa

Penciuman aroma setiap bagian sampel

Penekanan (keras/lunak) setiap bagian sampel dengan menggunakan jari


tangan

Pencicipan setiap bagian sampel yang dapat dimakan atau


diminum

Pencatatan hasil pengamatan setiap sampel


j) Prosedur Kerja Pengamatan Karakteristik Kimia Bahan Pangan
 Kelapa
1. Keasaman (pH)

Sampel

Penghancuran daging kelapa sebanyak 100 g dengan menggunakan


grinder/mortar porselin.

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


dan pengadukan hingga rata

Pengukuran pH sampel dengan menggunakan pH meter sebanyak 3 kali,


kemudian nilainya dirata-ratakan
2. Padatan Terlarut
Sampel

Penghancuran daging kelapa sebanyak 100 gram dengan


menggunakan grinder/mortar porselin

Pemindahan sampel yang sudah hancur ke dalam beaker


glass

Penambahan air akuades sebanyak 100 mL (1 : 1) ke dalam beaker glass,


aduk hingga rata

A
A

Penetesan sedikit filtrat pada prisma refraktometer, kemudian


baca skala pada refraktometer (%)

Jika sebagian besar padatan terlarut sampel berupa gula, maka


hasil pembacaannya dinyatakan sebagai ˚Brix.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatann


4.2 Pembahasan
Nama: Rianti Mayangsari Tanggal Praktikum : , -10-2019
NIM : 1900486 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :

Nama: Triani Novianti Tanggal Praktikum : , -10-2019


NIM : 1900267 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :
Rempah-rempah biasanya digunakan untuk bahan penyedap masakan
dan banyak juga yang menjadikan serta menggunakan rempah-rempah
sebagai bahan baku pembuatan obat dan jamu (oneparmo, 2011). Pada tabel
hasil pengamatan menjelaskan tentang ciri fisik rempah-rempah dilihat dari
segi bentuk, ukuran, berat, warna, tekstur, aroma serta densitas kamba. Selain
itu, menjelaskan karateristik kimia yang dilihat dari tingkat keasaman pH dan
padatan larutan atau kandungan gula dalam satuan °Brix.
Pada pengamatan yang dilakukan, umumnya rempah-rempah memiliki
aroma yang khas tersendiri dan dapat dibedakan antara satu dengan yang
lainnya. Karena dari masing-masing rempah memiliki ciri khas yang berbeda-
beda. Berdasarkan bentuk setiap rempah-rempah ada yang memiliki
kesamaan, seperti ketumbar dengan merica yang memiliki bentuk sama percis
yaitu bulat dan kecil hanya saja ukuran dan teksturnya berbeda. Ketumbar
memiliki ukuran yang lebih kecil dan agak kasar dibanding dengan merica.
Adapun persamaan dilhat dari bentuk adalah lengkuas, jahe, temulawak, temu
ireng, temu kunci, dan lempuyang yang memiliki kesamaan bentuk yaitu
seperti ruas jari manusia. Namun, keenam rempah tersebut dapat dibedakan
dari segi aroma, warna, dan tekstur dagingnya. Jahe memiliki warna kuning
sama seperti lempuyang dan temu kunci, namun teksturnya lebih lunak sama
seperti temu ireng. Temu ireng memiliki warna sedikit kuning tapi lebih pucat
seperti lengkuas. Lengkuas sendiri memiliki tekstur yang sangat keras sama
halnya dengan temulawak, dan lempuyang. Dari enam rempah temulawak dan
lempuyang memiliki warna lebih kuning dan lebih keras dibanding dengan
yang lainnya. Kemiri dan kapol memiliki warna yang sama namun ukuran
kemiri lebih besar dibanding kapol juga kemiri lebih keras. Pala memiliki
warna coklat muda dan teksturnya sangat keras juga padat. Sedangkan
cengkeh, memiliki warna coklat dengan panjang 8,5 cm dan lebar 0,5 cm.
Densitas kamba menunjukkan perbandingan antara berat suatu bahan
terhadap volumenya. Densitas kamba merupakan sifat fisik bahan pangan
khusus biji-bijian atau tepung-tepungan yang penting terutama dalam
pengemasan dan penyimpanan(Ade et al, 2009). Oleh karena itu, dalam tabel
pengamatan hanya merica, ketumbar, dan cengkeh yang dapat dihitung besar
nilai densitas kambanya. Hasil yang didapat tentu berbeda satu dengan yang
lainnya, karena perbedaan ini dipengaruhi oleh kadar air yang terkandung
dalam setiap bahan menurut Prabowo, B (2010), ini dikarenakan kadar air
yang tinggi menyebabkan berat dari bahan yang diukur lebih besar dalam
volume yang sama. Tingkat keasaman rempah-rempah berkisar dari pH 4,09-
6,09 yang diukur dengan pH meter sedangkan pH universal berskisar pada pH
4-6. Dan untuk padatan terlarut yang dinyatakan dengan derajat Brix besar
nilainya berbeda-beda sesuai kandungn gula yang tekandung dalam bahan,
cengkeh memiliki nilai derajat Brix paling besar yaitu 6, 52°Brix sedangkan
yang paling kecil adalah ketumbar dan lengkuas yaitu 0°Brix yang berarti
didalamnya tidak mengandung gula. Pengukuran ini dilakukan dengan alat
refraktometer.
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang
pemakainya, baik digunakan untuk merokok (furnitori), menyirih
(mastikatori) ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan penyegar antara
lain kopi, teh,coklat, tembakau, sirih, kola, candu, dan ganja. Pada umumnya
bahan-bahan tersebut mengandung zat perangsang yang termasuk golongan
alkaloid ( Muchtadi dan Sugiyono, 1992 ). Untuk sampel yang diamati
diantaranya, pasta cokelat, cokelat bubukk, teh bubuk, daun teh, kopi bubuk,
dan biji kopi. Perilaku yang dilakukan saat praktikum diantaranya, mengamati
perubahan warna, aroma, dan tekstur sebelum dan sesudah sampel diseduh,
densitas kamba, tingkat keasaman, dan padatan terlarut.
Dilihat dari tabel hasil pengamatan untuk perubahan warna sebelum
dan sesudah diseduh, teh bubuk, cokelat bubuk, daun teh, dan kopi bubuk
perubahannya lebih pekat setelah diseduh sedangkan sisanya warnanya lebih
memudar dari sebelum diseduh. Tekstur yang teramati hampir semua sampel
setelah diseduh bertekstur kental atau cair karena terjadi perlakuan
penambahan air, kecuali daun teh yang bertekstur lunak stelah diseduh karena
tidak larut dalam air. Sedangkan perubahan aroma sampel setelah diseduh
umumnya lebih kuat dibanding sebelum diseduh, kecuali pasta cokelat dimana
aroma setelah diseduh menunjukkan penurunan, dan daun teh tidak
mengalami perubahan aroma baik sebelum atau sesudah diseduh. Masing-
masing sampel memiliki besar nilai densitas kamba yang berbeda tergantung
pada ukuran partikel sampel dan kadar air yang terkandung didalamnya.
Selain itu, tingkat keasaman sampel berkisar pada pH 4,22-6,72 menggunakan
pH meter. Sedangkan saat menggunakan pH universal hampir semua sampel
tidak dapat terbaca, hal ini dikarenakan sampelnya yang terlalu kental dan
pekat yang menyebabkan pH universal tidak dapat terbaca. Nilai padatan
terlarut sampel berbeda-beda, yang paling tinggi derajar Brix yaitu pasta
cokelat sebesar 32,55°Brix dan yang terendah daun teh yaitu 6,5°Brix.
Dalam praktikum ini bahan pangan dibagi menjadi pertama, Nira
dimana sampel yang amati adalah madu, dan kedua kelapa dimana bagian
yang diamati adalah kelapa tu, kelapa muda, dan air kelapa tua dan muda.
Karakteristik fisik madu, dari warna memiliki warna cokelat, jernih, aroma
khas madu, bertekstur kental, manis, dan tidak terdapat kotoran dalam madu
yang diamati. Madu memiliki pH 3,95(pH meter) dan pH 4(pH universal.
Madu adalah bahan pangan yang memiliki rasa manis karena itu, mengandung
banyak glukosa ini dibuktikan dengan bantuan alat refraktometer, yaitu
24,55°Brix.
Selanjutnya ada kelapa tua, kelapa muda, dan air kelapa. Kelapa tua
memiliki diameter lebih kecil dan lebih ringan dibanding kelapa muda.
Namun kelapa tua memiliki daging yang lebih tebal dibanding kelapa muda.
Dilihat dari perbedaan warna kelapa tua memiliki warna lebih putih, kasar,
rasa dagingnya gurih sedangkan kelapa muda memiliki warna bening, tipis,
lembut, dan rasa dagingnya sedikit asin. Untuk karateristik kimia yang
diamati adalah air kelapa tua dan air kelapa muda. Tingkat keasaman air
kelapa muda lebih asam dibanding air kelapa muda.
Herbal umumnya digunakan untuk pengobatan dan untuk terapi.
Sampel yang diamati diantaranya, daun cincau rambat, daun sambung nyawa,
ldah buaya, bunga mawar, daun kelor, dan daun binahong. Semua sampel
tersebt memiliki bentuk, ukuran, dan berat yang berbeda sesuai cirinya
masing-masing. Karena hampir semuanya berjenis tanaman bagian daun jadi
warna yang dimilikinya yaitu hijau, kecuali bunga mawar yang berwarna
merah muda. Tekstur setiap sampel umumnya bertekstur lembut dan halus,
tapi daun cincau rambat dan daun kelor bertekstur keras dan kasar. Tingkat
keasaman dengan pH meter sampel herbal ini berkisar pada 4,21-5,26 dan
dengan pH universal berkisar pada 4-5. Besar padatan terlarut di semua
sampel tidak jauh beda yang berada di kisar 0,5-1,66°Brix, kecuali daun kelor
sebesar 5,1°Brix.
Nama : Nadya Nasution Tanggal Praktikum : Selasa,08 Oktober
2019
Nim : 1904045 Tanggal Laprak : Selasa,13 Oktober
2019
Judul praktikum : Hasil Perkebunan: Rempah-rempah, Herbal, Bahan
penyegar,
Bahan pangan
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat
merangsang pemakainya, baik digunakan untuk merokok (furnitori), menyirih
(mastikatori) ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan penyegar antara
lain kopi,teh,coklat, tembakau, sirih, kola, candu, dan ganja. Pada umumnya
bahan-bahantersebut mengandung zat perangsang yang termasuk golongan
alkaloid(sukaryo,2007).
Teh yang sering dikonsumsi oleh orang Indonesia terbuat dari daun teh
yaitu pucuk daun teh. Manfaat teh ini sangat banyak contoh nya sebagai rasa
penyegar, dapat menyembuhkan beberapa penyakit, dan merilekskan tubuh
kita. Sebelum dapat dikonsumsi menjadi minuman daun teh harus dikeringkan
terlebih dahulu dimana pada saat penyeduhan nanti dapat menghasilkan rasa
teh yang bermutu tinggi dan menghasilkan rasa.
Daun teh harus melalui beberapa tahap sebelum menjadi teh bubuk
salah satu tahapan nya yaitu tahap pengeringan, pelayuan dan penggulungan
dimana pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis
sehingga mengurangi kadar air dalam teh bubuk agar teh tahan lama dalam
masa penyimpanan. Proses penggulungan bertujuan untuk menhasilkan
partikel kecil yang sesuai kebutuhan konsumen. Proses pelayuan terjadi
perubhan fiisik dimana daun teh dapat mudah digiling atau dihaluskan. Dari
ketiga tahap itu menjadikan daun teh yang kering, berat dan ukurannya
berubah.
Pada hasil pengamatan berat daun teh 36 gram dengan ukuran yang
kecil-kecil dan tekstur yang keras sedangkan pada teh bubuk beratnya 36
gram dengan tekstur yang sangat halus itu terjadi karna sudah melalui berapa
tahapan. Warna pada daun teh adalah hijau tetapi pada saat sudah dikeringkan
warna daun berubah menjadi hijau tua atau terlihat gelap itu disebabkan karna
selama tahap pengolahan, klorofil akan mengalami pembongkaran menjadi
feofitin yang berwarna hitam dan feoforbida (coklat).
Aroma dan rasa pada daun teh disebabkan oleh katein yang bersifat
tidak menghasilkan warna, larut pada air dan menghasilkan rasa pahit dan
sepat pada seduhan teh, dengan pH universal 5 dan pH meter nya 5,34 dan
padatan terlarutnya 6.5oBrix.
Pasta cokelat yang berasal dari biji kakao kering yang melalui proses
perubahan biji kakao padat menjadi cair dimana tekstur pasta cokelat kental
dan halus dikarna telah melalui tahapan pemanasan (steam) dan ditambahkan
oleh CMC (Carboxymethylcellulose) agar pasta tetap bertekstur kental serta
proses pengadukan (mixer) agar tekstur tetap halus, tetapi pada saat setelah
diseduh tekstur pasta cokelat berubah menjadi kental itu dikarnakan terjadi
berubahan suhu pada pasta cokelat.
Cokelat memiliki cita rasa yang khas, teksturnya berbentuk padat pada
suhu kamar, cepat meleleh di mulut, menjadi cair dan terasa lembut di lidah.
Karakteristik produk cokelat ini dipengaruhi oleh karakteristik kristal lemak
cokelat yang terbentuk (Susanto, 1994). Pasta cokelat memiliki warna cokelat
gelap walaupun sudah diseduh, kekentalan pada pasta cokelat mempengaruhi
berat, pada pengamatan bahan yang digunakan memiliki berat 36 gram,
volume 25 mL dan densitas kamba nya 1,44 gr/mL. Pasta cokelat memiliki
pH meter 4,22 dengan pH universal tidak terbaca dan padatan terlarut nya
32,55oBrix.
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis cukup tinggi di antara tanaman perkebunan laininya (Yusdiali,
2008). Sebelum dapat dinikmati menjadi minuman, kopi melalui tahap
fermentasi yang bertujan untuk menghilangkan lendir yang melekat pada biji
kopi.
Biji kopi yang digunakan pada pengamatan memiliki berat 31gram,
volume 100 mL dengan densitas kamba 0,3 gr/mL,pH meter biji kopii 6,16
dan padatan terlarutnya 15,6oBrix, tekstur keras, warna coklat gelap dan
aroma khas kopi. Warna kopi bubuk yang dihasilkan dari tahap perendangan
(penyaringan) reaksi pirolisis terdapat berubahan warna pada biji kopi.
Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai digiling atau
ditumbuk sehingga mempunyai bentuk halus (Naeli Farhaty). Aroma khas
pada kopi akibat adanya senyawa volatil yang mudah menguap sedangkan
rasa pahit pada kopi dapat dipengaruhi oleh proses penyangraian yang akan
mempengaruhi keasaman dari seduhan kopi rasa pahit juga dipengaruhi oleh
adanya kafein pada kopi. Menurut Jacob (1958) dalam Sari (2001), rasa pahit
pada ekstrak kopi disebabkan oleh kandungan mineral bersama dengan
pemecahan serat kasar, asam khlorogenat, kafein, tannin, dan beberapa
senyawa organik dan anorganik lainnya (Varnam dan Sutherland, 1994).
Bahan pangan kelapa yang sering dikonsumsi oleh masyarakat pesisir
merupakan buah yang kaya akan manfaat, yang memiliki ciri tempurung
kelapa yang keras dan daging buah yang manis,kelapa memiliki banyak
manfaat dan kegunaan. pada praktikum kali ini kami menggunakan 2 jenis
kelapa yaitu kelapa muda dan kelapa tua yang karakteristik kimia dan fisik
nya berbeda.
Kelapa muda yang memiliki warna hijau dibagian luar nya dan berbentuk
bulat berbeda dengan kelapa tua yang bagian luar nya berwarna coklat dan
berserabut serta bentuknya yang oval. Bagian yang dianggap paling penting
dari kelapa adalah daging buah, terutama sebagai sumber lemak dan protein
(Djatmiko, 1983). Pada pengamatan didapatkan rasa daging buah yang gurih
pada kelapa tua dan asin pada daging buah kelapa muda.
Menurut Barlina (2004) berdasarkan hasil analisis kimia daging buah kelapa
muda, kadar air cukup tinggi di atas 80% dan kadar lemak di atas 5%. Jika
dibandingkan dengan produk tanaman hortikultura, maka kadar air, lemak dan
protein daging buah kelapa muda mendekati komposisi buah alpukat, yakni
kadar air 84,3%, lemak 6,5% dan protein 0,9%.
Air kelapa mudah sekali untuk mengalami perubahan cita rasa dan nilai gizi
dalam dua hingga tujuh hari setelah dikeluarkan (Kailaku et al. 2006). Karna
memiliki kadar gula total yang lebih tinggi. Kejernihan air akan menurun
karna terbentuknya partikel-partikel hasil pemecaha karbohidrat. Pada
praktikum didapatkan pH dari air kelapa tua 5,35 dengan pH universal 5 dan
kelapa muda memiliki pH 4,74 dengan pH universal 5 dari pH tersebut
didapatkan kadar gula kelapa muda 5,57oBrix.
Buah kelapa tua mengadung kalori yang lebih tinggi disbanding kelapa muda
dengan 354 kalori per 100 gram, yang berasal dari minyak kelapa,karbohidrat
dan protein tebal daging kelapa tua lebih tebal daripada daging buah kelapa
muda dengan diameter daging 1,2 cm sedangkan daging kelapa muda yang
tipis dan cenderung lunak dengan diameter 0,2 cm. Daing buah kelapa yang
lunak menunjukkan kadar air yang tinggi.
Madu merupakan cairan kental yang berasal dari nectar bunga dengan kadar
gula 24,55oBrix yang artinya madu memiliki rasa yang manis. Pada tabel
pengamatan didapatkan hasil warna madu adalah cokelat (++) dimana
menurut Bogdanov dkk (2007) warna madu dipengaruhi oleh kandungan
mineral yang terdapat pada madu. Kandungan mineral ini dapat berasal dari
tanah tempat tumbuh tanaman dan juga pengaruh kontaminan cemaran. Madu
yang berwarna gelap cenderung memiliki mineral tinggi dan mempunyai
flavor yang kuat dibandingkan madu yang berwarna terang yang madu yang
berwarna cerah cenderung mengandung banyak gula, warna pada madu juga
menandakan lama penyimpanan dan suhu yang tinggi maka warna madu
semakin gelap. Selain itu juga warna madu dipengaruhi oleh nektar yang
menjadi sumber madu, lama penyimpanan dan proses pengolahan atau
pemanasan (Eleazu dkk., 2013).
Pada hasil pengamatan madu memiliki pH 3,95 dengan pH universal
4, pH pada madu dipengaruhi oleh kandungan mineral dan asam pada madu
yang dipengaaruhi oleh kondisi tanah, letak geografis dan kondisi iklim.
Kesegaran madu dilihat dari pH madu itu sendiri dimana pH madu yang
rendah dapat mencegang pertumbuhan bakteri. Selain itu,pH madu juga dapat
mempengaruhi flavor dan aroma (Khalil dkk., 2012).
Kekentalan pada madu yang diamati sangat kental (+++), kekentalan
madu dillihat dari kadar air madu dimana jika kadar air madu tinggi maka
madu semakin ecer dan kekentalan pada madu juga dipengaruhi oleh suhu.
Madu pada suhu yang tinggi akan lebih mudah mengalami pencairan
(Sihombing, 2005).
Herbal yang sering digunakan sebagai bahan obat-obatan yang
memiliki banyak manfaat dan fungsi yang berbeda-beda,tanaman herbal yang
digunakan pada praktikum ini adalah bagain daun dan bunga. Peran vakuola
pada daun terdapat senyawa yang dimanfaatkan sebagai obat. Tanaman herbal
yang digunakan pada praktikum ini banyak dari daun ynag dimana berwarna
hijau dikarnakan memiliki klorofil yang menghasilkan warna hijau dan
berfungsi untuk memberi manfaat pada daun. Lingkungan, sekitar tempat
tumbuh tumbuhan, terutama pH tanah akan memberikan pengaruh terhadap
warna daun.
Daun binahong memiliki berat 16 gram (7 helai) dengan panjang 6,5 cm, lebar
7 cm, pH meter 5,26 dan pH universal 5 serta kepadatan terlarut 1,50oBrix,
daun binahong ini bermanfat untuk mengobati luka pada kulit
Lidah buaya atau ya g sering disebut aloe vera yang digunakan untuk
pengobatan luar contohnya menghilangkan flek hitam, luka bakar dan
meredakan perih pada kulit. Bagian lidah buaya yang digunakan adala bagian
dalam nya yang bertekstur lunak dan berwarna bening dengan berat 23 cm,
lebar 4 cm dan pH meter 4,76 denga pH universal serta padatan terlarutnya
0,05oBrix.
Daun cincau rambat memiliki ciri fisik yaitu berat 2 gram (1 helai) 6
gram (4 helai), panjang 15 cm, lebar 7 cm, tesktur kasar, pH meter 4,2, pH
universal 5 serat memiliki manfaat sebagai agar-agar yang bersifat
mendinginkan tubuh juga dapat meredakan nyeri perut, menurunkan tekanan
darah serta daun cincau mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-
tentradine yang berperan dalam mencegah penyakit kanker ginjal, antiradang,
dan menurunkan tekanan darah.
Daun sambung nyawa sering dimanfaatkakn sebagai pencegah dan
penyembuhan penyakit karna aktivitas senyawa yang terdapat pada daun
sambung, digunakan sebagai test untuk mengetahui adanya
hiperkolesterolemia pada hati, dan antihipertensi yang diperoleh dari ekstrak
airnya daun sambung nyawa memiliki ciri nya panjang 9,5 cm, lebar 2 cm,
berstektur lembut dengan pH meter 4,91 pH universal 5 serat padatan terlarut
1,66oBrix. Sambung nyawa juga memiliki aktivitas sebagai antikanker.
Sambung nyawa diketahui dapat digunakan untuk treatment leukemia, uterin,
dan kanker payudara (Agustina et al, 2006).
Daun kelor mengandung antioksidan dan berbagi vitamin, asam
essential, kaya akan mineral dan terdapat asam amino yang memiliki pH
meter 5,18, pH universal 5 danpadatan terlarut 5,15oBrix. Daun kelor ini
bermanfaat untuk mencegah diabetes, menjaga kesehatan otak, mengatasi
kulit kering dan obat reumatik, rebusan daun kelor juga bermanfaat unutk
meredakan sesak nafas dan deman dimana daun kelor ciri Panjang daun 2,3
cm, lebar 2,1 cm, bertekstur keras dan lunak.
Bunga mawar termasuk tanamam herbal karna memiliki manfaat untuk
kecantikan yaitu air mawar. Pada hasil pengamatan berat bunga mawar yang
digunakan 7 gram, Panjang 4,9 cm, lebar 2,3 cm, warna mrah muda,tekstur
halus dan lembut, tekstur pada bunga mawar dipengaruhi oleh kelembapan
tanah dan cahaya matahari dimana bunga mawar harus terkena sinar matahari
agar terhindar dari cendawan yang mengakibatkan perumbuhannya kurang
baik, pH pada bunga mawar 4,57 dengan pH universal 5 srat memiliki padatan
terlarut 1,40oBrix. Tanaman herbal yang digunakan pada praktikum ini
banyak terdapat pada perkarangan rumah atau pun di kebun.
Rempah merupakan hasil perkebunan yang banyak terdapat di
Indonesia yang diincar oleh berbagai penjuru negara, karna rempah-rempah
asal Indonesia memiliki manfaat yang sangat banyak mulai dari kesehatan
hingga bumbu makanan, yang membuat makanan mempunyai rasa yang
sangat khas. Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang digunakan
sebagai bumbu, penguat cita rasa, pengharum, dan pengawet makanan yang
digunakan secara terbatas (FAO, 2005). Oleh karna itu kita perlu mengetahui
karakteristik dari rempah-rempah yang biasa dikonsumsi.
Temulawak, tanaman ini terkenal khasiatnya sebagai antioksidan.
(Hadi, 1985; Agustra dan Chairul 1994; Suksamran dkk, 1994). Temulawak
memiliki manfaat sebagai anti sembelit, anti inflamasi dan kandungan adas
hitam yang dapat membantu mengeluarkan angin, dan mendorong
pengeluaran air seni. Temulawak memiliki ciri padatan terlarut 3,51oBrix, pH
meter 5,88, pH universal 6, berat 135 gram, panjang 9,1 cm dan diameter 6,3
cm
Merica dan ketumbar berasal tanaman rempah dari buah yang digunakan
unutk memberi cita rasa pada makanan. Rempah buah memiliki kadar air
yang cukup tinggi dengan densitas Kamba merica 0,56 gram/mL DAN
KETUMBAR 0,009354 gram/mL. Cengkeh termasuk rempah yang bagian
tanaman berasal dari kuncup bunga yang memiliki kegunaan untuk
menyamarkan bau. Rempah bunga memliki kandungan air tinggi yang tinggi
sehingga bersifat mudah rusak, cengkeh memiliki densitas Kamba 0,36
gram/mL. Pala berasal dari rempah biji buah yang digunakan untuk memberi
flavor, rempah jenis ini memiliki tekstur yang keras yang kadar airnya
bervariasi tergantung pada umur biji saat dipanen.
Temu ireng memiliki ciri panjang 8,14 cm, lebar 2,7 cm, berat 30 gram
dengan pH meter 6,09 pH universal 6 dan padatan terlarut 1,50oBrix dengan
warna bagian luar cokelat dan bagian dalam kuning, tektur keras dan kasar.
Temu kunci memiliki karakteristik panjang 8,69 cm, lebar 2,39 cm, berat 50
gram dengan pH meter 6,02 pH universal 6 dan padatan terlarut 3,15oBrix ciri
lain nya warna bagian luar coklat dan dalam kuning serta tekstur kasar. Kedua
rempah ini biasanya digunakan sebagai obat kanker.
Jahe bersifat berserat dan memberikan efek panas, bagian jahe yang sering
dimanfaatkan adalah rimpangnya, senyawa pada rimpang jahe dberagam
karna dipengaruhi oleh asal dan kondisi tumbuh jahe. Jahe sangat efektif
melawan E.coli maka dari itu jahe sering digunakan untuk obat diare. Kapol
atau kapulaga biasa digunakna sebagai bahan aromatic karna mengandung
minyak atsiri selain sebagai aromatic kapol digunakan sebagai obat batuk, bau
mulut, dan gatal. Lengkuas termasuk pada rempah umbi yang memiliki
senyawa eugenol, yang kandungan air yang tinggi yang mempunyai rasa
pedas dan bau khas lengkuas dengan ciri panjang 10,5 cm, berat 99 gram,
densitas Kamba 0,99 gram/mL dengan warna krem, dan bertekstur keras
denga pH meter 5,56 pH universal 5 dan padatan terlarut 15,06oBrix.
Kemiri biasanya digunakan untuk memperoleh minyak kemiri. Kemiri
memiliki ciri fisik panjang 2,043 cm, diameter 2,120 cm dengan berat 1,7253
gram dengan sifat kimia kemiri pH meter 5,93 pH universal 6 padatan terlarut
2,5oBrix. Lempuyang berkhasiat sebagai anti-inflamatori, khemoprevebtif,
dan khemoterapitik. Ekstrak rimpang digunakan untuk khemoterapi, anti HIV,
anti-tumor, sitotoksik, dan antibakterial (Prakash et al., 2011).
Rempah memiliki bermacam senyawa yaitu asam yang berguna untuk
antiseptik, senyawa alkaloid yang mengandung nitrogen yang bersifat basa
maka dari itu hasil pengamtan pH pada bahan rempah memiliki pH yang
bersifat basa yang mempunyai rasa pahit. Selain senyawam alkaloid
Anthraquinone juga mengandung rasa pahit sedangkan pada saponin
memberikan rasa manis, minyak volatin pada tanaman rempah mengandung
senyawa aromatik yang biasa dipakai untuk terapi penyembuhan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Nama: Rianti Mayangsari Tanggal Praktikum : , -10-2019
NIM : 1900486 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :

Nama: Triani Novianti Tanggal Praktikum : , -10-2019


NIM : 1900267 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :
1. Densitas kamba merupakan sifat fisik khusus biji-bijian atau tepung-
tepungan(bubuk).
2. Densitas kamba dipengaruhi oleh kadar air bahan dan ukuran
partikel bahan.
3. Setiap sampel atau bahan memiliki ciri fisik dan kimia tersendiri dan
dapat dibedakan.
4. Tidak semua larutan sampel buatan dapat terbaca dalam pH
universal, bergantung pada kekentalan dan kepekatan.
5. Nilai padatan terlarut bergantung pada kandungan glukosa atau gula
di dalamnya.

Nama : Nadya Nasution Tanggal Praktikum : Selasa,08 Oktober


2019
Nim : 1904045 Tanggal Laprak : Selasa,13 Oktober
2019
Judul praktikum : Hasil Perkebunan: Rempah-rempah, Herbal, Bahan penyegar,
1. Tanaman rempah- rempah digunakan untuk rasa dan aroma yang
pedas dan digunakan sebagai bumbu makanan.
2. Herbal yang sering ditemukan diperkarangan rumah yang bermanfaat
untuk kesehatan sebagai obat.
3. Bahan pangan yang sering dikonsumsi yang mengandung banyak kadar air,
kalori, mineral, dan gula.
4. Bahan penyegar semua bahan nabati yang dapat merangsang ataupun dalam
minuman.
5.2 Saran

Nama: Rianti Mayangsari Tanggal Praktikum : , -10-2019


NIM : 1900486 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :

Nama: Triani Novianti Tanggal Praktikum : , -10-2019


NIM : 1900267 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :

1. LebihLebih mengkondusifkan lagi keadaan.


2. Perbanyak tindakan dan kurangi pembicaraan yang tidak ada
hubungannya dengan praktikum.
4. Saat menggunakan alat praktikum diharapkan lebih berhati-hati.
5. Sebelum praktikum dimulai diharapkan sudah lebih dulu memahami prosedur
kerja.

Nama : Nadya Nasution Tanggal Praktikum : Selasa,08 Oktober


2019
Nim : 1904045 Tanggal Laprak : Selasa,13 Oktober
2019
Judul praktikum : Hasil Perkebunan: Rempah-rempah, Herbal, Bahan
penyegar,
Pada saat praktikum bahan yang akan diamati seharunya dicukupkan sesuai pada
modul agar tidak bingung saat praktek dan menghasilkan hasil pengamatan yang
tidak sesuai. Memahami prosedur kerja sebelum melakukan pengamatan.

Daftar Pustaka

Nama: Rianti Mayangsari Tanggal Praktikum : , -10-2019


NIM : 1900486 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :

Nama: Triani Novianti Tanggal Praktikum : , -10-2019


NIM : 1900267 Tanggal Laporan : , -10-2019
Judul Praktikum :

Ade, B. I. O., Akinwande, B. A., Bolarinwa, I.F., & Adebiyi, A.O. (2009). Evaluation
of tigernut (Ciperus esculentus)- wheat composite flour and bread. J. Food Sci, (2),
hlm. 087-091. Alamsyah, Y. (2011). Aneka Resep dan Kiat Usaha Pisang Crispy dan
Kentang Bumbu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
https://www.academia.edu/31723534/pembahasan_tepung.docx
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
https://apaajjabolle.wordpress.com/2011/12/11/serealia-dan-kacang-kacangan/
Muchtadi, Tien R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
http://repositori.kemdikbud.go.id/10565/1/PENGETAHUAN%20BAHAN%20MAK
ANAN%201.pdf
Prabowo, B. 2010. Kajian Sifat Fisikokimia Tepung Millet Kuning dan Tepung
Millet Merah. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
https://www.academia.edu/31723534/pembahasan_tepung.docx
Nama : Nadya Nasution Tanggal Praktikum : Selasa,08 Oktober
2019
Nim : 1904045 Tanggal Laprak : Selasa,13 Oktober
2019
Judul praktikum : Hasil Perkebunan: Rempah-rempah, Herbal, Bahan
penyegar,
Ida bagus suranaya, 2017, Laporan praktikum sifat fisik dan inderawi, Diambil dari :
https://www.academia.edu/36667886/FISIK_INDRAWI_UJI_PROFIL_SENSORI
Achmad Subagio, 2010, Potensi daging buah kelapa sebagai bahan baku pangan
bernilai, Jawa Timur, Jember
E. Evahelda dkk, 2017, Sifat Fisik dan Kimia Madu dari Nektar Pohon Karet di
Kabupaten Bangka Tengah, Indonesia
Luchman Hakim, 2015, REMPAH DAN HERBA KEBUN-PEKARANGAN
RUMAH MASYARAKAT: Keragaman,Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-
kebugaran,
Nur Shabrina Eka Putri, Ami Tjitraresmi, AKTIVITAS GYNURA PROCUMBENS
UNTUK TERAPI FARMAKOLOGI: SEBUAH REVIEW, Diambil dari :
file:///C:/Users/62813/Downloads/13303-28955-1-PB.pdf
Lilis Rosmainar Tambunan, 2017, Isolasi Dan Identifikasi Komposisi Kimia Minyak
Atsiri Dari Biji Tanaman Kapulaga (Amomum Cardamomum Willd), diambil dari :
file:///C:/Users/62813/Downloads/4023-13230-1-PB.pdf
Nurul Lasmini, 2012, Laporan IBM (Minuman Dan Bahan Penyegar, Bumbu Dan
Rempah-Rempah,Functional Food Dan Energy Drink), Diambil dari :
https://www.academia.edu/9772309/LAPORAN_IBM_MINUMAN_DAN_BAHAN
_PENYEGAR_BUMBU_DAN_REMPAH-
REMPAH_FUNCTIONAL_FOOD_DAN_ENERGY_DRINK_DI_SUSUN_OLEH_
NURUL_LASMINI_KEMENTRIAN_KESEHATAN_REPUBLIK_INDOSEIA
Florensia Irena, Pengamatan Jenis Gula dan Jenis Coklat, Diambil dari :
https://www.academia.edu/33371043/Pengamatan_Jenis_Gula_dan_Jenis_Coklat

Anda mungkin juga menyukai