Perikanan Lain
Disusun Oleh :
Niken Fitri Larasati P1337431120027
Dosen Pengampu :
Agung Puruhita, S.Gz, M.Sc
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah yang timbul pada sektor perikanan adalah dalam mempertahankan mutu. Mutu ikan dapat terus
dipertahankan jika ikan tersebut ditangani dengan hati-hati,bersih,disimpan,dalam ruangan ikan lebih cepat
memasuki fase rigor mortis dan berlangsung lebih singkat. Jika fase rigor tidak dapat dipertahankan lebih lama maka
pembusukan oleh aktivitas enzim dan bakteri tersebut menyebabkan perubahan yang sangat pesat sehingga ikan
memasuki fase post rigor. Fase ini menunjukkan bahwa mutu ikan sudah rendah dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Ikan harus memiliki tingkat mutu yang tinggi untuk memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat tetapi ikan
merupakan makanan yang bersifat mudah rusak. Kualitas produk hasil ikan identik dengan kesegaran Penanganan
harus memiliki atau peranan penting untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Salah satu faktor yang
menentukan nilai jual ikan dan hasil perikanan yang lain adalah tingkat kesegarannya. Salah satu masalah yang
sering timbul pada sektor perikanan adalah dalam mempertahankan mutu. Mutu ikan dapat terus dipertahankan jika
ikan tersebut ditangani dengan hati-hati (carefull), bersih (clean), disimpan dalam ruangan dengan suhu yang dingin
(cold), dan cepat (quick).
Berdasarkan pemaparan diatas maka perlunya dilakukan praktikum pengujian tingkat mutu kesegaran ikan untuk
mengetahui ciri-ciri dari ikan yang masih segar.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) didefinisikan salah satu komoditas perikanan air tawar. Ikan mujair mudah
hidup dan berkembang biak di berbagai kondisi seperti pada kondisi air dengan kadar garam tinggi dan tingkat salinitas
rendah. Perkembangbiakan ikan mujair relatif cepat dibanding jenis ikan tawar pada umumnya sehingga hal ini
mendukung ketersediaan komoditas ikan mujair. Banyaknya ketersediaan dan tingginya nilai gizi ikan mujair
mendorong masyarakat memilih ikan mujair untuk diolah menjadi berbagai macam produk makanan (Mukrie, 1990).
Klasifikasi ikan mujair (Oreochromis mossambicus) menurut Kimball (1994) adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kleas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis mossambicus
MORFOLOGI IKAN MUJAIR
Ikan mujair berasal dari perairan Afrika, yaitu sekitar dataran rendah Zambezi, Shiré dan dataran pantai delta Zambezi
sampai pantai Algoa. Pada saat ini, ikan mujair telah tersebar luas sekurang-kurangnya ke-90 negara di dunia,
termasuk Indonesia. Ikan mujair diperkenalkan sebagai ikan budi daya atau ikan komersial dan di Indonesia, ikan
Mujair awalnya diperkenalkan sebagai ikan hias. Ikan mujair dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain mujair
biasa, mujair merah dan mujair albino. Berdasarkan warna sisik, ikan ini dapat dibedakan ke dalam lima varitas, yaitu
mujair dengan warna sisik abu-abu, abu- abu bercak putih, putih, hitam dan merah (Sugiarti, 1988). Ikan Mujair
merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Mujair memiliki
bentuk badan yang pipih dan memanjang, bersisik kecil-kecil bertipe stenoid, tubuh memiliki garis vertikal, sirip ekor
memiliki garis berwarna merah. Warna ikan ini tergantung pada lingkungan atau habitat yang di huni (Webb et al.,
2007). Mulutnya agak besar dan mempunyai gigi-gigi yang halus. Letak mulut terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip
perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Linea lateralis tidak sempurna atau terputus menjadi dua bagian. Jumlah
sisik pada garis rusuk bagian atas 18-21 buah dan pada garis rusuk bagian bawah ada 10-15 buah. Sirip dada dan
sirip perut berwarna hitam kemerahan, sedangkan sirip punggung dan sirip ekor berwarna kemerah-merahan pada
ujung-ujungnya (Said, 2000).
Ikan Mujair merupakan jenis ikan air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Mujair
memiliki bentuk badan yang pipih dan memanjang, bersisik kecil-kecil bertipe stenoid, tubuh memiliki garis vertikal,
sirip ekor memiliki garis berwarna merah. Warna ikan ini tergantung pada lingkungan atau habitat yang di huni (Webb
et al., 2007).
Mulutnya agak besar dan mempunyai gigi-gigi yang halus. Letak mulut terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut
terhadap sirip dada adalah thoracic. Linea lateralis tidak sempurna atau terputus menjadi dua bagian. Jumlah sisik
pada garis rusuk bagian atas 18 - 21 buah dan pada garis rusuk bagian bawah ada 10 - 15 buah. Sirip dada dan sirip
perut berwarna hitam kemerahan, sedangkan sirip punggung dan sirip ekor berwarna kemerah-merahan pada
ujungujungnya (Cahyono, 2000).
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan untuk membedakan induk jantan dan induk betina, yaitu pada betina terdapat tiga buah
lubang pada urogenital, yaitu dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urin. Ujung sirip berwarna pucat kemerah-
merahan, warna perut lebih putih, warna dagu putih, dan jika perut ditekan tidak mengeluarkan cairan. Induk jantan
memiliki dua buah lubang pada urogenital, yaitu anus dan lubang sperma merangkap lubang urin. Ujung sirip berwarna
kemerah-merahan terang dan jelas. Warna perut lebih gelap/kehitam- hitaman, warna dagu kehitam-hitaman dan
kemerah-merahan, dan jika perut ditekan akan mengeluarkan cairan (Popma dan Green, 1990 dalam Erika, 2008).
Ikan mujair hidup secara berkelompok. Tempat hidup ideal untuk ikan mujair adalah di perairan tenang seperti
bendungan, sungai dan danau air tawar. Meskipun ikan mujair dapat dipelihara di dalam akuarium, mereka tidak akan
tumbuh secepat ikan muajir yang dibesarkan di kolam atau alam terbuka. Di beberapa daerah, bibit ikan mujair
ditebarkan di sawah pada musim tanam. Bibit ikan mujair akan tumbuh hingga ukuran konsumsi (12-15cm) bersamaan
saat padi siap panen. Ikan mujair adalah spesies yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang tidak ideal.
Ikan mujair memiliki toleransi tinggi terhadap kadar garam dalam air (salinitas), sehingga masih dapat bertahan hidup
di air payau. Mereka juga dapat hidup di air dengan kandungan ammonia di atas rata-rata ataupun dengan kandungan
oksigen terbatas. Ikan mujair memiliki tingkat pertumbuhan yang relative cepat, terutama di perairan dangkal.
Penyebabnya adalah pertumbuhan tanaman air sangat cepat di perairan dangkal, sehingga ikan mujair mendapat
pasokan pakan yang cukup. Ikan mujair jantan memiliki laju pertumuhan 40% lebih cepat dibandingkan mujair betina.
(Sandi, 2012).
Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairan yang
mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Keasaman air (pH) yang baik untuk
perkembangan ikan mujair berkisar antara 5-8, dengan suhu air berkisar antara 20- 27ºC. Ikan mujair dapat tumbuh
normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan
mujair harus bersih, tidak terlalu keruh, tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan limbah pabrik (Sugiarti, 1988).
Kakap merah аdаlаh salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting уаng cukup banyak tertangkap dі perairan
Indonesia. Jenis ikan tеrѕеbut bіаѕаnуа tertangkap dі perairan paparan (continental shelf).
Bеbеrара Jenis diantaranya berada pada habitat perairan уаng sedikit berkarang. Ikan kakap merah umumnya
menghuni daerah perairan karang, bаhkаn bеbеrара spesies сеndеrung menembus ѕаmраі kе perairan tawar.
Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan уаng tіdаk bеgіtu besar dan beruaya kе
dasar perairan menempati bagian уаng lebih dalam daripada jenis уаng berukuran kecil.
Sеlаіn іtu bіаѕаnуа kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar аntаrа 40–50 meter dеngаn substrat sedikit
karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu dі аntаrа 5-32ºC.
Secara bentuk dan morfologi dimana ikan kakap mempunyai bentuk badan ikan kakap merah memanjang dan agak
pipih.
Ikan Kakap Mempunyai Mulut terletak pada bagian ujung kepala (terminal),
Dan bіаѕаnуа di dalam mulutnya terdapat gigi taring (canine) pada rahangnya.
Bagian dераn dаrі kepala tak bersisik atau pada bagian dераn dаrі tutup insang terdapat bеbеrара baris sisik. Sеrіng
terdapat bintik atau noda kehitaman (blotches).
Sirip punggung tunggal dеngаn jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras dan 9-17 jari-jari sirip lemah уаng bercabang. Sirip
dubur dеngаn 3 sirip keras dan 7-14 sirip lemah bercabang. Sirip ekor mulai dаrі уаng berbentuk truncate ѕаmраі
berbentuk cagak уаng dalam (deeply forked). Secara lengkap taksonomi ikan kakap merah аdаlаh ѕеbаgаі bеrіkut :
Philum : Chordata
Klas : Pisces
Ordo : Pereomorphi
Keluarga : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
- termasuk ikan buas, makannya ikan kecil dan invertebrata dasar laut.
Hidup menyendiri dі daerah pantai ѕаmраі kedalaman 60 m. Dараt mencapai panjang 45-50 Cm. Ikan Kakap Mаѕіh
menjadi target Utama Penangkapan Ikan Dasar dan permintaan уаng banyak menjadikan Ikan Kakap Mempunyai
Harga Yаng Tinggi.
Warna bagian аtаѕ kemerahan/merah kekuningan, dі bagian bаwаh merah keputihan. Garis-garis kuning kecil
diselingi warna merah pada bagian punggung dі аtаѕ garis rusuk
manfaat dan khasiat ikan kakap merah ѕаngаt banyak sekali untuk kesehatan, ikan kakap merah salah satu ikan
уаng banyak dі gemari pemancing dаrі seluruh dunia ѕеlаіn dаrі rasanya уаng enak harga ikan іnі јugа terbilang
ѕаngаt lumayan mahal dі bandrol dаrі mulai harga 80.000 hіnggа 190.000, ikan іnі јugа menjadi ikan pancingan
favorit dі indonesia!
ѕеlаіn kakap merah ѕаngаt mahal dan dі minati, kakap merah menyimpan vitamin dan manfaat bagi kesehatan tubuh
manusia karena manfaat tеrѕеbut dараt mencegah berbagai macam penyakit salah satunya ketika kаmu kekurangan
vitamin A, maka ada baiknya kаmu mengkonsumsi ikan іnі untuk menambah vitamin A karena ikan kakap merah
mengandung vitamin A ѕаngаt banyak 3 ons ѕаја ikan kakap merah dараt memberikan 14% vitamin A kepada tubuh
kamu.
BAB III
METODOLOGI
B. Praktikum
1. Karakteritik kesegaran ikan
- Cuci ikan sampai bersih dan timbang berat utuhnya
- Amati indikator kesegaran mutu masing-masing hasil perikanan (mata, insang, sisik, kekenyalan
daging, bau)
- Pisahkan bagian sisik, ekor, sirip, kepala, insang serta isi perutnya.
- Pisahkan dagingnya dan cuci sampai bersih dan tiriskan.
- Timbang berat daging
- Hitung persentase Berat Dapat Dimakan (BDD)
- BDD = (Berat Daging / Berat utuh) x 100%
2. Mutu Penyimpanan
- Bagi daging ikan mas segar menjadi 3 bagian
- Bagi daging ikan kakap segar menjadi 3 bagian
- Lakukan penyimpanan ikan mas segar pada suhu ruang (1 bagian), suhu chiller (1 bagian), dan suhu
freezer (1 bagian) lakukan pengamatan dan deskripsi kerusakan pada hari ke-3 dan ke-6 (lengkapi
foto/gambar)
- Lakukan penyimpanan ikan kakap segar pada suhu ruang (1 bagian), suhu chiller (1 bagian), dan
suhu freezer (1 bagian) lakukan pengamatan dan deskripsi kerusakan pada hari ke-3 dan ke-6
(lengkapi foto/gambar)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
Proses pengamatan ikan yang dilakukan dengan menggunakan secara subjektif dikarenakan setiap masing – masing
individu atau setiap orang dalam kelompok mempunyai penilaian berbeda – beda oleh karena itu dilakukan
pengambilan penlilaian terbanyak dalam penentuan karakteristik ikan.
Selain itu faktor – faktor penting ketika terjadi pembusukan yaitu adalah factor biologi, factor Handling (penanganan
manusia) dan enzim pada ikan. Peran penting ketiga factor tersebut mempengaruhi ikan yang akan cepat membusuk
dengan cepat. Parameter yang diamati adalah Warna, Mata, Kulit, Tekstur, Sisik, Insang, dan Aroma. Jenis ikan
yang di amati yaitu ikan mujair dan ikan kakap merah.
Pada suhu ruang ikan mujair dan ikan kakap merah membusuk hingga mengeluarkan bau busuk, terdapat belatung,
dan teksturnya sedikit berair sehingga sangat tidak layak untuk dikonsumsi.
Pada suhu chiller ikan mujair dan ikaj kakap merah mengkerut sangat kecil, keras, dan seperti hanya terdapat kulit
saja sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Pada suhu freezer ikan mujair dan ikan kakap merah masih segar dan beku sehingga masih layak untuk dikonsumsi.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesegaran ikan dapat ditentukan secara objektif
dan subjektif. Secara objektif dilihat dari fisik ikan, ikan segar memiliki mutu yang paling tinggi. Dan uji dengan
metode eber pun ikan segar menunjukan hasil dengan kebusukan paling rendah
DAFTAR PUSTAKA