Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Hewani
Dosen Pengampu: Mustika Nur Handayani, S.TP., M.Pd.
Oleh:
Disusun Oleh:
Artika El Sonia (1400025)
Eulis Savitri (1407300)
Fadhilah Fitra D (1400914)
Meti Maryati (1405875)
(Kelompok 1)
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “Pengolahan Es Krim Buah Naga” sebagai tugas mata kuliah Teknologi
Pengolahan Hasil Hewani. Meskipun banyak hambatan yang dialami dalam
proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah
Teknologi Pengolahan Hasil Hewani yang telah membantu dan membimbing
dalam penyelesaian laporan ini. Penulis pun mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan praktikum ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada masyarakat dari
hasil laporan ini. Karena itu penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Tujuan...................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
BAB III METODOLOGI...........................................................................................9
Alat dan Bahan......................................................................................................9
Waktu Pelaksanaan...............................................................................................9
Prosedur Kerja.......................................................................................................9
BAB IV HASIL PENGAMATAN.............................................................................13
BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN.......................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................43
LAMPIRAN...............................................................................................................44
A. Latar Belakang
Es krim yaitu produk susu beku berbentuk susu padat yang dibuat dari
campuran susu, gula, bahan pemantap, bahan penyedap rasa serta aroma dengan
atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya (bahan pengemusi dan pewarna)
dan dikemas dalam plastic atau karton khusus (Eckles et.al., 1980). Es krim iasa
dijadikan hidangan penutup atau popular yang disebut dessert. Hidangan ini
digemari berbagai kalangan, terutama anak anak, karena rasanya yang manis,
lembut, dan segar serta meimbulkan sensasi kelezatan tersendiri. Nilai gizi es krim
sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya, adapun bahan utama dalam
pembuatan es krim adalah susu. Susu merupakan salah satu bahan makanan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terutama susu sapi. Untuk
memanfaatkan susu sapi yang sifatnya mudah rusak, rasanya yang khas banyak
orang tidak menyukainya. Sehingga dapat dibuat berbagai macam olahan salah
satunya dengan dibuat produk tertentu (es krim) menjadi banyak disukai
khususnya anak-anak (Aliyah, 2010).
Saat ini es krim dibuat dengan berbagai macam variasi rasa maupun bahan
dasar, misalnya es krim rasa coklat, strawberry, vanilla, green tea, dan lainnya,
sedangkan dari bahan dasar, misalnya es krim susu kedelai, es krim santan, sari
buah, dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut, diadakanlah praktikum mengenai
pembuatan formulasi es krim baru dengan variasi bahan dasar susu sapi dengan
puree buah naga merah karena buah naga merah memiliki berbagai manfaat untuk
kesehatan. Contohnya buah naga berpotensi sebagai anti radikal bebas dari
betasianin yang dimilikinya (Pedreno dan Escribano, 2007 dalam Wahyuni,
2012), selain itu menurut Departement of Nutrition and Dietetics Faculty of
Medicine and Health Scienes Universiti Putra Malaysia dalam Wahyuni, 2012,
buah naga juga berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah dan
mencegah risiko penyakit jantung pada pasien diabetes.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilaksanakan adalah:
Menentukan formulasi terbaik pembuatan es krim buah naga yang
disukai penelis.
Mengetahui karakteristik es krim buah naga.
B. Es Krim
Es krim merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan cara
membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama. Bahan yang
digunakan adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu
atau tanpa bahan perasa dan warna, dan stabilizer, bahan campuran es
krim disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan
pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas
baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).
Es krim merupakan produk olahan susu yang cukup populer dan memiliki
segmen pasar yang luas dan merupakan jajanan yang digemari oleh berbagai
kalangan baik anakanak, remaja, maupun dewasa. Tingkat pertumbuhan pasar es
krim di dalam negeri terus meningkat sedikitnya 20% setiap tahun. Namun,
karena kandungan lemak dan gulanya yang tinggi mengakibatkan masyarakat
khususnya orang dewasa dan remaja menjadi khawatir dan mempunyai pandangan
B. Waktu Pelaksanaan
C. Prosedur Kerja
Mencuci buah naga merah emudian dikupas kulitnya. Lalu dipotong
kecil-kecil untuk mempermudah proses penghancuran buah naga
merah dengan blender, sehingga menjadi puree buah naga merah.
Melakukan pasteurisasi menggunakan metode LTLT yaitu 60oC
selama 30 menit, sambil diaduk. Menurunkan suhu susu hingga
hangat kuku atau sekitar suhu 40oC supaya proses pemecahan lemak
(homogenisasi) dapat dilakukan dengan mudah.
Mencampurkan bahan-bahan diantaranya kuning telur yang dikocok
terlebih dahulu, kemudian menambahkan tepung maizena, garam dan
gula.
Menambahkan whipping cream ke dalam susu yang telah
dipasteurisasi sebelumnya. Mengaduk hingga merata dan hindari
gumpalan-gumpalan yang masih tersisa yang akan mempengaruhi
tekstur dan rasa es krim.
Mencampurkan pure buah naga dan adonan kuning telur, ke dalam
susu, aduk hingga merata dengan api sedang sampai mendidih.
Melakukan pembekuan yang harus dilakukan secara cepat, yaitu
dengan tanda terbentuknya kristal-kristal es yang lembut pada eskrim.
Pembekuan dilakukan dengan dua tahap yang pertama suhu
diturunkan hingga mencapai -5oC sampai -8oC dan yang kedua suhu
diturunkan hingga -30oC.
Melakukan homogenisasi dengan menggunakan alat mixer.
Melakukan pengadukan dilakukan dengan menggunakan Ice Cream
Maker selama 30 menit.
Melakukan pengemasan es krim yaitu dengan memasukkan ke dalam
wadah lalu memberi label pada bagian atas kemasan (tutup).
1 Buah Naga
Merah
Pengupasan Kulit
Pasteurisasi LTLT,
Penghancuran dengan 60oC, 30 menit
blender
Pencampuran
Kuning telur 1
butir
Maizena 25 gram
Gula sukrosa 60
Susu ½ liter +
gram
Whipping Cream 75
Garam 5 gram
gram + Puree Buah
Garam
Naga Merah 200
gram
Pencampuran
Pencampuran &
Air
Homogenisasi
Pemanasan 60oC, 30
menit
Pembekuan (Freezer
4oC, 24 jam
Homogenisasi (Mixer
15 menit)
Pengemasan (Cup)
Penyimpanan
(Freezer -20oC)
Es krim Buah
Naga Merah
1. Standarisasi Susu
Parameter Hasil
Warna Putih tulang
Aroma Khas susu sapi segar
Rasa Khas susu (sedikit asin)
Viskositas Encer (+++)
pH 6,26
Uji Alkohol Ada sedikit endapan (+)/ masih layak
digunakan namun kualitasnta sudah menurun
Uji Reduktase + (perkiraan bakteri: 4 x 106 – 2 x 106 / ml)
Susu masih dapat diterima
4. Tabel Hasil Uji Mutu Hedonik Es Krim Buah Naga Merah Hari Ke-7
Keterangan: rata-rata perlakuan uji mutu hedonik es krim buah naga merah tidak
berbeda signifikan.
Es krim buah naga Es krim buah naga Es krim buah naga Es krim b
Karakteristi merah dengan merah dengan merah dengan merah d
k stabilizer agar-agar stabilizer CMC stabilizer gelatin stabilizer
Hari Ke- Hari Ke-7 Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-1
1
Warna 2,313 ns 2,250 ns 2,125 ns 2,469 ns
2,469 ns 2,563ns 2,531 ns
Parameter
1 2 3 4
Agak
Warna Agak merah muda Merah muda Ungu
ungu
Aroma Tidak khas susu Agak khas susu Khas susu Sangat khas susu
Rasa Tidak manis Agak manis Manis Sangat manis
Tekstu
Keras/kasar Agak keras/kasar Lembut Sangat lembut
r
A. Pembahasan
Es krim yaitu produk susu buku berbentuk susu padat yang dibuat dari
campuran susu, gula, bahan pemantap, bahan penyedap rasa serta aroma dengan
atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya (bahan pengemulsi dan pewarna)
dan dikemas dalam plastic atau karton khusus (Eckles et.al., 1980). Pada
praktikum kali ini, kami membuat es krim buah naga dengan perbedaan perlakuan
berupa pemberian jenis stabilizer. Penstabil atau yang biasanya disebut dengan
stabilizer merupakan suatu kelompok dari senyawa. Stabilizer akan bertanggung
jawab untuk menambah viskositas dalam campuran fase tidak beku dari es krim
(Goff, 2000).
Penstabil mampu berperan dalam meningkatkan whippability selama
homogenisasi, mencegah kristalisasi yang disebabkan oleh laktosa, mencegah
penyusutan selama penyimpanan, menstabilkan emulsi, berkontribusi dalam
membentuk body, tekstur, dan rasa pada es krim. Stabilizer yang digunakan
adalah CMC, agar, gelatin dan maizena. Pembuatan es krim buah naga diawali
dengan pembuatan puree buah naga yang dilakukan dengan cara menghancurkan
buah naga yang telah dikupas, kemudian pasteurisasi susu, pencampuran dan
homogenisasi, pembekuan, homogenisasi kembali, dan pengadukan. Yang diamati
adalah uji over run, uji sedimentasi, titik leleh (melting point), dan uji mutu
hedonic. Namun pada awalnya yang dilakukan adalah standarisasi susu.
1. Standarisasi Susu
Standarisasi susu yang dilakukan menunjukkan bahwa susu yang
digunakan untuk pembuatan es krim ber warna putih tulang. Hal tersebut
terjadi karena susu segar mengandung kasein. Aroma susu segar beraroma
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa warna es krim yang memiliki
skor tertinggi pada hari ke-1 adalah es krim buah naga dengan stabilizer CMC.
Parameter es krim yang digunakan adalah agak merah muda, merah muda, agak
ungu dan ungu. Faktor kenampakan (warna) merupakan salah satu akibat kualitas
yang paling penting. Warna menarik akan disukai dibandingkan kenampakan
yang tidak menarik dipandang karena kenampakan merupakan salah satu penentu
suatu bahan. Nilai skor yang digunakan yaitu dari 1-4 Menurut parameter yang
digunakan, skor tertinggi warna yaitu berwarna ungu muda. Namun pemberian
stabilizer yang berbeda disini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap warna
es krim setelah diuji TSR. Warna ungu yang muncul pada es krim diasumsikan
sebagai warna yang menarik pada es krim buah naga. Warna tersebut muncul dari
pigmen buah naga sendiri yaitu pigmen antosianin.
Kemudian untuk aroma, skor tertinggi pun terdapat pada es krim dengan
stabilizer CMC. Nilai skor yang digunakan masih sama yaitu 1-4, kemudian
parameter aroma yaitu dari tidak khas susu sampai sangat khas susu. Dalam hal
ini, berarti es krim dengan stabilizer CMC tidak mempengaruhi aroma es krim,
yakni es krim beraroma khas susu. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Tranggono, dkk (1991) yang mengatakan bahwa CMC tidak berbau. Pada
dasarnya bau normal susu disebabkan oleh volatil yang sangat sedikit yaitu metil
sulfida (CH3) S bila dipanaskan pada suhu 38oC (Umi Kalsum). Kemudian, untuk
rasa, nilai skor yang digunakan masih sama yaitu 1-4, kemudian parameter yang
digunakan adalah dari tidak manis hingga sangat manis. Rata-rata skor yang
paling tinggi adalah es krim buah naga dengan stabilizer gelatin dan maizena. Hal
tersebut terjadi mungkin karena penambahan komponen lain yang terlalu banyak
mengandung gula sehingga membuat es krim berasa lebih manis seperti whipped
6. Penilaian Keseluruhan
Berikut adalah tabel rata-rata skor panelis sesuai dengan karakteristik dan
pengamatan hari ke-1 serta hari ke-7.
B. Kesimpulan
Formulasi terbaik dari pembuatan es krim buah naga merah adalah
dengan perlakuan penggunaan stabilizer CMC.
Karakteristik es krim buah naga tersebut adalah berwarna ungu muda ,
beraroma sangat khas susu, rasa yang manis, dan tekstur yang lembut.
DAFTAR PUSTAKA
Masykuri, dkk. 2012. Resistensi Pelelehan, Over-Run, dan Tingkat Kesukaan Es
Krim Vanilla Yang Terbuat Dari Bahan Utama Kombinasi Krim Susu dan
Santan Kelapa. Jurnal Penelitian. Vol 1 No.3 Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan.
A. Pembahasan
Es krim merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan cara
membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama. Bahan yang
digunakan adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu
atau tanpa bahan perasa dan warna, dan stabilizer, bahan campuran eskrim disebut
ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan pengolahan
yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas
baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).
Pada proses pembuatan ice cream, mulai dari pencampuran bahan bahan,
pemasakan, hingga pembekuan. Ada beberapa tahapan yang memiliki tujuan
tertentu seperti pada saat proses pembekuan juga dilakukan pengocokan atau
pengadukan adonan. Sebab jika adonan hanya dibiarkan saja mendingin tidak
dikocok akan terjadi kristal padat dan rapat berisi kristal-kristal es. Karena jika
adonan diam maka ada kemungkinan molekul air yang berdekatan bersatu
kembali membentuk kristal, tetapi jika diaduk terus menerus maka tidak ada
kesempatan untuk bersatu dan membentuk kristal. Pengadukan juga berfungsi
untuk memperkecil ukuran kristal es yang terbentuk. Semakin kecil ukuran kristal
es, semakin lembut es krim yang dihasilkan. Serta mempercepat pencampuran
udara ke dalam adonan es krim. Gelembung gelembung udara yang tercampur ke
dalam adonan inilah yang menghasilkan busa yang seragam (homogen).
Pada praktikum dilakukan pembuatan produk eskrim yang terbuat dari
campuran sari buah naga. Berdasarkan hasil pengujian yang diamati meliputi uji
sedimentasi, uji melting point dan uji overrun serta pengamatan terhadap sifat
organolptik yang meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur.
1. Warna
Warna merupakan karakteristik yang menentukan penerimaan suatu
produk oleh konsumen. Kesan pertama yang didapat dari bahan pangan adalah
B. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan diatas maka dapat simpulkan untuk nilai rata-rata
kesukaan panelis terhadap eskrim buah naga pada pengamatan hari ke 1 dan hari
ke 7 diperoleh dengan penambahan CMC dari pengamatan dari segi warna,
C. Saran
Pengujian sebaiknya dilakukan pada pengujian mikroba untuk mengetahui
jumlah mikroba yang hidup pada eksrim buah naga.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyani, R.K., 2008. SifatFisik dan Kimia EsKrim Yogurt Simbiotik Selama
Penyimpanan. Skri psi. Program Studi Teknologihasil Ternak, Fakultas
Peternakan Institut Pertaniann Bogor.
RupMal, Radiati L.E., dan Purwadi. 2013. Pengaruh Lama Penyimpanan Pada
Suhu Refrigerator Terhadap Nilai pH, Viskositas, Total Asam Laktat Dan
Profil Protein Terlarut Kefir Susu Kambing. (Skripsi) Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya. Malang.
Susilorini, T.E., dan Sawitri, M.E. 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya:
Jakarta.
A. Pembahasan
Es krim adalah makanan bergizi yang dihasilkan melalui pembekuan dari
campuran bahan-bahan seperti susu, krim, bahan padatan lemak, gula, bahan
pengemulsi dan bahan penstabil (Muse dan Hartel, 2004). Standar Nasional
Indonesia (1995), menyatakan bahwa es krim sebagai jenis makanan semi padat
yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu,
lemak hewani maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan
bahan makanan yang diizinkan.
Pada praktikum ini, dilakukan pengujian mutu hedonik terhadap warna,
aroma, rasa, dan tekstur es krim pada hari yang berbeda, antara lain hari ke-1 dan
hari ke-7. Kepada 15 orang panelis disediakan 8 sampel es krim yang telah dibuat
oleh seluruh kelompok dan disajikan secara acak. Setelah itu, panelis diminta
untuk menyatakan karakteristik warna, aroma, rasa, dan tekstur es krim pada
parameter organoleptik. Hal ini bertujuan untuk melihat kesan pertama yang
timbul saat panelis melakukan penilaian terhadap karakteristik mutu yang
diujikan. Selain itu, es krim dilakukan pengujian sedimentasi, melting point, dan
overrun di hari ke-1 dan ke-7. Pada praktikum ini, es krim dibuat dengan
penambahan buah naga merah dan perbedaan perlakuan pada bahan stabilizer
yang digunakan, antara lain agar-agar, CMC, gelatin dan maizena.
Sebelum melakukan pengolahan es krim, susu sapi yang digunakan dalam
pengolahan es krim dilakukan standarisasi susu terlebih dahulu. Berdasarkan hasil
pengamatan standarisasi susu diperoleh dengan warna putih tulang, aroma khas
susu sapi segar, rasa khas susu (sedikit asin), viskositas encer (+++) dan memiliki
pH 6,26. Selain itu, dilakukan pengujian alkohol dan reduktase untuk mengetahui
kualitas susu sapi yang digunakan. Menurut hasil analisis, diketahui bahwa dalam
pengujian alkohol terdapat sedikit endapan (+) sehingga masih layak digunakan
walaupun kualitas susu sapi sudah menurun, dan dalam pengujian reduktase
Uji Sedimentasi
Pengukuran derajat sedimentasi bertujuan untuk mengetahui kestabilan
sistem dispersi serta kecepatan laju pengendapannya. Apabila cepat mengendap
berarti terbentuk dua fase, fase cair dan fase padat. Berdasarkan hasil analisis uji
sedimentasi, dapat dilihat bahwa di hari ke-1 nilai sedimentasi terbesar ialah
dengan penggunaan stabilizer gelatin (60%) dan terkecil ialah dengan penggunaan
CMC (tidak terbentuk sedimentasi). Berbeda hal di hari ke-7, dapat dilihat bahwa
nilai sedimentasi terbesar ialah dengan agar-agar (64%) dan terkecil ialah dengan
CMC (48%). Hal tersebut disebabkan air yang ada diserap oleh CMC digunakan
untuk mengembang sehingga tidak mudah lepas dan sistem menjadi lebih stabil.
CMC dapat memperlambat laju pengendapan es krim, semakin besar volume
endapan maka semakin cepat laju pengendapannya. Tidak adanya pengendapan
menyebabkan es krim lebih halus dan tidak terbentuknya kristal es yang besar
sehingga tekstur es krim lebih kasar. Dalam hal ini, CMC menghasilkan kristal
yang tidak cukup banyak atau tidak menghasilkan sama sekali pada eskrim buah
naga.
Sedangkan, penggunaan stabilizer agar-agar menghasilkan nilai
sedimentasi tinggi. Hal tersebut dikarenakan agar-agar sebagai hidrokoloid yang
bermuatan negative akan menurunkan potensial zeta sehingga gaya tarik menarik
lebih besar dari gaya tolak menolak antar molekul dalam system akibatnya laju
pengendapan menjadi besar dan semakin cepat. Dalam hal ini, agar-agar
menghasilkan kristal es yang menyebabkan tekstur es krim menjadi kasar.
Uji Over-run
Arbuckle (1986) menyatakan bahwa over-run yang baik pada es krim
adalah 80-120% untuk pembuatan es krim pada skala industri besar, karena
didukung oleh penginjeksian udara pada adonan saat dijalankan proses
pembekuan (freezing). Sedangkan, pada penelitian ini dikerjakan pada skala
rumah tangga, over-run terbesar sebesar 118,18% dengan stabilizer CMC dan
terkecil sebesar 2,5% dengan stabilizer gelatin. Over-run yang rendah tersebut
dimaklumi karena pada pembuatan skala rumah tangga tidak dilakukan
penginjeksian udara pada saat pembekuan (freezing). Dalam penelitian ini, hanya
es krim dengan stabilizer CMC saja yang sudah memenuhi kategori es krim yang
baik.
Penilaian Keseluruhan
Berdasarkan tabel uji TSR dapat disimpulkan bahwa formulasi terbaik dari
pembuatan es krim buah naga adalah dengan perlakuan penggunaan stabilizer
CMC. Hal tersebut dikarenakan warna, aroma, rasa, dan tekstur pada formula
tersebut memiliki skor tinggi. Dan, dapat dikatakan bahwa karakteristik es krim
buah naga yang baik adalah berwarna sesuai dan normal, beraroma khas susu,
berasa manis, dan bertekstur lembut.
B. Kesimpulan
Es krim buah naga dengan formulasi terbaik ialah dengan penggunaan
stabilizer CMC.
Karakteristik es krim buah naga yang sesuai adalah warna yang sesuai
dan normal, aroma yang memiliki khas susu, rasa yang manis, dan
tekstur yang lembut seperti es krim pada umumnya.
A. Pembahasan
Ice cream dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari
produk susu dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis
(sweetener). Ice cream adalah buih setengah beku yang mengandung lemak
teremulsi dan udara. Menurut SNI (1995) Ice cream adalah sejenis makanan semi
padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung ice cream atau campuran susu,
lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain
yang diizinkan.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan ice cream dengan penambahan
buah naga sebagai pewarna pada ice cream yang dihasilkan. Dalam pembuatannya
dilakukan perbedaan penambahan jenis stabilizer yaitu agar-agar, CMC, gelatin
dan maizena.perbedaan perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui kesukaan
panelis terhadap ice cream yang dihasilkan. Parameter yang diuji meliputi uji
mutu hedonik, uji sedimentasi, uji melting point dan uji overrun.
Menurut Harris (2011) komposisi adonan saat pembuatan ice cream akan
menentukan kualitas ice cream. Faktor yang mempengaruhi antara lain bahan
baku, proses pembuatan, proses pembekuan, pengepakan, dan sebagainya. Proses
pembuatan seluruh bahan baku ice cream akan dicampur menjadi suatu bahan
dasar ice cream, salah satunya viskositas atau kekentalan. Kekentalan pada
adonan ice cream akan berpengaruh besar pada tingkat kehalusan ice cream serta
ketahanan ice cream sebelum mencair. Proses pembuatannya melalui
pencampuran bahan-bahan menggunakan alat pencampur berputar.
Hasil yang didapat dalam praktikum pembutaan ice cream menunjukam
bahwa tidak berbeda secara signifikan pada ice cream hari ke-1 maupun hari ke-7
dengan perbedaan jenis stabilizer. Namun apabila dibandingkan antara hasil uji
mutu hedonik hari ke-1 dengan hari ke-7 menghasilkan bahwa formulasi terbaik
dari pembuatan ice cream buah naga yaitu dengan jenis stabilizer CMC. Hal ini
B. Kesimpulan
1. Komposisi adonan akan menentukan kualitas ice cream.
2. Secara umum, stabilizer CMC menghasilkan kualitas ice cream yang
baik daripada jenis stabilizer lainnya.
3. Semakin lama waktu penyimpanan, semakin berkurang tingkat
kesukaan panelis karena semakin melemahnya daya stabilizer yang
dapat mempertahakan body ice cream, dll.
4. Sedimen merupakan endapan yang tidak larut air yang biasanya
mengandung protein yang rusak atau mengalami denaturasi.
Sedimentasi terendah yaitu pada ice cream dengan jenis stabilizer
CMC.
DAFTAR PUSTAKA
Goff, H.D. 2000. Controlling Ice Cream Structure by Examining Fat Protein
Interactions. J. Dairy Technology. Australia.
Harris. 2011. “Pengaruh Substitusi Ubi Jalar (Ipomea batatas) dengan Susu Skim
terhadap Pembuatan Ice cream” (Skripsi S-1 Program Studi Teknologi
Pangan). Makassar: Universitas Hasanuddin.
SNI, 1995. Ice cream. Dewan Standarisasi Nasional. SNI 01-3713-1995.
Violisa, dkk. (2012). Penggunaan Rumput Laut Sebagai Stabilizer Ice cream Susu
Sari Kedelai. Jurnal Teknik: Teknologi dan Kejuruan, 35 (1), hlm. 103-
114.
Widodo, W. 2003. Bioteknologi Fermentasi Susu. Universitas Muhammadiyah
Malang Press. Malang.
Lampiran 1. Dokumentasi