OLEH :
LUTFI NINGTIAS
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan dalam
menyelesaikan laporan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, saya
tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga laporan “Praktikum Ilmu Pangan Dasar Perubahan Bahan Pangan Tahu”
dapat diselesaikan. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pangan Dasar. Penulis berharap laporan tentang perubahan bahan pangan tahu
dapat menjadi referensi untuk mengetahui kelayakan konsumsi bahan pangan
tahu.
Penulis menyadari laporan berjudul praktikum perubahan bahan pangan tahu ini
masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Saya
terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar laporan ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini, baik terkait penulisan
maupun konten, penulis memohon maaf.
Lutfi Ningtias
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….
BAB V : KESIMPULAN……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penyebab, tanda fisik, dan akibat
kerusakan pangan serta menilai kualitas pangaan pada bahan pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposisi Bahan Pangan Tahu
Tahu Secara Umum Kata tahu berasal dari China tao-hu, teu-hu atau tokwa.
Kata ”tao” atau ”teu” berarti kacang. Untuk membuat tahu menggunakan kacang
kedelai (kuning, putih), sedangkan ”hu” atau ”kwa” artinya rusak atau hancur
menjadi bubur, jadi tahu adalah makanan yang dibuat pakan salah satu bahan
olahan dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur. Makanan ini terbuat dari
kedelai yang dihaluskan, 3 ons tahu (sekitar ukuran smartphone) mengandung 120
kalori, 6 gram lemak dan 12 gram protein, ditambah mineral seperti selenium,
seng, besi, magnesium, dan kalium. Tahu juga biasanya dikemas dalam larutan
yang mengandung kalsium untuk mempertahankan kesegaran, yang juga
meningkatkan kandungan mineral pembentuk tulang.
2.2 Pengolahan Bahan Pangan Tahu
Proses produksi diawali dengan mengeluarkan kacang kedelai dari dalam gudang
penyimpanan. Kacang kedelai ini akan diperiksa apakah setelah disimpan masih
memenuhi standar kualitas. Jika memenuhi standar kualitas, maka kacang kedelai
akan dicuci dan direndam selama 6 jam. Kacang kedelai yang telah direndam,
diangkat lalu dimasukkan ke dalam mesin penggilingan dan digiling hingga
halus. Gilingan kacang kedelai dimasak dengan menggunakan mesin uap. Proses
memasak berlangsung sekitar 15-20 menit. Gilingan kacang kedelai setelah
dimasak akan berubah menjadi bubur kedelai. Bubur kedelai disaring
menggunakan kain belacu. Proses penyaringan dilakukan dengan
menggoyangkan kain agar air jatuh ke bawah. Air tersebut ditampung dalam
wadah yang besar. Air hasil proses penyaringan akan digunakan untuk membuat
tahu. Air tersebut dicampur dengan asam cuka agar menggumpal. Gumpalan tahu
tersebut masih bercampur dengan air, sehingga perlu dipisah terlebih dahulu.
Gumpalan tahu yang sudah dipisahkan dengan air asam diletakkan di dalam
cetakan kayu yang sebelumnya dilapisi dengan kain belacu. Setelah itu cetakan
ditutup dan ditindih agar air yang masih tercampur pada gumpalan tahu dapat
dibuang. Setelah tidak ada air lagi, maka tahu dikeluarkan dari cetakan lalu
dipotong-potong dan diletakkan di dalam tong bercampur dengan air asam.
2.3 Pasca Produksi Bahan Pangan Tahu
Karena kandungan airnya yang tinggi (80%-88%) sehingga mudah rusak karena
mudah ditumbuhi mikroba(Mudjajanto, 2005). Selain itu kandungan protein yang
cukup tinggi pada tahu juga menyebabkan tahu termasuk produk yang mudah atau
cepat busuk (Sarwono dan Saragih, 2003). Menurut Fouad and Hegeman (1993),
penyebab kerusakan/busuk tahu karena adanya kontaminan yang pada umumnya
adalah bakteri. Semua bakteri kontaminan pada tahu bersifat proteolitik
(memecah protein), termasuk bakteri Asam aktat, Enteric bacteria dan
Pseudomonas spesies juga tergolong proteolitik. Tahu diketahui juga mempunyai
kandungan gula yaitu sebesar 3%, ketika bakteri selesai memetabolisme gula,
maka bakteri menggunakan protein sebagai substrat untuk pertumbuhannya.
Kapang juga dimungkinkan tumbuh karena suhu di Indonesia yang optimum bagi
pertumbuhan berbagai mikroba (Suprapti, 2005). Tahu yang disimpan dalam
suhu ruang tanpa pengawet hanya mampu bertahan selama 12 jam.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan :
-1 Potong tahu putih
3.5 Prosedur Pembuatan
Meletakkan tahu di
tempat terbuka dengan
suhu ruang 20-25℃
selama 6 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hari Bera Ukuran Kerusakan Gambar
t
P L T Kimia Mikrobiolo
gi
0 18gr 3 3 3 Warna Tidak
putih berlendir
bersih dan padat
2. Kerusakan mikrobiologi
Kerusakan mikrobiologi adalah adalah kerusakan makanan karena adanya
aktivitas mikroorganisme seperti bakteri, yeast, dan jamur yang
mengkontaminasi makanan. Kerusakan jenis ini paling banyak ditemukan
pada bahan makanan. Kerusakan jenis ini juga harus diwaspadai, karena
kemungkinan terdapat pula mikroorganisme penyebab penyakit dan racun.
Pada praktikum perubahan bahan pangan tahu, jamur cepat sekali
menyerang. Hal ini dikarenakan suhu penyimpanan (20-25℃) adalah
suhu terbaik dimana pertumbuhan jamur dapat maksimal. Dimana dapat
dilihat bahan pangan tahu yang padan hari ke-2 sudah berjamur salah satu
sisi nya dan pada hari ke-6 jamur sudah memenuhi semua bagian bahan
pangan tahu.
KESIMPULAN
http://himagizi.lk.ipb.ac.id/2017/07/30/kultweet-kerusakan-bahan-pangan/
https://media.neliti.com/media/publications/36233-ID-pengelolaan-dan-
pengembangan-usaha-produksi-tahu-pada-perusahaan-keluarga-udpabr.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/919/4/03520036%20Bab%201.pdf
https://www.slideshare.net/ramdhanisari/laporan-praktikum-kerusakan-b-
pangan-bu-arin
Kuliah-Kerusakan-Mikroorganisme-pangan.pdf