Dosen Pengampu :
J. Supadi, SKM., Mkes
1
T.A 2020/2021
DAFTAR ISI
BAB IIIPEMBAHASAN................................................................................ 11
A. Dampak Gaky.............................................................................. 11
B. Permasalahan............................................................................... 15
C. Pemecahan Masalah.................................................................... 16
D. Penanggulangan.......................................................................... 16
E. Terapi.......................................................................................... 19
F. Pangan Sumber Iodium............................................................... 21
G. Konsumsi Pangan Sumber Iodium.............................................. 22
H. Total Goiter Rate (Tgr)............................................................... 23
I. Penilaian Masalah Gaky Di Indonesia........................................ 23
BAB IVPENUTUP.......................................................................................... 24
A. Kesimpulan.................................................................................. 24
B. Saran............................................................................................ 25
2
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah ini
tetap aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya
Indonesia.Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan
konsumsi pangan , sehingga kita sering menemukan ketidak mampuan masyarakat
dalam hal pengelolaan makanan yang baik sesuai dengan standar gizi kesehatan.
Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi
yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan
produktivitas kerja.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) khususnya Gondok
telah lama dikenal di Indonesia.Hal ini terlihat dari adanya patung-patung tokoh
pewayangan yang ditampilkan dengan leher yang membesar karena Gondok.Tidak
hanya dalam pewayangan dalam kehidupan nyatapun di beberapa daerah dengan
mudah dapat di jumpai penderita Gondok.
GAKY merupakan salah satu permasalahan gizi yang sangat serius, karena
dapat menyebabkan berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan antara lain ;
Gondok, Kretenisme, Reterdasi Mental dll.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa pengaruh/dampak GAKY begitu
luas, sejak masih dalam kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Yang sangat
mengkhawatirkan akibatnya pada susunan syaraf pusat, karena akan bepengaruh
pada kecerdasan dan perkembangan sosial masyarakat dikemudian hari.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas tentang masalah
kekurangan konsumsi pangan yang merupakan salah satu permasalahan gizi yang
sangat serius, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu
membahas tentang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
1
C. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai definisi yang berhubungan dengan GAKY
2. Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY
3. Mengetahui jumlah kebutuhan iodium yang dianjurkan setiap hari
4. Mengetahui macam-macam gangguan akibat GAKY
5. Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap GAKY
D. MANFAAT
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian
garam beryodium
2. Menambah pengetahuan tentang berbagai penyakit gangguan akibat
kekurangan yodium
3. Menambah pengetahuan berbagai penyebab gangguan akibat kekurangan
yodium
4. Sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Gizi dan Terapi Diet
5. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang akan
melakukan penyusunan makalah dengan topic yang sama
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai
sangat penting untuk dikonsumsi oleh tubuh.
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun
di air.Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan tubuh dalam pembentukan
hormon tiroksin untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari
janin sampai dewasa.
Garam Beryodium adalah suatu garam yang telah diperkaya dengan KIO 3
(Kalium Iodat) sebanyak 30-8- ppm.
GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan
Yodium, akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit, salah satu
yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok.
3
Dalam saluran pencernaan, iodium dalam bahan makanan dikonversikan
menjadi Iodida yang mudah diserap dan ikut bergabung dengan pool-iodida
intra/ekstraseluler. Iodium tersebut kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk
disimpan. Setelah mengalami peroksidasi akan melekat dengan residu tirosin dari
tiroglobulin. Struktur cincin hidrofenil dari residu tirosin adalah iodinate ortho
pada grup hidroksil dan berbentuk hormon dari kelenjar tiroid yang dapat
dibebaskan (T3 dan T4) (Linder, 1992). Iodium adalah suatu bagian integral dari
hormon tridothyronine tiroid (T3) dan thyroxin (T4). Hormon tiroid kebanyakan
menggunakan, jika tidak semua, efeknya melalui pengendalian sintesis
protein. Efek-efek tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular, metabolisme
dan efek inhibitor padapengeluaran thyrotropin oleh pituitary (Sauberlich, 1999).
Kebanyakan Thyroxine (T4) dan Triidothyronine (T3) diangkut dalam bentuk
terikat-plasma dengan protein pembawa. Thyroxine-terikat protein merupakan
pembawa hormon tiroid utama yang beberapa di antaranya juga terikat dengan
thyroxin-terikat prealbumin (Sauberlich, 1999).
Tingkat bebasnya hormon-hormon tersebut dalam plasma dimonitor oleh
hipotalamus yang kemudian mengontrol tingkat pemecahan proteolitis T3 dan T4
dari tiroglobulin dan membebaskannya ke dalam plasma darah, melalui tiroid
stimulating hormon (TSH). Kadar T4 plasma jauh lebih besar dari pada T 3, tetapi
T3 lebih potensial dan “turn overnya” lebih cepat. Beberapa T3 plasma dibuat
dari T4 dengan jalan deiodinasi dalam jaringan non-tiroid. Sebagian besar dari
kedua bentuk terikat pada protein plasma, terutama thyroid-binding-globulin
(TBG), tetapi hormon yang bebas aktivitasnya pada sel-sel target. Dalam sel-sel
target dalam hati, banyak dari hormon tersebut didegradasi dan iodidat
dikonversikan untuk digunakan kembali kalau memang dibutuhkan (Linder,
1992).
Menurut Ganong (1989) apabila mengkonsumsi iodium 500 mg/hari, hanya
sebagian iodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar tiroid, dan dari kelenjar
tiroid disekresikan sekitar 80 mg yang terdapat dalam T3 dan T4, yang merupakan
hormon tiroid. Selanjutya T3 dan T4 mengalami metabolisme dalam hepar dan
dalam jaringan lainnya. Sehingga dari hepar dikeluarkan sekitar 60 mg ke dalam
4
cairan empedu, kemudian dikeluarkan ke dalam lumen usus dan sebagian
mengalami sirkulasi yang lepas dari reabsorbsi akan diekskresikan bersama feses
dan urin.
5
kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai
stadium sampai timbul bisu-tuli dan gangguan mental akibat kretinisme (Chan et
al, 1988).
Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih banyak
terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya sangat
tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang
tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar iodium rendah.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah
yang serius mengingat dampaknya secara langsung mempengaruhi kelangsungan
hidup dan kulitas manusia. Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap
masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ;
anak balita dan anak usia sekolah (Jalal, 1998).
6
- Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya
dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering
dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan
di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di
Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai
penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan
daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu
yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau
daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).
- Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun
tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah
bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams
(1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan
makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh
tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan
metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh
kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah.
Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk
anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat
(Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela,
kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok
Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh
dan cuka).
7
- Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan
hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3
maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3
dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya
T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka
hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.
F. GEJALA
Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti :
· Reterdasi mental
· Gangguan pendengaran
· Gangguan bicara
· Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)
· Kretinisme biasanya pada anak-anak
G. KLASIFIKASI
1. Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan
dengan palpasi tidak teraba.
2. Grade IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah
maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3. Grade IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan
tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
4. Grade II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan
palpasi teraba lebih besar dari Grade IB.
5. Grade III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih.
8
H. MACAM-MACAM GANGGUAN AKIBAT GAKY
1. Pada Fetus
- Abortus
- Steel Birth
- Kelainan Kematian Perinatal
- Kretin Neuroligi
- Kretin Myxedematosa
- Defek Psikomotor
2. Pada Neonatal
- Hipotiroid
- Gondok Neonatal
3. Pada Anak dan Remaja
- Juvenile Hipothyroidesm
- Gondok Gangguan Fungsi Mental
- Gangguan Perkembangan Fisik
- Kretin Myxedematosa dan Neurologi
4. Pada Dewasa
- Gondok dan segala Komplikasinya
- Hipotiroid
- Gangguan Fungsi Mental
9
J. KEBUTUHAN YODIUM
Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang
dewasa berkisar 100 – 150 mg perhari. Iodium diekskresikan melalui urin dan
dinyatakan dalam mg I/g kreatinin. Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g
kreatinin sudah menjadi indikator kekurangan intake. Konsumsi iodium sangat
bervariasi antar berbagai wilayah di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di
USA (sekitar 5 kali RDA). Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk
orang Indonesia antara lain :
1. Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
2. Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
3. Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari
4. Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari
5. Ibu hamil 175 mikrogram/hari
6. Ibu menyusui 200 mikrogram/hari
Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat
dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya perkembangan otak. Bagi ibu
hamil yang mengkonsumsi iodium tidak mencukupi kebutuhan maka bayi atau
janin yang dikandung akan mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak
berkurang), gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal
(abortus) meningkat, kemudian setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir
rendah (BBLR) dan terdapat gangguan pertumbuhan tengkorak serta
perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan mengalami gangguan
aktivitas kelenjar tiroid. Pada kondisi ini tubuh akan mengalami penyesuaian
yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal
dengan sebutan gondok (Djokomoeldjanto, 1993 dan WHO, 1994).
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. DAMPAK GAKY
1. Terhadap Pertumbuhan
- Pertumbuhan yang tidak normal.
- Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
- Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
- Tingkat kecerdasan yang rendah
- Mulut menganga dan lidah tampak dari luar
2. Kelangsungan Hidup
- Neonatus dan Ibu hamil
Ketika kita bicara mengenai neonatus dan ibu hamil maka terbayang proses
pertumbuhan fetus intrauterin, yang umumnya mengikuti satu pola.
Perkembangan otak dan intelegensi tepat mutlak perlu untuk manifestasi yang
‘sempurna’ di kemudian hari.
Perkembangan fetus ibu hipotiroidisme primer yang hamil berbeda dengan
perkembangan fetus ibu hipotiroidisme yang disebabkan karena defisiensi
yodium.
Patofisiologi yang jelas dan tegas belum terbukti hingga sekarang.Sumbangan
pengetahuan di atas tidak hanya penting untuk memahami dan mendalami
peristiwa yang terjadi di daerah dengan defisiensi berat saja (dengan adanya
sindrom GAKI, lebih-lebih mekanisme terjadinya kretin endemik baik
miksudematosa maupun kretin tipe nervosa) tetapi juga penting untuk upaya
pencegahan.
- Pada Janin
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan
ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat
bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain
yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemic.
11
Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa,
ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua
tungkai.Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang
ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.
Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal
kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu
kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan
berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.
Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada
trimester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan
berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam
trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid
sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan
berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat
hipotiroidisme pada janin.
- Pada Saat Bayi Baru Lahir
Yang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi
baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir.
Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang
dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat
tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk
perkembangan otak normal.
Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan
kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik
talipusat segera setelah bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH.
Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl
dan TSH lebih dari 50 mU/mL.
Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari 50%
penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg pergram kreatinin,
kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat
mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat
12
rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi
6 per 1000 kelahiran.
Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi
maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat
pada retardasi perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat
tinggi.Pada populasi di daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya
penderita kretin yang sangat mencolok.
- Pada Masa Anak
Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium
menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok
umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini
dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif
rendah.Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium
memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan otak
yang berdimensi luas.
Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan pemberian koreksi yodium
akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3 otak
dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3 serum,
sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah, yang
dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan yodium, didapatkan kadar T4 serum
yang rendah, akan menjadi normal kembali bila dilakukan koreksi terhadap
kekurangan yodiumnya.
Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan
bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa.
Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain
halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang
otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi yodium
otak tetap tidak dapat kembali normal.
- Pada Dewasa
Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang
sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme.Karena adanya
13
benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom.Disamping efek
tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan
yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.
3. Perkembangan Intelegensia
· Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5
Point dibawah normal.
Terjadinya defisit IQ Point pada gilirannya akan berdampak pada
program wajib belajar 9 tahun, karena banyak anak usia sekolah yang
tidak dapat mengikuti pelajaran dan mengalami drop out.
· Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point
dibawah normal.
Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang
beriodium.quot;; Iodium dalam makanan diubah menjadi iodida dan
hampir secara sempurna iodida yang dikonsumsi diserap dari sistem
gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan
anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang
berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak,
karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ anak.. Di antara penyakit akibat
kekurangan iodium adalah gondok dan kretinisme. Ada dua tipe
terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology seperti kekerdilan yang
digolongkan dengan mental, kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula
kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur tiroid (gondok) di mana
kelenjar tiroid yang terletak di bawah larynx sebelah kanan dan kiri
depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa hormon
beriodium lain yang dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan
retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan dan
perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu
dipenuhi. Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus ‘mengancam’.
Baik bayi, anak, remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang
terserang penyakit gondok, gangguan fungsi mental dan fisik, maupun
kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan berbagai kelainan
14
lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang “I” ini ,
kini disebut dengan GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ).
Selain akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang kita tahu
selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang juga bisa muncul. Misalnya
saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan
keguguran maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat
setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu
perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi kemampuan
psikomotoriknya.
4. Pertumbuhan Sosial
Dampak social yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan
perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang
semacam ini sulit dididik dan di motivasi.
5. Perkembangan Eokonomi
GAKY akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan
merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas kerja,
yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.
B. PERMASALAHAN
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan garam
beryodium
2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat garam beryodium
3. Garam Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.
4. Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium
dengan garam non yodium.
5. Pengawasan mutu garam yodium belum dilaksanakan secara menyeluruh dan
terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non
yodium.
6. Pendistribusian garam beryidium masih belum merata terutama untuk daerah-
daerah terpencil.
15
C. PEMECAHAN MASALAH
1. Peningkatan penyuluhan secara berkala tentang manfaat garam beryodium di
masyarakat.
2. Adanya pengawasan mutu terhadap produksi garam beryodium oleh instansi
terkait.
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral tentang perlunya penggunaan garam
beryodium dalam rumah tangga.
4. Pemberitahuan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan tentang cara
pengolahan makanan yang mengandung yodium.
5. Pendristribusian garam-garam beryodium ke daerah terpencil secara merata
oleh instansi terkait dalam hal ini dinas perindustrian.
6. Melakukan pelacakan kasus dan survey desa bermasalah secara cepat jika
ditemukan kasus Gondok.
D. PENANGGULANGAN
1. Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik
gondok.
2. Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.
3. Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di
daerah endemik gondok.
4. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti
sayuran dan ikan laut.
5. Cek up secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan
dengan pembesaran kelenjar tiroid.
6. Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan
yodium.
16
- Gunakan sendok yang kering untuk mengambil garam.
- Tutup kembali wadah dengan baik setiap kali pengambilan garam.
Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang harus
dilakukan yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium
dengan benar :
1. Konsumsi garam yodium dengan cukup
“Kekurangan garam beryodium tidak hanya menyebabkan penyakit
gondok, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan otak anak, untuk itu konsumsi
garam yodium dengan cukup,” jelas ahli gizi yang betugas di Puskesmas Peneleh
sejak tahun 2007 itu.
Lanjut ia jelaskan bahwa, tubuh manusia membutuhkan zat KIO3 (Kalium
Iodat) dengan ukuran 30-80ppm. Akibat kekurangan zat itu bisa mengakibatkan
GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).GAKY merupakan masalah gizi
yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok dan kreatin (ganguan
pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-
hari dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib
minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul
yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki
berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil
dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia 6-35
tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.
17
2. Konsumsi yodium tidak berlebih
Namun ahli gizi yang menamatkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
(Poltekes) Malang ini mengungkapkan bahwa konsumsi yodium yang berlebih
bisa mengakibatkan hiperteroid.Hiperteroid yakni kondisi suatu kelenjar tiroid
yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah
dalam jumlah yang berlebihan.
“Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam
beryodium pun harus dibatasi.Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu
timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih. Gejala lain yang kerap
terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran,
kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur,” jelasnya pada
tim ehealth.
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam
beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak
lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh
setiap hari.
3. Pastikan garam mengandung yodium
Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan test
kit yodina yang telah tersedia di Puskesmas dan apotik.Ambil garam, kemudian
tetesi dengan cairan yodina.Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk
warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru
keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.
“Tetapi untuk lebih simpel, gunakan tepung kanji yang dicampur dengan
garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah menjadi
keunguan , itu artinya mengandung yodium,” ucap laki-laki yang akrab disapa
Edo ini.
Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan singkong parut
caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas
tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan singkong parut ke dalam gelas
bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.
Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%.Aduk sampai rata, dan
18
tunggu beberapa menit.Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam
tersebut mengandung yodium.Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu
garam. Sebab, garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna
setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut.
4. Menyimpan garam di tempat aman
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak
tembus pandang.Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar
dengan matahari.Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan
matahari.Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika
membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.
5. Cara memasak garam yodium dengan benar
Perlu anda ketahui bahwa langkah-langkah itu tidak berarti sama sekali
jika cara memasaknya salah. Karena kandungan yodiumnya akan berubah dan
tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam
yang dibubuhkan ke dalam makanan saat panas mendidih.Alasannya jika tidak
begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-
ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas
mendidih tersebut.
E. TERAPI
a. Farmakologi
- Parasetamol
Sebagai analgetik antipiretikIndikasi : Menurunkan rasa sakit kepala,sakit gigi
dan menurunkan panas.
Efek Samping : Reaksi hipersensitif, bila diberikan dalam dosis tinggi dapat
merusak hati.
Kemasan : Botol 60 ml.
- Amoksisilin
Indikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi
lainseperti Salmonella sp, Shigella, kulit, luka selulitis, furunkulosis.
19
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin, gangguan ginjal, leukimia
limfatik, superinfeksi.
Efek Samping : Reaksi hipersensitif, gangguan gastrointestinal.
Interaksi Obat : Probenesid meningkatkan waktu paruh amoksisilin dalam plasma,
Alupurinol meningkatkan insiden kemerahan pada kulit, menurunkan efektifitas
kontrasepsi oral.
Kemasan : Anak 20 mg/kgBB/hari tiap 8.
- Recovit
Kandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg,
Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg, Vitamin E 15 iu,
Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50 mg, kalium iodide, calsium pantothenate,
ferrofumarete, zink sulfat.
Indikasi : Terapi defisiensi multivitamin dan mineral.
Suplemen vitamin untuk wanita hamil.
Dosis : 1x/hari 1 kapsul
- Sirup vitamin Zn
Kandungan : Vitamin. A 1250 iu,Vitamin D 200 iu, Vitamin C 20 iu, Vitamin
B1 1 mg, Vitamin B2 1 mg, Vitamin B6 o,6 gr, Vitamin B12 2 µg, Vitamin d-
Panthenol 3 mg, Elemental iron + 1,5 mg, Calsium + 20 mg, Phosporus + 15 mg,
Manganese + 0,25 mg, Zinc + 0,25 mg, Magnesium + 1,5 mg, Potasium + 1,25
mg, Lysine 12, 5 mg, Hydrochloride Inositol 2,5 mg, Choline + 2,5 mg,
Indikasi : Sebagai suplement diet untuk profilaksis dan pengobatan, defisisensi Fe
dan vitamin serta mineral.
Kontarindikasi : Pada penderita haemochromatosis, Haemosiderosis, dan anemia
hemolitik.
Dosis : 5 ml/hari.
b. Non Farmakologi
- Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah
Bahanmakanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830
mg/kg.
20
Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan
telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium
cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan
yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna
coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal
sekitar 100 mg.
Karena itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari,
artinya sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi
hidangan yang lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga
sudah dapat terpenuhi.
- Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang dimaksud
disini adalah garam beryodium dengan kadar yodium antara 30-80 ppm (part
per million).
21
mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93 mg; Gandum 47 mg; Buah-buahan 18
mg; Kacang-kacangan 30 mg dan Sayuran 29 mg.
G. KONSUMSI PANGAN SUMBER IODIUM
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan
gizi seseorang (Harper, Deaton and Driskel, 1985). Dengan demikian
diharapkan untuk mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh kerja tubuh.
Di negara-negara berkembang konsumsi iodium paling banyak diperoleh
dari makanan yang berasal dari laut mengingat air laut mengandung iodium
cukup tinggi. Menurut Nurlaila, dkk (1997) rumput laut dapat digunakan sebagai
bahan subtitusi dalam pengembangan produk sumber iodium antara lain barupa 1)
kelompok produk makanan selingan / makanan jajanan ; 2) kelompok produk
lauk-pauk ; 3) kelompok produk sayur-sayuran.
Tingkat konsumsi pangan hasil laut terus meningkat dari tahun 1968, 1978,
1988 dan 1993 berturut-turut 9.9 ; 11.6 ; 15.4 ; dan 17 kg sedangkan target
nasional yang harus dicapai sebesar 18.6 kg per kapita per tahun. Hal ini
menandakan bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih rendah atau di
bawah tingkat konsumsi ikan tersebut. Tetapi masih terdapat beberapa wilayah di
Indonesia seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Kalimantan
Tengah dan Timur mempunyai tingkat konsumsi pangan hasil laut tinggi melebihi
dua kali jumlah konsumsi target nasional (Muhammad dan Guntur, 1996).
Di USA dan Kanada peningkatan konsumsi iodium adalah dengan
suplementasi, misalnya dengan garam dapur (garam beriodium) dan juga dalam
medikasi dan zat-zat pendiagnosis. Di Indonesia garam termasuk dalam sembilan
bahan pangan pokok yang diperlukan oleh masyarakat dan oleh karena itu
merupakan bahan makanan penting. Secara normal jumlah garam yang
dikonsumsi per orang per hari adalah sekitar 5 – 15 gram sedangkan yang
dianjurkan yaitu tidak melebihi 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Hal ini
disebabkan karena apa bila konsumsi garam berlebihan dapat memicu timbulnya
berbagai penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi (DitJen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1995).
22
H. PENILAIAN MASALAH GAKY DI INDONESIA
Hasil survei nasional membuktikan bahwa status GAKY di sebagian besar
daerah di Indonesia membaik secara nyata.Kriteria diatas didasarkan atas TGR
anak sekolah, namun TGR wanita hamil selalu lebih tinggi.TGR anak sekolah
yang baik (non-endemik / ringan) belum menjamin bahwa wanita hamil di daerah
tersebut bebas dari rawan GAKY, untuk ini diperlukan tolok ukur tambahan. Di
daerah lain ( Maluku, NTB, NTT dsb) masih termasuk endemi berat. Beberapa
faktor yang dihubungkan dengan gondok ini, tetapi faktor utama masih tetap
defisiensi yodium.
23
kompeten di bidang GAKY yang tidak lagi merekomendasikan penggunaan
indikator TGR untuk memantau kemajuan eliminasi GAKY.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relative kecil. Namun apabila
diabaikan dapat menimbulkan efek atau dampak yang cukup berpengaruh
dalam kehidupan semua orang.
2. GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan
keterlambatan pertumbuhan dan kecerdasan.
3. Dampak GAKY terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat :
- Pengaruh GAKY terhadap Kelangsungan Hidup.
- Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Intelegensia.
- Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Sosial.
- Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Ekonomi
4. Dosis pemberian yodium adalah sebagai berikut :
a. Anak SD (daerah Endemik Berat) : 1 kapsul/tahun
b. Daerah endemik Sedang dan Berat :
- Wanita Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg
- Ibu Hamil : 1 kapsul/tahun
- Ibu Menyusui : 1 kapsul/tahun
5. Penanggulangan yang paling baik untuk gangguan akibat kekurangan yodium
adalah dengan pencegahan, salah satunya dengan penyebaran informasi
tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, pemberian kapsul
pertahun pada masyarakat yang terkena penyakit Gondok
6. Kebutuhan Yodium orang dewasa diperkirakan 150 mikrogram/hari, bagi
wanita hamil sekitar 75 mikrogram/ hari dan kebutuhan Yodium bagi ibu
menyusui mencapai 200 mikrogram/hari.
24
B. SARAN
1. Diharapkan adanya peran serta aktif masyarakat dalam menggunakan garam
yodium.
2. Diharapkan adanya penyebaran informasi tentang pentingnya garam
beryodium oleh tenaga kesehatan kapada masyarakat.
3. Peran aktif mahasiswa dalam pelaksanaan program yodiumnisasi
25
DAFTAR PUSTAKA
26