Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

Tata Hidang dan Pelayanan Makan

Disusun Oleh :
Dr. Atiek Zahrulianingdyah, MPd

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PRANATA MAKAN SEBAGAI CERMIN BUDAYA BANGSA

Pendidikan nilai mempersiapkan anak untuk mampu berhadapan dengan pranata-


pranata sosial dan tuntutan-tuntutan masyarakat saat ini. Dalam pelaksanaannya, pendidikan
nilai dalam keluarga harus mempersiapkan atau merencanakan tujuan pendidikan yang akan
dicapai dalam suatu keluarga. Pendidikan nilai yang harus ditanamkan pada anak-anak antara
lain adalah pendidikan agama, budi pekerti atau sopan santun, tatacara makan, tatakrama dalam
pergaulan, tatakrama berbusana, dsb. Tatacara makan yang dikenal dengan istilah etiket makan,
table manners atau etiket jamuan makan, merupakan suatu kegiatan dalam hal makan yang
menggunakan pranata atau tatacara atas kesepakatan bersama. Tatacara ini bisa diselenggarakan
dalam jamuan resmi, seperti jamuan kenegaraan, jamuan atas undangan pejabat dalam kapasitas
kedinasan, dan jamuan makan yang tidak resmi seperti undangan pesta pernikahan, pesta kawin
emas, pesta ulang tahun, syukuran kelulusan dsb. Apapun bentuk undangan makan yang
disampaikan, tamu undangan harus tahu tatacara yang dilakukan dalam jamuan makan tersebut.
Sebagian orang menganggap tatacara ini “ribet” sedikit merepotkan, membuat makan menjadi
kaku dan tidak nikmat. Akan tetapi jika kita sudah kenal dan membiasakan diri menguasai
tatacara makan tersebut sejak usia dini, maka urusan makan tidak ada masalah yang berarti.
Etiket makan sebaiknya dikenalkan sedini mungkin kepada anak-anak, ketika ia mulai
bisa belajar makan sendiri, sehingga tatacara makan yang benar sudah dimiliki sejak usia
dini. Usia ideal untuk mengenalkan tatacara makan adalah ketika anak berada di Taman Kanak-
kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini.
Bagaimana sebenarnya tatacara makan tersebut harus dilakukan, darimana tatacara
tersebut berasal, peralatan apa saja yang harus dikenal dan bagaimana cara memegangnya,
menggunakannya, dan sebagainya.
Tulisan ini akan mengantar pembaca untuk memahami secara rinci dan detail dari awal
sampai akhir sebuah perhelatan atau jamuan makan digelar. Ada dua hal yang harus diketahui
secara bersamaan, yaitu tata hidang atau menata meja dan tatacara makan atau etiket makan.
II. PENGERTIAN TATA HIDANG
1. Sejarah Tata Hidang dan Tatacara Makan
Tata hidang adalah suatu kegiatan merancang dan mengaplikasikan penataan meja
makan, sejak dari persiapan, penataan meja dan penataan alat makan sesuai dengan
kesempatan jamuan makan. Tata hidang dan tatacara makan dikenalkan pertama kali oleh
bangsa Perancis, pada abad 18. Pada tahun 1648 setelah pertemuan Muenster, para diplomat
dunia bersama para ahli masak bersepakat menetapkan tujuh hal penting selain sehelai taplak
meja pada sebuah perjamuan makan yaitu piring, sendok, garpu, serbet, gelas minum dan tusuk
gigi. Kemudian setelah itu pengembangan penataan meja dipengaruhi oleh para ahli Boga dari
Perancis, yaitu Antaoine Carene (1784-1883) dan Jean Anthelme Brillat Savarin (1755-1826).
Hasil karya mereka adalah menata ulang kebiasaan makan yang sudah ada sebelumnya menjadi
lebih indah, mewah memiliki nilai seni tinggi dan berbudaya tinggi, ditinjau dari alat-alat makan,
cara penyajiannya dan etiket makannya. Pada saat itulah ditorehkan tatacara penataan meja dan
sekaligus tatacara atau etiket makan yang disepakati oleh bangsa-bangsa di dunia. Maka sejak
itulah berkembang penataan meja dengan segala pernak-pernik yang melengkapi dan
mewarnai sebuah perhelatan makan secara internasional.
2. Makan Sebagai Unsur Budaya
Makan bagi manusia merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan hidup. Sebagai mahkluk individu makan merupakan kebutuhan biologis yang
tidak bisa ditangguhkan barang seharipun. Akan tetapi sebagai mahkluk sosial, makan bisa
berubah peran menjadi kebutuhan psikologis dan sosial, ketika ia berhubungan dengan orang
lain, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan akan rasa lapar saja. Acara makan bisa menjadi
ajang negosiasi bagi para pebisnis, bisa menjadi acara keakraban bagi keluarga atau teman
sejawat, sahabat, dan bisa pula sebagai acara ritual keagamaan dalam hal kehamilan, kelahiran,
pernikahan, kematian, dan sebagainya,
Sebagaimana dikatan oleh Foster dan Anderson (1986) bahwa makanan dibentuk secara
budaya. Sesuatu yang dimakan oleh manusia, tanpa kita sadari, selalu mendapatkan pengesahan
dari masyarakatnya. Makanan adalah suatu konsep budaya, suatu pernyataan yang
sesungguhnya mengatakan bahwa makanan ini sesuai bagi kebutuhan tubuh kita.
Kebudayaan dalam perspektif antropologi dipandang sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1980). Mengacu pada pengertian tersebut,
kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan, meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-
kepercayaan, sikap, pengetahuan dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu
masyarakat atau kelompok tertentu. Kebudayaan merupakan cara berlaku yang dipelajari
sehingga kebudayaan tidak tergantung dari pewarisan melalui unsur genetis (elroy, 1975). Hal
ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku lain yang digerakkan oleh naluri. Manusia
dilahirkan dengan tingkah laku yang digerakkan oleh naluri yang tidak termasuk bagian dari
kebudayaan, namun mempengaruhi kebudayaan. Misalnya kebutuhan akan makan adalah
kebutuhan dasar yang tidak termasuk kebudayaan. Tetapi bagaimana caranya kebutuhan-
kebutuhan itu dipenuhi, apa yang dimakan, bagaimana cara menyajikan, bagaimana cara
memakannya, adalah bagian dari kebudayaan. Semua orang makan, akan tetapi budaya yang
berbeda dalam melakukan kegiatan dasar tersebut, menyebabkan kelompok satu dengan lainnya
berbeda pula budayanya, Elroy (1975). Mengacu pendapat tersebut, terbukti bahwa manusia
dalam menyelenggarakan kebutuhan akan makan, antara bangsa yang satu dengan lainnya
berbeda, sehingga ada ungkapan bahwa :” Tatacara makan mencerminkan budaya suatu bangsa”.
3. Perilaku Kebiasaan Makan
III. PENATAAN MEJA
1. Ruang Jamuan Makan
Persyaratan ruang jamuan makan hendaknya memperhatikan luas ruangan dengan
jumlah tamu, sirkulasi udara cukup bagus, jauh dari tempat yang memungkinkan muncul bau tak
sedap (dekat toilet, tempat sampah), penerangan cukup bagus.
2. Furniture
Furniture atau perabot makan yang lazim digunakan adalah meja, kursi, meja
persediaan, guiredon, dressoir, side board, dsb. Perabot makan pada umumnya terbuat dari
kayu, namun sejalan dengan perkembangan zaman, perabot makan bisa juga terbuat dari baja
tahan karat (stainlesstel), plastik berkualitas tinggi. Ukuran untuk meja dan kursi makan telah
distandartkan sehingga tidak bisa disamakan dengan meja dan kursi untuk keperluan lain.
Ukuran untuk tinggi meja, berkisar antara 72-75 cm., dan untuk kursi antara 46-50 cm. Akan
tetapi untuk model dan bahannya sangat bervariasi dan biasanya tergantung dari kesempatan
jamuan makan yang diselenggarakan. Misalnya untuk jamuan makan resmi, perabot yang
digunakan terbuat dari kayu yang berkualitas dengan model yang elegant/formal. Tidak
demikian halnya untuk jamuan tidak resmi (kekeluargaan), maka perabot yang dipilih sesuai
dengan kesempatan tersebut dengan model dan ornamen yang artistik.
Jenis dan ukuran meja yang terdapat di ruang makan adalah sebagai berikut :
(1). Square table (meja persegi empat) ukuran 76 cm persegi untuk 2 orang,
ukuran 1 meter persegi untuk 4 orang
(2) Rectangular table (meja persegi panjang) ukuran 137 cm X 76 cm
(3) Round table (meja bulat) dengan garis tengah 1 meter untuk 4 orang,
garis tengah 1,5 meter untuk 8 orang.
3. Lenan Meja
Lenan meja adalah kain yang digunakan untuk menutup meja seperti silent cloth, table
cloth/taplak meja, napkin/serbet, skriting, slip cloth, place mat.
Silent cloth atau moulton atau under cloth adalah kain penutup meja dasar yang terbuat
dari wool kempa atau kain tebal sejenis flanel yang berfungsi sebagai peredam bunyi alat-alat
makan dan sebagai penyerap cairan jika ada makanan yang tumpah. Di samping itu moulton
berfungsi juga untuk meneguhkan kedudukan taplak meja makan agar terlihat bagus dan luwes
jatuhnya taplak meja yang dipasang diatasnya. Pemasangan moulton harus sama persis atau ½
cm lebih kecil dari luas meja makan
Table cloth adalah taplak meja makan yang dipasang diatas moulton. Bahan klasik
untuk taplak meja adalah katun atau linen yang berbahan dasar dari kapas, mudah menyerap air
dan kokoh, kuat tidak mudah kusut, dikenal dengan sebutan taplak meja damast dengan ciri-
ciri tebal mempunyai pangsa atau motif transparan dipermukaan kain, warna kain pada
umumnya putih bersih atau krem polos. Taplak damast agak sulit dijumpai dipasaran saat ini
karena harganya mahal, sehingga daya jualnya rendah. Hanya kalangan tertentu yang masih
menggunakan taplak damast, seperti misalnya bagian rumah tangga kenegaraan, kerajaan, hotel
berbintang lima, para milyuner yang sering menjamu koleganya, dsb. Sejalan dengan
perkembangan zaman, taplak meja makan terbuat dari berbagai macam variasi bahan, ukuran,
warna dan motifnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan taplak meja adalah :
(1).Dalam perjamuan makan secara resmi, harus menggunakan warna putih polos agar
terlihat kesan elegant, anggun dan formal.
(2).Ukuran yang digunakan adalah : 137 cm X 137 cm untuk ukuran meja 76 cm
persegi atau meja bulat dengan garis tengah 1 m. Ukuran 183 cm X 183 cm
untuk meja 1 m persegi atau meja bulat dengan garis tengah 1.52 cm. Ukuran
183 cm X 137 cm untuk meja persegi panjang 137 cm x 76 cm.
(3).Untuk pemasangan skriting atau taplak kaki meja tidak boleh menyentuh lan-
tai, akan tetapi harus ½ cm atau 1 cm diatas permukaan lantai.
(4) Untuk jamuan makan tidak resmi, taplak meja dapat ditambahkan variasi lain,
seperti slip cloth, skriting, renda-renda tepi meja, dsb.
Napkin Folding atau serbet makan, dikenalkan oleh bangsa Perancis pada abad XIII
dengan sebutan le – servette, adalah lenan meja yang digunakan untuk :
(1). Untuk mengelap mulut ketika makan atau sehabis makan
(2). Untuk menutupi pangkuan ketika makan agar tidak terkena ceceran makanan
(3).Untuk penghias meja makan agar terlihat semarak dengan lipatan serbet cantik
(4). Untuk menutupi mulut ketika ada sesuatu yang harus diambil
(5). Sebagai bahasa isyarat jika kita akan meninggalkan tempat duduk sementara
atau seterusnya.
Serbet makan mempunyai ukuran 46 – 50 cm dan serbet jari 36 – 42 cm.
Buffet cloth
Taplak meja khusus untuk prasmanan , ukuran minimal adalah 200 cm X 400 cm,
pada umumnya panjang warna dan motivnya sangat bervariasi
Trolly and side board cloth
Taplak meja yang digunakan untuk menutup side board atau trolly agar peralatan
yang yang diletakkan ditempat tersebut rapi dan tidak bersuara.
Waiters cloth / service cloth
Disebut juga arm towel yang digunakan oleh para waiters agar tangan/ jari jemari
terlindungi dari panas atau dinginnya hidangan.
Tea and glass cloth
Disebut juga glass towel atau serbet khusus untuk gelas dan alat minum, dipisah-
Kan dari serbet lainnya agar tidak beraroma amis. Terbuat dari kapas yang menye
rap air.
Tray cloth
Taplak atau alas baki yang terbuat dari kain flannel yang lembut, agar kaki gelas
tidak goyang, mantap kedudukannya di baki tersebut dan juga sebagai peredam
bunyi.
Skirt / skriting
Adalah kain penutup kaki meja prasmanan yang panjang. Pada umumnya ber-
warna-warni sesuai selera demikian pula pernak-perniknya (renda, biku-biku)
Oshburry
Adalah handuk kecil agak tebal digunakan sebagai lap muka para tamu restoran
Sebelum digunakan, dicelupkan ke air hangat yang telah ditambahkan sedikit aro-
ma penyegar dan diperas airnya, digulung yang manis, diletakkan pada tray kecil
4. Peralatan Makan
Peralatan dalam jamuan makan terdiri dari tiga kelompok besar yaitu, China ware,
Glass ware dan Silver ware.
(1) China Ware, adalah nama dari kelompok alat makan yang terbuat dari porselen, tembikar
atau keramik yang disebut juga dengan istilah pecah belah. Mengapa peralatan tersebut dinamai
China Ware, barangkali karena benda-benda tersebut pertama kali diketemukan di negara China.
Sebagaimana yang ditulis Asti Kleinsteuber (1997) bahwa menurut penemuan sejarah, bangsa
China sudah mengenal porselen sejak 1000 tahun sebelum Masehi. Sejak abad XIII beberapa
benda keramik yang berharga itu mencapai benua Eropa yang dibawa oleh pedagang dan
penjelajah. Adalah Marcopolo yang konon memberi nama ”porsela” (bahasa Itali) untuk
keramik China. Sejak abad ke XVII porselen didatangkan dari China ke Eropa dalam jumlah
yang besar.
Jenis China ware dapat dikelompokkan berdasarkan acara ketika menjamu tamu, dapat
pula dikelompokkan kedalam fungsi alat-alat tersebut, seperti show plate, dinner plate, dessert
plate, bread and butter plate, sup bowl,
Berikut ini pembagian berdasar acara jamuan makan :
 Tea service atau coffe service yaitu seperangkat alat hidang untuk jamuan minum teh
atau kopi yang terdiri dari cup & saucer (cangkir dan alas/cawan), teko / poci teh atau
kopi, sugar bowl (tempat gula), milk bowl (tempat susu), dessert plate (piring untuk
makan kue), piring kue besar untuk menghidangkan kue.
 Dinner service yaitu seperangkat alat makan untuk menjamu tamu ketika acara makan,
bisa acara dinner Makan malam) maupun lunch (makan siang), tetapi bukan untuk
breakfast(makan pagi). Alat-alat tersebut terdiri dari show plate, dinner plate, bread &
butter plate, dessert plate, sup bowl atau sup cup & saucer, tea cup & saucer,
Show plate adalah piring datar ukuran paling besar ( ) yang berfungsi sebagai alas dari
semua alat makan yang digunakan, terletak diurutan paling bawah. Piring ini sengaja
digunakan selain untuk alas adalah untuk show atau menunjukkan identitas atau
kemegahan suatu perhelatan makan, yang biasanya diujung atas ada logo atau simbol
atau identitas penyelenggara jamuan makan.
Dinner plate adalah piring datar dengan ukuran garis tengah 26 cm yang digunakan untuk
makan makanan pokok. Disebut juga piring pokok, sehingga piring tersebut selalu
digunakan untuk setiap kali makan, tidak hanya pada acara makan malam (dinner) saja,
tetapi untuk breakfast, lunch meski namanya dinner plate.
Bread and Butter plate, sering disebut B&B plate adalah piring datar dengan ukuran garis
tengah 16 cm yang digunakan untuk menhidangkan roti tunggu dengan kelengkapan
mentega dan butter spreader (sendok kecil untuk mengoles mentega). B&B plate selalu
ada dalam setiap jamuan makan (kecuali breakfast) terletak disebelah kiri agak keatas
disamping dinner plate atau show plate.
Dessert plate adalah piring datar dengan ukuran 20 cm yang digunakan untuk
menghidangkan dessert (makanan penutup). Bisa juga digunakan untuk menghidangkan
salad atau hidangan lain sebagai appetizer, misalnya risolles, lunpia, schotel, dsb.
Sup bowl / sup cup/ Consomme cup adalah mangkok atau cangkir bertelinga dua untuk
menghidangkas sup sebagai appetizer. Jika menggunakan cangkir maka harus ada
alasnya yang disebut saucer and cup sup.
(2) Glassware, adalah alat makan yang berupa pecah belah terbuat dari kaca atau kristal yang
digunakan untuk menyajikan minuman, lazim disebut gelas. Setiap jenis minuman
membutuhkan gelas yang berbeda. Perbedaan tersebut berdasarkan fungsi atau kegunaannya,
misalnya ada gelas yang permukaan atau garis tengahnya lebar, ada yang kecil, ada yang kakiny
tinggi, ada yang tidak berkaki, ada yang memiliki telinga dsb.
Beberapa jenis gelas yang sering digunakan adalah :
 Water goblet atau multipurpose glass adalah gelas untuk minum air putih bentuknya
berkaki dengan ukuran dan mulut sedang atau cenderung besar, bergaris tengah
 Old fashion glass adalah gelas tidak berkaki yang digunakan untuk minum sehari-hari.
 White wine glass adalah gelas berkaki bermulut (garis tengah . .)dan berukuran sedang
untuk minum minuman beralkohol jenis anggur putih
 Red wine glass adalah gelas berkaki bermulut (garis tengah . .)dan berukuran lebih besar
sedikit dari white wine glass digunakan untuk minum anggur merah
 Champagne glass adalah gelas berkaki untuk minum champagne berukuran relative
kecil dan bentuknya bervariasi.
 Beer glass adalah gelas berkaki berbentuk besar atau gelas tanpa kaki tetapi ada
telinganya, digunakan untuk minum bir.
(3) Silver ware, adalah alat makan yang digunakan untuk mengambil hidangan, memotong dan
menyantap hidangan, berupa sendok, garpu, pisau. Disebut juga cutlery. Alat-alat tersebut pada
umumnya terbuat dari baja tahan karat atau stainlesstel. Awalnya alat-alat tersebut terbuat dari
perak, alpaca, kuningan bahkan ada yang berlapis emas.
Beberapa jenis silverware yang sering digunakan adalah :
 Dinner spoon, dinner fork, dinner knife adalah sendok, garpu dan pisau yang digunakan
untuk alat makan pokok (main course). Tidak selalu untuk alat makan ketika dinner, akan
tetapi alat-alat tersebut digunakan juga untuk breakfast dan lunch
 Tea spoon, coffe spoon, demitasse spoon adalah sendok kecil untuk pelengkap minum teh
atau kopi, sendok demitasse paling kecil ukurannya, sendok kopi lebih besar dari
demitasse dan sendok teh lebih besar dari sendok kopi
 Sup spoon adalah sendok untuk makan sup, bentuknya agak bulat, sedikit lebih kecil dari
sendok dinner.
 Dessert knife, dessert spoon, dessert fork adalah pisau, sendok dan garpu untuk makan
hidangan dessert. Bentuknya lebih kecil dari alat untuk dinner. Digunakan juga untuk
hidangan appetizer
 Steak knife adalah pisau untuk menyantap hidangan steak, ujungnya bergirigi.
 Serving spoon adalah sendok yang digunakan untuk mengambil lauk pauk, bentuknya
bermacam-macam, relative besar dan tergantung dari fungsinya.

5. Menu Makan
Susunan hidangan adalah seperangkat hidangan yang telah disusun berdasarkan urutan
atau giliran makan. Susunan hidangan secara Internasional terdiri dari hidangan appetizer, main
course dan dessert. Akan tetapi susunan hidangan tersebut bisa terdiri dari lebih tiga giliran
atau urutan. Daftar susunan hidangan tersebut sering disebut susunan menu hidangan. Sejarah
dari bermulanya susunan hidangan bermula dari kebiasaan yang dilakukan di restoran Perancis
pada pertengahan abad XIX, daftar ini disebut Lits des Mets. Pada acara jamuan raja-raja di
Perancis pada abad tersebut, susunan daftar hidangan bisa 13 sampai 20 giliran hidangan yang
berasal dari pengembangan appetizer main course dan dessert. Semakin banyak giliran hidangan
yang disajikan, menunjukkan semakin mewah dan bergengsinya perhelatan jamuan makan
tersebut. Akan tetapi perjamuan makan yang klasik tersebut, sekarang ini jarang dilakukan
karena pertimbangan efisiensi waktu dan kesadaran akan pentingnya hidangan yang sehat.
Susunan hidangan di Indonesia untuk setiap kali makan (pagi, siang, malam) terdiri dari nasi
dan lauk pauk yang dilengkapi dengan buah.
Susunan hidangan yang disajikan selalu mengacu pada makanan sehat yang dibutuhkan,
yaitu makanan yang bergizi, beragam dan seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Dengan demikian
makanan yang dihidangkan akan terdiri dari kelompok karbohidrat (beras, jagung, gadum, roti,
pasta, kentang, umbi-umbian), lemak dan protein (hewani maupun nabati), seperti daging, ikan,
ayam, telur, susu, keju, tahu, tempe, kacang-kacangan, kelapa, minyak goreng; mineral dan
vitamin yang diperoleh dari buah-buahan dan sayuran, air dalam jumlah yang cukup. Tambahkan
menu !
Susunan hidangan secara internasional selalu terdiri dari :
1. Appetizer adalah hidangan pembuka yang berfungsi sebagai umpan tekak atau
perangsang nafsu makan agar lambung terangsang untuk bisa menerima hidangan yang
akan disajikan. Hidangan appetizer mempunyai persayaratan rasa dan penampilan, agar
bisa memancing selera makan. Sarat dari rasa adalah memiliki kecenderungan rasa gurih,
asam, segar, sedikit manis dan pedas. Sarat penampilan adalah disajikan dalam porsi
kecil, menarik dari segi potongan atau bentuk dan warna, sehingga tidak mengenyangkan
tapi bisa menggugah selera makan. Hidangan appetizer bisa diklasifikasikan sebagai :
 Cold appetizer atau makanan pembuka dingin, seperti aneka salad, fruit juice,
lemon juice, hors d’oeuvre varie, sup dingin, aspic, shcrimps cocktail, natural
oysters with lemon and cocktail sauce,
 Hot appetizer (makanan pembuka panas seperti cream sup, clear sup, consommé,
bitter ballen, risolles, macaroni scotel, pie isi gurih, pastel). Sup yang dihidangkan
sebagai appetizer harus memenuhi persyaratan yaitu porsinya kecil, tidak
mengenyangkan, irisan menarik sehingga bisa menimbulkan nafsu makan.
2. Main Course, adalah makanan utama atau makanan pokok, yang terdiri dari berbagai
zat-zat makanan yang mewakili dari karbohidrat, lemak, protein, mineral, yang dominan
adalah unsur karbohidrat, akan tetapi pada hidangan asing jenis daging, ikan atau ayam
adalah yang dominan. Setiap negara menggunakan bahan makanan pokok yang berbeda,
seperti kentang, roti, spaghetti, mie. Indonesia menggunakan makanan pokok nasi
(beras).
Contoh dari susunan hidangan yang klasik dan hidangan masa kini pending !
3. Dessert, adalah hidangan penutup yang berfungsi untuk mengakhiri jamuan makan
dan untuk menetralisier rasa neg setelah selesai menyantap hidangan utama. Hidangan
dessert dominan manis, yang dihidangan secara dingin maupun panas, kecuali buah
segar. Hidangan penutup dingin misalnya, macam-macam podding, ice cream,
klapertaart, macam-macam setup buah, selada buah, dsb. Hidangan penutup panas
misalnya : podding panas, macam-macam cake (suhu kamar), crepes isi vla, panekoek,
pofferces
Waktu makan cara Asing (Eropa, Amerika) adalah sebagai berikut :
1. Breakfast (makan pagi) antara pukul 06.00 – 10.00
2. Brunch (makan pagi tanggung) antara pukul 10.00 – 11.00
3. Lunch (makan siang) antara pukul 12.00 – 15.00
4. Afternoon tea (minum teh sore hari) 16.00 – 17.00
5. Dinner (makan malam) antara pukul 19.00 – 23.00
6. Supper (makan tengah malam) pukul 00.00 – 05.00 (Marsum, 1987 : 14)
Breakfast atau makan pagi pada umumnya dipilih jenis hidangan yang simple dan cepat saji
karena keterbatasan waktu menyiapkan dan waktu makan. Hidangan pagi cara Eropa
(continental breakfast) berbeda dengan cara Amerika (American breakfast) dan berbeda pula
dengan cara Indonesia (Indonesian breakfast)
Hidangan makan pagi ala Eropa (Continental breakfast) terdiri dari :
1. Juice (orange juice, tomato juice, apple juice, zurzak juice, grape fruti juice, dsb) Atau
buah tropis segar seperti semangka, pepaya, nenas, mangga, dsb.
2. Toast / Bread (danish pastry, croissant, hard roll)
3. Mentega or margarine dan macam-macam isi/olesan roti
4. Coffe or Tea
Hidangan makan pagi ala Amerika (American Breakfast) terdiri dari :
1. Juice (orange juice, pineaple juice, apple juice, tomato juice, dsb) Atau buah
2. Cereals, atau bubur yang terbuat dari padi-padian, dihidangkan bersama susu seperti corn
flake, oatmeal, bubur ayam, rice crispies, dsb
3. Two or three eggs (fried eggs, boiled eggs, scramble eggs, poached eggs, omelette
4. Toast atau roti panggang dapat diganti dengan Danish pastry, croissant, hard roll
5. Coffe or tea
Brunch adalah singkatan dari breakfast dan lunch, yang bermakna terlambat makan pagi tetapi
belum masuk waktu makan siang, disebut sebagai makan tanggung. Susunan hidangan untuk
brunch biasanya sedikit lebih berat dari susunan hidangan makan pagi tetapi lebih ringan dari
hidangan makan siang.
Lunch atau makan siang, pada umumnya untuk tatacara makan asing, kesempatan makan siang
menunya tidak seberat pada waktu makan malam (dinner). Hal ini kebalikan dari tatacara makan
ala Indonesia, dimana makan siang merupakan kesempatan makan paling diperhatikan baik
porsi maupun macamnya. Bahkan kadang-kadang orang Amerika karena kesibukannya hanya
mengkonsumsi ham burger, club sandwich atau fast food, yang cepat saji dan memenuhi
kebutuhan sementara.
Afternoon Tea, dikenal dengan jamuan minum teh adalah acara minum teh atau kopi sore hari,
yang pada awalnya dikenalkan oleh golongan kaum bangsawan di Inggris. Kebiasaan ini
terdapat juga di Indonesia, dimana sore hari bangun tidur, ada hidangan teh atau kopi disertai
beberapa makanan kecil teman minum teh seperti pisang goreng, risolles, kolak, ketan unti, dsb.
Jamuan minum teh ini sering digunakan untuk acara arisan atau acara break pada seminar,
rapat, dsb. Dan dapat pula diselenggarakan pada jam istirahat acara seminar pagi hari atau break
pagi dengan istilah rehat kopi. Penataan jamuan minum teh atau kopi sangat berfariasi, begitu
juga hidangannya, dan sangat tergantung acaranya. Jika tamu dalam jumlah banyak, maka
penataannya bisa dilakukan dengan cara prasmanan, ditata semua di meja prasmanan. Akan
tetapi jika jumlah tamu terbatas, penyajian bisa langsung dimeja tamu, didepan tamu. Demikian
juga pelayanannya bisa dilayani atau mengambil sendiri (self service).
Dinner adalah makan malam yang merupakan acara makan paling komplit atau diutamakan.
Susunan menunya sama dengan makan siang (lunch), terdiri dari appetizer, main course dan
dessert akan tetapi jenisnya lebih bervariasi. Misalnya untuk jenis appetizer bisa lebih dari satu
macam, ada pembuka panas (sup), pembuka dingin (huzzaren salad), sebelum main course
disajikan makanan penyela (entree), ditutup dengan hidangan penutup(dessert) yang lebih dari
satu macam, terakhir dihidangkan secangkir kopi atau teh sebagai penutup.
6. Menata Peralatan Makan
Menata peralatan diatas meja, dikenal dengan istilah table set up atau table setting.
Menata peralatan makan berkaitan dengan menu makan yang akan disajikan. Menu makan
dibedakan sedikitnya atas dua jenis menu yaitu menu Table d’hote dan menu ala carte. Menu
table d’hote adalah susunan hidangan makanan yang sudah merupakan satu kesatuan atau satu
paket, mulai dari appetizer sampai dessert dan sudah disertai dengan harga paket. Tamu
dipersilakan memilih paket yang dikehendaki. Menu ala carte adalah susunan hidangan yang
merupakan bagian-bagian yang satu sama lain tidak berkaitan yang masing-masing sudah diberi
harga. Tamu diperbolehkan memilih sendiri jenis hidangan yang dikehendaki (untuk appitizer,
main course, dan dessert). Penataan peralatan makan juga disesuaikan dengan menu yang akan
dihidangkan oleh tuan rumah atau orang yang akan menjamu.
Secara garis besar dibedakan atas tiga dasar penataan meja, yaitu :
1). Basic cover (Menutup meja dasar)
Menutup meja dasar adalah menata peralatan makan diatas meja secara inti, yaitu hanya
peralatan pokok saja yang digunakan, terdiri dari : show plate diatasnya diletakkan napkin,
dinner knife sebelah kanan show plate, dinner fork sebelah kiri, water goblet diatas dinner
knife. Untuk jelasnya lihat gambar . . .
2). Standart Cover (Menutup meja standart)
Menutup meja standart adalah menata peralatan makan diatas meja setingkat lebih
lengkap dari basic cover, terdiri dari : show plate diatasnya diletakkan napkin, sebelah kanan
dinner knife, sebelahnya sup spoon, sebelah kiri dinner fork, kiri atas B&B plate, kanan atas
water goblet. Untuk jelasnya lihat gambar . . . .
3). Elaborate cover
Elaborate cover adalah menutup meja makan secara lengkap, terutama untuk keperluan
jamuan makan resmi kenegaraan atau jamuan makan yang sudah dipastikan menunya. Salah satu
contoh yang sering dipergunakan adalah : Show plate diatasnya diletakkan napkin, sebelah kiri
dinner fork, sebelahnya lagi fish fork, sebelah kanan dinner knife, sebelahnya sup spoon,
sebelahnya lagi fish knife. Diatas show plate, dessert fork diatasnya lagi dessert spoon. Untuk
jelasnya bisa dilihat pada gambar ...
IV. Sistem Dasar Pelayanan Makan / Service Makan
Pelayanan makan secara garis besar dibedakan atas beberapa tipe pelayanan yaitu table
service, self service, counter service dan carry out service.
1). Table servise
Pelayanan makan table service adalah pelayanan makan dimana tamu langsung duduk
dikursi didepan meja yang sudah tertata rapi peralatan makan yang akan digunakan. Tamu akan
dilayani oleh waiters sejak dari awal sampai akhir jamuan makan. Tipe pelayanan ini
berdasarkan dari style atau ala negara-negara yang sudah mempunyai standart internasional,
yaitu American service, Russian service, French service, English service.
a. American Service (Plate service)
Pelayanan makan ala Amerika dikenal juga dengan istilah plate service, yaitu pelayanan
yang semua makanan sudah ditata dan dihias diatas piring (ready plate) sejak dari dapur,
sehingga tamu tinggal menyantap. Pelayanan ala Amerika dinilai paling praktis, hemat tenaga
dan waktu, namun dari segi penyelenggaraan jamuan makan terkesan kurang anggun. Pelayanan
tipe ini cocok untuk tamu-tamu yang sibuk tidak punya waktu banyak untuk makan. Keuntungan
pelayanan tipe ini adalah cocok untuk pelayanan di restoran yang tamunya banyak dan
membutuhkan pelayanan yang cepat, tidak membutuhkan peralatan yang banyak, tidak
membutuhkan pelayanan pramusaji yang tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
pelayanan Amerika adalah :
 Semua makanan yang sudah siap diletakkan di side board (meja dorong) didekatkan
dengan tamu.
 Semua makanan masuk dari sebelah kanan tamu dengan mempergunakan tangan kanan,
demikian pula untuk minuman dari sebelah kanan tamu
 Perkecualian untuk B&B plate dari sebelah kiri, demikian pula hidangan salad.
 Clear-up (mengemasi alat) dilakukan dari sebelah kanan tamu, baik untuk makanan
ataupun minuman, kecuali B&B plate dan salad bowl dari sebelah kiri.
b. Russian Service (Platter service)
Pelayanan makan ala Russian dikenal juga dengan istilah platter service atau silver service
adalah suatu cara penghidangan dimana semua makanan telah disiapkan, diracik, dipotong-
potong didapur dan kemudian diatur rapi dan menarik diatas pinggan (platter) oleh seorang
kepala dapur (chef) yang ahli. Platter tersebut dibawa pramusaji keruang makan dan disajikan
dengan menggunakan alat berupa pasangan sendok garpu khusus (serving fork & spoon)
dipindahkan dari pinggan kepiring tamu dari sebelah kiri dengan arah yang berlawanan dengan
putaran jarum jam. Sebelum disajikan ke tamu, makanan diperlihatkan terlebih dulu kepada tuan
rumah (host) dan para tamu untuk mendapatkna persetujuan dan dapat dikagumi sehingga
membangkitkan selera makan para tamu. Clear up semua peralatan makan dan minum dilakukan
dari sebelah kanan dengan tangan kanan. Untuk semua gelas setelah diambil ditempatkan diatas
nampan.
Keuntungan dari pelayanan ini adalah, relativ cepat, tergolong cara pelayanan yang baik dan
bermutu tinggi, dan hanya dibutuhkan sedikit pramusaji, tetapi harus trampil dalam melayani
khususnya ketika memorsi makanan dihadapan tamu. Ketrampilan penggunaan serving spoon
and fork harus terlatih dan harus tahu penggunaan alat serving yang lain karena masing-masing
jenis hidangan membutuhkan alat pengambil yang berbeda.
c. French Service (Guiredon service)
Pelayanan makan cara Perancis merupakan cara pelayanan paling mewah dan bergengsi
diantara cara pelayanan yang lain. Membutuhkan kepiawian yang tinggi dalam
menyelenggarakan jamuan makan tipe ini. Mengapa disebut juga dengan guiredon service ?
karena dalam melayani tamu dibutuhkan guiredon yaitu kereta dorong yang berisi semua
kebutuhan untuk masak dan penyajiannya. Semua jenis hidangan disiapkan dan dimasak
didepan tamu oleh dua orang chef yang ahli, yang disebut chef de rang (chef senior) dan
commise de rang (chef yunior) dan dibantu pramusaji yang melayani minuman. Hidangan
dimasak didepan tamu secara demonstratif oleh para chef, salah satu kebolehan yang
ditunjukkan tamu biasanya adalah masakan yang di flambee yaitu penyelesaian masakan
dengan disulut api yang sebelumnya disiram wine. Setelah itu chef de rang menata dan memberi
garnis masakan yang siap disajikan kemudian diberikan kepada commis de rang untuk
membagikan lepada tamu. Pada intinya cara penghidangan ala Perancis adalah selalu meracik
dan memasak makanan diatas gueridon, sehingga tamu-tamu bisa menikmati hidangan secara
langsung dan menyaksikan cara memasak dan memberi garnis. Dalam jamuan French service
minuman menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari setiap jenis makanan yang dihidangkan.
Biasanya minuman jenis wine (white wine, red wine, rose wine) dan champagne yang
menyertai. Hidangan yang diberikan kepada tamu, dari sebelah kanan dengan tangan kanan,
demikian juga ketika clear-up juga dari sebelah kanan, kecuali B&B plate, finger bowl dan salad
bowl dari sebelah kiri dengan tangan kiri.
d. English Service (Family service)
Pelayanan dengan style English agak sedikit berbeda dengan yang lain karena tuan rumah
(host) atau penjamu, berkesempatan langsung untuk melayani tamunya. Pelayanan ini bersifat
kekeluargaan, karena tamunya secara satu persatu khususnya pada hidangan main course (main
dish) diambilkan tuan rumah, kemudian hidangan pelengkap dapat mengambil sendiri sesuai
selera karena sudah disajikan daiatas meja. Arah pengambilan hidangan searah dengan jarum
jam, dan akan berakhir pada tuan rumah. Dalam sistem English servise pramusaji (buttler)
kurang berperan, karena hampir semua tugasnya diambil alih oleh tuan rumah. Pramusaji hanya
bertugas membawa peralatan makan dan hidangan dari dapur menuju ruang makan dan
memberikannya pada tuan rumah. Setelah semua siap (peralatan makan dan hidangan), maka
tuan rumah memotong dan mengatur hidangan di plater dan membagikan ke tamu undangan.
Servise minuman yang dilakukan oleh buttler dilakukan dari sebelah kanan tamu dengan tangan
kanan dan tangan kiri membawa baki berisi gelas-gelas. Clear-up semua peralatan makan dan
minum dilakukan dari sebelah kanan dan terakhir tuan rumah. Perkecualian untuk B&B plate di
clear up dari sebelah kiri.
2). Self service
Self service atau istilah lainnya buffet atau prasmanan, adalah pelayanan makan yang
mengambil sendiri hidangan yang telah disajikan dalam satu atau lebih meja hidang yang terdiri
dari appetizer, main course dan dessert. Saat ini pelayanan makan cara prasmanan sedang
digemari tamu karena cepat, hidangan bisa memilih sesuai selera dan praktis. Ada banyak
variasi dan kombinasi dalam penyelenggaraan jamuan makan cara prasmanan ini, sehingga
tidak ada aturan baku sebagaimana pelayanan makan yang lain. Variasi tersebut bisa berupa
bentuk dan penataan meja makan, meja hidangan, cara pengambilan atau pelayanan dan cara
makannya. Adakalanya tamu mengambil sendiri semua hidangan yang telah disiapkan,
adakalanya tamu duduk dan dilayani sepenuhnya oleh pramusaji. Demikian juga cara makannya
bisa berdiri (standing party) bisa juga duduk jika telah disiapkan meja dan kursi untuk tamu
(tamu VIP). Pramusaji harus trampil dan siaga dalam menambah hidangan yang hampir habis,
mengontrol alat-alat makan, mempersilakan dan menjawab pertanyaan tamu berkaitan dengan
hidangan yang disajikan. Mengontrol jika ada makanan tumpah harus segera di lap supaya tidak
mencelakakan tamu. Jika tamu duduk di meja makan, maka pramusaji harus siap melayani
sampai selesai.
Jenis buffet :
(1). A continual basis (tidak ada pilihan selain buffet)
(2) A special occasion basis (buffet diadakan pada acara tertentu saja )
(3) A combination of table service and buffet style(tidak semua makanan tersedia di meja buffet)
Bentuk dan penataan meja buffet sangat berpengaruh terhadap kesan secara keseluruhan,
sehingga harus didesain sejak awal agar suasana jamuan makan seperti yang diharapkan.
Susunan meja buffet sangat bervariasi tergantung selera, ruang yang ada dan jumlah tamu.
Yang perlu diperhatikan dalam penataan meja adalah alur tamu dalam mengambil hidangan
jangan sampai cross atau bertubrukan. Jadi harus diperhitungkan secara cermat dan selalu
menggunakan logika agar lalu lintas tamu lancar dan nyaman bagi semuanya. Bentuk
pengaturan meja buffet antara lain :
(1). Straight line shape
(2) Sramble system
(3). Round table
(4) Half round table
(5) Quarter round table
(6). Trapisium
(7) Segi empat tengah oblong
(8) Leter U
(9) Leter L

3). Counter service


4). Carry out service
V. Etiket Jamuan Makan
Etiket makan dengan sinonim tatacara makan atau table manners adalah aturan yang
harus dilakukan saat bersantap di meja makan. Aturan atau tatacara tersebut telah disepakati
bersama secara internasional. Etiket makan pertama kali dikenalkan oleh bangsa Eropa, mereka
adalah bangsawan dari kerajaan Perancis yang juga mengenalkan tata hidang di meja makan,
pada sekitar abad XVIII. Etiket makan merupakan aturan makan yang sudah standart, yang
mencerminkan sopan santun di meja makan. Secara tidak langsung jika hal ini kita lakukan,
maka akan menaikkan image, kualitas pergaulan, intelektualitas, rasa percaya diri, memiliki
selera, nilai seni dan kebudayaan yang tinggi bagi kita yang melakukannya. Tidak berlebihan
jika pernyataan bahwa hanya orang-orang yang berbudaya tinggilah yang bisa menikmati
jamuan makan secara internasional.
Etiket makan sebaiknya dikenalkan sedini mungkin kepada semua anggota keluarga kita,
setidaknya dibiasakan pada anak-anak remaja kita. Mengapa demikian ? Karena kebiasaan
makan akan terbentuk dan menjadi bagian yang melekat pada perilaku seseorang, manakala
dikenalkan dan dibiasakan sejak usia dini. Anak yang dari kecil sudah dibiasakan makan dengan
menggunakan sendok, garpu, pisau secara benar, maka dia dalam berinteraksi makan dengan
orang lain tidak pernah mengalami kendala. Bila dia diundang dalam sebuah jamuan makan,
apakah direstoran, dijamuan makan resmi yang sudah disetting sedemikian canggihnya, dia tidak
canggung dan penuh percaya diri menikmati hidangan yang disajikan.
Sebenarnya apa saja yang harus diikuti dalam aturan jamuan makan bersama ? Ikuti
penjelasan berikut ini dan kaitkan dengan penjelasan yang ada dalam tata hidang dibagian
sebelumnya, karena belajar etiket makan tidak terlepas dari pengetahuan kita tentang tata
hidang.
1. Awal dari sebuah jamuan makan pasti didahului adanya undangan yang biasanya datang
sebelum hari ”H”. Perhatikan pada bagian kiri bawah undangan tertulis R.S.V.P.
(Respondez S’il Vous Plait). Maksudnya adalah kita harus memberikan kepastian
kedatangan kita, bisa lewat telphon atau bicara langsung. Hal ini penting kita lakukan,
berkenaan dengan pengaturan tempat duduk, jumlah hidangan yang harus disiapkan,
kapasitas tempat, dsb.
2. Pakailah busana sesuai dengan penjelasan pada undangan atau jika tidak ada
penjelasan, sesuaikan dengan tema acara.
3. Usahakan jangan datang terlambat pada acara jamuan makan, sebaiknya datang 10-15
menit sebelum acara dimulai.
4. Pada jamuan makan resmi yang mengundang tamu kehormatan, biasanya sebelum tamu
kehormatan datang, akan didahului dengan cocktail party yaitu pesta kecil diruang
lain (bukan ruang utama), untuk sekedar berbasa-basi dengan tamu undangan lain,
sebelum tamu utama datang atau sebelum acara dimulai. Di sana akan disuguhkan
minuman apperitif atau minuman ringan dan hidangan kecil seperti toothpicks yang
tidak mengenyangkan.
5. Ketika acara dimulai dan pelayan / waiters mempersilakan masuk, jangan lupa ikuti
penjelasan pelayan dimana anda harus duduk. Sebelum duduk biasanya pelayan akan
mengundurkan kursi anda, jika sudah siap pelayan akan menyorongkan kursi tersebut
untuk diduduki. Jangan lupa ucapan terima kasih untuk waiters.
6. Langkah berikutnya adalah duduk dengan tegak, jangan bersandar, jangan bersedekap,
tangan jangan diatas meja. Setelah itu tebar serbet/ napkin dipangkuan anda. Serbet bisa
digunakan untuk melap mulut atau menutupi mulut ketika ada sesuatu yang harus
dikeluarkan. Serbet juga bisa sebagai isyarat jika kita akan meninggalkan sementara,
serbet diletakkan diatas kursi.. Jika meninggalkan seterusnya diletakkan diatas meja
sebelah kanan.
7. Setelah itu waiters siap melayani hidangan makanan yang akan keluar secara bergiliran.
Sebelum itu waiters menuang air putih di water goblet glass dan menyuguhkan sepotong
roti serta mentega disisi kiri kita. Air putih boleh diminum, roti boleh disantap sebagai
roti tunggu dengan catatan roti dicuil sedikit demi sedikit menggunakan tangan sambil
dioles mentega, atau roti bisa juga disantap bersama dengan sup yang dihidangkan
diawal jamuan.
8. Semua peralatan makan sudah di set-up didepan tamu, masing-masing mendapat jatah
yang sama. Alat yang berupa silver ware (sendok, garpu, pisau) digunakan pertama kali
dengan urutan yang penataannya paling luar. Silver ware (sendok/garpu/pisau kecil)
yang berada diatas dinner plate/ show plate (piring makan) digunakan untuk menyantap
dessert (hidangan penutup).
9. Jangan meniup hidangan yang masih panas, cukup ditunggu sambil diaduk-aduk (jika
itu sup). Menggunakan sendok sup adalah dari samping karena bentuknya agak bulat.
Setelah selesai letakkan dengan posisi terbuka diatas saucer sup.
10. Cara memegang pisau, sendok ataupun garpu, pastikan yang benar dan enakdan luwes
digunakan. Posisi garpu harus tertelungkup, begitu pula memasukkan kemulut juga
telungkup. Peganglah garpu atau pisau dengan posisi jari telunjuk tepat diatas punggung
garpu atau pisau.
11. Jika selesai makan, biarkan plate/ piring pada posisi semula, pisau, garpu, sendok
diletakkan terbuka disebelah kanan berjajar. Waiters akan mengambil (meng clear-up)
12. Pada jamuan makan resmi atau mewah, setiap kali hidangan keluar akan disertai dengan
minuman beralkohol. Anda tidak perlu meminumnya jika tidak diperbolehkan agama,
cukup dengan mengangkat dan menempelkan dibibir. Jika belum terlanjur dituang, anda
bisa memberi isyarat dengan meletakkan telunjuk jari dibibir gelas dan ucapan terima
kasih.
13. Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam jamuan makan adalah :
 Selama jamuan berlangsung, jangan duduk membungkuk atau bersandar malas.
Duduklah dengan tegak, jarak badan dengan tepi meja sekitar 10 cm. Hindari
mengembangkan kedua belah siku dan meletakkannya dia atas meja makan, dan
jangan bersedekap.
 Serbet makan (napkin) hanya digunakan untuk menyeka jari tangan dan bibir,
mulut. Jangan sekali-kali untuk menyeka keringat, hidung, ingus, atau
membersihkan peralatan makan dengan napkin.
 Jangan menelphon, menerima telphon ataupu sms ketika jamuan makan
berlangsung. Usahakan handphone di silent atau dimtikan terlebih dahulu saat
berlangsung jamuan makan.
 Jika bersin, batuk, gunakan napkin untuk menutupinya.
 Hindari volume suara yang tinggi dan pembicaraan yang dimonopoli.
 Jangan meniup hidangan sup ketika masih panas. Cukup ditunggu sambil
mengaduk sup pelan-pelan agar cepat hangat dan bisa dinikmati, begitu juga
untuk hidangan minuman teh atau kopi.
 Jangan menyuap makanan dengan porsi yang besar, apalagi mengunyah dengan
berkecap. Kunyah makanan dengan posisi mulut tertutup dan tanpa kecap.
 Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan pula memintanya.
 Hindari berbicara ketika mulut masih penuh makanan.
 Minum dilakukan ketika mulut dalam keadaan kosong. Teguklah pelan-pelan
tanpa mengeluarkan bunyi.
 Jangan berbicara atau mengambil hidangan tanpa meletakkan peralatan makan
terlebih dahulu.
 Jika melakukan kesalahan, seperti menumpahkan minuman, menjatuhkan alat
makan, jangan panik, segera minta maaf pada tamu sekitar dan panggil waiter
untuk membersihkannya.
 Apabila ada hidangan yang disajikan dengan sumpit, maka posisi makan agak
menunduk agar hidangan tidak tercecer. Jangan menusuk makanan dengan
sumpit atau mengembalikan lagi makanan yang telah diambil.
 Jangan mengambil makanan yang berlebihan sehingga piring anda terlihat
seperti gunung. Ambil secukupnya, mulailah dengan hidangan appetizer dan
akhiri dengan hidangan dessert. Anda diperbolehkan mengambil hidangan
berkali-kali, untuk menghindari makanan yang menggunung dan memaksakan
mengambil semua hidangan.
 Usahakan jangan meninggalkan meja makan selama jamuan berlangsung. Jika
terpaksa harus meninggalkan ruangan dan akan kembali lagi, letakkan napkin
disandaran kursi atau di dudukan kursi sebagai tanda kita akan kembali lagi.
 Merokok tidak diperkenankan selama jamuan makan berlangsung. Biasanya
setelah selesai menyantap hidangan penutup, baru diperbolehkan merokok.
 Usahakan untuk tidak menggunakan tusuk gigi didepan umum / di meja makan,
lakukan di toilet. Jika terpaksa harus dilakukan, tutup mulut dengan napkin dan
jangan berlama-lama.
 Jangan lupa meminta sesuatu harus didahului dengan kata ”tolong” dan
disertai ucapan ”terima kasih” serta kata ”maaf” bila melakukan sesuatu yang
mengganggu orang lain.

Anda mungkin juga menyukai