Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG

KE PT. ANEKA TAMBANG TBk., CV. MEGA MAKMUR DAN PT.


CLAYINDO CAKRA JAYA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
NESCI AYU GINTING D1101181021
SAFIRA PUTRI RABBIOLA D1101181016
AJIQ FAIQ

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya,


penulis dapat menyelesaikan laporan ekskursi tambang di pt. aneka tambang tbk.,
cv. mega makmur dan pt. clayindo cakra jaya pada waktunya. Selain itu, Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta teman-
teman yang sudah mendukung hingga titik terakhir ini.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan paper sebagai tugas dari mata
kuliah Perpetaan ini yang semoga bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.
Penulis tentu menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis
menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan
pembaca lain. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau
kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan Yang
Maha Esa.. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.

Pontianak, juli 2020

Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1. Latar Belakang..................................................................................................5
1.2. Maksud Dan Tujuan.........................................................................................5
1.3. Pelaksanaan Kegiatan......................................................................................5
1.4. Manfaat Kegiatan.............................................................................................5
BAB II PERUSAHAAN........................................................................................6
2.1. Lokasi Dan Kesampaian Daerah....................................................................6
2.2 Profil Perusahaan..............................................................................................6
2.3 Keadaan Geologi........................................................................................8
2.4 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan........................................................9
2.5 Ganesa Batu Gamping.............................................................................11
2.6 Eksplorasi.................................................................................................13
2.7 Penambangan...........................................................................................14
2.7.1 Pembersihan Lahan ( Land Clearing ).................................................14
2.7.2 Pengupasan lapisan penutup ( striping over burden ).........................14
2.7.3 pembongkaran ( Loosening )...............................................................14
2.7.4 Pemuatan ( loading ) ...........................................................................14
2.7.5 Pengangkutan ( hauling ).....................................................................14
2.7.6 Penimbunan ( Dumping )....................................................................14
2.8 Pengolahan...............................................................................................14
2.9 Produk dan pemasaran.............................................................................14
2.10 reklamasi..................................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1. Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri tambang tentunya menjadi perhatian penting bagi
orang-orang yang bekerja di sektor pertambangan, khususnya mahasiswa program
studi teknik pertambangan yang akan menjadi penerus perkembangan tersebut.
Ilmu pengetahuan yang diperoleh di masa perkuliahan tentunya tidak lengkap
apabila tidak ada kunjungan langsung ke lapangan akan tetapi dikarenakan adanya
pademi yg terdampak diseluruh dunia maka kunjungan kelapangan kali ini
ditunda. Ekskursi industri tambang ini diselenggarakan guna melengkapi ilmu
yang sebelumnya telah didapat di bangku perkuliahan.
Kurikulum Pendidikan Progam Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknik, Universitas tanjungpura, mahasiswa Teknik Pertambangan yang
menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri
Tambang atau Kuliah Lapangan dengan agenda kegiatan utama adalah kunjungan
ke beberapa industri pertambangan yang ada di Indonesia yang khususnya berada
di Kalimantan barat. Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini berbobot I sks.

Progam Studi Teknik Pertambangan berupaya memberikan bekal kepada


mahasiswa sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat menghasilkan tenaga-
tenaga sarjana Teknik Pertambangan yang berkualitas dan profesional.Sejalan
dengan perkembangan dunia industri, khususnya industri pertambangan, Program
Studi Teknik Pertambangan berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa
sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga
Sarjana Teknik Pertambangan yang profesional

1.2 Maksud dan Tujuan

Ekskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara


langsung kepada mahasiswa tentang macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan
tambang, sehingga mahasiswa mengetahui cara penggalian, pemuatan,
pengangkutan, pengolahan, pemasaran beberapa jenis bahan galian, serta
pengolahan lingkungan tambang.

Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada


mahasiswa tentang pekerjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat
menentukan sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan dan dapat
menentukan sikap jika sudah bekerja di lingkungan tambang. Dengan adanya
ekskursi ini diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori dalam
perkuliahan yang di peroleh dari proses perkuliahan dengan keadaan langsung
sebenarnya di lapangan, juga melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan
kesatuan seta kerjasama di antara mahasiswa dalam menghadap persoalan , juga
dapat menumbuhkan rasa ingin tahuyang lebih mahasiswa terhadap proses yang
ada dalam kegiatan pertambangan.

1.3 Pelaksanaan Kegiatan

kegiatan ekskursi industri tambang dilaksanakan dalam dua hari, dimulai


dari tanggal 12 juni hingga 13 juni 2020. ke PT. Aneka Tambang Tbk di daerah
Tayan dan ,CV.Mega Makmur dan PT. Clayindo Cakra Jaya

1.4 Manfaat Kegiatan


 Meningkatkan pemahaman mahasiswa program studi Teknik
Pertambangan universitas Tanjungpura terhadap perkembangan industry
tambang khususnya di kalimantan barat.
 Mengetahui metode dan tahapan kegiatan penambangan yang digunakan
masing-masing perusahaan tambang
 Mengetahui sumber daya dan Cadangan yang terdapat di tiap-tiap lokasi
ekskursi.
 Memahami proses penambangan dan pengolahan, sistem dan tata cara
yang diaplikasikan untuk masing-masing bahan galian.
 Memahami kerangka dasar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
 Mengetahui wawasan tentang cakupan lingkungan kerja di perusahaan
tambang
BAB 2
PERUSAHAAN

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Bauksit
(UBPB) Tayan yang terletak di Dusun Piasak, Desa Pedalaman,
Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Secara
geografis, PT. ANTAM UBPB Tayan terletak pada 392429.612 sampai
417468.168 dan 6694073.186 sampai 9995394.009. saat ini PT. ANTAM
UBPB Tayan memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas
36222170.604 m2.
Secara administrasi, wilayah IUP Operasi Produksi No.
02/2010/SGU terletak di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Tayan Hilir,
Toba, dan Meliau Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Kota
Tayan berada di tepi Sungai Kapuas yang terletak ± 80 km jarak lurus dari
sebelah Timur Kota Pontianak. Luas wilayah IUP Operasi Produksi yang
dimiliki adalah 34.360 Ha. Wilayah 13.400 Ha di bagian Utara IUP
didedikasikan sebagai umpan pabrik ICA.
IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU dapat ditempuh dengan
menggunakan pesawat udara dari Jakarta ke Pontianak ± 1.30 jam,
dilanjutkan dari Pontianak ke Tayan dengan menggunakan kendaraan roda
empat dalam waktu tempuh ± 3 jam. Sarana perhubungan setempat berupa
jalan aspal dengan lebar rata - rata ± 6 m yang dapat dilalui oleh kendaraan
roda dua maupun roda empat. Sebelum jembatan tayan dibangun dan
diresmikan, transportasi untuk menyeberangi sungai kapuas adalah klotok,
ponton maupun kapal feri bagi penumpang yang membawa kendaraan
roda dua ataupun roda empat dengan waktu tempuh ± 45 menit. Namun,
setelah jembatan Tayan yang telah diresmikan pada tanggal 22 Maret 2016
maka waktu tempuh penyeberangan sungai kapuas hanya berkisar ± 10
menit saja.
Gambar 2.2 Peta lokasi (Mining Department, PT. Antam (Persero),
Tbk UBPB Tayan, 2016
2.2 Profil Perusahaan
Dalam perjalanan sejarah, sesuai dengan tuntutan jaman, PN
Aneka Tambang berubah status menjadi PT Aneka Tambang (Persero)
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1974 tertanggal 30
Desember 1974. Pada 27 November 1997, mengiringi hari pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), PT Aneka Tambang (Persero) berubah
menjadi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Pada tanggal 17 Juli 2002
nama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk berubah menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk disingkat PT Antam Tbk.
Pada tanggal 27 Mei 2010 nama PT Antam Tbk berubah menjadi PT
ANTAM (Persero) Tbk. Saat ini Antam memiliki 1 Kantor Pusat serta 1
unit dan 5 unit bisnis, yaitu Unit Geomin, Unit Bisnis Pertambangan Nikel
Sulawesi Tenggara, Unit Bisnis Pertambangan Emas, Unit Bisnis
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia, Unit Bisnis Pertambangan
Nikel Maluku Utara, dan Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Tayan.
Pada tanggal 1 Mei 2009, dibentuk Tim Perencanaan dan
Penambangan Bauksit Tayan sesuai dengan surat yang diputuskan oleh
direksi pada tanggal 1 Mei 2009 dan berlaku sampai 30 April 2010. Pada
tanggal 1 Juli 2010 statusnya ditingkatkan menjadi Proyek
Pengembangan Tambang Bauksit Tayan sesuai dengan surat yang
diputuskan oleh direksi pada tanggal 1 Juli 2010 dan berlaku sampai 30
Juni 2013. Pada tanggal 27 September 2013, statusnya kembali
ditingkatkan menjadi Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Tayan sesuai
dengan surat keputusan direksi dan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober
2013.
Struktur organisasi yang disusun adalah untuk mendukung
kegiatan operasional rutin pertambangan. Kegiatan utamanya mulai
survey, grade control, produksi hingga pengelolaan lingkungan hidup.
Sedangkan kegiatan pendukung antara lalin berupa pengelolaan sarana
kantor dan perumahan, sumberdaya manusia, keuangan hingga CSR.
Tenaga kerja untuk aktivitas penambangan merupakan gabungan tenaga
kerja Antam, kontraktor serta tenaga kerja tidak tetap (kontrak). Antam
akan menempatkan tenaga kerja berpengalaman di posisi manajemen dan
staf. Bentuk organisasi serta perangkatnya disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan untuk penambangan bijih bauksit di IUP Tayan. Berdasarkan
proses bisnisnya, organisasi dikelompokkan menjadi dua divisi atau
kelompok, yaitu kelompok proses bisnis inti dan proses bisnis pendukung.
Pada proyek ini, bisnis utamanya adalah penambangan, maka yang
termasuk dalam proses bisnis inti adalah semua kegiatan yang
berhubungan langsung dengan penambangan dari land clearing sampai
menghasilkan produk WBx (bauksit tercuci). Kelompok bisnis inti
dipimpin oleh Operation Vice President yang melapor kepada General
Manager. Operation VP dibantu oleh Biro Quality Control dan Biro
Mining yang masing masing dipimpin oleh orang Manager. Sedangkan
kelompok bisnis pendukung pertambangan terdiri atas tiga biro, yaitu
Supply Chain And Management, Finance And Human Resources, dan
General Affair External Relation And Corporate Social Responsibility,
Health Safety Environment. Keempat Manager pendukung pertambangan
melapor kepada General Manager. Masing masing Manager membawahi
beberapa Department yang dipimpin oleh Assistant Manager sebagaimana
struktur organisasi pada gambar 2.1.
Secara garis besar, fungsi masing masing kelompok bisnis adalah sebagai
berikut:
a. Kelompok Bisnis Inti bertugas untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan
denganproses produksi untuk mendapatkan produk yang bisa jual sehingga
menghasilkanpendapatan (income) bagi perusahaan. Agar pekerjaan dalam
proses produksi ini bisadilakukan dengan baik diperlukan perangkat organisasi
Biro Mining dan BiroQuality Control. Biro Mining tugas utamanya adalah
membuat rencana tambang yang aman dan efektif, melakukan penambangan
secara aman dan berwawasanlingkungan serta menerapkan kaidah konservasi
bahan galian. Semua aktivitastersebut dicatat dengan baik kemudian dievaluasi
keberhasilannya sertadipertimbangkan penerapannya pada rencana tambang
berikutnya. Biro Quality Control tugasnya memastikan kualitas produk dari
tiap tahap proses produksi sesuaidengan rencana, serta melakukan evaluasi
untuk mendeteksi terjadinyapenyimpangan kualitas produk dari tiap tiap tahap.
Quality Control melakukan pengambilan conto (sampling) dari tiap tiap
prdouksi dan menganalisanya dilaboratorium dengan baku mutu yang telah
ditetapkan perusahaan.
b. Kelompok Bisnis Pendukung adalah perangkat organisasi yang tidak terkait
dengankegiatan untuk menghasilkan produk, tetapi bertugas untuk memenuhi
segala sesuatu yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan proses produksi
yang dilakukan oleh kelompok bisnis Inti. Kelompok bisnis ini bertugas
mengelola ketenagaankerjaan, keuangan, keperluan material, barang dan
kontrak kerja sampai kebutuhana komodasi serta menjalin hubungan dengan
pihak pihak diluar perusahaan. Kelompok ini terdiri atas biro Supply Chain
Management, biro Finance & Human Resources dan biro General Affair,
External Relation & Corporate Social Responsibility.
Gambar 2.1. Bagan struktur organisasi PT. Antam (Persero) Tbk, UBP Bauksit
Tayan Kalimantan Barat

2.3. Keadaan Goelogi


Formasi geologi yang terdapat di daerah kecamatan Tayan hilir, antara
lain adalah formasi Kwartir, Kapur, Trias, Pistosen, Intruksif dan Plutonik Asam,
Sekis Hablur, Intruksif dan Plutonik Basa, Lapisan Batu, dan Permo Karbon. Pada
umumnya lapisan tanah Pistosen hampir terdapat di seluruh desa.

2.4 Sifat Fisik dan Mekanik Batuan

• Sifat Fisik

1. Bobot Isi Asli (γn)

Merupakan perbandingan antara berat batuan asli dengan volume total batuan.

2. Bobot Isi Kering (γo)

Merupakan perbandingan antara berat batuan kering dengan volume total batuan.

3. Bobot Isi Jenuh (γw)

Merupakan perbandingan antara berat batuan jenuh dengan volume total batuan.
4. Apparent Specific Gravity (GSA)

Merupakan perbandingan antara bobot isi kering batuan dengan bobot isi air.

5. True Specific Gravity (GST)

Merupakan perbandingan antara bobot isi jenuh batuan dengan bobot isi air.

6. Kadar Air Asli (ωn)

Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan asli dengan berat butiran

batuan dan dinyatakan dalam %.

7. Kadar Air Jenuh (ωsat)

Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan jenuh dengan berat butiran
batuan dan dinyatakan dalam %.

8. Derajat kejenuhan (S)

Merupakan perbandingan antara kadar air asli dengan kadar air jenuh dan dinyatakan
dalam %.

9. Porositas

Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-pori batuan
dengan volume total batuan per satuan volume tertentu. Besar kecilnya porositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir, sudut kemiringan
dan komposisi mineral pembentuk batuan.

10. Angka pori (void ratio)

Angka pori merupakan perbandingan antara volume pori dan volume butir, yang
dirumuskan sebgai berikut

• Sifat Mekanik

1. Uji Kuat Tekan Uniaksial ( UCS )

Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan selinder merupakan uji sifat mekanik yang
paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat
tekan batuan (σt ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) , dan kurva tegangan-
regangan. Contoh batuan berbentuk silinder ditekan atau dibebani sampai runtuh.
Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah
2 sampai 2,5 dengan luas permukaan pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak
lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan. Dari hasil pengujian akan didapat beberapa
data seperti:

a. Kuat Tekan Batuan (σc)


Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan dari
contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur didefinisikan sebagai
kuat tekan uniaksial batuan

b. Modulus Young ( E )

Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor penting dalam mengevaluasi
deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang bervariasi. Nilai modulus elastisitas
batuan bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi ke daerah geologi
lainnya karena adanya perbedaan dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral
pembentuknya. Modulus elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran
partikel, dan kandungan air. Modulus elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur
tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar arah perlapisan.

b. Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )

Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara regangan lateral dan
regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan adanya pemanjangan ke arah lateral
(lateral expansion) akibat adanya tegangan dalam arah aksial.

2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung ( Brazilian Test )

Sifat mekanik batuan yang diperoleh dari uji ini adalah kuat tarik batuan (σt).

Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik contoh batuan
di laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung.
Metode kuat tarik tak langsung merupakan uji yang paling sering digunakan. Hal ini
disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji kuat tarik langsung. Salah satu uji
kuat tarik tak langsung adalah Brazilian test.

3. Uji Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik

Uji kecepatan rambat gelombang ultrasonik dilakukan untuk menentukan cepat rambat
gelombang ultrasonik yang merambat melalui contoh batuan. Pada uji ini, waktu
tempuh gelombang primer yang merambat melalui contoh batuan diukur dengan
menggunakan Portable Unit Non-destructive Digital Indicated Tester (PUNDIT).

4. Pengujian Point Load ( Point Load Test )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan ( strength ) dari percontoh batu
secara tidak langsung dilapangan. Percontoh batuan dapat berbentuk silinder.

Peralatan yang digunakan mudah dibawa-bawa, tidak begitu besar dan cukup ringan.
Pengujian cepat, sehingga dapat diketahui kekuatan datuan dilapangan, sebelum
pengujian dilaboratorium dilakukan.

5. Direct Box Shear Strength Test


Hal yang perlu dicatat pada proses ini adalah tegangan normal dan tegangan geser
Percobaan dilakukan dengan tiga sampel tanah dilakukan pecobaan seperti diatas. Nilai
sudut geser dan kohesi dicari secara grafis berdasrkan hukum Coulumb

6. Uji triaxial

Tujuan utama uji triaksial adalah untuk menentukan kekuatan batuan padakondisi
pembebanan triaksial melalui persamaan kriteria keruntuhan. Kriteria keruntuhan yang
sering digunakan dalam pengolahan data uji triaksial adalah criteria Mohr-Coulomb.
Hasil pengujian triaksial kemudian diplot kedalam kurva Mohr- Coulomb sehingga dapat
ditentukan parameter-parameter kekuatan batuan sebagai berikut:

• Strength envelope (kurva intrinsik)

• Kuat geser (Shear strength)

• Kohesi (C)

• Sudut geser dalam (φ)

Pada pengujian triaksial, contoh batuan dimasukkan kedalam sel triaksial, diberi tekanan
pemampatan (σ3), dan dibebani secara aksial (σ1), sampai runtuh. Pada uji ini, tegangan
menengah dianggap sama dengan tekanan pemampatan (σ3= σ1).

2.5 Ganesa Batu Gamping

Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organic, secara mekanik,
atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara organic. Jenis ini
berasal dari pengendapan cangkan atau rumah kerang dan siput. Foraminifera atau
ganggang. Atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.

Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh
berbeda dengan jenis batugamping yang terjadi secara organic. Yang membedakannya
adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa
oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang
terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.

Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping. Jenis
batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan
batugamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan
bumi.

Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsure pengotor yang mengendap bersama-
sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batugamping memberikan
klasifikasi jenis batugamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batugamping
tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan.

Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan
sebagai batugamping lempungan, dan batugamping pasiran apabila pengotornya pasir.
Persentase unsure-unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur
tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan
hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh adanya unsure
mangan, sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsure organic.

Batugamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang
pejal dijumpai pula yang porous.

Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun


sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga
batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain
itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap penghabluran kembali pada permukaan
batugamping, sehingga terbentuk hablur kalsit.

Dibeberapa daerah endapan batu kapur seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah
tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari
udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic dipermukaan, setelah meresap ke
dalam tanah dapat melarutkan batugamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses
tersebut adalah sebagai berikut :

CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2

Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh
batugamping tersebut. Secara geologi, batugamping erat sekali hubungannya dengan
dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsure magnesium dari air laut ke
dalam batugamping, maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan
atau jadi dolomite. Kadar dolomite atau MgO dalam batugamping yang berbeda akan
memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut.

A. Mula Jadi

Batu Kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik secara mekanik
atau secara kimia sebagian batu kapur dialam terjadi secara organik. Jenis ini berasal
dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan siput. Untuk batu kapur yang
terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara
organik yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur
tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi
iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.

B. Mineralogi

Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan
diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda
dengan struktur kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu
tertentu dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat
hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk mengidentifikasinya.

C. Identifikasi Batugamping

Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak
jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan
batugamping klastik.

Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari
Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering jyga
disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.

Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui


proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses
tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga
sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna
putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.

Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang
pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah
batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3

Adapun sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :

a. Warna : Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan

b. Kilap : Kaca, dan tanah

c. Goresan : Putih sampai putih keabuan

d. Bidang belahan : Tidak teratur

e. Pecahan : Uneven

f. Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs

g. Berat Jenis : 2,387 Ton/m3

h. Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga

2. Manfaat Batu Kapur

Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :

- bahan bangunan

bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan
pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.

- Bahan penstabilan jalan raya


Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang
dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi ppenyusutan
dan pemuaian fondasi jalan raya

- Sebagai pembasmi hama

Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk
belerang untuk disemprotkan.

- Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian

Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air,
sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta
untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada
kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya

- Penjernihan air

Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama


dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.

2.6 Eksplorasi

Eksplorasi pada cebakan – cebakan mineral selalu dilakukan secara bertahap.


Sistem bertahap ini dilakukan untuk mengurangi suatu resiko eksplorasi. Selain itu
sistem ini dihubungkan dengan metode eksplorasi yang digunakan.

Menurut Peters, 1978 dalam Koesomadinata, 2000 tahapan eksplorasi modern


adalah suatu strategi eksplorasi modern meliputi 2 tahapan eksplorasi dengan sub-
tahapannya, dimana pada setiap tahapan memberikan kesempatan untuk pengambilan
keputusan serta penyempurnaan model eksplorasi serta petunjuk geologi yang lebih
relevan. Tahapan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:

1 Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage)

Rancangan eksplorasi ini antara lain menyangkut tentang review literatur , geologi
regional, citra landsat, interpretasi foto udara. Selain itu juga mencakup tentang model
eksplorasi sebagai hipotesa kerja penentuan strategi dan pemilihan metoda eksplorasi.

2 Tahapan Eksplorasi Tinjau – Tingkat Strategis (Reconnaissance Exploration Stage –


Strategic Phase)

Pada tahap ini dibagi menjadi 3 tahap antara lain :

 Penilaian Regional (Regional Apprasisal)

Penilaian regional ini berdasarkan data dan studi pustaka yang ada.

 Peninjauan Daerah (Area Reconnaissance)

Peninjauan daerah ini dilakukan dengan melakukan survei daerah. Survei ini dapat
menggunakan survei udara seperti surveidan analisa foto udara, survei dan analisa
aeromagnetic. Sedangkan survei darat berupa lintasan – lintasan dengan metoda geologi
atau non geologi, pengambilan batuan perconto di sungai (stream sampling), dan
sebagainya. Tahapan ini menghasilkan daerah – daerah prospek dengan peta skala 1 :
100.000 – 200.000.

 Pemilihan Sasaran (Target Selection)

Tahap ini merupakan akhir dari semua tahapan eksplorasi tinjau – tingkat strategis.
Tahap ini menindaklanjuti tahap peninjauan daerah dengan sitem metoda geologi
berupa : prospeksi batuan di sungai seperti float mapping and sampling, stream
sediment sampling, dan rock sampling. Kadangkala bersamaan dengan pembuatan
paritan, pemboran dangkal dan metoda geofisika seperti survei magnetic, gravitasi,
seismik dan reflaksi seseuai dengan petunjuk geologi.

3 Tahapan Eksplorasi Rinci – Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage – Tactical Phase)

Tahapan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :

 Penyelidikan Permukaan Rinci (Detail Surface Investigation)

Tahap ini berupa penciutan daerah prospek dengan peta skala 1:5000 – 1:1000. Kegiatan
pada tahap ini antara lain berupa pemetaan geologi rinci , surve geokimia rinci,
pembuatan paritan dan sumur uji dan survei geofisika rinci dan pengambilan beberapa
contoh batuan hasil pemboran.

 Penyelidikan Bawah permukaan Rinci (Detail Subsurface Investigation)

Pada tahap ini berupa pembuatan terowongan eksplorasi, pengeboran core – logging
yang lebih rapat, pengukuran geophysical logging, penentuan cadangan pendahuluan
dan pengambilan contoh secara sistimatis

 Penemuan / Bukan Penemuan (Discovery / Nondiscovery)

Pada tahap ini faktor – faktor teknik penambangan, teknik ekstraksi metalurgi,
kebutuhan energi dalam penambangan serta penilaian ekonomis (feasibility studies)
dilakukan agar dapat diketahui suatu prospek dapat ditambang atau tidak.

4 Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi ( Evaluation and Preproduction Stage)

Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah. Tahap
ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. Selain itu tahap ini juga
merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jala,
pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.

2.7 Penambangan

2.7.1 Pembersihan Lahan ( Land Clearing)

Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas penambangan


dimulai. Land Clearing Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali dengan
mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan
sampai ke pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing. Jadi land clearing dapat
diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan,
hutan belukar sampai alang-alang. Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing
yaitu : Pepohonan yang tumbuh Kondisi dan daya dukung tanah Topografi Hujan dan
perubahan cuaca Sfesifikasi pekerjaan Data yang diperlukan untuk menganalisis
produksi, kebutuhan alat dan akhirnya ke biaya meliputi : spesifikasi pekerjaan (proyek),
kondisi lapangan biaya alat (beli atau sewa). Untuk selanjutnya pembahasan akan
fokuskan pada masalah teknis dan tidak akan menyinggung masalah biaya.

 Tahapan Land Clearing

Pada pengerjaan proses land clearing hal yang umumnya dilakukan adalah meliputi
pekerjaan sebagai berikut :

a. Underbrushing

Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada kegiatan


pembabatan pohon yang berdiameter maksimum 30 cm dengan tujuan mempermudah
pelakasanaan penumbangan peophonan yang lebih besar.

b. Felling/Cutting

Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter besar dari 30 cm , dalam


sepefikasi kegiatan yang tersedia , biasanya disebutkan kegiatan kegiatan .tertentu,
seperti pohon yang ditumbangakan sampai ke bonggolnya tanpa merusak top soil
sekecil apapun , kayu kayu yang kecil harus dipotong menjadi dua atau empat bagian
yang nantinya dapat diperlukan untuk kegiatan transmogran dan sebagainya.

c. Pilling

Kegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau tumpukan kayu pada jarak
jarak tertentu. Yang diperlu diperhatikan adalah tumpukan kayu harus searah dengan
angin yang berhembus.

d. Burning

Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau tumbang dengan tidak
melalaikan kayu yang dapat dimanafaaatkan , Pembakaran diharuskan untuk
mendapatkan abu abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan dari tanah
disketiranya.

2.7.2 Pengupasan Lapisan Tertutup

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu lapisan
tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian
tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan
tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan
yang baik. Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang
mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan penambangan
yang menggunakan sistim tambang terbuka.

Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi,
semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target
produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat
yang mendukung pengupasan lapisan tanah penutup. Adapun pola teknis dari
pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :

a. Back filling digging method Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat
sudah digali.
b. Benching System Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang
(benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus
sambil membuat jenjang.
c. Multi Bucket Exavator System Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang
ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah
dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE.
d. Drag Scraper System Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan
bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya
dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem
ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas(loose).

2.7.3 Pembongkaran

Pembongkaran atau pemberaian adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk


membebaskan batuan atau endapan bijih dari batuan induknya yang massive.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat bongkar :

1.Teknis : - jenis, kekerasan serta lokasi batuan,

- harga atau nilai batuan.

2. Ekonomis, misal : harga alat-alat bongkar.

3. Lingkungan hidup, misal : dipilih alat yang paling sedikit menimbulkan

polusi udara dan air.

Alat bongkar batuan atau endapan bijih yang lunak :

 Excavator :

- Power shovel - Hydraulic shovel - Wheel Loader

- Dragline - Back hoe

- Bucket wheel excavator - Power scraper

- Clam shell - Shovel dozer

- Grab bucket - Bulldozer


2.7.4 Pemuatan (Loading)

pemuatan adalah kegiatan yang di lakukan memasukan material atau endapan


bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut kegiatan pemuatan di lakukan
setelah kegiatan penggusuran dan, pemuatan di lakukan dengan menggunakan alat
muat atau “whell loader” dan di isikan kedalam alat angkut.

kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan material hasil


pembonggkaran kedalam alat angkut. pengangkutan di lakukan dengan sistim siklus,
artinya truck yang telah dimuati langsung berangkat tanpa harus menunggu truck yang
lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi penambangan untuk di
muati kembali.

Proses pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat gali atau shovel untuk
menggali material hasil peledakan atau material lepas yang berupa bijih atau batuan
penutup dan kemudian dimuat kedalam alat angkut, yang dikenal sebagai truck angkut
tambang (dump truck). Proses pemuatan dapat dibagi menjadi empat tahapan :

1. Menggali (dig)

2. Mengayunkan ke truck (swing)

3. Melepaskan Muatan (dump)

4. Mengayun Kembali ke Posisi semula (Swing)

 Alat - Alat Pemuatan

Alat - alat pemuatan Yaitu peralatan mekanis yang digunakan untuk mengambil dan
memuat material ke atas alat angkut. Ada banyak jenis dari alat muat, antara lain:

1.Power shovel

2.Dragline Back hoe

3.Clam shell Bucket

4.wheel excavator

5.Showel dozer

6.Over head shovel

7.loader Bulldozer

2.7.5 Pengangkutan (Hauling)

Pengakutan Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk


mengangkut bahan atau endapan bijih dari satu tempat (tambang) ke tempat lain
(tempat penimbunan / pengolahan).
 Tahap - Tahap Pengangkutan
a. Menunggu (queue) Tahap dimana truk menunggu untuk memulai manuver
sebelum menggambil posisi untuk di beri muatan.
b. Mengambil posisi (spot) Tahap di mana truk di beri muatan setelah mengambil
posisi. Pengisisan (Load) Tahap di mna truk sedang di beri muatan Pengangkutan
muatan/kembali.
c. kosong (Haul) Tahap di mana truk membawa muatan ke tempat pembuangan
atau kembalike shovel setelah dumping.
d. Pembuangan (dump) Tahap di mana material yang di angkut di buang ke
overburden dump.

 Alat - alat yang Bisa digunakan dalam pengakutan

1. Dump truck

2. Cable way transportation

3. Conveyor

4. Power scrafer

2.7.6 Penimbunan (Dumping)

Anda mungkin juga menyukai