Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ILMU UKUR TAMBANG“. Penulis mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian
Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan.
Untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangatlah diharapkan. Penulis berharap semoga laporan
ini bermanfaat bagi seluruh pembahasan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Volume penggalian dan penimbunan suatu material merupakan hal yang
penting dalam banyak pekerjaan teknik dan pertambangan. Akurasi bentuk dan
estimasi volume dari material tersebut adalah penting dalam banyak aplikasi,
misalnya studi erosi, estimasi pengambilan bahan tambang, dan penilaian lahan
untuk konstruksi (Schulz dan Schachter 1980 dalam Yakara dan Yilmazb 2008).
Umumnya perhitungan volume menggunakan metode trapesium (segiempat atau
segitiga prisma), perpotongan melintang (trapezoidal, Simpson, and average
formula), dan metode lainnya (Simpson-based, Cubic spline, and Cubic Hermite
formula) telah ada dalam literatur (Yanalak 2005 dalam Yakara danYilmazb
2008).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Drone?
2. Bagaimana cara kerja drone?
3. Bagaimana Kegunaan Drone?
4. Bagaimana cara kerja drone dalam menghitung volume timbunan
tambang?
5. Hitung jarak miring dan jarak datar A-B?
6. Hitung jarak miring dan jarak datar A-B?
7. Bagaimana hasil ukur apabila alat ukur memuai atau mengkerut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Cara Kerja Drone
Drone merupakan pesawat nirawak atau pesawat tanpa awak. Pesawat ini
tidak membutuhkan seorang pilot untuk memandunya, serta sering disebut sebagai
pesawat UAV atau Unmanned Aerial Vehicle. Teknologi ini menjadi salah satu
yang berkembang pesat di dunia. Tidak hanya dimanfaatkan dalam dunia militer,
drone juga dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti kesehatan,
pengiriman barang dan bahkan berselfie ria. Tak jarang juga di masyarakat, model
pesawat tanpa awak menjadi mainan dan olahraga populer.
Sebagai pesawat tak berawak, tentunya tidak ada manusiapun di dalam
sebuah drone. Bentuknya bermacam-macam mengikuti tujuan utama
penggunaan. penggunaan. Sedangkan Sedangkan cara kerja drone yaitu
memanfaat kendali jarak jauh atau sistem remote dimana pilot memegang kontrol
dari darat. Dengan semakin berkembangnya teknologi, kini ada pula drone yang
memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya secara mandiri setelah
diprogram menggunakan komputer onboard yang dipasangkan di drone itu
sendiri.
4
2.4 Perhitungan Volume Stockpile Menggunakan Drone
Fotogrametri jarak dekat (Close Range Photogrametri) merupakan teknik
fotogrametri non pemetaan dengan lokasi kamera berada di permukaan bumi
dengan jarak kamera ke obyek kurang dari 100 meter. Fotogrametri jarak dekat
pada umumnya digunakan sebagai pemodelan dari obyek tertentu. Karakteristik
lain yang membedakan dengan metode fotogrametri jarak jauh adalah
pengambilan gambar dilakukan pada sekeliling obyek.
Kondisi kolinearitas ini tentu saja digunakan sebagai solusi umum saat
orientasi relatif baik secara aerial maupun terestris. Kondisi kolinearitas
(Atkinson, 1996)Sebelum melakukan perhtungan ada beberapa langkah yang
harus dilakukan yaitu :
1. Persiapan
5
memperhatikan cuaca saat pelaksanaan pekerjaan.Pada tahapan persiapan ini,
hal-hal yang dilakukan antara lain koordinasi tim, mobilisasi tim dan peralatan
kerja yang akan digunakan dan yang paling penting, orientasi lapangan.
3. Akuisi Data
6
2] Menentukan tinggi objek dari pengukuran pergeseran letak oleh
relief.
7
keseluruhan kegiatan pemetaan fotogrametri. Untuk keperluan
penentuan titik kontrol tanah memerlukan survey lapangan.
Kegiatan survey dilakukan dalam dua tahap, yaitu [1] Pengadaaan
jaringan kontrol dasar di dalam wilayah kerja; dan [2] Pengadaaan
posisi keruangan objek bagi kontrol foto saat survey yang dimulai
dari jaringan kontrol dasar. Kegiatan penentuan kontrol tanah ini
menentukan kualitas peta yang dibuat.
6] Membuat orthofoto
8
2.5 Menghitung Jarak Datar dan Miring
Bacaan benang atas BA dilakuksn pengukuran jarak dari patok A ke patok
B menggunakan tachimetri, alat ukur theodolite berdiri dipatok A bak ukur
berdiri diatas patok B bacaan benang atas 1,533 bacaan benang bawah
1.210 dengan sudut vertical -12°35’33’’. Berapa jarak datar dan jarak
miring dari A-B
9
2.6 Menghitung Jarak dari bacaan
10
2.7 Pemuaian dan Penyusutan Alat Ukur
11
Pemuaian Pita Ukur
Pita ukur dibuat pada temperatur standar yang tertentu, sedangkan
pengukuran dilapangan temperaturnya bervariasi, sehingga panjang pita
ukur tidak sama dengan panjang standar.
dalam hal ini :
l : jarak terukur
c : koefisien muai panjang
t : beda temperatur terhadap temperatur standar
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Mulia, Defry, and Hepi Hapsari Handayani. "Studi Fotogrametri Jarak Dekat
dalam Pemodelan 3D dan Analisis Volume Objek." Geoid 10.1 (2014): 32-
39.
14