DOSEN PENGAMPU
DIKERJAKAN OLEH:
AJIY FAIQ SYAUQIY BILLAH
D1101181015
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
1.4. Manfaat..........................................................................................................2
1. Memenuhi tugas matakuliah ilmu ukur tambang..........................................2
2. Menambah wawasan serta manfaat tentang bagaimana peran drone............2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Pengertian Drone...........................................................................................3
2.2. Cara Kerja Drone...........................................................................................4
2.3. Kegunaan Drone............................................................................................4
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Drone Kekurangan Drone............................5
2.5. Software Untuk Mengolah Data Drone.........................................................6
2.6. Aplikasi Drone di Industri Pertambangan.....................................................7
2.7. Perhitungan Volume Stockpile Menggunakan Drone...................................8
2.8. Metode Perhitungan Volume.......................................................................13
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................14
3.1. Kesimpulan..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era modern kini banyak sekali teknologi-teknologi canggih yang
telah diciptakan, tujuannya tentu untuk memfasilitasi dan mempermudah
manusia dalam bekerja dan beraktivitas. Teknologi tentu memiliki banyak
kegunaan, contohnyadibidang transportasi dan visualisasi, drone kini
marak digunakan dalam bidangtersebut, penggunaan pesawat tanpa awak
kini diminati oleh para pengusaha- pengusaha shipping, bahkan juga
diminati perusahaan online shopping sepertima!on, hal tersebut karena
drone memiliki fungsi-fungsi dan karakteristik yangunggul dalam bidang
tersebut. Drone membuat penggunanya dapat memperoleh atau
bertransaksiinformasi secara jarak jauh, untuk itu banyak kalangan orang
yang tertarik untuk memiliki drone, penggunaan drone cukup sederhana,
layaknya mengontrolmainan seorang anak, hanya menggunakan remote
kita bisa menggerakan dronedengan leluasa. "ejak meningkatnya minat
masyarakat terhadap drone, kini banyak perusahaan-perusahaan yang
memproduksi drone, dari segi harga hinggakualitas, drone kini memiliki
berbagai macam jenis, dan juga memiliki beragamkegunaan. pesawat
tanpa awak atau yang lebih popular dengan sebutan Droneadalah salah
satu kecanggihan teknologi terkini. Teknologi memang merupakan hal
yang berkembang paling pesat di eramodern kini, kegunaan teknologi
memang sangat efektif dalam membantuaktivitas manusia. Drone adalah
salah satu contohnya, D
rone dapat membantumanusia dalam segi transportasi, hingga
visualisasi yang dapat digunakan hampir dalam segala medan, penggunaan
Drone dapat menghemat tenaga manusia yang digunakan, bahkan dalam
kasus tertentu tidak menganggu lalu lintas seperti yangdibutuhkan
kendaraan pada umumnya.Drone sendiri bukanlah teknologi yang baru
saja dibuat, namun Drone juga memiliki riwayat sejarahnya, teknologi
pesawat tanpa awak sendirisebenarnya sudah digunakan sejak masa perang
dunia. $emang dampak penggunaan Drone pada saat itu sangat negatif,
1
hal tersebut sebenarnya dapatdipahami karena saat itu perang dunia sedang
terjadi, sehingga teknologi itusendiri digunakan sebagai sumber kekuatan
bagi negara yang sedang berperang. namun di era modern kini
kecanggihan teknologi tersebut dapat dimanfaatkansebaik mungkin,
dengan tata aturan yang diterapkan dan di patuhi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Drone
Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan
secara otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui
kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan
lainnya. Awalnya UAV merupakan pesawat yang dikendalikan jarak jauh,
namun sistem otomatis kini mulai banyak diterapkan. Drone, yang lebih
dikenal Unmanned Aerial Vehicle (UAV) awalnyadikembangkan untuk
kebutuhan militer.Menurut sejarahnya, ide pengembanganpesawat tanpa
pilot sudah ada sejak 22Agustus 1849. Waktu itu, Austriaberusaha
menyerang kota Venesia di Italiadengan menggunakan balon tak
berawakyang penuh akan bahan peledak. Cara kerja drone sederhana ini
tidak sepenuhnya berhasil. Beberapa balon mengenai sasaran, tetapi ada
pula yang terjebak angin dan berubah arah. Perkembangan teknologi
membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil,
terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Amazon memulai
persaingan industri ini melalui peluncuran layanan Amazon Prime Air.
Pengangkutan barang menjadi lebih cepat, lebih praktis, minim
human error, dan mampu menjangkau lokasi terpencil. Bahkan pengadaan
pesawat drone menjadi salah satu program yang akan diwujudkan oleh
Presiden Jokowi sebagai salah satu alat untuk menjaga
pertahanan,keamanan, dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Hal ini
disampaikan beliau saat debat presiden tahun lalu. Selanjutnya sesuai
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015-2019 pada Program
Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, salah satu
tahapannya dilaksanakan melalui kegiatan Penumbuhan Industri Berbasis
Kedirgantaraan. Pengembangan teknologi dan produksi drone sangat tepat
sekali terkait rencana strategis tersebut, ditinjau dari aspek efisiensi
pendanaan dan efektifitas pemanfaatannya.
3
2.2. Cara Kerja Drone
Drone merupakan pesawat nirawak atau pesawat tanpa awak.
Pesawat ini tidak membutuhkan seorang pilot untuk memandunya, serta
sering disebut sebagai pesawat UAV atau Unmanned Aerial Vehicle.
Teknologi ini menjadi salah satu yang berkembang pesat di dunia. Tidak
hanya dimanfaatkan dalam dunia militer, drone juga dapat digunakan
dalam berbagai bidang kehidupan, seperti kesehatan, pengiriman barang
dan bahkan berselfie ria. Tak jarang juga di masyarakat, model pesawat
tanpa di masyarakat, model pesawat tanpa awak menjadi mai awak
menjadi mainan dan olahraga populer. nan dan olahraga populer.
Sebagai pesawat tak berawak, tentunya tidak ada manusiapun di
dalam sebuah drone. Bentuknya bermacam-macam mengikuti tujuan
utama penggunaan. penggunaan. Sedangkan Sedangkan cara kerja drone
yaitu me yaitu memanfaat manfaatkan kendali jarak jauh atau sistem
remote atau sistem remote dimana pilote memegang kontrol d dimana
pilote memegang kontrol dari darat. Dengan semakin berkembangnya
berkembangnya teknologi, teknologi, kini ad kini ada pula drone yang
drone yang memiliki kema ki kemampuan unt mpuan untuk
mengendalikan dirinya secara mandiri setelah diprogram menggunakan
komputer onboard yang dipasangkan di drone komputer onboard yang
dipasangkan di drone itu send itu sendiri.
4
industri bisnis dan diaplikasikan ke dalam berbagai layanan, seperti: 1.
Pengiriman komersil 2. Pengawasan keamanan komersil 3. Eksploras
Eksplorasi tambang, minyak dan mineral ambang, minyak dan mineral 4.
Bantuan kesehatan darurat 5. Pembuatan film
5
2.5. Software Untuk Mengolah Data Drone
Software yang nantinya akan membantu Anda dalam proses
pemetaan, disebut dengan aplikasi mapping Drone. Pemetaan yang
dilakukan dengan menggunakan Drone merupakan aktivitas untuk
memperoleh peta wilayah, dengan gambar yang dihasilkan oleh Drone itu
sendiri. Pemakaian Drone untuk kebutuhan pemetaan ini sudah semakin
banyak digunakan. Karena kebutuhan masyarakat mengenai data yang
relevan dan juga akurat.
Anda bisa menggunakan aplikasi phantom DJI, untuk melakukan
proses pengambilan foto udara supaya lebih mudah dilakukan. Masih ada
banyak lagi aplikasi Drone lainnya, yang bisa Anda gunakan untuk
kebutuhan mapping. Proses dalam pemetaan menggunakan Drone ini
memang tidak mudah, dan cukup berbelit-belit. Namun pemetaan yang
dilakukan dengan menggunakan GPS jauh lebih sulit dari Drone.
Berikut ini beberapa jenis aplikasi yang bisa Anda gunakan dalam
pembuatan mapping Drone :
1. Aplikasi Agisoft Photoscan
Aplikasi yang paling banyak digunakan adalah aplikasi Agisoft ini,
karena penggunaannya cukup mudah walaupun harus melalui training
terlebih dahulu.
2. Aplikasi Drone Deploy
Aplikasi yang satu ini bisa langsung Anda unggah di playstore.
Biasanya aplikasi ini digunakan untuk menjalankan misi pengambilan
data. Selain itu pengambilan data ini bisa digunakan juga untuk
memproses data yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Apalagi
aplikasi ini adalah aplikasi berbayar yang memiliki banyak keuntungan.
3. Aplikasi Pix4D
Aplikasi atau software yang satu ini hampir sama dengan aplikasi
Agisoft, bedanya aplikasi ini biasanya digunakan untuk pengambilan
data saja. Data yang diambil dengan proses dan hasil yang lebih
beragam.
6
4. Aplikasi Mission Planner
Aplikasi ini biasanya dipakai untuk menggunakan fix wing, cara
kerjanya hampir sama tetapi tampilan pada softwarenya tidak sama.
5. Aplikasi Arcgis
Aplikasi ini berasal dari California dan biasanya digunakan sebagai
tools, dan untuk memproses data dari output software mapping.
Biasanya digunakan untuk data spasial yang ditampilkan dari data dan
fungsinya, membuat peta dengan beberapa lapis, dan menjadi analisa
dasar.
Kemampuan dalam memanipulasi data, analisa dan juga penyuntingan
juga bisa menggunakan aplikasi Arcgis ini.
7
ulang. Hal ini juga bias berdampak positif pada laporan finansial ketika
adanya aduit perusahaan.
3. Rencana Pengeboran atau Peledakan
Peledakan pada industry batubara diperlukan untuk memecah belah
batuan yang sulit dihancurkan. Dengan menggunakan drone, gembar
yang dihasilkan lebih mudah untuk rekontruksi 3D dan model
permukaan pada area yang akan diledakkan atau dibor.
Model-model ini digunakan untuk menganalisis secara akurat area yang
akan dibor. Dengan demikian perkiraan yang tepat, akan
memungkinkan pada pengelolaan sumber daya yang efisien seperti
jumlah truk yang dibutuhkan.perbandingan dengan survey sebelum dan
sesudah peledakan akan memungkinkan volume yang dihitung lebih
akurat. Hal ini menentukan rencana wilayah pengeboran/peledakan di
masa depan.
4. Identifikasi Potensi Bahaya
Keselamatan pekerja adalah prioritas utama dilokasi tambang. Dengan
gambar beresolusi tinggi dari drone, anda dapat memeriksa area yang
sulit diakses tanpa membahayakan diri para pekerja.
Foto drone juga membantu untuk memastikan fitur tambang seperti
lereng, bendungan, ketinggian tanggul memenuhi standar keselamatan
dan tidak akan berpotensi menimbulkan bahaya.
8
pemotretan terestris. Prinsip yang digunakan dalam fotogrametri jarak dekat
adalah prinsip kolinearitas (kesegarisan) yang dapat didefinisikan bahwa
titik utama kamera, koordinat titik pada foto, dan posisi 3 dimensi titik
tersebut pada ruang berada pada satu garis lurus.
Kondisi kolinearitas ini tentu saja digunakan sebagai solusi umum saat
orientasi relatif baik secara aerial maupun terestris. Kondisi kolinearitas
(Atkinson, 1996)Sebelum melakukan perhtungan ada beberapa langkah
yang harus dilakukan yaitu :
1. Persiapan
Persiapan dalam hal apapun merupakan suatu hal yang sangat penting
dan tidak boleh terlewatkan, begitupun pada saat melakukan pemetaan
dengan menggunakan drone.Sebelum pelaksanaan pemotretan foto udara
terlebih dahulu dibuat persiapan, perencanaan awal serta dilakukan
survey pendahuluan.
Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
kondisi dan situasi yang ada di area rencana proyek maupun situasi
sekitarnya, termasuk semua informasi mengenai lokasi batas area,
lokasi take off dan landing pesawat, serta informasi lain yang
diperkirakan akan mempengaruhi perencanaan dan kemungkinan
alternatif penanganan yang akan diambil. Akuisisi data pada pemetaan
menggunakan drone ini juga sangat memperhatikan cuaca saat
pelaksanaan pekerjaan.Pada tahapan persiapan ini, hal-hal yang
dilakukan antara lain koordinasi tim, mobilisasi tim dan peralatan kerja
yang akan digunakan dan yang paling penting, orientasi lapangan.
2. Penentuan, Pemasangan, dan Pengukuran Ground Control Point (GCP)
Ground Control Point (GCP) adalah titik kontrol yang berada di
permukaan tanah (biasanya berupa patok atau premark) yang diukur
dengan metode terestris ataupun ekstra-terestris menggunanakan piranti
Global Network Sattelite System (GNSS) atau lebih dikenal dengan
GPS Geodetik.
3. Akuisisi Data
9
Dalam pelaksanaan pemotretan udara menggunakan wahana
pesawat UAV perlu dilakukan perencanaan misi terbang yang meliputi
area/daerah pemotretan. Pada foto terestris, sumbu x pada sistem
koordinat foto sejajar dengan sumbu X pada koordinat tanah, sumbu z
pada sistem koordinat foto sejajar dengan sumbu Y pada sistem
koordinat tanah, dan sumbu y pada sistem koordinat foto sejajar dengan
sumbu Z pada sisitem koordinat tanah. Hal tersebut yang menyebabkan
perbedaan antara foto udara dan foto terstris.
Selanjutnya data foto akan diolah dengan perangkat lunak tertentu
untuk memodelkan obyek ke dalam bentuk tiga dimensi. Dari
pemodelan tersebut dapat dilakukan analisis untuk penentuan volume
dari objek. Dalam mengambl data harus memperhatikan beberapa hal
yaitu:
a. Menentukan jarak tanah mendatar dan besarnya sudut berdasarkan
pengukuran yang dilakukan pada foto udara tegak.
Foto udara yang merupakan hasil perekaman menggunakan kamera
yang proyeksinya center, akan terjadi pergeseran letak relief (relief
displacement) yang diakibatkan oleh kondisi relief yang relatif kasar
atau bervariasi ketinggiannya. Adanya fenomena relief displacement ini
berdampak pada kurang akuratnya pengukuran jarak mendatar dan
ukuran sudut, oleh karena itu untuk memperoleh ukuran yang lebih
akurat diperlukan teknik-teknik fotogrametri.
b. Menentukan tinggi objek dari pengukuran pergeseran letak oleh relief.
Perspektif foto udara yang menggunakan proyeksi center, titik yang
tidak mengalami penyimpangan adalah objek yang terletak persis di
atas titik pusat foto. Semakin jauh letak objek dari titik pusat foto,
semakin banyak mengalami penyimpangan atau pergeseran letak secara
radial. Objek yang tinggi seperti menara, gedung-gedung bertingkat,
cerobong dan lain-lain akan tampak condong. Satu sisi gejala
pergeseran letak ini seringkali menyulitkan para penafsir foto udara,
tetapi di sisi lain pergeseran bermanfaat untuk mengukur ketinggian
objek-objek tersebut. Besarnya pergeseran letak oleh relief tergantung
10
pada tinggi objek di lapangan, tinggi terbang, jarak antar titik utama
foto (titik tengah foto) ke objek tertentu, dan sudut kamera saat
pengambilan objek tersebut. Karena faktor geometrik tersebut saling
berkaitan, maka pergeseran letak objek oleh relief dan posisi radialnya
pada foto udara dapat diukur
c. Menentukan tingi objek dan ketinggian tanah dengan pengukuran
paralaks citra.
Pengukuraan tinggi objek pada foto udara selain dapat dilakukan
secara monoskopik (satu foto) dapat juga dilakukan secara stereoskopik
atau pasangan foto udara. Posisi relatif suatu objek yang dekat kamera
(pada elevasi lebih tinggi) akan mengalami perubahan lebih besar dari
objek yang jauh dari kamera (pada elevasi rendah). Selisih jarak relatif
tersebut dinamakan paralaks. Besarnya paralaks pada daerah tampalan
dapat digunakan untuk mengukur ketinggian objek dan ketinggian
tanah.
d. Penggunaan titik kontrol tanah
Titik kontrol tanah adalah titik di tanah yang dapat diletakkan secara
tepat pada foto udara, dimana informasi koordinat tanah dan/atau
ketinggiannya diketahui. Informasi titik kontrol tanah ini digunakan
untuk acuan geometrik tanah untuk melakukan kalibrasi pengukuran
pada foto udara. Kontrol tanah menyajikan cara untuk
mengorientasikan atau menghubungkan foto udara dengan tanah.
Menentukan kontrol tanah yang baik merupakan hal penting dalam
keseluruhan kegiatan pemetaan fotogrametri. Untuk keperluan
penentuan titik kontrol tanah memerlukan survey lapangan. Kegiatan
survey dilakukan dalam dua tahap, yaitu [1] Pengadaaan jaringan
kontrol dasar di dalam wilayah kerja; dan [2] Pengadaaan posisi
keruangan objek bagi kontrol foto saat survey yang dimulai dari
jaringan kontrol dasar. Kegiatan penentuan kontrol tanah ini
menentukan kualitas peta yang dibuat.
e. Membuat peta di dalam plotter stereo
11
Plotter stereo adalah sebuah alat yang dirancang untuk
menghasilkan peta topografi yang bersumber dari foto udara stereo, alat
ini dapat memindah informasi peta tanpa distorsi dari foto stereo. Alat
ini dapat digunakan untuk mengorientasikan foto udara secara tepat,
sehingga dapat diperoleh model wilayah yang tepat pula. Dengan
demikian foto tersebut dapat digunakan untuk membuat peta
planimetrik tanpa distorsi dan ketinggian tempat dapat ditentukan
secara tepat, sehingga foto udara tersebut dapat digunakan untuk
membuat peta topografi. Kegiatan ini meliputi dua tahap, yakni
orinetasi dalam (interior orientation) atau orientasi relative dan orientasi
absolute.
f. Membuat orthofoto
Orthofoto pada dasarnya merupakan peta foto yang dihasilkan dari
foto konvensional melalui proses raktifikasi diferensial, sehingga
diperoleh ukuran yang benar.
12
2.8. Metode Perhitungan Volume
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Drone adaalah pesawat tanpa awak yang berkembang pesatdalam
dalam pengemban pengembangan gan teknologi teknologi terutama
terutama dalam dalam bidang bidang digital digital
dengandenganmenggunakan remote kontrol sebagai pengendalinya .
Drone sangat bermanfaatmenggunakan remote kontrol sebagai
pengendalinya . Drone sangat bermanfaatterutama dalam bidang
pertahanan dan keamanan maupun dalam terutama dalam bidang
pertahanan dan keamanan maupun dalam bidang hiburanbidang hiburan
dewasa ini.
3.2 Saran
Memahami materi yang sedang dipelajari dengan seksama,
agar mendukung kesuksesan dalam penulisan, serta memperbanyak
literatur untuk memperluas wawasan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Giri, B. P. R., Rahardjo, U., & Andaru, R. (2017). Perhitungan Volume Material Pasir di
Kali Gendol Menggunakan Terrestrial Laser Scanner. Skripsi. Universitas Gajah Mada.
Hafid, A., Cahyono, A. B., & Hariyanto, T. (2014). Penentuan Parameter Orientasi Luar
Kamera dari Wahana UAV Menggunakan Kombinasi Model Vektor dan Algoritma
Particle Swarm Optimization. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains
IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW. Salatiga.
15
16
SOAL 2
Dilakukan pengukuran jarak dari patok A ke patok B menggunakan metode
tachimetri , alat ukur berdiri di patok A , bak ukur berdiri diatas patok B. Bacaan
benang atas 1,515 (sesuai Nim) , bacaan benang bawah 1,210. Vertikal sudut
miring --12°35'15". Hitung jarak miring dari A ke B dan jarak datar dari A ke B.
Penyelesaian :
Diketahui :
BA = 1,515 m
BB = 1,210 m
Sudut vertikal = -12°35'15"
Jarak Datar
hd = d cos V
= 30,5 cos (-12°35'15")
= 29,896 m
Jarak Miring
hd = d sin2V → V = 90°-(-12°35'15")
2
= d sin (102°35'15") = 102°35'15"
= 29,0665 m
Jadi Jarak datar dari A ke B adalah 29,896 m dan jarak Miring dari A ke B adalah
29,0665 m.
SOAL KE 3
Diketahui :
Ditanya : Sudut α ?
Jarak A dan B ?
Jawab :
Kenapa alat ukur yang memuai hasil ukurnya lebih kecil dari sesumgguhnya dan
kenapa jika pita ukur mengkerut maka hasil ukurnya lebih besar dari
sesungguhnya?
JAWAB:
l : jarak terukur
c : koefisien muai panjang
t : beda temperatur terhadap temperatur standar