Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

OLEH :

YESAYA CHRISTIAN OKTOVIANUS WALTER ADII


NIM. 2018 0611 044042

PRGORAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas pertolongannya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum yang
berjudul : PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE, dengan baik dan tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada
kegiatan Kuliah Lapangan (KULAP).
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan Terima Kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Bevie Nahumury, ST. MT, sebagai Kaprodi Teknik Pertambangan
sekaligus sebagai penanggung jawab Kuliah Lapangan Tambang Angkatan
2018.
2. Kakak senior Wildo Jacob Abrahams, ST., sebagai asisten dosen dan
pembimbing.
3. Teman-teman seangkatan 2018 yang sudah membantu mendukung dan
bekerjasama dalam kegiatan Kuliah Lapangan Tambang serta dalam
menyelesaikan Laporan Praktikum ini.
Dengan adanya Laporan ini, di harapkan menjadi referensi yang bermanfaat
bagi generasi yang akan datang. Meskipun penulis telah berusaha dengan sebaik-
baiknya dalam penyusunan laporan ini, namun penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan baik sistematika penulisan maupun susunan kalimatnya, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Jayapura, 09 Maret 2021

Yesaya C.O.W. Adii

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
1.2 TUJUAN .................................................................................................. 2
1.3 MAKSUD ................................................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................3
2.1 PENGERTIAN DASAR .......................................................................... 3
2.2 JENIS DRONE ......................................................................................... 5
2.1 FIXED WING ....................................................................................... 5
2.2 MULTICOPTER .................................................................................. 5
2.3 DRONE MULTI ROTOR TENAGA MATAHARI ................................ 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................7
3.1 HASIL ...................................................................................................... 7
3.2 PEMBAHASAN ...................................................................................... 7
3.2.1 SPESIFIKASI DRONE MAVIC 2 PRO .......................................... 7
3.2.2 LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN MENGGUNAKAN
DRONE MAVIC 2 PRO ................................................................................. 7
3.2.3 LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN PHOTO
MENGGUNAKAN AGISOFT PHOTOSCAN .............................................. 8
3.2.4 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN PETA
MENGGUNAKAN ARCGIS ....................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................12
4.1 KESIMUPULAN ................................................................................... 12
4.2 SARAN .................................................................................................. 12
LAMPIRAN ...........................................................................................................13

ii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 2. 1 Tahapan Pengembangan DMRTM ........................................................ 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan teknologi pemetaan yang sangat pesat saat ini, serba
menggunakan computer dan peralatan elektronik memerlukan penguasaan yang
lebih baik. Akan tetapi prinsip dasar yang digunakan adalah sama, yang berbeda
adalah peralatan yang dipakai dan waktu yang diperlukan lebih singkat.
Dalam hal ini, pengambilan foto udara menggunakan drone semakin
berkembang pesat. Pada awalnya drone hanya digunakan untuk kebutuhan militer,
namun saat ini telah banyak pemanfaatan dari drone yaitu salah satunya untuk
melakukan pemetaan. Penggunaan teknologi drone dalam melakukan pemetaan
dinilai menguntungkan karena hasil dari proses tersebut akurat, cepat dan lebih
efisien baik waktu maupun tenaga.
Hasil pemetaan dengan menggunakan teknologi drone akan dilakukan
dengan pengolahan citra. Pengolahan citra (Image Processing/IP) adalah proses
pengolahan dengan masukan berupa citra dan keluaran berupa citra yang lebih
baik dari sebelumnya. Dengan menggunakan IP, dapat mempermudah dalam hal
pemetaan maupun pendeteksian suatu objek.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka dianggap perlu
dilakukan Kuliah Lapangan mengenaik “Pemetaan Menggunakan Drone”
dalam pengambilan citra areal kampus bawah (FK, FKM, FKIP dan sekitarnya),
serta metode pengolahan citra dengan memanfaatkan teknologi drone dan aplikasi
pengolah data diantaranya adalah Agisoft Photoscan, Pix4D Capture, ArcGis,
Google Earth, dan FastStone Photo Resizer. Hal ini dilakukan untuk mencapai
sasaran yang hendak dicapai antara lain, sebagai pendukung materi kuliah dan
penambah wawasasan dunia pertambangan, sehingga diharapkan mahasiswa lebih
mudah mengalami dan mamahami mengenai penggunaan drone untuk keperluan
pemetaan areal.

1
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengambil akuisisi data di area kampus UNCEN bawah (FK,
FKM, dan FKIP).
2. Mengolah data foto udara melalui aplikasi AgiSoft PhotoScan dan
ArGis.
3. Untuk mengetahui luasa area kampus UNCEN bawah (FK, FKM, dan
FKIP).

1.3 MAKSUD
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat yang digunakan. Dalam hal ini
Drone Mavic 2 Pro.
2. Mahasiswa dapat mengolah data menggunakan AgiSoft PhotoScan dan
ArcGis.
3. Mahasiswa dapat menghitung luasan area menggunakan ArcGis.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN DASAR


Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara
otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak
jauh dari pilotyang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya. Awalnya UAV
merupakan pesawat yang dikendalikan jarak jauh, namun sistem otomatis kini
mulai banyak diterapkan.
Drone, yang lebih dikenal Unmanned Aerial Vehicle (UAV) awalnya
dikembangkan untuk kebutuhan militer. Menurut sejarahnya, ide pengembangan
pesawat tanpa pilot sudah ada sejak 22 Agustus 1849. Waktu itu, Austria berusaha
menyerang kota Venesia di Italia dengan menggunakan balon tak berawak yang
penuh akan bahan peledak. Cara kerja drone sederhana ini tidak sepenuhnya
berhasil. Beberapa balon mengenai sasaran, tetapi ada pula yang terjebak angin
dan berubah arah.
Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan
untuk kebutuhan sipil, terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Amazon
memulai persaingan industri ini melalui peluncuran layanan Amazon Prime Air.
Pengangkutan barang menjadi lebih cepat, lebih praktis, minim human error, dan
mampu menjangkau lokasi terpencil.
Bahkan pengadaan pesawat drone menjadi salah satu program yang akan
diwujudkan oleh Presiden Jokowi sebagai salah satu alat untuk menjaga
pertahanan, keamanan, dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Hal ini
disampaikan beliau saat debat presiden tahun lalu.
Selanjutnya sesuai Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015-2019
pada Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, salah
satu tahapannya dilaksanakan melalui kegiatan Penumbuhan Industri Berbasis
Kedirgantaraan. Pengembangan teknologi dan produksi drone sangat tepat sekali
terkait rencana strategis tersebut, ditinjau dari aspek efisiensi pendanaan dan
efektifitas pemanfaatannya.

3
Di negara maju seperti Amerika Serikat atau Jepang, teknologi ini menjadi
industri bagi end-user dalam waktu dekat. Pasar komersial drone telah siap
diramaikan oleh para raksasa teknologi.Menurut Teal Group, perusahaan riset di
bidang aerospace, pasar drone untuk bidang militer dan sipil di seluruh dunia
diperkirakan mencapai $89 miliar untuk satu dekade berikutnya.
Di bulan April 2014, Google juga menegaskan langkah mereka memasuki
industri drone. Perusahaan mesin pencari terbesar di dunia ini mengakuisisi
produsen drone Titan Aerospace. Titan telah menguji berbagai aplikasi drone,
termasuk di bidang pengiriman data, pemantauan sawah, serta bantuan pencarian
dan penyelamatan. Drone keluaran Titan dapat mengudara hingga mencapai lima
tahun tanpa perlu mendarat atau mengisi ulang bahan bakar. Kemampuan produk
drone Titan ini tepat dengan misi Google untuk menyebarkan layanan internet ke
berbagai wilayah.
Mengapa drone begitu menarik bagi para raksasa perusahaan teknologi?
Seperti teknologi robotika lainnya, drone dapat meningkatkan produktivitas,
menekan biaya operasional, dan meminimumkan resiko keselamatan. Selain itu,
drone juga membuka peluang bisnis baru yang bisa saja baru teridentifikasi di
masa depan.
Hingga saat ini di dunia industri bisnis, drone telah diterapkan dalam
berbagai layanan seperti :
1. Pengawasan Infrastruktur Fisik (pabrik, pelabuhan, jaringan listrik, dsb).
2. Pengiriman Paket Barang
3. Pemadam Kebakaran Hutan
4. Eksplorasi Lokasi Tambang, Minyak/Mineral
5. Dll.
Meski begitu, drone masih menuai banyak kritik dari berbagai kalangan.
Salah satu masalah yang masih dikaji dalam penerapan drone adalah terkait lokasi
ketinggian penerbangan. Drone berada pada level ketinggian yang sama dengan
pesawat yang membuatnya berpotensi bertabrakan dengan pesawat saat
mengudara. Solusi yang kini beredar adalah pembuatan “small drone” dimana
hanya memiliki berat kurang dari 55 pon atau kurang dari 25 kg.

4
2.2 JENIS DRONE
Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis drone, yaitu Fixed Wing dan
Multicopter.
2.1 FIXED WING
Fixed wing memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang
dilengkapi sistem sayap. Tipe fix-winged memerlukan desain aerodinamika
pada sayap dan badannya sehingga perancangannya cukup rumit.
2.2 MULTICOPTER
Multicopter yaitu jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-
baling untuk terbang. Multicopter dibagi lagi menjadi dua yaitu single-rotor
dan multi-rotor. Tipe single-rotor berbentuk seperti helikopter menggunakan
baling-baling tunggal, sedangkan multi-rotor menggunakan 3 sampai 8
baling-baling.
Keuntungan dari multicopter bisa terbang vertikal hingga 300 meter,
sehingga cocok untuk pemetaan infrastruktur, lahan pertanian dan wilayah
hutan. Multicopter dapat terbang selama 40 menit dengan area cover 100-
400 hektare. Sedang untuk jenis fixed wing, meski bisa meliputi area yang
jauh lebih luas dan terbang hingga 1,5 jam, drone ini tidak bisa terbang
secara vertikal.

Semakin canggih teknologi yang ditanam dalam suatu desainnya, semakin


rumit pula cara kerja drone. Namun, kemudahan mengatur pesawat tanpa awak ini
secara jarak jauh justru memberikan fleksibilitas bagi pengguna melakukan suatu
misi di area tertentu atau tidak mudah dijangkau oleh manusia. Sebagai contoh
saat melakukan tinjauan di area yang terkena bencana. Saat tim penyelamat masih
kesulitan menjangkau tempat tersebut untuk melakukan penyusuran dan evakuasi,
satu atau beberapa drone dapat dikirim untuk meninjau lokasi dan mengirimkan
laporan dengan lebih cepat.
Untuk memotret atau merekam gambar, drone lebih hemat biaya dan waktu
jika dibandingkan dengan menggunakan helikopter, apalagi dengan satelit. Drone
juga dapat diarahkan atau diprogram secara otomatis sesuai dengan kebutuhan.

5
Evaluasi terhadap hasil yang dibidik pun dapat dilakukan dalam waktu cepat.
Sifatnya pun bisa dikatakan real time.

2.3 DRONE MULTI ROTOR TENAGA MATAHARI


Desain Drone Multi Rotor Tenaga Matahari ( DMRTM ) beranjak dari 3
prinsip penting, yaitu :
1. Kelimpahan sinar matahari di wilayah nusantara untuk bisa terbang di
angkasa.
2. Mampu terbang dengan tinggi yang diharapkan.
3. Tahan lama dalam pemakaian dan pemanfaatan.
Intinya drone bertenaga matahari mampu untuk terbang tanpa henti
berbulan-bulan bahkan bertahuntahun, dengan memanfaatkan sumberdaya alami
karunia Tuhan YME yang diberikan ke wilayah Nusantara ini.
Terkait dengan jenis drone, maka drone multi rotor dipilih sebagai awal
pengembangan drone bertenaga matahari, dengan berbagai alasan berikut :
1. Desain dan produksi lebih mudah.
2. Biaya pengembangan lebih murah.
3. Bahan relatif lebih mudah didapat.

Tabel 2. 1 Tahapan Pengembangan DMRTM

TAHAP AKTIVITAS WAHANA PRODUK


1 Riser & Desain Lab. & Lapangan Cetak Biru
2 Manufaktur Workshop / Bengkel Prototipe
3 Produksi Workshop / Bengkel Produk Jadi
4 Komersial Pabrik Produk Jadi Massal

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL
Adapun hasil yang kami dapatkan dari proses pemetaan menggunakan
Drone Mavic 2 Pro berupa 250 photo udara yang kemudian diolah menjadi
gambar berformat .tff dan .jpeg lalu diolah menjadi peta lokasi daerah pemetaan
kampus bawah (FK, FKM dan FKIP) yang sudah terlampir di lampiran.

3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 SPESIFIKASI DRONE MAVIC 2 PRO
Berikut spesifikasi dari Drone Mavic 2 Pro, antara lain :
1. Kamera (Gimbal) di bagian depan.
2. Anti-Sensor (Belakang, Kiri-Kanan, dan Bawah).
3. Memiliki 4 baling-baling dan dikendalikan dengan remote control.
Adapun syarat utama dalam proses mapping, seperti :
1. Drone (Tipe Mavic 2 Pro).
2. Laptop / Komputer dengan spesifikasi yang mumpuni.
3. Software Google Earth, AgiSoft PhotoScan Pro, Pix4D Capture dan
ArcGis.
3.2.2 LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN MENGGUNAKAN
DRONE MAVIC 2 PRO
1. Persiapan
Sebelum melakukan pemetaan menggunakan Drone Mavic 2 Pro,
anda harus memastikan bahwa baterai drone dan Baterai HP yang
ingin anda gunakan mencukupi sehingga resiko habis saat melakukan
pemetaan. Selain mengisi baterai, saya juga mengosongkan memori
cardnya, karena saya menggunakan memori card dengan kapasitas 16
GB saja. Dan pastikan juga kalian sudah menginstal aplikasi
Pix4DCapture dan DJI Go di Hp kalian.
2. Pembuatan Misi

7
Langkah selanjutnya adalah membuat misi. Misi untuk penerbangan
dibuat di aplikasi Pix4D Capture. Langkah ini bisa dilakukan sambil
mengisi baterai HP, silahkan membuat misi secukupnya.
3. Penerbangan
Setelah baterai penuh, dan misi sudah dibuat, maka langah selanjutnya
yang dilakukan adalah melakukan penerbangan, tahapan dalam
melakukan penerbangan ini adalah sebagai berikut.
- Connecting : Menghubungkan Iphone / Android – Remote
- Calibration Compass : Setelah tersambung, maka langkah
selanjutnya adalah membuka aplikasi DJI terlebih dahulu,
kemudian melakukan kalibrasi kompas.
- Checking mission : setelah selesai melakukan kalibrasi, langsung
tekan tombol home dan langsung buka aplikasi Pix4D Capture,
kemudian klik tombol start.
- Terbang : Setelah melakukan check, dan semua persyaratan sudah
dipenuhi, maka selanjutnya tinggal terbang. silahkan tunggu
sampai unit landing sendiri.
4. Pengolahan Data
Setelah melakukan penerbangan maka yang selanjutnya dilakukan
adalah mengolah data hasil penerbangan.
3.2.3 LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN PHOTO
MENGGUNAKAN AGISOFT PHOTOSCAN
Adapun langkah – langkah pengolahan photo menggunakan Agisoft
ini adalah sebagai berikut :
 Import Foto dan Rekonstruksi Jalur Terbang
 Align Foto
 Pembangunan Titik Tinggi (Dense Point Clouds)
 Pembanguan Model 3D (Mesh)
 Pembangunan Model Texture
 Pembangunan DEM
 Pembangunan Orthofoto

8
1. Align Photo
Align foto digunakan untuk identifikasi titik – titik yang ada di
gambar. Proses ini akan membuat matching point dari 2 atau lebih
foto. Proses ini menghasilkan 3D model awal dan sparse point clouds
yang akan digunakan untuk tahapan berikutnya.
2. Build Dense Clouds
Dense Clouds adalah kumpulan titik tinggi dalam jumlah ribuan
hingga jutaan titik. Dense Clouds nantinya dapat diolah lebih lanjut
untuk menghasilkan Digital Surface Model, Digital terrain Model dan
Orthophoto.
Depth Filtering adalah tindakan yang kita gunakan untuk titik tinggi
yang dianggap sebagai noise (outliers). Biasanya noise ini dikenal
karena anomali, jauh tinggi dari titik lain disekitarnya.
3. Build Mesh
Mesh atau 3D adalah modal untuk membuat DEM, baik DSM, DTM
maupun orthophoto, Mesh juga bsia di export kedalam software lain
seperti sketchup, AutoCAD atau ArcGIS.
- Type untuk memilih model yang diproses.
a. Arbitary untuk patung, bangunan.
b. Height field untuk objek permukaan bumi seperti medan /
terrain dll.
- Source memilih sumber 3D.
a. Sparse cloud : jarang
b. Danse cloud : padat
- Interpolation
a. Interpolated digunakan untuk menginterpolasi beberapa gap
yang terdapat diantara foto yang tidak terproses.
b. Extrapolated tidak digunakan dalam orthophoto.
4. Build Texture

9
Texture adalah model fisik 3D dari tampakan yang ada di area yang di
cover oleh foto udara. Model Texture inilah yang akan ditampilkan
dalam software seperti arcgis, skectfab dan lain-lain.
5. Lanjutan
Setelah melakukan export DEM dan Orthophoto, maka ada beberapa
trik lagi yang bisa dipelajari. Salah satunya adalah membuat DTM.
Data yang dihasilkan melalui pengolahan diatas adalah data DSM.
DSM adalah singkatan dari Digital Surface Model. Model ini
menghitung ketinggian permukaan. Sementara pekerjaan lebih detail
biasanya membutuhkan data DTM. DTM adalah singkatan dari
Digitas Terrain Model. DTM inilah data dasar dari kontur. Dimana
yang dihitung adalah tinggi permukaan.
3.2.4 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN PETA
MENGGUNAKAN ARCGIS
1. Buka aplikasi ArcGis – ArcMap
2. Lalu pilih Menu Catalog untuk memunculkan tampilan Catalog pada
sebelah kanan.
3. Kemudian klik kanan pada Folder Connections, lalu pilih Connect To
Folder, kemudian pilih folder dimana kita menyimpan file .tiff yang
sudah dibuat pada AgiSoft PhotoScan, lalu klik OK.
4. Lalu pilih Add Data, kemudian pilih file berformat .tiff lalu open.
5. Setelah itu pilih ArcToolbox – Data Management Tools – Projections
and Transformations – Raster – Project Raster. Kemudian pada pilihan
Input Raster, pilih data .tiff yang sudah kita buat. Lalu untuk Output
Coordinate System pilih WGS 1984 UTM Zone 54S, lalu pilih OK.
6. Setelah itu untuk menghilangkan background hitam pada photo
berformat .tiff tersebut kita pilih Catalog lalu klik kanan pada Folder
file .tiff beada kemudian pilih New Shape File untuk membuat .shp,
lalu isikan Name dan Feature Type, serta pilih EDIT untuk memilih
Projected dan Georgraphig Coordinate System, kemudian OK.

10
7. Setelah proses CLIP backhground sudah selesai, kita lanjut untuk
membuat .shp - .shp pada gedung FK, FKM dan FKIP untuk
menghitung luas memberi batas area atau gedung sesuai dengan warna
gedung atau area tersebut masing-masing.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMUPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum pemetaan
menggunakan drone sebagai berikut :
1. Hasil akusisi data yang didapatkan berupa 250 photo udara yang kemudian
diolah menjadi gambar berformat .tff dan .jpeg lalu diolah menjadi peta
lokasi daerah pemetaan kampus bawah (FK, FKM dan FKIP) yang sudah
terlampir di lampiran.
2. Hasil pengolahan data menggunakan AgiSoft PhotoScan dan ArcGis berupa
peta photo udara Universitas Cenderawasih kampus FK, FKM dan FKIP. A.
3. Luasan yang didapatkan sebagai berikut :
- Luas total 24.831 m2
- Luas gedung FK 2.906 m2
- Luas gedung FKM 5.636 m2
- Luas gedung UPT 1.307 m2
- Luas parkiran 2.862 m2

4.2 SARAN
1. Diharapkan kedepannya alat yang digunakan pada saat turun ke
lapangan, setiap mahasiswa dapat turut mencoba mempraktekannya
secara langsung.
2. Diharapkan kedepannya proses pengolahan data dapat diikut oleh setiap
mahasiswa dengan menggunakan aplikasi FastStone Photo Resizer dan
AgiSoft PhotoScan.
3. Diharapkan kedepannya proses pembuatan peta dapat diikuti oleh setiap
mahasoswa dengan menggunakan aplikasi ArcGis – ArcMap.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai