LAPORAN KONTUR
Disusun oleh :
Wa Ode Nurul Annisa
1306432
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan. Saya berharap laporan ini dapat membantu dan
menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami tentang Ilmu Ukur Tambang..
Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi ketika menyusun laporan ini. Namun,
dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat menyelesaikan laporan tentang
KONTUR. ini. Saya menyadari bahwa lapora ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya menerima
kritik dan saran dari pembaca.
Dan akhirnya semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima
kasih,
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Pengertian Kontur.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................................................2
BAB II. DASAR TEORI......................................................................................................................3
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN.............................................................................................8
A. Tujuan.......................................................................................................................................8
B. Waktu Pelaksanaan....................................................................................................................8
C. Prosedur Kerja..........................................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................13
BAB V PENUTUP................................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................................................18
LAMPIRAN ........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 21
BAB I
ii
PENDAHULUAN
A. Garis Kontur
Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
yang sama terhadap bidang refrensi yang digunakan. Kecuraman dari suatu lereng (stepness) dapat
ditentukan dengan adanya interval kontur dan jarak antara dua kontur, sedangkan jarak horizontal antara
dua garis kontur dapat ditentukan dengan cara interpolasi. Garis kontur tidak boleh saling berpotongan
satu sama lain. Selain itu garis kontur harus merupakan garis yang tertutup baik di dalam maupun di luar
peta.
manusia).
Garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu, kecuali pada
bagian tanah yang vertikal akan digambarkan sebagai garis yang berimpit.
Semakin miring keadaan tanah, kontur akan digambarkan semakin rapat.
Semakin landai kondisi tanah, kontur yang digambarkan semakin jarang.
Garis kontur yang melalui tanjung/lidah bukit akan cembung kearah turunnya tanah.
Garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung kearah titik atau hulu lembah.
Garis kontur yang memotong sungai akan cembung kearah hulu sungai.
Garis kontur yang memotong jalan akan cembung kearah turunnya jalan.
Garis kontur merupakan ciri khas yang membedakan peta topografi dengan peta lainnya dan digunakan
untuk penggambaran relief atau tinggi rendahnya permukaan bumi yang dipetakan. Dari pengertian di
atas dapat dipahami betapa pentingnya garis kontur antara lain untuk pembuatan trace jalan/rel dan
menghitung volume galian dan timbunan.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Metode Pengukuran dengan menggunakan metode Poligon Tertutup?
C. TUJUAN DAN MAANFAT
Praktikum pembuatan peta kontur bertujuan untuk :
1.
Mengukur suatu wilayah dengan menggunakan beberapa metode seperti : metode poligon
tertutup, poligon terbuka, dan metode polar.
2.
3.
4.
BAB II
DASAR TEORI
Garis-garis kontur merupakan cara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan
tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk
melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan shading.
Bentuk garis kontur dalam 3 dimensi . Penggambaran kontur Garis kontur memiliki sifat sebagai berikut :
1.
2.
Tidak bercabang.
3.
Tidak berpotongan.
4.
5.
6.
7.
Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
8.
9.
Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval
garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur adalah
1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta, jika berbukit maka interval garis kontur adalah
1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200
dikalikan dengan nilai skala peta.
10.
Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah
berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
11.
12.
Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
13.
14.
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat (gambar 353.)
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi yang tersajikan dalam peta.
Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh skala peta dan
ketelitian (interval) kontur yang diinginkan.
Pengukuran titik-titik detail untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung.
b. Pengukuran langsung
Titik detail dicari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta
dan diukur pada ketinggian tertentu. cara pengukurannya bisa menggunakan cara tachymetry,
atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan pengukuran polygon.
Cara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan cara tidak langsung, namun ada jenis
kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara pengukuran kontur cara langsung, misalnya
pengukuran dan pemasanngan tanda batas daerah genangan.
Interpolasi garis kontur
Titik detail dicari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta
dan diukur pada ketinggian tertentu. cara pengukurannya bisa menggunakan cara tachymetry,
atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan pengukuran polygon.
Cara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan cara tidak langsung, namun ada jenis
kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara pengukuran kontur cara langsung, misalnya
pengukuran dan pemasanngan tanda batas daerah genangan.
Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada pengukuran garis
kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang diamati
dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak langsung umumnya
titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama.
Bila titik-titik detail yang diperoleh belum mewujudkan titik-titik dengan ketinggian yang sama,
posisi titik dengan ketinggian tertentu dicari, berada diantara 2 titik tinggi tersebut dan diperoleh dengan
prinsip perhitungan 2 buah segitiga sebangun. Data yang harus dimiliki untuk melakukan interpolasi garis
kontur adalah jarak antara 2 titik tinggi di atas peta, tinggi definitif kedua titik tinggi dan titik garis kontur
yang akan ditarik. Hasil perhitungan interpolasi ini adalah posisi titik garis kontur yang melewati garis
hubung antara 2 titik tinggi.
Posisi ini berupa jarak garis kontur terhadap posisi titik pertama atau kedua. Titik hasil interpolasi
tersebut kemudian kita hubungkan untuk membentuk garis kontur yang kita inginkan. maka perlu
dilakukan interpolasi linear untuk mendapatkan titiktitik yang sama tinggi. Interpolasi linear
bisa dilakukan dengan cara : taksiran, hitungan dan grafis.
1.
Cara taksiran (visual) Titik-titik dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran dan
2.
3.
Cara grafis
Cara grafis dilakukan dengan bantuan garisgaris sejajar yang dibuat pada kertas transparan (kalkir
atau kodatrace). Garisgaris sejajar dibuat dengan interval yang sama disesuaikan dengan tinggi
garis kontur yang akan dicari.
data-data ketinggian tanah yang cukup rapat serta pengukuran luas bidang-bidang yang dibatasi oleh garis
kontur diukur hingga v mendekati volume sebenarnya.
Bentuk-bentuk lembah dan pegunungan dalam garis kontur
Jalan menuju puncak umumnya berada di atas punggung (lihat garis titik-titik sedangkan
disisinya terdapat lembah umumnya berisi sungai (lihat garis gelap).
Plateau Daerah
dataran
tinggi
yang
rendah
antara
dua
buah
ketinggian. Saddle Hampir sama dengan col, tetapi daerah rendahnya luas dan ketinggian yang mengapit
tidak terlalu tinggi.
2. Mengukur sudut
Mengukur dari peta : Sudut peta deviasi (jika deviasi ke Timur) = sudut Sudut peta + deviasi
kompas.
(jika deviasi ke Barat)=sudut kompas
Mengukur
dari
kompas:
deviasi
timur sudut
kompas
deviasi
sudut
peta.
Setelah mengukur utara kompas, sesuaikan garis bujur dengan utara kompas kurang lebih deviasi.
1. Hitung sudut dari dua kenampakan alam atau lebih yang dapat kita kenali di alam dan di peta.
2. Buat garis sudut dengan menghitung deviasi sehingga menjadi sudut peta pada kertas
transparan
4. Tumpuklah.
5. Merencanakan rute
1. Pilihlah jalur perjalanan yang mudah denganmemperhatikan sistem kontur.
2. Bayangkan kemiringan lereng dengan memperhatikan kerapatan kontur (makin rapatmakin terjal).
3. Hitung jarak datar (perhatikan kemiringan lereng).
4. Hitung waktu tempuh dengan prinsip :
jalan datar 1 jam untuk kemiringan lebih 4 km
kemiringan 1 jam tiap kenaikkan 100m
Metode penggambaran:
Tarik garis transis yang dikehendaki diatas peta, bisa berupa garis lurus maupun mengikuti rute
perjalanan.
Beri tanda (huruf atau angka) pada titik awal dan akhir.
Buat grafik pada milimeter blok. untuk sumbu x dipakai sekala horizontal dan sumbu y sekala
vertikal.
Ukur pada peta jarak sebenarnya (jarak pada peta x angka penyebut skala peta) dan ketinggian
(beda tinggi) pada jarak yang diukur tadi.
Pindahkan setiap angka beda tinggi dan jarak sebenarnya tadi sebanyakbanyaknya pada grafik.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan
Praktikum pembuatan peta kontur bertujuan untuk :
1.
Mengukur suatu wilayah dengan menggunakan beberapa metode seperti : metode poligon
tertutup, poligon terbuka, dan metode polar.
2.
Melakukan perhitungan data hasil pengukuran.
3.
Membuat peta kontur wilayah yang telah diukur.
4.
Menentukan kelerengan kontur pada peta kontur.
B. Waktu Pelaksanaan
a. Waktu
b. Tempat
c. Cuaca
: Cerah
C. Prosedur Praktek
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g
Sentring :
a.
Buka ketiga klem kaki statip, dirikan statip diatas patok dengan merentangkan ketiga kaki
hingga ketiga ujung kaki statip membentuk segitiga sama sisi dengan patok sebagai pusatnya.
b.
Tarik statip bagian atas hingga tinggi kepala statip kira-kira sedikit dibawah dada dan kepala
statip mendatar. Kokohkan statip dengan menginjak pijakan dibagian bawah statip, Kemudian
kencangkan ketiga baut statip.
c.
Pasang instrumen diatas statip, hubungkan dengan cara memutar baut instrumen dilubang
dratnya pada plat dasar instrumen.
d.
Perhatikan apakah ujung patok terlihat pada alat sentering optik.
e.
Kencangkan baut instrumen secukupnya.
Mendatarkan alat :
Atur gelembung nivo kotak dan nivo tabung agar berada tepat di tengah-tengah nivo.
Mengkalibrasi alat :
a.
Mencari utara magnet bumi dengan kompas.
b.
Kalibrasi alat dengan membuat sudut horizontal 00000 dan sudut vertical9000 00.
4.
Melakukan bidikan pertama yaitu ke arah titik pasti, bidik ke arah rambu meter yang
didirikan pada titik pasti kemudian amati dan catat sudut horizontal (RB), sudut vertikal, batas
bawah garis bidik batas tengah garis bidik, dan batas atas garis bidik, kemudian ukur dan catat
jarak datar dengan cara mengukur jarak mendatar menggunakan pita ukur.
5.
Theodolit pada titik pertama jangan dipindahkan dahulu karena akan digunakan untuk
membidik ketitik kedua. Amati dan catat sudut horizontal (RM), sudut vertikal, batas atas garis
bidik, batas bawah garis bidik, serta ukur dan catat jarak datar dengan cara mengukur jarak
mendatar menggunakan pita ukur.
6.
Pindahkan theodolit ke titik dua, lakukan sentering dan datarkan alat. Lakukan bidikkan
kearah titik satu, amati dan catat sudut horizontal (RB), sudut vertikal, batas atas garis bidik,
batas tengah garis bidik, dan batas bawah garis bidik.
7.
Kemudian bidik kearah titik tiga (kearah rambu meter yang sudah ditandai) amati dan catat
sudut horizontal (RM), sudut vertikal, batas atas garis bidik, batas bawah garis bidik, dan batas
tengah garis bidik. Kemudian ukur dan catat jarak datarnya.
8.
Pindahkan theodolit ketitik tiga, lakukan sentering dan datarkan alat. Lakukan bidikkan
kearah titik dua, amati dan catat sudut horizontal (RB), sudut vertikal, batas atas garis bidik,batas
tengah garis bidik dan batas bawah garis bidik. Titik tiga ini merupakan titik awal poligon
tertutup. Ukur juga sudut horizontal (RM), sudut vertikal, batas atas garis bidik, batas tengah
garis bidik dan batas bawah garis bidik pada titik bantu pertama (untuk mengetahui beda tinggi
dua titik).
9.
Kemudian bidik kearah titik empat (kearah rambu meter yang sudah ditandai) amati dan
catat sudut horizontal (RM), sudut vertikal, batas atas garis bidik, batas bawah garis bidik, dan
batas tengah garis bidik. Kemudian ukur dan catat jarak datarnya.
10. Lakukan langkah-laangkah yang sama pada titik-titik poligon selanjutnya. Lakukan
pengukuran juga jika ada titik bantu (amati dan catat sudut horizontal (RM)), sudut vertikal, batas
atas garis bidik, batas tengah garis bidik dan batas bawah garis bidik pada titik bantu (untuk
mengetahui beda tinggi dua titik).
11. Pada saat telah kembali ke titik tiga maka lakukan pengukuran juga kembali kearah titik
empat agar poligon tertutup sempurna.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
No.
Berdiri
Alat
P
Tinggi
Alat
(Ta)
1.5
Sasaran
A
1
B
1
C
1
D
1
Sudut
Ba
Bt
Bb
Jarak
Real
Jarak
Optis
73 2550
73 2550
160 54 10
16054 10
238 5620
238 5620
341 1810
341 1810
89 5024
89 5024
89 33 10
8933 10
90 2720
90 2720
87 3620
87 3620
1.124
1.722
2.250
1.741
2.610
2.240
2.160
1.565
0.880
1.620
1.735
1.430
2.210
1.990
1.862
1.384
0.600
1.451
1.260
1.190
1.740
1.760
1.570
1.210
52.500
27.000
99.000
55.000
87.000
48.000
59.000
35.500
52.400
27.100
99.000
55.100
87.000
48.000
59.000
35.500
B. Perhitungan
a) Perhitungan Jarak
Jarak Miring (m) = 100 x (Ba-Bb).cosv
Jarak Datar (D) = m.cosv
Sasaran
A
1
B
1
C
1
D
1
Jarak
Miring (m)
0.14620
0.07561
0.77284
0.43008
-0.69172
-0.38164
2.46495
1.48315
Datar (D)
0.00041
0.00021
0.00603
0.00336
0.00550
0.00303
0.10298
0.06196
t = Ta + y Bt
Sasaran
A
1
B
1
C
1
D
1
Beda Tinggi
Y
0.14620
0.07561
0.77281
0.43007
-0.69170
-0.38163
2.46280
1.48185
t
0.76620
-0.04439
0.53781
0.50007
-1.40170
-0.87163
2.10080
1.59785
Ketinggia
n
7.76620
6.95561
7.53781
7.50007
5.59830
6.12837
9.10080
8.59785
Luas area
Sudut AB = 160 54 10 - 73 2550 = 87,4720
Sudut BC = 238 5620 - 160 54 10 = 75,0360
Sudut CD = 341 1810 - 238 5620 = 102,3640
Sudut DA = 3600 - 341 1810 + 73 2550 = 92,1280
Luas ABCD = LAPB + LBPC + CPD + DPA
LAPB = 1/2 x PA x PB x Sin 87,4720
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu dalam melakukan
pengukuran suatu wilayah dapat menggunakan beberapa metode sehingga akan memudahkan
dalam proses pengukuran dan proses pembuatan peta. Praktikan dapat melakukan perhitungan
data hasil pengukuran karena pada praktikum-praktikum sebelumnya juga telah melakukan
beberapa perhitungan dan dalam perhitungan dalam membuat peta kontur juga dapat dilakukan
dengan baik karena praktikan cukup menguasai teori. Sehingga setelah melakukan pengukuran
dan perhitungan praktikan dapat menuangkan hasil praktikum tersebut ke dalam sebuah peta
kontur.
B. SARAN
Pengamat sebaiknya lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan praktek karena Hasil
yang didapatkan dari praktikum ini sangat dipengaruhi oleh ketelitian pada proses praktikum,
baik ketelitian dari alat maupun ketelitian dari praktikan. Kondisi lingkungan juga berpengaruh
pada proses praktikum yang nantinya mempengaruhi juga hasil yang didapatkan. Seperti
misalnya pada praktikum kali ini terjadi kendala cuaca, yaitu ditengah-tengah proses praktikum
hujan turun sangat lebat sehingga terpaksa praktikum dihentikan dan diteruskan hari berikutnya.
Karena theodolit tidak boleh terkena hujan otomatis theodolit dilepas dari statif. Walaupun kunci
body tidak dilepas tapi hal ini juga dapat mempengaruhi nilai yang didapatkan. Sehingga
dilakukan koreksi agar mengetahui data yang didapatkan masih dalam batas toleransi atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
http://jajangroni.blogspot.co.id/2012/03/laporan-akhir-peta-kontur-iutpw.html
http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2011/09/garis-kontur-sifat-dan-interpolasinya.html
http://radarjuve.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-peta-topografi-dan.html