Disusun oleh :
SEKOLAH VOKASI
2019
I. 3 Macam Tampilan DTM
a. Counturing
Sumber : http://boundlessgeo.com/2012/10/contour-
maps/
b. Automated Hill Shading
Hillshade merupakan analisis yang
mengakumulasikan bayangan atau
kawasan teduh akibat adanya bidang
elevasi tertentu. Pada hakikatnya setiap
bentukan yang memiliki elevasi
cenderung tinggi akan menyebabkan
bias dan bayangan akibat sorotan sudut
pencahayaan atau penyinaran. Hillshade
biasanya digunakan sebagai analisis
Sumber : http://www.techques.com/question/26-3807/Shaded-relief-from- morfologi, karena lebih mempertegas
DEM-in-GRASS-and-QGIS
satuan bentuk lahan. Biasanya untuk titik
pandang global hillshade adalah sebesar 315°.
Secara basis, antara analisis bayangan dengan radiasi dalam penggambaran dan
permodelannya. Untuk radiasi proses permodelan mencakup fase bias dari bentukan
yang terkena penyinaran atau sorotan. Sehingga daerah tercover jauh lebih besar
dibandingkan dengan analisis shading atau hillshade. Untuk hillshade, karena hanya
mempertimbangkan aspek bayangannya saja, maka tidak mengakumulasi bias. Namun
secara umum kedua analisis ini digunakan dalam prediksi insolasi dan cakupan
penyinaran matahari. Titik pandang hillshade dalam praktikum kali ini terbagi atas 3
titik utama, yaitu sudut kanan bawah, tengah dan sudut kiri atas data DEMnya. Hal ini
ditunjukkan sebagai bayangannya atau shade cenderung sedikit menyebar kearah sudut
kiri bawah dan sudut kanan atas seperti guratan-guratan atau igir.
c. Slope Mapping
Kemiringan lereng adalah suatu
permukaan yang mengacu pada
perubahan harga-harga z yang
melewati suatu daerah permukaan.
Dua metode yang paling umum
untuk menyatakan kemiringan
lereng adalah dengan pengukuran
sudut dalam derajat atau dengan
persentase
Sumber: http://www.innovativegis.com/basis/present/gita_denver05/default.htm
II. Pengertian Digital Elevation Model, Digital Terrain Model dan Digital Suface Model
a. DEM ( Digital Elevation Model )
DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk
permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik – titik koordinat
hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefenisikan permukaan
tersebut menggunakan himpunan koordinat (Tempfli, 1991)
DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam
mengumpulkan, prosessing, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai
digital yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial
di wakili oleh nilai-nilai pada sistem koordinat horisontal X Y dan karakteristik
medan diwakili oleh ketinggian medan dalam sistem koordinat Z (Frederic J.
Doyle, 1991)
DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan.
Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi (3-Dimensi) yang menyerupai
keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisaikan dengan bantuan
teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Mogal, 1993)
Digital elevation model (DEM) dapat diartikan sebagai model bentuk tiga
dimensi yang mengandung data ketinggian saja, sedangkan DTM memiliki konsep
penampilan terrain yang lebih luas (akan dibahas lebih detil)
Dalam pengertian lain, DEM adalah kumpulan data digital point yang
disimpan dalam bentuk X,Y,Z dan dapat membentuk berbagai permukaan. Dalam
arti luas, diperlukan penyebutan permukaan tertentu yang dimaksud, misal DEM
permukaan vegetasi, DEM permukaan air tanah dan DEM permukaan bumi.
DEM atau Model Elevasi Digital adalah grid raster yang mereferensikan
titik awal dari permukaan bumi. Pemodelan ini memungkinkan Anda untuk
mengeliminasi objek di permukaan tanah seperti tanaman dan perumahan, model
yang dihasilkan berupa model 3D dengan permukaan yang halus. Bangunan
(jaringan listrik, gedung dan menara) dan fitur alam (pohon dan jenis vegetasi
lainnya) tidak termasuk dalam DEM.
Pemodelan ini berguna untuk:
Ada banyak sekali manfaat dari ketiga produk ini, pembuatan produk turunan DEM
disesuaikan dengan tujuan awal seperti untuk analisa volume, jarak cut and fill, rencana
pembuatan terowongan, jembatan analisis aliran air, analisis daerah rawan longsor,
irigas, erosi, pembuatan jaringan jalan dan banyak lagi bahkan sampai aspek
pertahanan yang dipakai dunia militer.
Dengan adanya model 3D dari suatu wilayah maka rencana dapat dibuat dengan
matang serta data yang ada dapat digunakan untuk berbagai macam simulasi dan
analisis.
Perkembangan software dan dunia digital yang begitu cepat juga membantu
mempermudah pembuatan produk ini, jika dulu penggunaan LIDAR menjadi tehnik
favorit untuk membuat DSM kini dengan foto udara dan bantuan software DSM juga
dapat dibuat dengan akurasi yang tidak kalah dan lebih murah.
III. Cara Penyajian Terrain
http://www.madesapta.com/2015/04/mengenal-model-terrain-digital-
mtd_47.html.
https://gisgeography.com/dem-dsm-dtm-differences/.
https://zonaspasial.com/2018/12/perbedaan-dsm-dem-dan-dtm-dalam-model-
digital-
http://www.qtiplot.com/doc/manual-en/x1509.html
http://boundlessgeo.com/2012/10/contour-maps/
http://www.techques.com/question/26-3807/Shaded-relief-from-DEM-in-GRASS-
and-QGIS
http://www.innovativegis.com/basis/present/gita_denver05/default.htm.muka-
bumi/.