Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES

ACARA III

PENGGAMBARAN STRUKTUR GEOLOGI

Dosen Pengampu : Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si.

Oleh:

Nama mahasiswa : Ilham Jaya Rahmanda

NIM : 170722637023

Mata Kuliah : Geologi Struktur dan Proses

Offering :H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI

2020
I. TUJUAN
a) Mahasiswa dapat menggambar kontur struktur geologi beserta daerah singkapan
geologi, daerah yang tererosi, dan daerah yang terpendam.
b)Mahasiswa mampu menentukan besaran dip pada peta kontur struktur geologi.
II. ALAT DAN BAHAN

(a) Alat (b) Bahan


 Alat tulis  Kertas kalkir
 Laptop  Peta topografi

III. DASAR TEORI


Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur
permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta
seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah
maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek
dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi
yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan
kata-kata. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola
bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu
bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya. Peta
mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal antara sipengirim
pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian
peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena
geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang dirancang untuk mampu
menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari
kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis,
memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai
bumi sangat kompleks, tetapi pada umunmya data geografi mengandung 4 aspek
penting, yaitu: 1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-
objek ruang yang khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta). 2. Atribut,
informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan.
Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif diantara objek-objek ruang, Waktu,
merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang. 3. Pemetaan adalah
suatu proses menyajikan informasi muka Bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik
bentuk permukaan buminya maupun sumberdaya alamnya, berdasarkan skala peta,
sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka Bumi yang disajikan. 4.
Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas
serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan
berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta
dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan penempatan
keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena semua informasi yang
terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan (Sukandarrumidi,dkk.
2011).

Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual


(kerak bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup(thrust), sesar- sesar, liniasi dan
lainnya dalam suatu unit tektonik (Bagdly, 1965). Geologi struktur adalah meliputi
struktur primer dan sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat
pembentukkan batuan, misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur
aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf. Struktur
sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama
akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan
batuan. Contoh struktur sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan. Bagian terbesar
dari geologi struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini (Spenser, 1977).
IV. LANGKAH KERJA
A. Menggambar kontur struktur geologi dan menentukan singkapan geologi
1. Menentukan perkiraan arah garis strike.
2. Menentukan titik ketinggian kontur struktur dengan pendekatan three point
problem antara titik-titik singkapan yang sudah diketahui ketinggiannya
sebagai dasar penggambaran struktur geologi
3. Menghubungkan titik-titik struktur yang sudah diketahui secara perpendicullar
melalui spasi kontur sama.
4. Memperkirakan titik singkapan geologi dengan menentukan titik-titik kontur
struktur yang sama dengan titik kontur topografi
5. Menghubungkan titik-titik singkapan sehingga diketahui batas litologinya.
B. Menentukan besar sudut Dip
1. Membuat penampang melintang pada garis kontur struktur geologi (Pada kertas
milimeter)
2. Mengukur sudut kemiringan penampang dengan formula:
Tan (sudut dip) = kontur interval / jarak antar kontur
V. HASIL
a. Peta kontur struktur geologi (terlampir)
b. Peta kontur struktur geologi pada kertas kalkir (terlampir)
c. Perhitungan besaran dip pada peta kontur geologi (terlampir)
VI. PEMBAHASAN
Praktikum Geologi Struktur dan Proses acara 3 kali ini digunakan peta dengan
skala 1:5000, yang didalamnya terdapat susunan batuan yaitu lempung dan breksi.
Breksi berada pada lapisan bawah dikarenakan batuan breksi berasal dari magma
yang membeku dan waktu pembentukannya atau munculnya relatif lebih dahulu.
Sementara mudstone merupakan batuan sedimen yang tentu saja pembentukannya
berada di akhir, karena harus menunggu ada suatu material dasar pembentuk
lempung tersebut muncul, sehingga menjadikan lapisan lempung berada di atas
batuan breksi.
Peta struktur geologi dibuat dengan menghubungkan titik yang memiliki dip,
dihubungan dengan suatu garis lurus. Garis lurus dan sejajar sebagai acuan interval
per struktur geologinya. Titik dimana terjadi perpotongan antara titik struktur geologi
dan topografi yang sama menjadi acuan penggambaran garis pembatas litologi.
Sehingga dapat ditentukan apakah terpendam,berada di permukaan atau tererosi.
Diketahui dari hasil penggambaran terdapat batuan breksi dan mudstone atau
lempung. Pada sisi bagian selatan didominasi oleh batuan breksinya masih
terpendam karena garis topografinya masih lebih tinggi,. Sementara disisi bagian
utara masih nampak mudstone yang berada dipermukaan,karena selisih antara garis
topografi dan struktur geologinya masih relatif sama. Pada daerah dengan topografi
yang lebih rapat, singkapan dari breksi lebih cenderung telah tererosi karena selisih
struktur geologinya lebih tinggi dari garis topografi.
Analisis lanjutan dari hal diatas dapa diartikan bahwa pada daerah selatan batuan
breksi masih terpendam cukup dalam di bawah permukaan tanah. Apabila melangkah
lebih jauh ke utara maka ditemukan mudstone yang posisinya relatif sama dengan
topografi, sehingga bukan tidak mungkin didaerah tengah permukaan tanah berupa
tanah lempung. Pada daerah sisi utara dengan topografi rapat, lapisan breksi telah
nampak dan bahkan telah tererosi. Hal ini disebabkan karena pada topografi rapat
yang curam tentu meningkatkan laju erosi, sehingga lapisan tanah diatas akan
terangkat dan memunculkan lapisan tanah bawah, yaitu batuan breksi. Untuk bagian
selatan erosi akan lambat kerena topografinya cenderung landai, sehingga batuan
breksi yang masih tependam akan memakan waktu relatif lama untuk muncul di
permukaan. Sementara dip diperoleh nilai sebesar 4,12°, dan arah jurus atau strike E
4,12° S.
VII. KESIMPULAN
a)Kerapatan dari topografi mempengaruhi cepat atau lambatnya erosi yang terjadi
b)Dengan adanya erosi lapisan atas maka akan memunculkan lapisan tanah
selanjutnya yang berada dibawah.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi,dkk. 2011. Pemetaan Geologi. Yogyakarta:Universitas Gadjah
Mada.

Anda mungkin juga menyukai