Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

ACARA 5
POLA SINGKAPAN DAN PETA GEOLOGI

NAMA : SATRIA NUR RAMADAN


NIM : 2109056010
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : SITI NUR AISYAH
NIM : 1909086015

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pemetaan geologi (geological mapping) pada dasarnya adalah menggambarkan data pada
peta dasar topografi yang menghasilkan cerminan kondisi geologi pada skala yang diinginkan.
Kondisi geologi yang dijumpai di lapangan berupa penyebaran batuan, struktur geologi, dan
kenampakan morfologi bentang alam. Pengamatan kondisi geologi dilapangan harus dilakukan
dengan baik dan benar supaya kita mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di tempat itu pada
beberapa juta tahun yang lalu sehingga kita dapat merekonstruksi apa yang sebenarnya terjadi di
masa lalu sesuai dengan semboyan “the present is they key to the past”.

Ilmu geologi mulai berkembang pada sekitar tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi
yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran dan pernyataan– pernyataan yang diajukan oleh
pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang menjadi ilmu pengetahuan tentang
bumi dan telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan seperti pada bidang pertambangan
(geologi pertambangan), perminyakan (geologi minyak), teknik sipil (geologi teknik), lingkungan
(geologi lingkungan) dan sebagainya. Perkembangan ilmu ini mendorong para ahli geologi
melakukan penelitian geologi berskalakan regional mulai dari pembuatan peta geologi daerah,
peta topografi yang berisi data data berupa strike dip suatu singkapan dan juga persebaran litologi
dari daerah tersebut juga ada beberapa yang menambahkan berupa data kedalaman dan juga
ketebalan pada setiap litologi yang ada pada daerah tersebut. akan tetapi masih diperlukan
penelitian yang lebih detail untuk melengkapi data geologi yang mencakup kondisi geomorfologi,
struktur geologi, stratigrafi, dan aspek geologi lainnya dikarenakan masih ada keterbatasan dalam
alat dan juga teknologi dalam pengambilan dan pengolahan data

Oleh karna itu, dilakukannya praktikum pada kali ini diharapkan agar para praktikan
memahami konsep dari peta geologi lebih tepatnya peta topografi, yang termasuk didalamnya
adalah pola, kedudukan, lokasi, dan litologi dari singkapan yang terdapat dari suatu daerah
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :

- Untuk mengetahui cara membuat penampang berdasarkan garis sayatan


- Untuk mengetahui cara menentukan kontur struktur
- Untuk mengetahui apa itu hukum “V”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi. Sedikit banyak jika dibandingkan
dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan gambaran mengenai informasi mengenai
sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur, tektonika dan lain sebagainya yang
behubungan dengan sumber daya. Peta geologi ialah salah satu dari bentuk data dan informasi
geologi dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat kualitas yang berdasarkan skala
(Benmellen, 1949)

Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar dengan warna, simbol dan beberapa
corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi geologi tersebut harus
menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas – batas satuan batuan ataupun struktur yang
berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku. Untuk
perbedaan jenis yang terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna. Sedangkan untuk batuan
sedimen tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip) (Balfas, 2015).

Peta geologi identik dengan peta topografi, namun peta geologi memiliki beberapa simbol yang
lebih banyak jumlahnya. Peta geologi terbagi menjadi beberapa macam antara lain:
 Peta Geologi Permukaan (Surface Geological Map)
Peta geologi ini merupakan peta yang memberikan informasi – informasi geologi secara
langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta geologi permukaan bervariasi yaitu
antara 1 : 50.000 hingga lebih dari skala tersebut. Peta ini bermanfaat untuk menentukan
lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian sumber air dan juga pembuatan jalan.
 Peta Singkapan (Outcrop Map)
Merupakan peta yang umumnya berskala besar dan juga mencantumkan lokasi
ditemukannya batuan padat. Peta ini memberi informasi yang berasal dari pemboran serta
sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta singkapan berguna untuk menentukan lokasi
ditemukannya batuan tertentu.
 Peta Ikhtisar Geologis
Peta yang memberikan informasi langsung mengenai formasi – formasi yang tersingkap
atau ekstrapolasi terhadap beberapa formasi yang masih tertutup dengan lapisan endapan
Holosen.
 Peta Struktur
Peta yang memilik garis – garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah
lapisan yang terletak di bawah permukaan.
 Peta Isopach
Peta yang menggambarkan garis – garis yang menghubungkan titik – titik sebuah formasi
ataupun lapisan dengan ketebalan yang sama. Pada peta ini tidak ditemukan konfigurasi
struktural.
 Peta Fotogeologi
Peta yang dibuat berdasarkan pada interpretasi dari foto udara. Peta ini harus
diberdasarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
 Peta Hidrogeologi
Peta yang menunjukkan kondisi air tanah yang terdapat pada daerah yang dipetakan. Peta
ini dapat diketahui juga lapisan kedap air dan tidak kedap air.
(Nugraha, 2018)

Peta topografi menampilkan gambaran permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, berupa
obyek alami maupun buatan. Peta topografi menyajikan obyek-obyek dipermukaan bumi dengan
ketinggian yang dihitung dari permukaan air laut dan digambarkan dalam bentuk garis-garis
kontur, dengan setiap satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi memiliki dua
unsur utama yaitu ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar) dan ukuran relief
(berdasarkan variasi elevasi). Ukuran planimetrik pada peta topografi digambarkan dengan
koordinat X dan Y, sedangkan ukuran relief digambarkan dalam koordinat Z. Elevasi pada peta
topografi ditampilkan dalam bentuk garis-garis kontur yang menghubungkan titiktitik di
permukaan bumi yang memiliki ketinggian yang sama (Putri, 2021).
Sebuah peta akan terlihat lebih informatif jika di dalamnya memuat berbagai macam
kelengkapan berupa komponen. Setidaknya ada sekitar 7 komponen yang harus dimiliki sebuah
peta terutama peta geologi, komponen tersebut yaitu:
 Judul Peta. Judul peta ini menggambarkan informasi yang terdapat di sebuah peta.
Biasanya judul peta terletak di samping atau bawah jika mengikuti standar Badan
Informasi Geospasial. Judul peta ditulis menggunakan huruf kapital.
 Legenda. Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai simbol –
simbol yang terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian yang penting, sebab pembaca
dapat mengetahui objek yang terdapat pada peta.
 Skala. Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta. Skala dibagi
menjadi 2 yaitu skala garis dan skala nominal.
 Garis Astronomis. Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis
bujur digunakan untuk menentukan zona waktu, sedangkan garis lintang digunakan untuk
melihat penyebaran iklim.
 Garis Kontur. Garis yang menunjukan suatu ketinggian yang sama di dalam peta. Garis
kontur biasa ditemukan pada peta geologi dan juga peta topografi.
 Tahun Pembuatan. Merupakan tahun terakhir peta dibuat. Sebuah peta paling sedikit
diperbaharui setidaknya 5 tahun sekali.
 Deklinasi. Garis keterangan yang memberikan penunjuk arah utara peta dengan utara
magnetik. Untuk sudut deklinasi akan direvisi 5 tahun sekali. Arah utara bumi selalu
berada di kutub utara pada peta, sedangkan sumbu magnet bumi berada di dekat
Greenland. Dan sumbu magnet bumi selalu bergeser sekitar 0,02 detik ke arah barat atau
timur, hal ini disebabkan oleh pengaruh rotasi bumi.
(Balfas, 2015).

Peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi
yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur pada peta topografi
diperoleh dengan melakukan pengolahan interpolasi linier antara titik-titik ketinggian yang
berdekatan. Interpolasi linier adalah suatu metode atau fungsi matematika yang menduga nilai
pada lokasilokasi yang datanya tidak tersedia atau tidak didapatkan. Interpolasi linier
mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu di dalam ruang dan atribut ini saling
berhubungan (Sapiee, 2011).

Pembentukan garis kontur menggunakan data dari pemetaan terestris memiliki akurasi
yang tinggi tetapi pengukuran terestris memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan
biaya, waktu dan tenaga yang besar karena semakin luas area yang dipetakan semakin banyak
pula titik yang harus diukur. Semakin rapat titik yang diambil, maka semakin akurat pula kontur
yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Titik ketinggian (spotheight) yang diambil dalam
pengukuran terestris harus memiliki kerapatan dan persebaran yang baik untuk mengurangi
kesalahan pada interpolasi kontur. Salah satu solusi untuk memperoleh data ketinggian adalah
dengan menggunakan data foto udara yang dihasilkan dari pemetaan menggunakan Unmanned
Aeral Vehicle (UAV). Data foto udara akan menghasilkan data Digital Surface Model (DSM)
yang kemudian dilakukan filterisasi untuk membentuk Digital Terrain Model (DTM). Data DTM
tersebut digunakan untuk mengekstrak spotheight untuk mengoptimalisasi kerapatan titik ukur
yang kurang (Nugraha, 2018)

Peta topografi merupakan salah satu jenis peta yang mempunyai ciri khusus yang ditandai
dengan skala besar dan juga detail. Peta topografi biasanya menggunakan garis kontur dalam
pemetaan modern. Peta topografi ini pada umumnya terdiri atas dua atau lebih peta yang
kemudian digabung untuk membentuk suatu keseluruhan peta. Garis kontur sendiri merupakan
komponen peta yang tidak lepas dari peta topografi. Garis kontur merupakan kombinasi dari dua
segmen garis  yang saling berhubungan namun tidak saling berpotongan. Ini merupakan titik
elevasi pada peta topografi. Peta topografi merupakan peta khusu yang tidak memberikan banyak
informasi. Infromasi yang disampaikan oleh peta topografi adalah hanya sebatas kenampakan
alam atau tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi saja. setiap jenis peta memiliki ciri khusus
yang mencerminkan karakteristik dari peta tersebut. Ciri khusus atau karakteristik peta ini tentu
saja berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Demikian halnya dengan peta topografi ini.
Peta topografi ini merupakan peta yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Tidak berwarna warni
Apabila kita melihat peta- peta umum, yang sering kita lihat adalah peta yang berwarna
hijau dan diselingi warna kuning maupun coklat. Nah peta tersebut merupakan jenis peta
umum yang menggambarkan suatu wilayah atau peta Chorografi. Namun tidak demikian
dengan peta topografi. Peta topografi merupakan peta yang tidak kaya warna. Peta
topografi merupakan peta yang memiliki warna sangat sedikit, justri bisanyanya hanya
warna putih dan kuning dengan garis- garis yang tercetak jelas. peta topografi mempunyai
warna yang tidak banyak karena kebutuhan informasi yang dia berikan. Informasi pokok
yang diberikan oleh peta topografi ini sebatas kontur tanah sehingga garis- garis kontur
harus tercetak jelas supaya pembaca dapat memahami isi dari peta tersebut.
 Menggunakan skala besar dan disajikan secara detail
Salah satu ciri khusus yang dimiliki oleh peta topografi adalah penggunaan skala besar.
Skala merupakan perbandingan ukuran antara yang ada di gambar dengan keadaan
sebenarnya. Skala peta berbeda- beda. Semakin kecil skala maka informasi yang
disampaikan semakin tidak mendetail. Sebaliknya apabila skala peta tersebut besar, maka
informasi yang disampaikan yang disampaikan akan semakin detail dan juga akurat. Hal
ini berarti gambar peta yang tersaji semakin besar pula. Nah, peta topografi merupakan
peta yang menggunakan skala besar. Mengapa peta topografi menggunakan skala besar?
Hal ini karena kebutuhan informasi yang disampaikan. Peta topografi menginformasikan
mengenai kontur tanah sehingga harus digambar secara teliti supaya kita mengetaui
dengan jelas keadaan topografi tanah yang sesungguhnya.
 Menggunakan garis- garis kontur
Peta topografi meiliki ciri khusus yang barangkali tidak dimiliki oleh jenis peta lainnya.
Ciri khusus ini adalah adanya garis- garis halus namun tegas di dalam peta tersebut.
Garis- garis tersebut merupakan garis kontur. Garus kontur ini jumlahnya ada danyak dan
memenuhi peta. Garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis  yang saling
berhubungan namun tidak saling berpotongan. Ini merupakan titik elevasi pada peta
topografi supaya kita mengetahui dengan jelas keadaan pada wilayah yang dimaksud.
 Menyajikan informasi keadaan tinggi rendahnya permukaan bumi atau kontur tanah
Karakteristik dari peta topografi yang selanjutnya adalah menjelaskan mengenai kontur
tanah atau keadaan tanah yang ada di suatu wilayah, termasuk tinggi rendahnya jenis
tanah yang ada di suatu wilayah. Hal ini akan sangat berguna bagi peruntukkannya.
(Nugraha, 2018)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

3.1.1 Alat
a. Pulpen
b. Penggaris
c. Busur 360
d. Penghapus
e. Pensil

3.1.2 Bahan
a. Kertas milimeter blok
b. Peta Topografi

3.2 Prosedur pengerjaan


a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dibuatkan Strike Dip 270ºE/52
c. Ditarik garis panjang strike nya dan dibuat garis vertikal tegak lurus dan garis strike dengan
mengetahui interval kontur jarak sebenarnya pada peta
d. Diberi tanda titik pada setiap perpotongan antara strike atau kontur struktur dengan garis
kontur yang mempunyai ketinggian yang sama
e. Digabungkan titik titik potong tersebut secara berurutan
f. Dibuat sayatan penampang terhadap jurusan lapisan, diambil kertas ditandai A dan A’ dan
garis kontur elevasinya, pindahkan milimeter blok
g. Ditandai titik titik elevasi dan dibuat garis mengikuti titik titik
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pembahasan

4.1.1 Peta Topografi

Gambar 4.1 Peta Topografi

4.1.2 Penampang

Dari hasil penampang tersebut kemudian dibuat sayatan yang memotong semua garis kontur.
Sayatan tersebut diproyeksikan ke atas milimeter blok dengan elevasi kontur tertinggi yaitu 37,5
dan kontur terdendah yaitu 12,5 diketahui litologi dari singkapan tersebut adalah batupasir dan
batu lempung

4.2 Kegunaan dan Manfaat

Penampang geologi adalah gambaran dari suatu sayatan vertikal pada bumi yang berguna
mengiiterpresentasikan suatu hubungan keadaan geologi baik dengan peta ataupun tidak. Dapat
juga digunakan untuk menggambarkan keadaan geologi dalam bentuk visual dengan suatu
reservoir dapat digunakan dengan mudah di interpresentasikan. Sebagai contoh suatu pengertian
mengenai hubungan antara struktur dengan stratigrafi regional mungkin dihasilkan dan
karakteristik suatu reservoir. Berikut adalah manfaat dari penampang geologi :
a. Mengetahui kondisi bawah permukaan
b. Mengetahui urutan stratigrafi suatu batuan
c. Mengetahui hubungan antara batuan apakah selaras, tidak selaras atau menjari
d. Mengetahui kondisi struktur geologi
e. Mengetahui kemenerusan lapisan batuan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini yaitu :

- Pembuatan penampang berdasarkan garis sayatan dapat dilakukan dengan melipat kertas
berdasarkan dengan sayatan yang ada, kemudian ditempel pada kertas milimeter blok dan
diberi titik kemudian dihubungkan titik titik tersebut
- Cara menentukan kontur struktur adalah dengan menggunakan rumus IK/JP x JS dan
diapatkan lah hasil untuk menentukan garis kontur struktur
- Hukum “V” merupakan Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan
bentuk topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang beraturan,
diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V".

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya penjelasan mengenai materi dapat berbentuk animasi
maupun gambar/video disertai penjelasan agar praktikan lebih mudah memahami materi dan pada
penjelasan diberikan contoh yang lebih bervariasi dan banyak agar praktikan dapat lebih baik
memahami materi pada acara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R. W. Van. 1949. The Geology of Indonesia, Volume I, A. The Hague Martinus
Nijhoff, Netherland.
Sapiie, B. 2011. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Bandung : ITB Press.
Nugraha, D. 2018. Panduan Dasar Pemetaan Geologi. Yogyakarta : Institut Sains dan Teknologi
Yogyakarta Press.
Tungkagi R. Aulia. Retno. 2020. “GEOLOGI DAERAH DESACAMPAKA DAN
SEKITARNYA, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN PANGANDARAN,
PROVINSI JAWA BARAT”, Vol 4. No 5 20 – 23.
Putri, 2021, “Geologi Dan Mekanisme Struktur Geologi Di Desa Perjiwa Kecamatan
Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur”, Jurnal
Geocelebes Vol. 5 No. 1, 55 – 62.

Samarinda, 27 September 2022


Asisten Praktikum Praktikan

Siti Nur Aisyah Satria Nur Ramadan


1909086015 2109056010
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai