Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN RISET TEKNOLIGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

APLIKASI GEOMORFOLOGI UNTUK APLIKASI GEOLOGI TATA


LINGKUNGAN

OLEH :

NAMA :INDA NUR QHAFIFA

NIM : R1C118013

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmatnnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya
sampai akhir zaman.

Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT. Atas limpahan nikmat sehat-
Nya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis mampu untuk
mnyelesaikan pembuatan makala sebagai tugas dari mata kulia Geologi Tata
Lingkungan dengan judul “Aplikasi Geomorfologi Untuk Aplikasi geologi Tata
Lingkungan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,dan
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya.untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dan apabila terrdapat
bnayak kesalahan pada makala ini penulis mohon maaf yang seebesar-besarnya.

Demikian,semoga makala ini dapat bermanfaat.

Kendari,13 Oktober 2019

Inda Nur Qhafifa


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Peta Topografi dan Peta Rupa Bumi

2.2. Peta Geologi

2.3. Data Pengindraan Jauh

2.4. Manfaat peta dan Penginderaan Jauh Dalam Ilmu Geologi

2.5. Penafsiran Data Permukaan Dalam Pengembangan Geoogi Lingkungan

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR FUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. latar Belakang


Pada hakekatnya Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman
muka bumi termasuk deskrifsi,klasifikasi,genesa,perkembangan dan sejarah
permukaan bumi.Kata Geomorfologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari tiga
kata yaitu,Geos (Bumi),Morphos (Bentuk) dan Logos (Ilmu
Pengetahuan).Berdasarkan dari kata – kata diatas maka pengertian geomorfologi
adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.
Geologi Tata Lingkungan didefinisikan sebagai cabang ilmu geologi terapan yang
membahas tentang pemanfatan bumi oleh manusia untuk kelangsungan hidup yang
ada hubungannya dengan sumber kekayaan bumi serta proses yang ada padanya
(Purbohadiwijaya, 1975).Hal ini diperlihatka dengan adanya reaksi terhadap
lingkungan yang mencangkup tiga aspek, yaitu : Sumber daya alam,Proses alam dan
pengembangan lingkungan fisik.Menurut (Sampoerno,1970),seacara umum aspek-
aspek geologi tata linkungan dapat dibagi atas dua kelompok yaitu :

1.Sumber daya alam

2.bencana alam
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makala ini yaitu :

1.Apa itu peta topografi dan peta rupa bumi ?

2.Apa itu peta geologi ?

3.Apa itu data penginderaan jauh ?

4.Bagaimana manfaat peta dan penginderaan jauh dalam ilmu geologi ?

5.Bagaimana penafsiran data permukaan dalam pengembangan geologi lingkungan ?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makala tersebut antara lain :

1.Untuk mengetahui Apa itu peta topografi dan peta rupa bumi

2.Untuk mengetahui Apa itu peta geologi

3.Untuk mengetahui Apa itu data penginderaan jauh

4.Untuk mengetahui Bagaimana manfaat peta dan penginderaan jauh dalam ilmu
geologi

5.Untuk mengetahui Bagaimana penafsiran data permukaan dalam pengembangan


geologi lingkungan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1.Peta Tofografi Dan Peta Muka Bumi

1.Pengertian peta topografi

peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui sebuah sistem proyeksi. Peta dapat disajikan dalam berbagai cara
yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang
tampil di layar komputer..

Berasal dari bahasa yunani,topos yang berarti tempat dan grafhi yang berarti
menggambar.Berdasarkan kata diatas,peta topografi memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari ketinggian permukaan laut menjadi
garis-garis kontur,dengan satu garis kontur mewkili satu titik ketinggian.Peta
topografi mengacu pada semua cirri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi
,apakah alamiah atau buatan,yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.Oleh sebab itu
dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan
ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar).Peta topografi menyediakan
data yang diperlukan tentang sudut kemiringan,elevasi,daerah aliran sungai,vegetasi
secara umum dan pola urbanisasi.Peta topografi juga menggambarkan sebanyak
mungkin cirri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas sakala.

2.Bagian-bagian peta

a.Judul
Judul pada peta menunjukkan wilayah, daerah, negara mana yang terdapat dalam
gambar tersebut, ditulis harus jelas dan sesuai antara judul serta gambaran
wilayahnya.
b.Skala
Skala berbentuk angka atau pecahan yang ditulis mendatar, misalnya 1:1.000.000
menunjukkan 1 cm di peta sama dengan 1.000.000 cm di lapangan. Artinya, jarak
antara dua titik pada peta sama dengan satu per sejuta dari jarak kenampakan di
lapangan. Makin besar angka pembagi atau penyebut pecahan itu, berarti makin kecil
skala
c.Arah mata angin / orientasi

Arah yang ditunjukkan dengan gambar panah lazimnya arah utara yang digambarkan
dengan panah ditambah huruf (U) di ujungnya. Yang lazim pula arah utara adalah
arah atas di peta. Ada juga peta yang arah utaranya tidak tepat di atas.

d.Keterangan atau legenda

Pada legenda terdapat keterangan mengenai bagian-bagian yang dilukiskan pada peta.
Macam-macam warna menunjukkan kedalaman laut dan ketinggian darat dari
permukaan laut. Macam-macam garis digunakan untuk membedakan jalan raya, jalan
kereta api, dan batas wilayah (negara, provinsi, kabupaten, dan sebagainya). Simbol-
simbol digunakan untuk menunjukkan ibukota, kota besar, kampung, gunung, daerah
hutan, permukiman, pesawahan, dan sebagainya. Legenda dibuat sesuai dengan
keperluan.

e.Garis lintang dan garis bujur

Garis lintang pada peta dimulai dari garis khatulistiwa yang diberi tanda 0°. Garis
khatulistiwa memisahkan belahan bumi utara dengan belahan bumi selatan. Garis-
garis lintang yang lain sejajar dengan khatulistiwa. Oleh karena itu, garis itu
dinamakan juga garis paralel (sejajar). Garis lintang di belahan utara dinamakan
Lintang Utara (LU), dari 1° LU - 90° LU (kutub utara = KU).Di belahan selatan
dinamakan Lintang Selatan (LS), dari 10 LS - 900 LS (kutub selatan = KS). Garis
bujur (meridian) pada peta berbentuk garis lurus atau lengkung dari utara ke selatan.
Garis bujur yang melalui Kota Greenwich dekat London ditetapkan sebagai garis
bujur 0°. Di sebelah timur garis 0° adalah Bujur Timur dan di sebelah baratnya adalah
Bujur Barat, kedua garis bujur itu sampai 180°.

2.2.Peta Geologi

a.Pengertian Peta Geologi

Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi. Sedikit banyak jika
dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan gambaran
mengenai informasi mengenai sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur,
tektonika dan lain sebagainya yang behubungan dengan sumber daya. Peta geologi
ialah salah satu dari bentuk data dan informasi geologi dari suatu wilayah atau daerah
dengan tingkat kualitas yang berdasarkan skala.

Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar dengan warna, simbol dan
beberapa corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi geologi
tersebut harus menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas – batas satuan
batuan ataupun struktur yang berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti
bentuk tubuh batuan beku. Untuk perbedaan jenis yang terdapat pada batuan,
diberikan tanda atau warna. Sedangkan untuk batuan sedimen tergantung dari hasil
jurus (stike) dan kemiringan (dip).

b.Jenis – Jenis Peta Geologi

Peta geologi identik dengan peta topografi, namun peta geologi memiliki beberapa
simbol yang lebih banyak jumlahnya. Peta geologi terbagi menjadi beberapa macam
antara lain:
1.Peta Geologi Permukaan (Surface Geological Map)

Peta geologi ini merupakan peta yang memberikan informasi – informasi geologi
secara langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta geologi permukaan
bervariasi yaitu antara 1 : 50.000 hingga lebih dari skala tersebut. Peta ini bermanfaat
untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian sumber air dan juga
pembuatan jalan.

2.Peta Singkapan (Outcrop Map)

Merupakan peta yang umumnya berskala besar dan juga mencantumkan lokasi
ditemukannya batuan padat. Peta ini memberi informasi yang berasal dari pemboran
serta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta singkapan berguna untuk
menentukan lokasi ditemukannya batuan tertentu.

3.Peta Ikhtisar Geologis

Peta yang memberikan informasi langsung mengenai formasi – formasi yang


tersingkap atau ekstrapolasi terhadap beberapa formasi yang masih tertutup dengan
lapisan endapan Holosen.

4.Peta Struktur

Peta yang memilik garis – garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan
sebuah lapisan yang terletak di bawah permukaan.

5.Peta Isopach

Peta yang menggambarkan garis – garis yang menghubungkan titik – titik sebuah
formasi ataupun lapisan dengan ketebalan yang sama. Pada peta ini tidak ditemukan
konfigurasi struktural.
6.Peta Fotogeologi

Peta yang dibuat berdasarkan pada interpretasi dari foto udara. Peta ini harus
diberdasarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.

7.Peta Hidrogeologi

Peta yang menunjukkan kondisi air tanah yang terdapat pada daerah yang dipetakan.
Peta ini dapat diketahui juga lapisan kedap air dan tidak kedap air.

c.Komponen Peta Geologi

Sebuah peta akan terlihat lebih informatif jika di dalamnya memuat berbagai macam
kelengkapan berupa komponen. Setidaknya ada sekitar 7 komponen yang harus
dimiliki sebuah peta terutama peta geologi, komponen tersebut yaitu:

1.Judul Peta

Judul peta ini menggambarkan informasi yang terdapat di sebuah peta. Biasanya
judul peta terletak di samping atau bawah jika mengikuti standar Badan Informasi
Geospasial. Judul peta ditulis menggunakan huruf kapital.

2.Legenda

Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai simbol – simbol
yang terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian yang penting, sebab pembaca dapat
mengetahui objek yang terdapat pada peta.

3.Skala

Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta. Skala dibagi
menjadi 2 yaitu skala garis dan skala nominal.
4.Garis Astronomis

Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis bujur digunakan untuk
menentukan zona waktu, sedangkan garis lintang digunakan untuk melihat
penyebaran iklim.

5.Garis Kontur

Garis yang menunjukan suatu ketinggian yang sama di dalam peta. Garis kontur biasa
ditemukan pada peta geologi dan juga peta topografi.

6.Tahun Pembuatan

Merupakan tahun terakhir peta dibuat. Sebuah peta paling sedikit diperbaharui
setidaknya 5 tahun sekali.

7.Deklinasi

Garis keterangan yang memberikan penunjuk arah utara peta dengan utara magnetik.
Untuk sudut deklinasi akan direvisi 5 tahun sekali. Arah utara bumi selalu berada di
kutub utara pada peta, sedangkan sumbu magnet bumi berada di dekat Greenland.
Dan sumbu magnet bumi selalu bergeser sekitar 0,02 detik ke arah barat atau timur,
hal ini disebabkan oleh pengaruh rotasi bumi.

d.Simbol – Simbol Peta Geologi

Simbol yang terdapat pada peta geologi merupakan tanda yang digunakan untuk
menggambarkan hal yang ada pada peta geologi. Biasanya berupa singkatan huruf,
warna, simbol dan corak atau gabungan dari ketiganya.

1.Singkatan Huruf
Untuk menunjukan satuan kronostratigrafi yang terdapat pada peta geologi, dapat
ditunjukan menggunakan singkatan huruf. Berikut ini adalah acuan atau dokumen
mengenai satuan kronostratigrafi yang dibuat oleh Elsevier pada tahun 1989 atau
revisinya:

 Huruf pertama (huruf besar) menyatakan zaman, misalnya P untuk Perem, TR


untuk Trias dan T untuk Tersier.
 Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm yang artinya kala
Miosen dalam zaman Tersier.
 Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi,
misalnya Tmc yang berarti Formasi Cipluk berumur Miosen.
 Huruf keempat (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang
lebih rendah (anggota), contohnya Tmcl yang berarti anggota batu gamping
Formasi Cipluk yang berumur Miosen.
 Huruf kelima digunakan atau dipakai hanya untuk batuan yang memiliki
kisaran umur yang panjang, misalnya Tpokc yang artinya Anggota Cawang
Formasi Kikim berumur Paleosen – Oligosen.
 Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur batuan
sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
 Untuk batuan yang memiliki kisaran umur panjang, urutan singkatan umur
berdasarkan pada dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan yang
berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; JK
untuk batuan yang berumur Jura hingga Kapur yang didominasi oleh batuan
yang berumur Jura.
 Batuan beku dan batuan malihan yang tidak terperinci susunan dan umurnya,
cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk andesit,
b untuk basalt, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s
untuk sekis.
 Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang
huruf zaman, sebagai contoh Kg yang berarti berumur Kapur.
 Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan
huruf di belakang lambang era, zaman atau sub – zaman: misalnya Pzm yang
berarti batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks yang berarti sedimen
berumur Kapur, Tmsv yang berarti klastika gunung api berumur Miosen, Tpv
yang berarti batuan gunung api berumur Paleogen, Tn yang berarti batuan
terobosan berumur Neogen. Dan satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.

2.Tata Warna

Tata warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi dan dipilih berasaskan
jenis batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.

 Warna dasar yang dipakai yaitu kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta
gabunganya. Untuk setiap warna dinyatakan dengan menggunakan sandi 0, 1,
3, 5, 7 dan x, yang merupakan sandi ferajat kekuatan warna atau prosentase
penyaringan pada proses kartografi.
 Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan
permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur.
Untuk membedakannya, beberapa satuan seumur dapat digunakan corak.
 Batuan malihan dapat dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2)
umur nisbi batuan pra malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama
dengan batuan sedimen atau menggunakan bakuan warna khusus.
 Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya: asam, menengah, basa,
dan ultrabasa. Untuk dapat membedakannya dipilihlah warna yang berdekatan
dan singkatan huruf atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan.
Namun, bila diperlukan dapat menggunakan corak dengan bakuan khusus.
 Batuan gunung api yang berlapis dan diketahui umurnya, akan mengikuti tata
warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunung
api dan tuf, dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunung api
yang terdapat pada suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan
susunan kimianya dengan bakuan warna khusus.
 Satuan tektonit dinyatakan dengan corak khusus.
 Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, terdapat beberapa
hal yang menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan
khusus lainnya. Pada peta geologi dapat disajikan secara khusus, di luar yang
telah diuraikan.

2.3.Data Penginderaan Jauh

1.Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang
dikaji (Lillesand and Kiefer, 1979). Sedang menurut Lindgren, Penginderaan jauh
ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi
tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang
dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.
Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau
gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung.
Karena tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya obyek atau gejala tersebut
dapat diamati dan ‘didekati’ oleh si penafsir. Media ini berupa citra (image atau
gambar). Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran
pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau
elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam pada film.
Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang pada wahana.
2.Manfaat Penginderaan Jauh
Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data
sumber daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan
karena berbagai macam alasan sebagai berikut :
1.Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui
daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
2.Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek
mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat
gambar yang permanen
3.Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena
menyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran
beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.
4.Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah
5.Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang
3. Komponen Penginderaan Jauh
1.Tenaga untuk Penginderaan Jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan sensor buatan, untuk itu diperlukan tenaga penghubung yang
membawa data tentang obyek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam
dengan 3 cara dengan variasi sebagai berikut:
a. Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang
berkaitan dengan gaya tarik bumi.
b. Distribusi gelombang bunyi. Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan
data gelombang suara dalam air.
c. Distribusi gelombang electromagnetik. Contoh: Camera untuk
mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang
merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik
pengambilan data obyek dalam penginderaan jauh. Penginderaan jauh dengan
memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif. Sedangkan
sumber tenaga buatan digunakan dalam penginderaan jauh sistem aktif.
Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke
sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah
tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam,
musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih
banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari. Kedudukan
matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.
2. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian
kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan
dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang
mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut “jendela
atmosfer”. Jendela atmosfer yang paling dulu dikenal orang dan paling banyak
digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang ialah spektrum tampak yang
dibatasi oleh gelombang 0,4 µm hingga 0,7 µm.
Panjang gelombang “Special Band” spektrum elektromagnetik dan saluran yang
digunakan dalam penginderaan jauh (Sabins Jr., 1978).
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan
bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami hambatan oleh atmosfer.
Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu,
uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan
hamburan.
3. Interaksi Tenaga dengan Objek
Tenaga dalam penginderaan jauh merupakan tenaga penghubung yang membawa
data tentang objek ke sensor dapat berupa bunyi, daya magnetik, gay berat, dan
tenaga elektromagnetik.
4.Sensor atau Alat Penginderaan
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam
suatu obyek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan
tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk
merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang dapat
direkam oleh sensor semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi
spasial dari citra.
5.Jenis sensor dan sifatnya
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan:
a. Sensor Fotografi
Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto.
Kalau pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, fotonya disebut
foto udara. Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya disebut foto orbital
atau foto satelit.
b. Sensor Elektrik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat
penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal
elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi data visual
maupun menjadi data digital yang siap dikomputerkan. Pemerosesannya menjadi citra
dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1) dengan memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang diwujudkan
secara visual pada layar monitor.
2) dengan menggunakan film perekam khusus. Hasilnya berupa foto dengan film
sebagai alat perekamnya, tapi film di sini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja,
maka hasilnya disebut citra penginderaan jauh.
6.Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan interpretasi
secara visual, dan dapat pula dengan cara numerik atau cara digital yaitu dengan
menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara manual,
sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara
manual maupun secara numerik.
7.Pengguna Data
Penggunaan data (orang, badan, atau pemerintah) merupakan komponen paling
penting dalam penginderaan jauh karena para penggunalah yang dapat menentukan
diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan
mencakup wilayah, sumber daya alam suatu negara yang merupakan data sangat
penting untuk kepentingan orang banyak, maka data ini penting dijaga
penggunaannya. data sangat penting untuk kepentingan orang banyak, maka data ini
penting dijaga penggunaannya.
2.4.Manfaat Peta Dan Penginderaan Jauh Dalam Ilmu Geologi

Informasi permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh, antara
lain adalah :

1. bentuk dan penggunaan lahan


2. perubahan penggunaan lahan
3. kondisi geologi dan geomorfologi
4. lokasi kebakaran hutan

Informasi bawah permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh,
antara lain :

1. lokasi benda-benda yang terpendam atau terkubur seperti candi, bekas


bangunan kuno, mineral bijih
2. lokasi timbunan air bawah tanah dangkal (perched ground water) dan sungai
bawah tanah dangkal
3. lokasi kebakaran tambang batubara bawah tanah
4. aliran uap air panas yang diinjeksikan dari sumur injeksi ke sumur produksi
minyak bumi
5. lokasi sumber panas bumi

Informasi geologi yang dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh, yaitu:

1. pola topografi
2. lokasi sumberdaya geologi
3. macam dan persebaran satuan batuan
4. pola penyaluran, tekstur penyaluran, dan densitas penyaluran
5. pola erosi
6. persebaran banjir
7. lokasi lipatan, sesar, dan kekar di permukaan bumi
8. lokasi bencana geologi potensial seperti gerakan massa, banjir, gempabumi,
dan gunungapi

2.5.Penafsiran Data Permukaan Dalam Pengembangan Geologi lingkungan


Data penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit adalah teknik yang baik dalam
pemetaan daerah bencana yang menggambarkan distribusi spasial pada suatu periode
tertentu. Banyak satelit dengan perbedaan sistem sekarang ini, dengan karakteristik
resolusi spasial, temporal, dan spektral tertentu. Data penginderaan jauh dapat
direlasikan dengan data lain, sehingga dapat juga digunakan untuk penyajian data
bencana. Metode perolehan data dapat dengan 2 cara, yaitu dengan interpretasi visual
dan pengolahan citra digital seperti teknik klasifikasi.

Managemen bencana memerlukan disiplin pengetahuan lain dan perlu integrasi.


Melalui integrasi data dan disiplin bidang tertentu akan memperkuat SIG. Contoh
aplikasi hasil integrasi tersebut antara lain :

 Data fenomena bencana seperti: tanah longsor, banjir, gempabumi, dengan


informasi lokasi kejadian, frekuensi, dan besarnya
 Data lingkungan di mana kejadian bencana terjadi : topografi, geologi,
geomorfologi, tanah, hidrologi, penggunaan lahan, vegetasi, dan sebagainya
 Data elemen yang hancur karena bencana : infrastruktur, permukiman,
penduduk, sosial ekonomi dan sebagainya
 Data sumber-sumber pertolongan seperti rumah sakit, pemadam kebakaran,
kantor pemerintahan, dan sebagainya.

Penggunaan data satelit untuk managemen bencana banyak mengunakan satelit


sumberdaya (Earth Resource Satellites) dan satelit cuaca/meteorologi (meteorological
satellites). Satelit sumberdaya dengan sistem orbit polar yang dapat digunakan, yaitu :

1. Satelit dengan sensor optik, yang tidak dapat menembus awan dengan resolusi
rendah (AVHRR), menengah (LANDSAT, SPOT, IRS), dan resolusi spasial
tinggi (IKONOS)
2. Satelit dengan gelombang mikro, yang dapat menembus awan, dengan
resolusi tinggi seperti Synthetic Aperture Radar (SAR) (RADARSAT, ERS,
JERS) dan sensor pasif resolusi rendah (SSMI) .

Sedangkan satelit meteorologi yang sering digunakan untuk aplikasi kebencanaan


antara lain:

1. Orbit geostasioner (GOES: METEOSAT, GMS, INSAT, GOMS)


menghasilkan citra gelombang tampak (VIS) dan inframerah (IR) setiap
setengah jam
2. Orbit polar (POES: NOAA and SSM/I), memutari bumi dua kali satu hari dan
menyediakan citra VIS dan IR, serta gelombang mikro.

Dengan kemampuan merekam kejadian dan wilayah dengan tingkat kerincian dan
kemampuan tertentu serta periode ulang tertentu maka data penginderaan jauh dapat
digunakan dalam managemen bencana.

Berdasar beberapa kemampuan penginderaan jauh dan SIG di atas yang


digunakan dalam managemen bencana atau penanggulangan bencana, beberapa hal
yang mendasar yang dapat disimpulkan dari integrasi tersebut, adalah :

Data bencana alam (natural disaster) dapat di spasialkan

 Mayoritas informasi adalah spasial/ruang dan dapat direkam dan dipetakan


 Data yang dihasilkan berbagai organisasi pada dasarnya dapat digunakan dan
dibagi bersama.

Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG dapat digunakan dalam mengelola dan
visualisasi data

 Data dapat dikumpulkan, ditata, dianalisa, dan ditayangkan


 Visualisasi situasi darurat atau bencana secara efektif
 Membawa banyak sumber informasi pada suatu fokus (konsolidasi data).

Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan


dalam analisis dan modeling spasial

 Analisa dan mengestimasi kondisi (sebelum, selama, setelah) bencana alam


 Mengetahui di mana dan bagaimana caranya menanggapi bencana
 Mengetahui dengan baik lokasi yang merupakan daerah berbahaya melalui
proses analisis dan modeling.
BAB 3

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

1. ,peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian


sama dari ketinggian permukaan laut menjadi garis-garis kontur,dengan satu garis
kontur mewkili satu titik ketinggian.

2. . Peta geologi ialah salah satu dari bentuk data dan informasi geologi dari suatu
wilayah atau daerah dengan tingkat kualitas yang berdasarkan skala.

3. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang
dikaji (Lillesand and Kiefer, 1979).

4. Informasi permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh, antara lain
adalah bentuk dan penggunaan lahan,perubahan penggunaan lahan kondisi geologi
dan geomorfologi dan lokasi kebakaran hutan.

5.Data penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit adalah teknik yang baik dalam
pemetaan daerah bencana yang menggambarkan distribusi spasial pada suatu periode
tertentu.
DAFTAR FUSTAKN

Noor Djauhari,2012. Pengantar geologi, universitas pakuan, Bogor

Noor Djauhari,2010.Geomorfologi, Universitas Pakuan, Bogor

Anda mungkin juga menyukai