Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI EKSPLORASI

ACARA 5
PEMETAAN GEOLOGI

NAMA : MUHAMAD ADRIAN PRATAMA


NIM : 2009086028
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
ASISTEN : ASRIN FADIL SULAIMAN
NIM : 1909086007

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan batuan sebagai penyusunnya
serta sejarah dan fenomena-fenomena yang membentuknya baik secara endogen mau pun
eksogen. Untuk mempelajari fenomena-fenomena tersebut perlu dilakukan suatu
penelitian, salah satu caranya adalah pemetaan geologi.Seorang mahasiswa geologi
dituntut dapat melakukan pemetaan geologi, sebab halitu merupakan identitas seorang ahli
geologi. Pemetaaan geologi suatu daerah sangat diperlukan dengan adanya perkembangan
serta majunya peradaban bahwa benda-benda yang menjadi kebututuhan manusia saat ini
berupa hasil minyak dan gas bumi, emas, tembaga, besi, perak, batu bara, dan air tanah
semua bahan tersebut harus diambil dalam bumi. Sehingga bagian dari ilmu geologi yakni
pemetaan geologi sangat penting dalam kegiatan eksplorasi sampai kegiatan ekspolitasi
Kegiatan pemetaan geologi juga diperlukan untuk memetakan bencana geologi yang
meliputi status bencana, titik serta jalur evakuasi, sehingga dapat bermanfaat bagi daerah
yang memiliki potensi bencana berupa bencana gunungapi, bencana longsor.

Pemetaan geologi merupakan proses kerja lapangan untuk menghasilkan peta geologi
dengan memanfaatkan metode geologi lapangan. Pada hakikatnya, proses pemetaan
geologi dilakukan untuk menampilkan berbagai bentuk kondisi geologis yang ada di
lapangan. Fokus utama tersebut misalnya struktur batuan, urutan batuan, bentang alam, dan
sebagainya. Ada tiga proses yang perlu diketahui ketika mempelajari hakikat dari aktivitas
pemetaan ini. Ketiga hal tersebut adalah penyatuan atau pengelompokan, pengurutan posisi
satuan atau kelompok, dan rekonstruksi struktur geologi. Pengelompokan tersebut
didasarkan pada 3 hal yaitu litostratigrafi, kronostratigrafi, dan biostratigrafi.

Oleh karena itu, praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami dasar pemetaan geologi yang meliputi informasi-informasi geologi dan pola
persebaran batuan dan metode penarikan batas satuan batuan, mengetahui tahapan- tahapan
dalam pemetaan geologi serta hasil atau output dari pemetaan geologi yang berupa
pelaporan ataupun peta geologi yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang di dapat dari praktikum ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu peta geologi dan peta lintasan
b. Untuk mengetahui persebaran batuan pada peta geologi.
c. Untuk mengetahui kegunaan peta lintasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemetaan geologi (geological mapping) pada dasarnya adalah menggambarkan data pada
peta dasar topografi yang menghasilkan cerminan kondisi geologi pada skala yang
diinginkan. Kondisi geologi yang dijumpai di lapangan berupa penyebaran batuan, struktur
geologi, dan kenampakan morfologi bentang alam. Pengamatan kondisi geologi dilapangan
harus dilakukan dengan baik dan benar supaya kita mengetahui apa yang sesungguhnya
terjadi di tempat itu pada beberapa juta tahun yang lalu sehingga kita dapat merekonstruksi
apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu sesuai dengan semboyan “the present is they key
to the past” (Gusman, 2010).

Ilmu geologi mulai berkembang pada sekitar tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi
yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran dan pernyataan– pernyataan yang diajukan
oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang menjadi ilmu
pengetahuan tentang bumi dan telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan seperti pada
bidang pertambangan (geologi pertambangan), perminyakan (geologi minyak), teknik sipil
(geologi teknik), lingkungan (geologi lingkungan) dan sebagainya. Perkembangan ilmu ini
mendorong para ahli geologi melakukan penelitian geologi berskalakan regional, akan
tetapi masih diperlukan penelitian yang lebih detail untuk melengkapi data geologi yang
mencakup kondisi geomorfologi, struktur geologi, stratigrafi, dan aspek geologi lainnya.
Peta dasar yang digunakan dalam pemetaan/penelitian geologi dapat berupa peta topografi
ataupun foto udara. Peta dasar sebaiknya dibuat rangkap dua, masing-masing sebagai peta
lapangan yanng digunakan untuk kerja lapangan dan peta pangkalan yang digunakan untuk
kompilasi data lapangan. Data geologi yang digambarkan pada peta dasar meliputi
penyebaran batuan atau satuan batuan, batasan litologi, tanda tanda yang menggambarkan
bentuk struktur geologi, dan kedudukan struktur bidang seperti perlapisan batuan, bidang
sesar dll, maupun kedudukan struktur garis seperti gores garis,liniasi dll (Gusman, 2010).

Satuan batuan merupakan sekelompok batuan yang dengan jelas dapat dibedakan dari satu
batuan terhadap batuan lain di sampingnya. Satuan batuan dapat terdiri dari satu jenis
batuan ataupun lebih yang hadir berselingan. Bahkan, dapat terdiri dari beberapa macam
batuan yang terbentuk dalam satu lingkungan pengendapan seperti campuran lava bantal,
rijang, dan serpih hitam atau dikenal dengan melange. Suatu satuan batuan terhadap satuan
batuan yang lain dapat hadir dibatasi suatu keselarasan, ketidak selarasan ataupun oleh
proses tektonik (Noor, 2013).

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan


bumi (terminologi geodesi geodes) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu
sehingga didapatkan hasil berupa softcopy mau pun hardcopy peta yang berbentuk yang
berbentuk vektor maupun raster. Pemetaan juga merupakan hal yang sangat dasar tetapi
sangat krusial untuk seorang geologist. Karena pada dasarnya, peta merupakan nyawa dari
ilmu geologi. Tanpa peta, baik peta dasar maupun peta geologi, seorang. Geologist tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya seperti eksplorasi atau lain sebagainya (Noor, 2013).

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi


permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat
memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta
memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola
penyebaran batuan pada daerah tersebut (Noor, 2009).

Peta Geologi adalah suatu peta tematik yang menggambarkan kondisi geologi suatu
daerah. Peta tersebut merupakan hasil dari proses pemetaan geologi. Pemetaan geologi
adalah suatu kerja lapangan yang memanfaatkan metode geologi lapangan untuk
menghasilkan Peta Geologi dari daerah tersebut. Peta geologi dapat dibedakan atas dua,
yaitu :
a. Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar
topografi atau batimetri.
b. Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi
sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu.
(Mustaghfirin, 2014).

Suatu Peta Geologi dibuat dengan berbagai variasi, sesuai dengan kondisi medan, tujuan
utama pemetaan serta ketentuan umum pemetaan yang berlaku di instansi dimana pemeta
bekerja. Walaupun variasi itu besar, namun dalam suatu peta geologi ada komponen-
komponen utama yang bersifat universil. Komponen tersebut adalah :
a. Judul Peta
Judul Peta mencakup :
• Nama daerah.
• Skala peta, sebaiknya skala angka maupun skala grafis.
• Nama penyusun Instansi penerbit.
• Tahun penerbitan peta tersebut. Untuk peta yang tidak diterbitkan, dicantumkan
tahun dimana laporan pernetaan tersebut dianggap selesai.
b. Penyebaran Satuan-Satuan Peta
• Umumnya adalah Satuan Batuan, baik resmi (Formasi, Anggauta) maupun tak
resmi (Satuan A, Satuan B).
• Setiap Satuan diberi tanda atau warna atau kombinasi tanda dan warna khusus,
biasanya berkait dengan batuan penyusun utamanya.
• Dua satuan yang berdekatan berbatasan yang dinyatakan dengan garis batas, baik
berupa batas tegas (garis menerus) maupun batas diperkirakan (garis putus-putus).
c. Penyebaran unsur geologi yang berupa bidang :
• Unsur geologi yang berupa bidang (batas Satuan Batuan, aliran lava, sisipan
batubara) yang mempunyai kedudukan mendatar (horisontal) atau kemiringan yang
kecil (kurang dari 9° ) pola penyebarannya akan sejajar mengikuti garis kontur.
• Unsur yang mempunyai kemiringan antara 10 ° hingga 79°, pada daerah lembah
penyebarannya akan membentuk huruf V dengan arah meruncing mengikuti arah
kemiringan perlapisan tersebut.
• Unsur geologi yang berupa bidang (batas Satuan Batuan, dike, sesar, urat kuarsa)
yang mempunyai kedudukan tegak (vertikal) atau kemiringan yang besar (lebih
besar dari 80° ) pola penyebarannya akan merupakan garis lurus, memotong garis
kontur.
d. Penyebaran tanda-tanda struktur
Tanda struktur disini dapat berupa :
• Tanda jurus & kerniringan : perlapisan batuan sedimen, foliasi (pada batuan
metamorf).
• Tanda jurus & kemiringan kekar dan sesar.
• Tanda sesar, baik sesar turun, sesar naik, sesar sesar mendatar. Tanda tersebut dapat
bersifat sesar pasti (garis menerus), sesar diperkirakan (garis putus-putus) maupun
sesar tertimbun air atau sedimen muda (titik-titik).
• Tanda perlipatan antiklin dan sinklin, perlu disertakan arah penunjamannya.
e. Legenda atau Keterangan
Legenda atau keterangan biasanya ditaruh disamping atau di bawah peta geologi. Pada
Legenda diberikan :
• Penjelasan tentang warna atau tanda yang dipakai pada peta geologi.
• Urutan stratigrafi dari satuan yang ada di peta disusun secara superposisi.
• Hubungan antar satuan, ditunjukkan terutama mana yang merupakan hubungan
tidak selaras.
• Di bawah legenda warna atau tanda diberikan legenda tentang simbul struktur
maupun simbul gejala geologi lain yang ada di peta geologi.
f. Indeks lokasi daerah pemetaan :
• Indeks geografis/administratif.
• Indeks terhadap lembar peta yang berdampingan (adjoining sheets).
g. Beberapa profil :
• Dibuat memotong Satuan Peta dan struktur terbanyak.
• Arahnya sedapat mungkin tegak lurus jurus perlapisan atau sumbu lipatan.
• Sebaiknya lurus, kalau harus berbelok, sudut pembelokannya tidak lebih dari 30°
(Mustaghfirin, 2014).

Pemetaaan geologi suatu daerah sangat diperlukan dengan adanya perkembangan serta
majunya peradaban bahwa benda-benda yang menjadi kebututuhan manusia saat ini berupa
hasil minyak dan gas bumi, emas, tembaga, besi, perak, batu bara, dan air tanah semua
bahan tersebut harus diambil dalam bumi. Sehingga bagian dari ilmu geologi yakni
pemetaan geologi sangat penting dalam kegiatan eksplorasi sampai kegiatan ekspolitasi
Kegiatan pemetaan geologi juga diperlukan untuk memetakan bencana geologi yang
meliputi status bencana, titik serta jalur evakuasi, sehingga dapat bermanfaat bagi daerah
yang memiliki potensi bencana berupa bencana gunungapi, bencana longsor (Sari, 2020).

Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan


batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur
geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot
data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar). Catatan hasil observasi
lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku
terutama dalam penamaan batuan. Tatanama batuan dan pengelompokkan satuan batuan
harus mengikuti aturan Sandi Stratigrafi (Noor, 2009).

Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama: kelompok geologi sederhana, kelompok
geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Ketiga tingkat kompleksitas geologi ini
dapat terjadi di daerah tertentu. Uraian tentang batasan umum untuk tiap-tiap kelompok
tersebut beserta tipe lokalitasnya adalah sebagai berikut:
1. Kelompok geologi sederhana
Endapan batubara dalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi secara signifikan
oleh lipatan, sesar, dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai, menerus
secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai pencabangan.
Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi
yang signifikan.
2. Kelompok geologi moderate
Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih
bervariasi sampai tingkat tertentu dan telah mengalami pengaruh tektonik pascaproses
pengendapan, ditandai oleh adanya pelipatan dan sesar. Kelompok ini dicirikan pula
oleh kemiringan lapisan yang sedang dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta
munculnya pencabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti
sampai ratusan meter. Kualitas batubara dapat dipengaruhi secara langsung berkaitan
dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi maupun
pasca pengendapan.
3. Kelompok geologi kompleks
Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang
kompleks atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif yang
mengakibatkan terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. namun
sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter.
(SNI 5015:2019).
BAB III
METODOLOGI PEPRCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Pensil
b. Drawing pen
c. Penghapus
d. Rautan pensil
e. Papan scanner
f. Penggaris
g. Busur
h. Pensil warna
3.1.2 Bahan
a. Kertas HVS A4
b. Peta dasar

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Peta Lintasan
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat peta lintasan.
b. Diambil peta dasar dan diletakkan pada papan scanner agar lebih memudahkan
dalam mengerjakan.
c. Diplot data strike/dip yang sudah diberikan pada peta dasar yang sudah diletakkan.
pada papan scanner dengan menggunakan busur pada titik LP yang sudah ada.
d. Dibuat simbol litologi pada masing-masing data strike/dip yang sudah diplot
mengikuti data litologi yang sudah diberikan.
e. Dibuat garis putus-putus untuk menandakan jalur lintasan menyesuaikan urutan titik
LP dari peta dasar yang sudah ada.
f. Dituliskan legenda pada peta lintasan mengikuti simbol yang ada pada peta lintasan
tersebut.
3.2.2 Peta Geologi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat peta geologi.
b. Diambil peta dasar dan diletakkan pada papan scanner agar lebih memudahkan
dalam mengerjakan.
c. Diplot data strike/dip yang sudah diberikan pada peta dasar yang sudah diletakkan
pada papan scanner dengan menggunakan busur pada titik LP yang sudah ada.
d. Diinterpretasikan batas persebaran batuan pada peta geologi berdasarkan data yang
sudah diberikan.
e. Diwarnai peta geologi dengan hasil batas persebaran batuan pada peta geologi yang
sudah diinterpretasikan.
f. Dituliskan legenda pada peta lintasan mengikuti simbol yang ada pada peta lintasan
tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peta Lintasan


Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan
bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta seringkali sangat
efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek-obyek alamiah maupun obyek buatan
manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya.
Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis
apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara umum peta
diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah
dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan-
tulisan untuk identifikasinya. Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi.
Sedikit banyak jika dibandingkan dengan peta pada umumnya, sedikit banyak jika
dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta lintasan adalah peta yang menggambarkan
penyebaran batuan dan struktur geologi disuatu lintasan pemetaan.

Lintasan geologi merupakan rangkaian pengamatan, yang didapatkan dengan cara


melintasi suatu wilayah, yang hasilnya akan disajikan dalam bentuk penampang geologi
atau peta lintasan geologi. Cara ini ditempuh apabila peta dasar tidak tersedia atau skala
peta tidak dapat menjangkau kedetailan data yang akan direkam. Cara ini umumnya
dilakukan pada pemetaan geologi pendahuluan (reconnaissance mapping). Salah satu cara
yang digunakan untuk melakukan pembuatan lintasan geologi adalah dengan pengukuran
kompas.

Lintasan geologi terbagi menjadi dua macam, yaitu peta lintasan tertutup dan peta lintasan
terbuka. Setiap lintasan memiliki koreksinya masing-masing yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya pergeseran pada saat pengukuran kompas. Lintasan terbuka adalah
suatu pengambilan lintasan pengukuran yang dimulai dari titik awal yang diikatkan dengan
titik pasti dan lintasan pengukuran diakhiri dengan tidak kembali ke titik awal, sedangkan
lintasan tertutup adalah suatu pengukuran dimana titik akhir pengukuran berimpit dengan
titik awal pengukuran yang terikat dengan titik pasti.
4.2 Peta Geologi
Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi. Sedikit banyak jika dibandingkan
dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan gambaran mengenai informasi
mengenai sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur, tektonika dan lain
sebagainya yang behubungan dengan sumber daya. Peta geologi ialah salah satu dari
bentuk data dan informasi geologi dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat kualitas
yang berdasarkan skala. Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari
obyek-obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan
antara satu obyek dengan obyek lainnya. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran
konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang
datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan-tulisan untuk identifikasinya,
sedikit banyak jika dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan
peta yang menggambarkan penyebaran batuan dan struktur geologi disuatu lintasan
pemetaan.

Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar dengan warna, simbol dan beberapa
corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi geologi tersebut harus
menggunakan beberapa aturan teknis seperti sebagian unsur permukaan bumi digambar
dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu, batas-batas satuan batuan ataupun
struktur yang berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan
beku. Untuk perbedaan jenis yang terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna.
Sedangkan untuk batuan sedimen tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip).

Peta geologi umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi/rupabumi) dengan
cara memplot singkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta
dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan
menggunakan kompas geologi. Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum geologi
dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan serta unsur unsur strukturnya
sehingga menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap. Peta geologi dibuat berlandaskan
dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas
dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan
atau dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik yang
menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
4.3 Interpretasi Peta
4.3.1 Interpretasi Peta Lintasan

Gambar 4.2 Preta Lintasan

Daerah pemetaan desa geologi mempunyai sebaran batulanau dan juga batupasir yang
dapat dilihat dari peta lintasan. Dari data yang didapat arah strike dari batuan yaitu berada
pada kuadran satu atau strike dari N59E hingga N90E sehingga didapatkan arah dip berada
pada kuadran yang ketiga. Dimana pada keseluruhan STA tersebut berisi dua jenis litologi
batuan yaitu batupasir dengan batulanau. Batupasir menempati 20 STA dan batulempung
menempati 8 STA dengan dip yang hampir horizontal sehingga untuk menarik persebaran
batuan nya dapat menggunakan hukum v. Dengan menggunakan hukum v untuk melihat
persebaran batuan ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu kedudukan dari batuan
tersebut. Jika singkapan batuan tersebut mempunyai dip yang hampir horizontal maka
persebarannya akan mengikut kontur dan namun masih meootng kontur tetapi sedikit saja.
Dari hasil yang sudah didapatkan dari penerapan hukum v didapapatkan perbandingan
antara batupasir dan batulanau adalah kurang lebih 40% dan 60%, 40% untuk batulanau
dan 60% untuk batupasir.
4.3.2 Interpretasi Peta Geologi

Gambar 4.2 Peta Geologi

Berdasarkan hasil interpretasi peta geologi daerah desa geologi data 2 dengan skala 1 :
25.000 dari hasil yang sudah didapatkan dari penerapan hukum v didapapatkan
perbandingan antara batupasir dan batulanau adalah kurang lebih 40% dan 60%, 40%
untuk batulanau dan 60% untuk batupasir Dapat disimpulkan batuan yang dominan lebih
banyak yaitu satuan batupasir desa geologi. Berdasarkan data yang diberikan, total LP nya
yaitu sebanyak 28 LP dengan 20 LP yang memiliki litologi batupasir dan 8 LP memiliki
litologi batulanau, persebaran bauan dari arah timur laut-barat daya dan dip nya dominan
ke arah tenggara, dengan batupasir yang memiliki daerah dominan berada di utara peta dan
batulanau berada di selatan peta. Sesuai dengan arah dip, batuan yang terendapkan lebih
dahulu adalah batulanau. Peta geologi turut ditampilkan bertujuan untuk memberikan
informasi pendukung sebagai acuan dasar dari informasi geologi daerah tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu:
a. Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi. Sedikit banyak jika
dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan gambaran
mengenai informasi mengenai sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur,
tektonika dan lain sebagainya yang behubungan dengan sumber daya. Peta geologi
ialah salah satu dari bentuk data dan informasi geologi dari suatu wilayah atau daerah
dengan tingkat kualitas yang berdasarkan skala. peta lintasan adalah peta yang
menggambarkan penyebaran batuan dan struktur geologi disuatu lintasan pemetaan.
Lintasan geologi merupakan rangkaian pengamatan, yang didapatkan dengan cara
melintasi suatu wilayah.
b. Berdasarkan hasil interpretasi peta geologi daerah desa geologi data 2 dengan skala 1 :
25.000 dari hasil yang sudah didapatkan dari penerapan hukum v didapapatkan
perbandingan antara batupasir dan batulanau adalah kurang lebih 40% dan 60%, 40%
untuk batulanau dan 60% untuk batupasir Dapat disimpulkan batuan yang dominan
lebih banyak yaitu satuan batupasir desa geologi. Berdasarkan data yang diberikan,
total LP nya yaitu sebanyak 28 LP dengan 20 LP yang memiliki litologi batupasir dan
8 LP memiliki litologi batulanau, persebaran bauan dari arah timur laut-barat daya dan
dip nya dominan ke arah tenggara, dengan batupasir yang memiliki daerah dominan
berada di utara peta dan batulanau berada di selatan peta. Sesuai dengan arah dip,
batuan yang terendapkan lebih dahulu adalah batulanau.
c. Kegunaan peta lintasan adalah menggambarkan suatu penyebaran batuan dan struktur
geologi disuatu lintasan pemetaan.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat diberikan rincian format pada saat praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Geologi Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

Gusman, Mulya. 2010. Konsep Eksplorasi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Noor, Djauhari dan Sunarwan, Bambang. 2013. Pemetaan Geologi Berbasis Penafsiran
CitraSRTM-90m Daerah Kabupaten Sarmi, Papua. Bogor: CV. Graha Ilmu.

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: CV. Graha Ilmu.

Sari, Sili Nupita dan Jati, Stevanus Nalendra. 2020. Perkembangan Pemetaan Geologi
Secara Digital.

SNI 5015:2019. Pedoman Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya, dan Cadangan
Batubara. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Samarinda, 27 Oktober 2022


Asisten Praktikan

Asrin Fadil Sulaiman Muhamad Adrian Pratama


NIM. 1909085007 NIM. 2009086028
LAMPIRAN
GAMBAR PETA LINTASAN

GAMBAR PETA GEOLOGI

Anda mungkin juga menyukai