Anda di halaman 1dari 8

Peta Geologi (Geologi Map)

Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah. Yang meliputi
susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan bentuk-bentuk ( struktur ) dari masing-
masing satuan batuan tersebut.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain : jenis-jenis batuan.
Ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan / urutan satuan batuan, struktur,
pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta proses yang pernah terjadi didaerah ini. Peta
geologi adakalanya dibuat berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan
ilmiah ( science ), untuk kepentingan pertambangan atau teknik sipil ( engrinering ) atau
kepentingan lain misalnya  pertanian lingkungan dsb. Hal secara prinsip sama,
misalnya pada “ peta geologi teknik “, disamping dicantumkan jenis batuan, disini juga
dibedakan hasil pelapukan ( soil ), tanah timbunan, juga sifat-sifat teknik batuan, muka
air tanah, kedalam bataun dasar dsb.
2.2.2 Peta Topografi dan Skala Peta
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur
permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu.  Peta seringkali sangat efektif
untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia,
baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sebagaimana
dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila
dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata.  Kebanyakan dari peta yang
dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna
peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga
disajikan dalam peta. Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk
lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai
untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti
adalah memakai garis kontur.
Garis kontur adalah suatu garis di peta yang mewakili hubungan garis imaginer (hayal)
yang terdapat di permukaan tanah yang mempunyai ketinggian yang sama. Adapun
sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut:

1. Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui suatu lembah atau sungai
yang berada di daerah berelief tinggi, seperti hulu sungai.
2. Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu puncak bukit akan berbentuk
melingkar tertutup. Bagian puncak bukit adalah merupakan bagian tertinggi dari
kontur yang membentuk lingkaran tertutup.
3. Garis kontur pada daerah yang berlereng landai dicirikan oleh spasi kontur yang
renggang.
4. Garis kontur pada daerah yang berlereng terjal dicirikan oleh spasi kontur yang
rapat.
5. Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili wilayah yang memiliki  lereng
yang seragam
6. Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan lainnya, kecuali jika
berada di daerah lereng yang menggantung (overhanging).
7. Perubahan arah kemiringan lereng selalu diperlihatkan dengan perulangan dari
ketinggian yang sama seperti dua buah garis kontur yang berbeda dengan nilai
ketinggian yang sama.

 
Relief adalah perbedaan ketinggian antara dua titik/lokasi. Relief maksimal adalah
perbedaan tinggi maksimal dan tinggi minimal pada suatu wilayah. Pada peta, relief di
nyatakan dengan interval kontur. Nilai interval kontur pada garis kontur yang berurutan
biasanya diformulasikan dengan skala peta dibagi dengan angka 2.000. Sebagai
contoh, peta dengan skala 1 : 25.000 mempunyai interval kontur 12.5 meter, sedangkan
peta skala 1 : 50. 000 mempunyai interval kontur 25 meter.
Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar (base maps) dan merupakan peta yang
mendasari dalam pembuatan peta geologi. Sebagaimana diketahui bahwa peta dasar
tidak saja diperlukan oleh para ahli geologi, namun juga diperlukan oleh para ahli teknik
lainnya dan para teknisi serta para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya atau
melaksanakan suatu proyek pembangunan. Ketelitian suatu peta sangat ditentukan
oleh Skala Peta. Skala peta adalah suatu perbandingan antara obyek yang terdapat di
permukaan bumi dan di atas peta. Dalam prakteknya, skala peta ditentukan oleh
kebutuhan si pengguna. Untuk perencanaan teknis, seperti perencanaan gedung,
saluran drainase, kontruksi bangunan dan pondasi bendungan, umumnya
menggunakan skala peta yang besar, yaitu skala 1 : 500 ; 1 : 1.000, 1 : 2.000; atau 1 :
5.000.
 
 
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar)
keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan
perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan penggunaannya, salah satunya adalah peta geomorfologi yang
digunakan seorang geologist untuk menggambarkan/memberikan dan mengkaji
informasi tentang bentang alam suatu daerah. Untuk membuat suatu peta
geomorfologi, biasanya geologist menggunakan peta topografi.

contoh peta geomorfologi yang dibuat oleh kartograf luar negeri


2 Peta Topografi
2.1 Pengertian
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu
garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan
membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi
yang terpetakan tersebut.
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama
dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur
mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi
yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada
posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief
(berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang
datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan,
elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara
umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-
ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan
alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar.
Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajik an informasi spasial dari
unsur-unsur pada muka bumi dan di bawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi
dan unsur-unsur buatan manusia.
Peta topografi ialah peta yang menunjukkan keadaan muka bumi sebuah kawasan,
selalunya menggunakan garisan kontur dalam peta modern. Peta topografi mestilah
mempunyai garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan
koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garisan lintang dan bujur.
Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini
dapat menunjukkan sesebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan
sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta
rupa bumi.
Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini
dapat menunjukkan sebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan
sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta
rupa bumi. Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat
digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta
arkeologi dan peta turis (lihat Prihandito 1989: 17). Dalam survei arkeologi, peta
topografi berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang wilayah yang diteliti.
Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu berat, peta yang sudah ada
dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis. Pemetaan tersebut, meskipun
hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data
arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).
Peta topografi adalah peta yang memiliki informasi tentang ketinggian permukaan tanah
pada suatu tempat terhadap permukaan laut, yang digambarkan dengan garis-garis
kontur. Informasi topografi yang terdapat pada peta topografi dapat digunakan untuk
membuat model tiga dimensi dari permukaan tanah pada peta tersebut. Dengan model
tiga dimensi maka objek pada peta dilihat lebih hidup seperti pada keadaan
sesungguhnya di alam, sehingga untuk menganalisa suatu peta topografi dapat lebih
mudah dilakukan. Sebagai bagian dari komunitas ahli ilmu kebumian, kita pasti sudah
tidak asing lagi dengan peta topografi. Peta topografi ini penting, karena sebagai peta
dasar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar bagi pengembangan sebagai peta-peta
tematik lainnya.

contoh peta topografi yang umumnya digunakan sebagai peta dasar untuk pembuatan
berbagai jenis peta tematik
Di Indonesia, khususnya pada tambang batubara, di mana keberadaan potensi
batubaranya masih banyak yang dijumpai pada kedalaman kecil (dangkal), maka
tambang terbuka adalah pilihan yang paling tepat dan ekonomis. Tetapi di Jepang, di
mana peraturan tentang perubahan bentang alam (morfologi) sangat ketat, semua
tambang batubara yang beroperasi pada abad 20,menerapkan tambang bawah tanah.
Ketetapan tersebut juga mensyaratkan potensi batubara yang berada pada kedalaman
250 meter di bawah dasar cekungan air (laut maupun danau) tidak boleh ditambang.
Dalam hal ini peta topografi tidak akan banyak gunanya bagi perencanaan tambang,
kecuali untuk penempatan fasilitas-fasilitas tambang yang memang harus berada di
permukaan.
Untuk kebutuhan perencanaan tambang terbuka, peta topografi memegang peranan
sentral, karena dari sini nantinya akan diturunkan beberapa satuan peta, seperti:

1. Peta hasil eksplorasi, yang memuat informasi tentang posisi singkapan batubara,
posisi titik bor, dll.
2. Peta ketebalan batubara
3. Peta ketebalan overburden
4. Peta distribusi fungsi kualitas, misalnya kadar sulfur, distribusi kalori, dll.
5. Peta jalan tambang dan kemiringan lereng
6. Peta kemajuan tambang
7. Peta perencanaan drainase tambang (peta penyaliran) Dan lain-lain

Salah satu peta tematik yang memanfaatkan informasi geomorfologi


2.2 Bagian-bagian Peta Topografi
1. Judul Peta

Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan
oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul
yang berbeda pula.

2. Nomor Peta

Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta. Selain sebagai nomor
regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk   jika kita
memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di
bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta
yang ada di sekeliling peta tersebut.

3. Koordinat Peta

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :

1. Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak  
lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit,
dan detik.

1. Koordinat Grid

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap
suatu titik acuan. Untuk   wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat
Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke
utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur. Sistem koordinat
mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas
dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8
angka dan 10 angk a (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).

4. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :

25. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m)
jarak horizontal di medan sebenarnya.
26. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak
horizontal.
27. Legenda Peta

Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat
simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi,
jalan setapak , jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di
Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi
Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS
(American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun
1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar k ontur)
25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan
interval k ontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

6. Tahun Peta

Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut,
semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

7. Arah Peta

Hal yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah
Arah Utara Peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara
yaitu :

1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara
bumi.
2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis
kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta. Kutub utara
magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena
pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan
adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi
magnetis.
4. Deklinasi Peta: adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini
terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat
vertikal yang digambarkan pada peta.
5. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
6. Deklinasi Peta magnetis: Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara
magnetis bumi.
7. variasi Magnetis: perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.
Contoh peta geomorfologi lengkap dengan bagian-bagian pelengkapnya
2.3 Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama
dari permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :

1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.


2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang
curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan
gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.

1. Membaca garis kontur


2. Punggungan Gunung

Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf “U” dimana
Ujung dari huruf “U” menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur
diatasnya.

2. Lembah atau Sungai

Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk “n” (huruf “V”
terbalik ) dengan Ujung yang Tajam.

3. Daerah landai datar dan terjal curam

Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis


konturnya rapat.

1. Menghitung harga interval kontur

Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk   mencari
interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk
semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000,
tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500
x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun
dapat dicari dengan:
Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B Hitung
selisih ketinggiannya (antara A dan B) Hitung jumlah kontur antara A dan BBagilah
selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya adalah interval
kontur.

Seorang geologis dituntut untuk dapat jeli membaca garis kontur dan
mengintepretasikannya
3 Kemiringan Lereng
3.1 Pengertian
Kemiringan lereng adalah tingkat kemiringan suatu daerah yang diproyeksikan pada
satuan derajat atau persen, dan Van Zuidam sendiri mengelompokkan satuan
kemiringan tersebut ke dalam beberapa kelompok, dan disimbolkan melalui warna-
warna khusus.

Anda mungkin juga menyukai