Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH GEOMATIKA

THEODOLIT DAN TOTAL STATION

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ABIDZAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta • 55183
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohiim…
         Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
         Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan
dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah
Geomatika, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis sehingga mampu memahami
segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
         Makalah ini, penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya mempelajari
proses pembelajaran, karena konsep-konsep pembelajaran ini akan sangat membantu dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara belajar atau aspek-aspek pembelajaran.
          Terima kasih kepada dosen mata kuliah Geomatika atas segala bimbingannya, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
           Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
                                                        

                                                                            Yogyakarta, 09 Maret 2017

                                                                                          
  Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….....
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………...
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………...
B. TUJUAN……………………………………………………………………
C. MANFAAT…………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..
A. DEFINISI THEODOLIT & TOTAL STATION
B. JENIS-JENIS THEODOLIT & TOTAL STATION
C. TATA CARA PENGGUNAAN THEODOLIT & TOTAL STATION
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN THEODOLIT & TOTAL
STATION
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………...
A. KESIMPULAN……………………………………………………………..
B. SARAN……………………………………………………………………..
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Geomatika merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk


topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi. Geomatika menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti
rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran ini.
Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan
konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel
kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun
dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi
biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat
pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan waterpas, theodolit. Total station dan
sebagainya dapat mengasilkan data dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.

B. TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.
2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan Theodolit.
3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.

C. MANFAAT
1. Dapat menginformasikan cara mengoprasikan Theodolit.
2. Dapat menginformasikan peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan Theodolit
3. Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, dan sudut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI THEODOLIT & TOTAL STATION


Theodolite dan Total Station merupakan alat survey yang bisas digunakan oleh
para surveyor pada pekerjaan pengukuran tanah. Masing-masing dari alat tersebut
mempunyai perbedaan fungsi di lapangan. Pada perkembangan jaman yang
semakin modern ini, Theodolite dan Total Station tersebut menjadi perangkat
yang ampuh untuk membantu kinerja pengukuran tanah. walaupun harganya
terbilang mahal akan tetapi mampu memberikan kontribusi yang luar biasa di
bidang pengukuran tanah

1. Theodolit
Theodolite merupakan alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu
pengukuran kontur tanah pada wilayah tertentu. Produk dari pengukuran
wilayah menggunakan theodolite ini salah satunya adalah peta situasi dan peta
kontur tanah. Peta situasi adalah peta suatu wilayah yang dihasilkan dari
pengukuran di lapangan yang didalamnya terdapat data letak bangunan,
elevasi tanah atau kontur, letak pohon, letak saluran drainase, koordinat
bangunan tertentu, benchmark, sungai, dan sebagainya. Sedangkan peta kontur
berisi data kontur tanah saja pada wilayah tertentu. Theodolite ini juga bisa
juga digunakan untuk pengukuran bendungan, sungai, tebing, jalan, setting out
bangunan. Setting out bangunan adalah kegiatan menentukan patok-patok
pondasi di lapangan.
2. Total Station
Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit
alat. Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa
menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu
kalkulator lagi.
Berikut ini penjabaran mengenai pengertian Total station :
1) Total Station : adalah peralatan elektronik ukur sudut  dan jarak (EDM)
yang menyatu dalam 1 unit alat.
2) Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang  berupa
on-board/internal, external (elect field book) atau berupa card/PCMCIA
Card.  -> salah catat tidak ada.
3) Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi dll)
di dalam alat. Juga mampu menjalankan program-program survey, misal :
Orientasi arah, Setting-out, Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung
type total stationnya.
4) Untuk type “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan
dilengkapi dengan ATR-Automatic Target Recocnition, pengenal objek
otomatis (prisma).
5) Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz &
V, kesalahan diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat
sangat akurat.
6) Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari
theodolite manual dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.
7) Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less
EDM ( EDM tanpa reflector )
8) Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta
dengan program mapping software.

Setelah mengenal apa itu theodolite dan total station, lantas apakah perbedaaan
kedua alat ukur ini?
Theodolite sebenarnya adalah alat pengukur sudut saja, jadi data primer yang
dihasilkan dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal dan bacaan rambu
ukur. Untuk mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari
EDM, meteran atau dengan tachimetri. Sedangkan Total station langsung bisa
mendapatkan data sudut dan jarak dalam satu pengukuran.
Kedua stasiun theodolite dan total station yang digunakan untuk mengukur sudut
horisontal dan vertikal selama mensurvei dan proyek. Masing-masing memiliki
pro dan kontra tertentu yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Secara
umum, hal itu akan tergantung pada waktu, uang, tenaga, dan keahlian yang telah
tersedia pada saat penentuan alat yang tepat untuk pekerjaan Anda dan tentunya
bila ada mengininkan keakuratan dalam pekerjaan konstruksi atau design anda
saat survei gunakanlah alat Laser Auto Level.
Meskipun theodolites telah digunakan selama ratusan tahun, operasi utama dari
alat ini tetap sama. theodolite terdiri dari teleskop bergerak dipasang antara sumbu
vertikal dan horisontal. Sudut dari masing-masing sumbu dapat diukur dengan
presisi cukup akurat selama operator memiliki pengetahuan yang cukup
menggunakan alat dan trigonometri dasar. Namun, penggunaan theodolite secara
umum memerlukan bantuan dari setidaknya satu orang lain selain operator utama
untuk membantu mengukur dan menyelaraskan sudut. Ketika menghitung presisi,
sangat penting bahwa kedua operator yang terlatih dan memahami semua elemen
pengumpulan data; ini mungkin termasuk meratakan saham tripod / theodolite dan
pengukuran, serta menyelaraskan tiang dan mengukur garis untuk mengumpulkan
data yang akurat, dan akhirnya menggunakan kemampuan matematika dan grafis
untuk menghasilkan output yang sesuai.

B. JENIS-JENIS THEODOLIT & TOTAL STATION


1. Theodolite
Berdasarkan teknologi yang disematkannya, ada dua macam theodolit yaitu
theodolit analog dan theodolit digital. Penggunaan theodolit analog saat ini
kurang begitu diminati karena selain rumit juga hasil pengukurannya kurang
akurat. Sedangkan theodolit digital sudah dipersenjatai oleh teleskop yang
terhubung dengan layar yang mampu menampilkan informasi sudut horisontal
dan vertikal.
a) Menurut prinsip kerjanya, theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis
antara lain :
1. Repeating Theodolit
Repeating theodolit bekerja dengan melakukan pengulangan sudut
terhadap skala graduasi. Hasil pengukuran yang ditampilkan
merupakan rata-rata dari pembagian terhadap jumlah sudut bacaan
yang ditangkapnya. Theodolit ini biasanya digunakan area yang tidak
stabil atau terbatas. Repeating theodolit diklaim merupakan theodolit
yang mampu memberikan hasil pengukuran paling akurat daripada
theodolit-theodolit lainnya karena bekerja dengan membandingkan
nilai-nilai sudut yang diterima, bukan hanya sebuat sudut saja.
2. Direction Theodolit
Cara kerja direction theodolit adalah memanfaatkan bentuk lingkaran
untuk menentukan besar suatu sudut. Saat pengaturan lingkaran
dilakukan, teleskop juga perlu disesuaikan pada arah datangnya
beberapa sinyal sehingga pembacaan nilai sudutnya dikerjakan melalui
segala arah. Hasil pengukurannya diperoleh dengan menghitung hasil
pengukuran bacaan pertama dikurangi pengukuran bacaan kedua.
Direction theodolit sering diandalan oleh surveyor untuk menentukan
titik dengan mengukur sudut dari titik-titik yang sudah diketahui.
3. Vernier Transit Theodolit
Vernier transit theodolit ditanami dengan teleskop yang
memungkinkan bidikannya bisa berbalik kembali sehingga
penghitungan besaran sudutnya pun dilakukan sebanyak dua kali
berturut-turut. Oleh sebab itu, vernier transit theodolit dipercaya
mampu menghasilkan pembacaan sudut yang minim kesalahan.
Sayangnya, jenis theodolit ini tidak dilengkapi skala pembesaran dan
pengukuran di mikrometer. Karena bobotnya cukup ringan dan mudah
dipindahkan, vernier transit theodolit sering diaplikasikan di lokasi
proyek pembangunan. Theodolit ini juga tersedia dalam dua tipe yaitu
theodolit yang bisa membaca sudut horisontal dan sudut vertikal, serta
theodolit yang hanya mampu menghitung sudut horisontal saja.

b) Menurut konstruksinya, theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis


antara lain :
1. Theodolit Reiterasi
Theodolit ini didukung oleh skala mendatar yang menjadi satu dengan
klep sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur. Contoh-
contohnya yaitu theodolit T0 WILD dan theodolit DKM-2A KEM.
2. Theodolit Repetisi
Theodolit yang disokong oleh lingkaran mendatar yang bisa diatur-atur
mengelilingi sumbu tegak sehingga bacaan lingkaran nol derajat-nya
dapat ditentukan ke arah yang diinginkan. Contoh-contohnya antara
lain theodolit TM 6, theodolit TL 60-DP SOKKISHA, theodolit TL 6-
DE TOPCON, dan theodolit TH-51 ZEISS.

c) Menurut system bacanya, theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis


antara lain :
1. Theodolit Indeks Garis
2. Theodolit Nonius
3. Theodolit Mikrometer
4. Theodolit Konsidensi
5. Theodolit Otomatis

d) Menurut tingkat ketelitiannya, theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga


jenis antara lain :
1. Theodolit Presisi
2. Theodolit Satu Sekon
3. Theodolit Sepuluh Sekon
4. Theodolit Satu Menit
5. Theodolit Sepuluh Menit

2. Total Station
a) TOTAL STATION SOKKIA : 
1.total station sokkia set 320 kcf 
2.total station set 520 
3.total station 250 rx 

b) TOTAL STATION TOPCON  gts 230N : 


1.total station topcon 233N 
2.total station topcon 235N 
3.total station topcon 236N 
4.total station topcon 239N 

c) TOTAL STATION TOPCON GPT 3100N : 


1.total station topcon 3102N 
2.total station topcon 3103N 
3.total station topcon 3105N 
4.total station topcon 3107N 

d) AUTOMATIC LEVEL / WATERPASS NIKON : 


1.AUTOMATIC LEVEL NIKON AC-2S 
2.AUTOMATIC LEVEL NIKON AE-7 
3.AUTOMATIC LEVEL NIKON AP-8 
4.AUTOMATIC LEVEL NIKON AS-2

Total Station memiliki bagian-bagian sebagai berikut :


Dengan sekitar lebih dari 40 model yang berbeda yang tersedia untuk memilih,
mereka saat ini instrumen dominan dalam survei.

EDM komponen instrumen dipasang di Total Station relatif kecil tetapi masih
memiliki rentang jarak yang cukup untuk sebagian besar pekerjaan.Panjang
sampai sekitar 2 km dapat diukur dengan prisma tunggal, dan sampai sekitar 6
sampai 7 km dengan prisma tiga.

Resolusi Sudut tersedia Total Stations bervariasi dari serendah setengah detik
untuk instrumen yang tepat cocok untuk survei kontrol, hingga 20 “untuk
instrumen dibuat khusus untuk pengintaian konstruksi.

C. TATA CARA PENGGUNAAN THEODOLIT DAN TOTAL STATION


1. Theodolit
1) PERSYARATAN OPERASI THEODOLIT
 Sumbu ı harus tegak lurus dengan sumbu ıı (dengan menyetel nivo
tabung dan nivo kotaknya).
 Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu ıı.
 Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan indeks skala
tegak.
 Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu
ıı.
2) CARA-CARA PENYETELAN THEODOLIT:
 Dirikan statif sesui dengan prosedur yang ditentukan.
 Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan landasan
peawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
 Stel nivo kotak dengan cara:
Ø Putarlah sekrup A,B secara bersama-sama hingga gelembung
nivo bergeser kearah garis sekrup C. (lihat gambar a)
Ø Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo
bergeser ketengah (lihat gambar b)
Ø Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.
Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel
(A,B,C), maka caranya adalah:
Ø Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B (lihat
gambar a)
Ø Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama,
hingga gelembung nivo bergeser ke tengah (lihat gambar a)
Ø Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat gambar b)
Ø Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo
bergeser ketengah.
Ø Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo
tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah

3) PENGOPERASIAN THEODOLIT
Penyiapan Alat Theodolite
Cara kerja penyiapan alat theodolita antara lain :
1.Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2.Tinggikan setinggi dada
3.Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4.Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5.Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6.Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7.Letakkan theodolite di tribar plat
8.Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9.Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak /
vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di
tiga sisi alat ukur tersebut.
10.Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar
mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di
tiga sisi alat ukur tersebut.
11.Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering
kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi
ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12.Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada
dinding.
13.Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran
dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk
mengetahui nilai kesalaha index tersebut.
Theodolite SOKKIA TM20E pandangan dari belakang

KETERANGAN :
1. .Tombol micrometer 13. Sekrup koreksi Nivo tabung
2. Sekrup penggerak halus vertical 14. Reflektor cahaya
3. Sekrup pengunci penggerak vertical 15. Tanda ketinggian alat
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal 16. Slot penjepit
5. Sekrup penggerak halus horizontal 17. Sekrup pengunci Nivo
Tabung Telescop
6. Sekrup pendatar Nivo 18. Nivo Tabung Telescop
7. Plat dasar 19. Pemantul cahaya penglihatan
Nivo
8. Pengunci limbus 20. Visir Collimator
9. Sekrup pengunci nonius 21. Lensa micrometer
10.Sekrup penggerak halus nonius 22. Ring focus benang diafragma
11.Ring pengatur posisi horizontal 23. Lensa okuler
12. Nivo tabung 24. Ring focus okuler
Theodolite SOKKIA TM1A pandangan dari samping kanan
KETERANGAN :
1. Ring focus objektif 10. Slot Penjepit
2. Ring bantalan lensa okuler 11. Pengunci limbus
3. Lensa okuler 12. Reflektor cahaya
4. Penutup Koreksi reticle 13. Nivo tabung
5. Sekrup pengunci penggerak vertical 14. Sekrup koreksi Nivo
6. Sekrup Pengatur bacaan Horizontal dan vertical 15. Nivo kotak
7. Sekrup penggerak halus vertikal 16. Sekrup pendatar Nivo
8. Pengunci limbus 17. Plat dasar
9. Tanda ketinggian alat
Theodolite SOKKIA TM1A pandangan dari samping kiri

KETERANGAN :
1. Visir Collimator 11. Penutup Koreksi reticle
2. Lensa objektif 12. Ring bantalan lensa okuler
3. Sekrup pengatur bacaan horizontal dan vertical 13. Ring focus benang
diafragma
4. Nivo tabung 14. Lensa okuler
5. Sekrup koreksi Nivo tabung 15. Lensa micrometer
6. Sekrup pengunci penggerak horizontal 16. Ring focus micrometer
7. Nivo kotak 17. Sekrup pengunci penggerak
vertical
8. Sekrup pendatar Nivo 18. Tombol micrometer
9. Plat dasar 19. Sekrup penggerak halus
vertical
10. Ring focus objektif 20. Sekrup penggerak halus
horizontal
2. Total Station
1) PRINSIP KERJA ALAT
Alat ukur total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi
dengan piringan horizontal, piringan vertikal, dan komponen pengukur
jarak. Dari ketiga primer ini (sudut horizontal, sudut vertikal, dan jarak)
bisa didapatkan nilai koordinat X, Y, dan Z serta beda tinggi. Data-data
tersebut direkam dalam memori dan selanjutnya bisa ditransfer ke
komputer untuk diolah menjadi kontur tanah.

2) TATA CARA KERJA


1. Centring Alat TS  
 Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik
atau pengukur 
 Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada
statif 
 Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok
melalui centering optik sampai benang centering mendekati titik
patok
 Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan
kembali 2 kaki statif yang diangkat tadi 
 Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif 
 Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan
memutar 3 sekrup
 A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung
udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran 
 Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat
berada di atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan
sekrup pengunci theodolit dan gerakkan theodolit secara perlahan
sambil melihat pada centering optik sampai benang centering optik
benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat
kencangkan kembali sekrup pengunci theodolite

2. Membuat Job baru pada TS untuk memulai pekerjaan baru

3. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal

Alat yang digunakan adalah satu buah TS dan dua buah reflektor.
Pembidikan
harus tepat menempatkan perpotongan benang yang terlihat pada lensa
ke ujung segitiga prisma yang lancip yang terletak pada reflektor.
Untuk memulai pengukuran pertama-tama salah satu reflektor
ditempatkan di
titik ikat, TS pada titik kerangka dasar disebelahnya dan reflektor yang
satunya lagi pada titik kerangka dasar di sebelah TS. Untuk selanjutnya
reflektor yang dipasang pada titik ikat dinamakan reflektor belakang
dan reflektor yang ditempatkan pada titik kerangka dasar dinamakan
reflektor muka..
Proses pengukuran KDH adalah sebagai berikut:

1) Reflektor belakang ditempatkan pada GD 01, TS pada GD 02, dan


reflektor muka pada KD 1-01;
2) Dalam keadaan biasa (face right) TS dibidikkan pada reflektor
belakang, didapat bacaan sudut dan jarak. Pembidikkan diulangi
sampai didapatkan dua lagi bacaan sudut;
3) Dalam keadaan biasa TS dibidikkan ke reflektor muka, didapat
bacaan sudut dan jarak. Pembidikkan diulangi agar didapat tiga
bacaan sudut;
4) TS diputar sehingga posisinya berada dalam keadaan luar biasa
( face left). TS dibidikkan ke reflektor muka sampai didapat tiga
bacaan sudut;
5) Dalam keadaan luar biasa TS dibidikkan ke reflektor belakang
sampai didapatkan tiga bacaan sudut;
6) Dilakukan pengecekan. Sesuai spesifikasi teknis selisih antara rata-
rata bacaan biasa belakang-muka, dengan rata-rata bacaan luar
biasa belakang-muka, tidak boleh lebih dari lima detik. Jika ya,
maka pengukuran harus diulang;
7) Pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengukuran jarak
mendatar menggunakan TS tersebut sebanyak 2 kali. Hal tersebut
memungkinkan Karena Pada TS sudah terdapat unit pengukur jarak
elektronik (EDM);
8) Bila memenuhi toleransi maka pengukuran KDH dilanjutkan ke
titik selanjutnya. Pertama-tama TS dipasang di KD 1-01, reflektor
belakang pada GD 02, dan reflektor muka pada KD 1-02. Caranya
adalah reflektor yang sebelumnya berada di GD 01 dipindahkan
bersama statifnya ke KD 1-02, TS yang sebelumnya berada di GD
02 dicopot dari statifnya, demikian pula reflektor yang berada di
KD 1-01 dicopot dari statifnya. Kemudian TS dipasang pada statif
yang berada di KD 1-01, dan reflektor dipasang pada statif yang
ada di GD 02;
9) Selanjutnya pengukuran dilakukan dengan cara seperti
sebelumnya.
  
4. Pengukuran Detil
Metode yang digunakan untuk pengukuran detil situasi adalah metode
tachimetry. Metode tachimetry banyak digunakan untuk memetakan
daerah yang luas dan detil-detil yang bentuknya tidak beraturan yang
diikatkan pada titik kontrol yang telah diketahui koordinatnya lewat
pengukuran titik-titik kerangka. Proses kerjanya adalah sebagai
berikut: 
1) Letakkan TS pada titik kerangka yang telah diukur sebelumnya
(titik GD01, GD02, KD1-01, KD1-02, GD05, dan GD06). Sebagai
contoh letakkan TS pada titik KD1-01 untuk mengukur titik batas
persil, jembatan, atau alur sungai;
2) Posisikan jalon yang telah terpasang prisma pada titik – titik detil
situasi yang akan dipetakan tersebut;
3) Bidik prisma tersebut melalui TS untuk mendapatkan bacaan sudut
mendatar dan sudut zenitnya, usahakan dibaca sebanyak 2 kali.
Contohnya membidik ujung jalan (A), kemudian membidik ujung
jembatan (B), dan membidik batas patok persil (C) dari titik KD1-
01. Usahakan membidik setiap detil objek yang diinginkan dari 1
titik semaksimal mungkin;
4) Kemudian tentukan juga jarak mendatar antara TS dengan titik
detil situasi tersebut menggunakan TS di tiap titik yang diukur
(A,B,C,D,E,…), diusahakan pembacaan jaraknya dilakukan 2 kali;
5) Record (rekam) titik – titik detil siuasi yang telah dibidik, dan
tentukan id untuk tiap titik detil situasi tersebut. Pengkodean id
titik yang diukur secara umum dapat dibedakan menurut unsur
titik, garis, dan luasan. Contohnya untuk data titik kerangka
menggunakan id dengan unsur titik. Untuk id jalan menggunakan
unsur garis, dan untuk id persil menggunakan unsur bidang atau
luasan;
6) Lakukan langkah – langkah diatas untuk titik – titik detil situasi
yang lain;

Pengolahan Data Total Station


Metoda yang akan digunakan untuk pengolahan data poligon yaitu
dengan menggunakan metoda Bowditch, dimana kesalahan
penutup sudut akan dibagi secara merata kesetiap titik yang diukur,
sedangkan kesalahan penutup jarak akan dikoreksikan ke setiap
absis dan ordinat. Tahapan pengolahan data poligon adalah sebagai
berikut :
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN THEODOLIT & TOTAL STATION
Theodolit
1) Kelebihan
Alat ini mempunyai beberapa kelebihan di antaranya dapat digunakan
untuk memetakan suatu wilayah dengan cepat. produk dari pengukuran
wilayah menggunakan theodolite ini salah satunya adalah peta situasi dan
peta kontur tanah
2) Kekurangan
Theodolite RDS
Fungsi: digunakan untuk mengukur beda tinggi, sudut vertikal, sudut
horisontal dan jarak horisintal.
Kelebihan dan kelemahan:
Pembacaan sudut vertikal dan horisontal dapat dilakukan sekaligus karena
ada micrometer RDS.
Memiliki lensa pembalik sehingga lebih mudah dalam pembacaan nilai
kurva atas dan bawah.

Statif
Fungsi: untuk  menyangga dan meletakkan theodolith dan waterpass
sehingga dapat digunakan untuk mengukur obyek.
Kelebihan dan kelemahan:
Ketinggiannya dapat diatur sesuai dengan keinginan pengamat.
Terbuat dari kayu atau metal/aluminium sehingga lebih ringan.
Kondisi bidang yang tidak rata dapat menyebabkan kesalahan pada saat
pengukuran.

Total Station
1) Kelebihan
Total station menggunakan sistem prisma dan laser untuk mengembangkan
pembacaan digital dari seluruh pengukuran selama pekerjaan Anda. Semua
informasi yang dikumpulkan dengan total station disimpan dalam sebuah
komputer eksternal di mana data dapat dimanipulasi dan ditambahkan ke
program CAD. Robotic total stasiun yang tersedia yang memungkinkan
operator untuk bekerja sendiri dengan menggunakan remote control.
Ketika menyelesaikan survei span jarak pekerjaan yang besar, terutama
daerah berbahaya, sebuah total station akan menyediakan hasil yang paling
handal dan akurat.
2) Kekurangan
Total station umumnya lebih baik untuk sebuah teodolit karena integrasi
digital dan presisi. Namun, kekurangan memakai total station adalah
sebagai berikut:
 Faktor harga yang jauh lebih mahal.
 Memerlukan pelatihan tidak hanya survei.
 Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan.
 Ketergantungan akan sumber daya manusia yang ada.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan
antara lain :
Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon tertutup, dimana titik awal
dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.
Ø  Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak dan
azimut dai suatu daerah.
Ø  Dari azimut yang didapatkan dapat diketahui koordinat titik – titik poligon yang
akan diplotkan ke kertas gambar.
Ø  Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor
manusia, faktor alat dan faktor alam.

B. SARAN
Ø  Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi.
Ø  Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
Ø  Pemilihan lokasi patok dengan tanah yang mendukung.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

ü  Frick, heinz.  1979.  Ilmu Ukur Tanah.   Kanisius.  Jakarta.


ü  http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ukur_tanah.
ü  Sosrodarsono.  Suyono.  1983.  Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT Pradnya
Paramita.  Jakarta.
ü  Wongsotjitro, Soetomo.  1964.  Ilmu ukur tanah.  Kanisius.  Jakarta

Anda mungkin juga menyukai