A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan
Dasar hukum dalam pelaksanaan sub kegiatan penelitian,
pengembangan dan perekayasaan di Bidang teknologi dan Inovasi, antara lain:
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 8 tahun 2019
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2019 (Lembar Daerah Nomor 276);
Peraturan Bupati Bangka Tengah Nomor 54 Tahun 2019 tentang
Penjabaran Peru- bahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2019 (Berita Dae- rah Nomor 837);
Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
Sosial Kementerian Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.22/V-
BPS/2010 tentang Penetapan Kabu- paten Bangka Tengah Sebagai
Kluster Gaharu Nasional;
Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam Nomor: P.25/IV- SET/2014 tentang Tata Cara Registrasi
Penangkaran/Budidaya Gaharu;
Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor:
188.44/37/Dishut/2009 ten- tang Penetapan Tanaman Gaharu
sebagai Tanaman Unggulan Lokal (TUL);
Dokumen Roadmap Pengembangan HHBK Kabupaten Bangka
Tengah Sebagai Kluster Gaharu Tahun 2014-2028.
2. Gambaran Umum
Kabupaten Bangka Tengah telah ditetapkan sebagai kluster gaharu
nasional berdasarkan Surat Keputusan Dirjen RLPS No. SK-22/V-BPS/2010.
Sejak tahun 2007 Pemkab Bangka Tengah telah banyak melakukan inokulasi
(penyuntikan gaharu) milik masyarakat baik menggunakan inokulan produksi
Bangka Tengah sendiri maupun inokulan dari Litbang dan bahkan inokulan dari
luar negeri. Dari hasil inokulasi tersebut, ada pohon gaharu yang cepat
membentuk gubal gaharu dan ada juga yang lambat dalam membentuk gubal
gaharu.
Sebelum berdirinya Kabupaten Bangka Tengah potensi pohon gaharu
sudah ada sejak lama di kabupaten ini. Adapun potensi tersebut sudah
tersebar di hutan-hutan Bangka Tengah. Selain di hutan, tanaman gaharu
tersebut sudah tumbuh di kebun-kebun masyarakat dan masyarakat sudah
sejak lama mengenal serta merasakan bahwa tanaman gaharu tersebut
memiliki potensi nilai ekonomis yang tinggi.
Setelah berdirinya Kabupaten Bangka Tengah dan semenjak tahun 2005
Pemda Bangka Tengah mulai menggarap potensi terebut, yaitu dengan
melakukan penanaman dalam upaya reboisasi hutan produksi yang saat itu
mengalami kondisi kritis. Disamping itu, pemerintah Kabupaten Bangka Tengah
juga telah membagikan bantuan bibit gaharu kepada masyarakat untuk
ditanam di kebun-kebun atau lahan pertanian masyarakat sebanyak 1.000.000
pohon (belum termasuk swadaya masyarakat) dan yang telah teregistrasi serta
meliki koordinat GPS sebanyak 377.758 pohon tersebar di 6 kecamatan,
Ada 3 faktor dalam yang menentukan keberhasilan suatu inokulasi
terhadap pohon gaharu yaitu jenis inokulan, tanah dan jenis tanaman. Hasil
kerjasama riset Bappelitbangda Bangka Tengah dengan Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia telah menghasilkan 27
klon unggul gaharu yang tersebar di 3 lokasi di Kabupaten Bangka Tengah.
Klon-klon ini perlu dilakukan perbanyakan dan dikumpulkan dalam satu lahan
sebagai bank klon tanaman gaharu unggul. Oleh sebab itu, kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan pembuatan kebun mini klon unggul gaharu.
2. Tujuan Kegiatan
Adapun kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan pembuatan kebun mini
klon unggul gaharu.
2. Tahapan Kegiatan
Perbanyakan 27 klon unggul gaharu
Perbanyakan 27 klon unggul gaharu dilakukan perbayakan secara
vegetative menggunakan metode sambung pucuk.
Persiapan lahan tanam
Lahan yang tersedia di samping Laboratorium HHBK seluas 40 m x
50 m dibersihkan menggunakan Excavator
Penanaman 27 klon unggul gaharu
Tanaman yang telah berusia 2 bulan dari proses sambung pucuk
ditanam di dengan jarak 3 m x 3 m
Pelaporan
Setelah kegiatan dilaksanakan kemudian dilaporkan ke PPK dan
Kepala Badan.
E. Jadwal Kegiatan
1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan
pengembangan inovasi dan teknologi pada sub kegiatan penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan di bidang teknologi dan inovasi selama 12
(dua belas) bulan sesuai dengan tahun anggaran berjalan.
2. Matriks Pelaksanaan Kegiatan
Bulan Ket
N
Uraian I VI
o I II III V VI VIII IX X XI XII
V I
1. Persiapan Kegiatan
a.Pembuatan KAK
b.Rapat rumusan pekerjaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Pelaporan Kegiatan
Mengetahui,