Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asphalt Mixing Plant (AMP)


Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,dikeringkan
dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang
memenuhi persyaratan tertentu.
Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi
menjadi dua tipe yaitu :
(1) Asphalt Mixing Plant yang permanen, dengan beberapa jenis cara
produksinya.
(2) Asphalt Mixing Plant yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat
dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran aspal.
Asphalt Mixing Plant dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari
satu tempat ke tempat lain. Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran
beraspal dan kelengkapannya,ada beberapa jenis Asphalt Mixing Plant,yaitu:
a. Asphalt Mixing Plant jenis takaran (batch plant)
b. Asphalt Mixing Plant jenis drum pencampur (drum mix)
c. Asphalt Mixing Plant jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan Asphalt Mixing Plant dikategorikan atas jenis
takaran (timbangan) atau jenis drum pencampur. Perbedaan utama dari Asphalt Mixing
Plant jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses
bekerjanya, pada Asphalt Mixing Plant jenis timbangan komposisi bahan dalam
campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada
Asphalt Mixing Plant jenis pencampur drum komposisi bahan dalam campuran
ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan yang diubah ke dalam satuan
volume atau dalam aliran berat per satuan waktu. Terlepas dari perbedaan jenis dari
Asphalt Mixing Plant,tujuan dasarnya adalah sama. Yaitu untuk menghasilkan campuran
beraspal panas yang mengandung bahan pengikat dan agregat yang memenuhi semua
persyaratan spesifikasi.

Proses pencampuran campuran beraspal pada Asphalt Mixing Plant jenis


takaran/timbangan dimulai dengan penimbangan agregat,timbangan untuk bahan
pengisi (filler) bila diperlukan dan diperuntukkan aspal sesuai komposisi yang telah
ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada
pencampur (mixer/pugmill) dalam waktu tertentu.
Pengaturan besarannya dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan
rencana- komposisi campuran, sehingga aliran material ke masing-masing bin pada bin
panas menjadi lancar dan berimbang.
B. Jenis-jenis Asphalt Mixing Plant (AMP)
Apabila ditinjau dari cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya,
ada beberapai jenis AMP, yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai dengan
penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlakukan dan aspal sesuai
komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan
dicampur pada pencampur (mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan
besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat
dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masing-masing bin
pada bin panas menjadi lancar dan berimbang.
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan
aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur diluar drum
pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada
bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan penaliran dari
pompa aspal.

Gambar B (1). AMP


jenis drum mix & batch plant

C. Kecepatan Pompa Asphalt Mixing Plant (AMP)


Pada Asphalt Mixing Plant jenis pencampur drum,agregat panas langsung
dicampur dengan aspal panas didalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di
luar drum pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan
pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan
pengaliran dari pompa aspal. Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis
Asphalt Mixing Plant tersebut adalah;Asphalt Mixing Plant jenis takaran dilengkapi
saringan panas (hot screen),bin panas (hot bin), timbangan (weight hopper) dan
pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada Asphalt Mixing Plant jenis pencampur
drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua jenis Asphalt Mixing Plant
tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin,
pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.
Pemimpin Proyek harus dapat melakukan pemeriksaan terhadap Asphalt
Mixing Plant yang dipasang di Iokasi unit produksi campuran aspal dan siap beroperasi
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan,untuk itu Pemimpin Proyek harus mengenal
dengan baik Asphalt Mixing Plant dengan segala peralatannya agar dapat menilai
kondisi mekanikal tiap komponen-komponen Asphalt Mixing Plant tersebut agar dapat
menentukan kelayakan operasional peralatan sesuai dengan spesifikasi dan syarat-
syarat keamanan yang ditetapkan. Tiap hal-hal yang tidak benar atau tidak efisien harus
dicatat dalam laporan kondisi mekanikal peralatan sesuai spesifikasi dan syarat-syarat
keamanan yang ditetapkan, jika terdapat kesalahan mekanikal maka harus dikoreksi
lagi setiap awal pengoperasian pencampuran. Kapasitas produksi minimum yang harus
dicapai dan Asphalt Mixing Plant harus ditentukan oleh pemeriksa peralatan.

D. Bagian-bagian Asphalt Mixing Plant (AMP)

1. Bin dingin (Cold Bins)


Bin dingin adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap fraksi
mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlakukan dlm memproduksi
campuran aspal panas (hot mix).

Gambar D (1). Bin Dingin (Cold Bins)

2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
Fungsi pintu pengatur (bukaan) bin agregat dingin pada Asphalt Mixing Plant
tipe continous dan batch secara umum adalah sama,pada Asphalt Mixing Plant tipe
continous proporsi dari ukuran agregat yang terpisah diatur oleh bukaan pada sistem
pemasok (feeder) yang dapat disetel sehingga deposit agregat dapat secara langsung
dialirkan ke dalam pugmill sedangkan aspal dialirkan ke dalam pugmill dengan
menggunakan pompa meter yang telah dikalibrasi.Sebelum proses produksi dimulai
maka harus dilaksanakan kalibrasi terhadap aliran agregat dari tiap bukaan sistem
pemasok.Kontraktor harus mempunyai “operating instruction manual" dari pabrik
pembuatnya yang dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan operasi dari
feeder,kapasitas alur dari pompa aspal.

3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator/ cold agregate feeder)


Sistem pemasok agregat dingin umumnya digunakan pada unit produksi yang
mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat atau lebih bin (penampung
material),bukaan atau pintu yang dapat disetel,reciprocating feeder dan atau
menggunakan ban pengangkut (conyeyer belt) feeder,dan material dingin pada ban
pengangkut tersebut akan diteruskan oleh sistem pengangkut (dryer elevator) menuju
pengering.Pada jenis lain dipasang bin yang terpisah,bukaan yang dapat diatur,dan
sistem ban berjalan.Bukaan pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga

didapat agregat dengan kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix
formula yang diminta.

Gambar D (2). Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator/ cold agregate feeder)

4. Pengering (Dryer)
Dari pemasok dingin maka campuran agregat diangkat ke dalam pengering untuk
dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur dan kelembaban yang
diminta.Komponen yang terdapat pada sistem pengering adalah :
 Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 sampai dengan
305 cm dan mempunyai panjang dari 610 sampai dengan 1.219 cm.
 Ketel pengering (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk penyalaan.
 Kipas (fan) sebagai bagian dari sistem pengumpul debu,tapi fungsi utamanya
adalah untuk memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum.
Pada pengering dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang
melengkung atau dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di
bagian sebelah dalam silinder tersebut.Potongan-potongan ini dikenal sebagai
"lifting flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif
serupa.Flight yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui gas
panas pembakaran umumnya berbentuk "L".Jumlah,bentuk dan susunan flights
penting untuk efisiensi pengeringan.Bentuk pengering,kecepatan
putaran,diameter,panjang,jumlah,dan disain dari flight mempengaruhi atau
mengontrol lamanya waktu yang diperlukan pada proses pengeringan di dalam
sistem pengering. Selanjutnya agregat dari pengering menuju elevator panas (hot
elevator) melalui lubang atau pintu pengeluaran dekat pembakar di akhir alat
pengering. Sebuah alat sensor dari instrumen thermometrik ditempatkan pada lubang
pengeluaran yang akan mencatat atau memberikan data temperatur agregat yang
keluar dari sistem pengering.
5. Pengumpul debu (dust collector)
Alat pengumpul debu berfungsi sebagai alat kontrol polusi udara,gas buang
didorong oleh kipas dari sistem pengering dan akibat adanya kecepatan dari gas
buang maka terbawa pula partikel debu dari sistem pengering yang selanjutnya
dibawa ke pengumpul debu.Pada sistem pengumpul debu terdapat beberapa jenis
kombinasi pengumpul debu,yaitu kantong filter untuk partikel yang sangat halus
pada gas buang lalu debu tersebut ditransfer ke dalam bin untuk mineral
filler,pengumpul debu cyclone untuk mengumpulkan partikel yang selanjutnya
dikembalikan ke bin panas melalui sistem pengatur udara (air lock damper),
pengumpul debu tipe basah (wet scrubber dust collector) mengumpulkan debu lebih
lanjut dari gas buang
setelah melalui
pengumpul
debu tipe cyclone atau
kombinasi lainnya untuk
sistem pengumpul
debu.Muatan
udara yang berisi
partikel debu,asap,dan
gas harus direduksi atau
dikontrol sampai
ambang batas yang
telah ditentukan
oleh peraturan-
peraturan mengenai
dampak Iingkungan
untuk mencegah polusi pada atmosfir.

Gambar D (3). Pengumpul debu (dust collector)


6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
Cerobong pembuangan berfungsi untuk mengatur udara saat dilakukan
pengapian (burner). Dengan sedikit penyemprotan air,di Cerobong pembuangan agar
debu tidak berterbangan terbawa angin.

Gambar D (4). Cerobong pembuangan (exhaust stack)


7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
Sistem pemasok agregat panas (hot elevator) berfungsi sebagai pembawa agregat
panas yang keluar dari silinder pengering atau dryer menuju saringan (ayakan) panas
(hot screening) untuk dipisah sesuai ukuran agregat masing-masing.

8. Unit ayakan panas (hot screening unit)


Pada unit ayakan Asphalt Mixing Plant tipe batch dan continous,agregat panas
yang dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring
dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran
tersebut dikirim ke dalam bin- penampung agregat bergradasi.Kebanyakan Asphalt
Mixing Plant memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar yang biasanya
terdiri dan empat dek,ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang
ingin dihasilkan.Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan 'scalping" yang akan
menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu
pembuang.Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan kemungkinan rusak
atau robek,Jika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti.

9. Bin panas (hot bins)


Campuran aspal panas biasanya disimpan dalam bin penampung yang didesain
untuk maksud tersebut,tiap bin penampung harus dicek untuk menentukan
penerimaan pada waktu tampung spesifik (specific holding times).Penerimaan
berdasarkan kemampuan bin penampung untuk menahan dan mengeluarkan
campuran dengan spesifikasi kriteria kualitas yang telah ditentukan dalam job-mix
formula dan bebas dari segregasi,penyaluran ke dalam bin penampung sebaiknya
tidak langsung tapi melalui sebuah timbangan pengatur.
Gambar D (5). Bin panas (hot bins)

10. Bin penimbang (weight bin)


Pada Asphalt Mixing Plant tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu
timbangan agregat,timbangan bahan halus (filler),dan timbangan aspal.Pada Asphalt
Mixing Plant tipe batch,timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin
agregat bergradasi.Berat dad hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme
timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat
agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batch dapat dibaca dan dicatat,urutan
penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbangan

fraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan.Jika unit Asphalt Mixing Plant
akan beroperasi sebaiknya skala timbangan dibersihkan,tiap bagian dicek,dan harus
dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang
berwenang.Asphalt Mixing Plant sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang
otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar.
Gambar D (6). Bin penimbang (weight bin)

11. Pencampur (mixer/pugmill)


Setelah ditimbang, maka agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur
pugmill. Pencampur pugmill adalah suatu corong kembar pencampur yang didesain
untuk mencampur material dengan sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat
dengan aspal, waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan
penyelimutan agregat yang seragam pada semua butir agregat.Waktu pencampuran
yang berlebihan cenderung menimbulkan degradasi pada agregat dan aspal
terbakar,setelah agregat masuk ke pugmill dan suatu periode singkat dari
pengeringan campuran terjadi akan diikuti oleh pencampuran basah setelah aspal
disemprotkan ke dalam pugmill.Pencampur pugmill terdiri dari suatu ruang
(chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk mencampur corong dengan rotasi
(counter rotating shafts) dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap
tangkai pedal dan batang penyemprot aspal.Pedal dibentuk untuk menghasilkan
efisiensi maksimum dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian
rupa agar supaya ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang
pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat karena kalau
tidak,daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan
terselimuti oleh aspal secara merata.

12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)


Tempat penyimpanan agregat sebelum ditimbang. Filler merupakan salah satu
bahan aspal hotmix yang lolos saringan no. 200. Pada filler storage tersebut
disimpan bahan pengisi (filler) sebelum diolah menjadi aspal hotmix.

Gambar D (7).
Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)

13. Tangki aspal (hot asphalt storage)


Tangki aspal (hot asphalt storage) adalah silinder vertikal untuk menyimpan
campuran aspal dari mixer yang tertutup rapat untuk menghindari terjadinya oksidasi
yang dapat mengakibatkan campuran menjadi keras.
Gambar D (8). Tangki aspal (hot asphalt storage)

14. Sistem penimbangan aspal (asphalt weight bucket)


Sistem penimbangan aspal (asphalt weight bucket) merupakan alat untuk
menimbang agregat panas, filler dan aspal panas.
Gambar D (9). Sistem penimbangan aspal (asphalt weight bucket)

E. Kapasitas Asphalt Mixing Plan


Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg
per batch atau lebih besar,proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40
menit. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan menggunakan
kapasitas AMP yang lebih besar dari 800 kg per batch.
Beberapa keunggulan dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih
adalah sebagai berikut:
 Penggunaan kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan
campuran yang relatif seragam dan mengurangi faktor ketidakpastian.
 Kapasitas yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan
campuran beraspal ke unit penghampar.Pasokan yang tidak lancar pada
unit penghampar dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata dan
kepadatan tidak tercapai karena campuran di bawah alat penghampar
telah dingin sehingga pada bagian tersebut sulit diratakan dan dipadatkan.
 Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan yang
berarti mengurangi gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas.Pada jalan-
jalan utama gangguan akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat
besar pengaruhnya.

F. Penjelasan Proses Produksi


Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan Asphalt Mixing
Plant dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin dengan jumlah
terkontrol,kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer). Selanjutnya
agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan memisahkan agregat
berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing
agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang diinginkan.Bila diperlukan, bahan
pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur
kering dalam pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah
pencampuran kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran
selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai