Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN 2

TUGAS LAB. UKUR TANAH

OLEH

INDAH SRI INTAN NASUTON


1905141010

KELAS MRKG 3B
MATA KULIAH LAB. UKUR TANAH
DOSEN PENGAMPU : Gallio Budianto, Bet., M.Sc

MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan karena anugerah-Nya
tugas laporan ilmu ukur tanah dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tugas praktikum ilmu ukur tanah ini kami susun secara realistis sesuai yang telah
dilaksanakan saat Praktikum di Polmed. Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Gallio
Budianto, BET., MSc. , sebagai dosen pengampu. Saya juga berterimakasih kepada rekan –
rekan satu kelompok atas kerja sama yang baik.

Saya menyadari bahwa laporan ini terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membantu dan membangun Saya harapkan. Saya berharap dengan adanya tugas
ini dapat menambah dan meningkatkan pengalaman maupun penalaran.

Akhir kata Saya sebagai penulis laporan ini mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada rekan-rekan yang telah membantu kami untuk tercapai dan selesainya tugas
laporan ini.

Medan, 22 Januari 2021

Indah Sri Intan


Daftar isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................

1.2 TUJUAN...............................................................................................................

1.3 DASAR TEORI....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

2.1 PEMBAHASAN....................................................................................................

2.2 ALAT DAN BAHAN............................................................................................

2.3 LANGKAH KERJA..............................................................................................

2.4 DATA HASIL PENGUKURAN...........................................................................

BAB II PENUTUP..............................................................................................................

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................

3.2 SARAN...................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti
rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Semua pekerjaan teknik sipil
tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan
raya, saluran drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya
memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibangun dapat
dipertanggung jawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi. Dalam kegiatan
kuliah survey dan pemetaan analisis ilmu ukur tanah diperlukan untuk memetakan
suatu wilayah ekplorasi

Pada ilmu ukur tanah akan difokuskan pada sudut dan jarak. Jadi untuk
memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas ditinjau dari segi biayanya
yang murah dan tepat waktu. Dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat
pula. Theodolite dan Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menganalisi bentuk
topografi suatu wilayah.

1.2 Tujuan
1. Mengenal alat Theodolite beserta bagian-bagian pendukungnya  
2. Mengetahui cara mengoperasikan alat Theodolit
3. Pemahaman teori dan cara kerja pada pengukuran menggunakan Theodolit
4. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut

1.3.Dasar Teori

Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat
peralatanmengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk
keperluan lain.Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal
dengan nama transit atautheodolite. Walaupun semua theodolit mempunyai
mekanisme kerja yang sama, namun padatingkatan tertentu terdapat perbedaan baik
penampilan, bagian dalamnya dan konstruksinya.Theodolite adalah alat ukur optis
untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal,merupakanalat untuk meninjau dan
merencanakan kerja.untuk mengukur tempat yang tak dapatdijangkau dengan
berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam bidangmeteorologi dan
teknologi peluncuran roket.

Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-pindahkan


terpasang dalam dua tegak lurus axes the horisontal atau trunnion poros, dan poros
vertikal. Jika teleskop menunjuk ke benda yang diinginkan, sudut masing-masing
poros ini bisa diukur dengan ketepatan yang sangat teliti, biasanya atas skala
“arcseconds”.  “Transit” mulai dikembangkan menjadi alat dalam bentuk theodolit,
dan mulai dikembangkan di awal abad ke-19. Bacaan pada teleskop memungkinkan
kesalahan pembacaan sudut dan bacaan jarak, dengan mengubah skrup penggerak
halus, maka bacaan pada lensa obyektif akan semakin jelas sehingga dapat
mengurangi kesalahan. Beberapa alat transit dapat membaca sudut secara langsung ke
tiga puluh arcseconds. Di pertengahan abad ke-20, “transit” mulai kembali diubah
dengan acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan
roman seperti kerak magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit
sudah mulai jarang digunakan, karena theodolite digital mulai dikembangkan dan
lebih mudah dalam penggunaannya serta tingkat akurasi dan ketelitian pembacaan
sudutnya lebih akurat dan teliti, tetapi transit masih digunakan sebagai alat
untuk mengukur pada jarak yang cakupannya tidak begitu luas. Beberapa transit tidak
dapat digunakan untuk mengukur sudut vertikal, alat tersebut dinamakan Pesawat
Penyipat Datar (PPD).

Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk


menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan
dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal.
Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak
tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan
sekon ( detik ). Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan
dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit
juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°.
Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan
ke segala arah. Untuk pekerjaan- pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering
digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi,
juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan
bertingkat.Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar  berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.Teleskop
pada theodolite dilengkapi dengan garis vertikal, stadia tengah, stadia atas dan bawah,
sehingga efektif untuk digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan tinggi
relatif dapat dihitung. Dengan pengukuran sudut yang demikian bagus, maka
ketepatan pengukuranyang diperoleh dapat mencapai 1 cm dalam 10 km. Pada saat ini
alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan menambahkan suatu komponen
elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang direfleksikan
kembali ke mesin melalui cermin.

Dengan menggunakan komponen alat survey seperti alat theodolit tersebut


pengukuran jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila
komponen tersebut ditempatkan pada bagian atas alat theodolite, maka disebut
Electronic Distance Measurers (EDM), namun bila merupakan satu unit tersendiri
maka disebut automatic level atau theodolite total station.
Persyaratan pengoperasian theodolite : Syarat-syarat utama yang harus
dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk  pengukuran yang benar
adalah sbb :

1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel


nivo tabung dannivo kotaknya ).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical
sama dengannol.)
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak 
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis
bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar).Syarat pertama harus dipenuhi setiap kali
berdiri alat (bersifat dinamis), sedangkan untuk  syarat kedua sampai dengan syarat
kelima bersifat statis dan pada alat-alat baru dapatdihilangkan dengan merata-rata
bacaan biasa dan luar biasa.
BAB II PERBAHASAN

2.1 Pembahasan

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian
kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran pengukuran guna
mendapatkan peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-titik detail alam maupun
buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang
diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata. Dalam bidang studi geofisika ilmu
ukur tanah dapat di aplikasikan untuk menentukan topografi dan kontur suatu areal
eksplorasi. Hal ini sangat di perlukan dalam survey lapamgan suatu daerah proyek  
Pembahasan Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Pada praktikum
theodolit yang telah dilakukan, pertamakali asisten mengajarkan cara memasang alat
theodolit pada statip. Kemudian asisten menjelaskan bagian-bagian dari theodolit, yaitu ;
Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya, Ring pengatur lensa tengah,
Pengatur fokus benang silang, Alat baca lingkaran vertikal/horisontal, Lensa obyektif,
Klem vertikal teropong, Penggerak halus teropong, Klem alhidade horisontal, Penggerak
halus horisontal, Nivo kotak alhidade horisontal, Plat dasar instrumen dan Nivo tabung
alhidade horizontal. Gambar 4.2 Theodolit Selanjutnya praktikum dilanjutkan dengan
pembelajaran mengenai cara menyentring theodolit. Dalam melakukan centering ada 3
tahap, yang pertama menyentring lensa pada theodolit ke patok yang ada dibawahnya.
Maka saat meletakan alat theodolit pada statip, usahakan statip tegak lurus pada patok
dibawahnya. Yang kedua mengatur apakah alas theodolit sudah horizontal. Caranya
dengan menaik turunkan ketiga kaki statip. Kemudian centring yang ketiga dilakukan
dengan caranya dengan memutar ketiga skrup yang ada di theodolit. Skrup ini diberi
nama A, B dan C. Skrup AB diputar secara bersamaan, jika skrup A diputar ke dalam
maka skrup B pun harus diputar kedalam. Setelah skrup A dan B, putar skrup C sendiri
hingga gelembung berada di tengah. Kemudian putar alat theodolit kesembarang arah
untunk memastikan bahwa alat sudah benar – benar datar dengan melihat apakah
gelembung nivo maih tetap ditengah atau tidak, apabila tidak ditengah maka ulangi lagi
dari awal. Setelah melakukan penyentringan. Tahap selanjutnya adalah menembak titik
atau target yang di amati. Pertama arahkan alat pada patok yang sedang diamati. Lalu
kunci, agar alat tidak bergerak lagi. Selanjutnya arahkan teropong pada alat rambu ukur
arahkan pada benang tengah yang kita inginkan, usahakan agar benang tengah bernilai
bulat agar mempermudah pembacaan benang atas dan benag bawahnya. Kemudian kunci
teropong agar tidak bergerak. Catat hasil pengamatannya berupa benang tengah, benang
atas, benang bawah, sudut horizontal dan sudut vertikal. Benang bawah dapat dihitung
dengan cara: 2(BT)-BA. Pengukuran diatas dinamakan pengukuran biasa . Kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran luar biasa . Pada saat alat masih dalam keadaan yang
sama saat pengukuran biasa, buka kunci teropong dan kunci theodolit, lalu putar alat
theodolit 180°. Kemudian lakukan penembakan titik atau target yang sama pada
pengukuran biasa, tanpa penyentringan alat terlebih dahulu. Dalam pengolahan data yang
didapat dilapangan, koordinat X dan Y dapat dicari dengan rumus X = X 1 + (d sin α 12 ),
Y = X 1 + (d sin α 12 ). Dengan demikian maka didapatkan koordinat titik 2 adalah
(1100;1100), titik ketiga (1098,990044;1075,679174), titik ke 4
(1076,10135;1087,224915) dan koordinat titik 1 adalah (1077,170035;1111,367305).
Untuk hasil data yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
2.2 Alat Dan Bahan

1. Theodolite
2. Jalon
3. Rol meter/ meteran roda
4. Unting - unting
5. Jalon
6. Rambu bak
7. Tripot/kaki tiga
8. Alat tulis dan Buku secukupnya
9. Payung

2.3 Langkah Kerja

1. Letakkan tripod (kaki tiga) diatas patok usahakan lempengan logam dalam
keadaan datar,kaki tripot diukur sesuai dengan tinggi si pengukur
2. Pasanglah alat theodolit diatas tripod,usahakan unting unting membentuk garis
lurus pada patok.
3. Levelkan alat theodolit (plat bagian bawah )dengan bantuan nivo kotak dan nivo
tabung,dengan menggunakan tiga buah sekrup penyetel ,tempatkan gelembung
ditengah-tengah nivo kotak dan nivo tabung.
4. Ukurlah tinggi alat dengan menggunakan rol meter dan catat pada tabel.
5. Arahkan teropong pada titik yang akan diukur,untuk memudahkan perhitungan
usahakanlah pembacaan benang silang (tengah) sama dengan tinggi alat,lalu baca
benang atas dan benang bawah
6. Kemudian kunci dan baca sudut horizontal dan vertical melalui nonius.
7. Tempatkan rambu ukur pada titik pengukuran
8. Arahkan teropong pada titik yang mau diukur,lalu bacalah benang atas,benang
bawah,benang tengah,sudut vertical,dan sudut horizontal.kemudian catat kedalam
tabel.
9. Ikuti langkah 7 dan 8 untuk titik selanjutnya.
10. Setelah semua selesai,simpan alat seperti semula.
2.4 Data Hasil Pengukuran

Sudut yang telah diketahui adalah :

 <123 = 153º43´36,048´´
 <234 = 30º27´52,72´´
 <341 = 113º49´09,12´´
 <214 = 51º30´30,24´´

Selanjutnya mencari sudut azimuth dari setiap titik :


 Azimuth garis 1-2 = 25º00´00´´ U-T
 Azimuth garis 2-3 = 25º00´00´´ + 153º43´36,048´´ + 180º00´00´´
= 358º43´36´´ U-T
 Azimuth garis 3-4 = 30º27´52,72´´+ 180º00´00´´- (360º - 358º43´36´´)
= 209º11´28,7´´ U-T
 Azimuth garis 4-1 = (209º11´28,7´´- 180º00´00´´+ 113º49´09,12´´
= 143º00´37,82´´ U-T

Selanjutnya adalah mencari sudut jurusan dari setiap titik :

 Sudut Jurusan 1-2 = 25º00´00´´ U-T


 Sudut Jurusan 2-3 = 360º - 358º43´36´´
= 01º16´24´´ U-B
 Sudut Jurusan 3-4 = 209º11´28,7´´ - 180º00´00´´
= 29º11´28,7´´ S-B
 Sudut Jurusan 4-1 = 180º00´00´´- 143º00´37,82´´
= 36º22´10,8´´ S-B

Dari data sudut jurusan tersebut dapat digunakan untuk membuat sebuah tabel
penyelesain sebagai berikut :
Selisih Koordinat Koordinat
Kwadran Sudut
Garis Jarak
Jurusan
DX+ DX- DY+ DY- x y

                0,000 0,000

1-2 25 U-T 5,226 2,209 - 4,736 - 2,209 4,736

2-3 1,27333333 U-B 7,046 - 0,157 7,044 - 2,052 11,781

3-4 29,1913056 S-B 8,719 - 4,252 - 7,612 -2,200 4,169

4-1 36,989475 S-T 4,993 3,004   - 3,988 0,804 0,181

    25,984 5,213 4,409 11,781 11,600 0,804 0,181

  -4,409   -11,600      

  0,804 0,181      

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa koordinat titik pada bagian bawah (0,804 ,
0,181) tidak sama dengan koordinat titik 1 yang diatas (0,0), yang mana seharusnya
apabila kembali ke titik semula maka koordinat nya harus sama dengan titik awalnya
tersebut, Hal ini terjadi karena hasil pengukuran tersebut terdapat kesalahan dan perlu
diadakannya koreksi, yaitu dengan cara tabel :
Koordinat
Koreksi Selisih Koordinat Jarak Sudut Jurusan
Titi Terkoreksi
Terko-
k
X Y reksi
X Y X- Y- x y   
+ +

1 0,000 0,000

2,02 4,70 23,30


2 -0,184 -0,037 2,024 4,700 5,117 23 18 3,88
4 0 1
0,17 6,99 11,69
3 -0,013 -0,054 1,854 6,992 1,39 1 23 25,4
0 0 0
4,60 7,67
4 -0,355 -0,059 -2,753 4,019 8,948 30,99 30 59 35,7
8 1
0,00 4,01
1 0,000 -0,031 -2,753 0,000 4,872 0 0 0 0
0 9
-0,553 -0,181 25,929
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan
horizontal,merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja.untuk mengukur
tempat yang tak dapat dijangkau dengan berjalan. Theodolite merupakan alat yang
paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Theodolite
adalah alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu
sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang
dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam
penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.

3.2 Saran

1. Dalam perhitungan dan pengukuran jarak diperlukan prinsip-prinsip pengukuran


untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi
2. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka tugas pengukur
harus berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai