Untuk menjelaskan kejadian atau proses yang berkaitan dengan atom,digunakan
berbagai model atom. Atom dimodelkan antara lain sebagai sistem yang terdiri dari bagian yang sangat mampat di bagian tengahnya yang disebut inti, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti dalam lintasan masing-masing. Inti atom terdiri atas kumpulan proton, zarah dasar yang bermuatan listrik positif, dan neutron, zarah dasar sama proton tetapi tidak bermuatan listrik. Proton dan neutron dalam inti atom saling berdekatan dengan bangunan yang sangat mampat. Inti atom hidrogen yang hanya terdiri atas satu proton merupakan kekecualian. Proton dan neutron dalam inti disebut nukleon. Jumlah nukleon, yaitu jumlah proton bersama dengan neutron disebut nomer massa atom, dilambangkan dengan A. Jumlah proton, yang dalam atom normal selalu sama dengan jumlah elektron yang disebut nomer atom, dan membagi lambang Z. A Dengan model atom dapat dilambangkan dengan Z X. Inti atom yang tidak membuang dengan sifat kimianya, hanya diisi dengan jumlah proton dan neutron di dalamn yang disebut nuklida Di dalam alam, hampir semua memiliki lebih dari satu bentuk atom, satu dengan yang lain dalam jumlah yang berbeda dalam intinya. Keluarga yang memiliki jumlah proton (dan dengan sendirinya dan jumlah elektron) sama, tetapi dengan jumlah neutron yang berbeda, dinamakan isotop. Isotop adalah tidak memiliki sifat kimia yang sama, tetapi dengan sifat fisika yang berbeda. Sebagai contoh, ada tiga isotop yaitu hidrogen biasa, hidrogen berat atau deuterium, dan 1 2 3 tritium; berturut-turut dilambangkan dengan 1H, 1 H, 1 H. ketiga inti isotop hydrogen memiliki satu elektron dan satu proton, tetapi inti hydrogen berat selain mempunya satu proton proton juga memiliki satu neutron, sedangkan inti tritium selain memiliki satu proton juga memiliki dua neutron. Di antara isotop-isotop yang ada yang ada dalam keadaan tidak stabil, isotop yang seperti itulah yang digunakan untuk mengubah dirinya (sola inti) menjadi isotop yang lain dengan melepaskan lebih banyak energi dalam bentk radiasi. Radiasi tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan padat, cair, atau gas, dapat menyebabkan pengionan dalam bahan itu; karena itu disebut juga radiasi pengion. Juga dianggap sebagai proses peluruhan radioaktif atau radioaktivitas. Isotoptida atau nuklida yang berperilaku semacam itu disebut nuklida radioaktif atau radionuklida. Jadi radioaktivitas dapat diartikan sebagai perubahan besar secara spontan yang menghasilkan unsur baru. Perubahan itu terlaksana melalui berbagai cara, antara lain dengan memancarkan zarah alfa (a), zarah beta (B-), positron (B+), dan penarik elektron atomnya sendiri. Reaksi itu, masing-masing bisa atau tidak dengan pemancaran radiasi gamma (y). Berbagai kegiatan yang menggunakan peralatan radioaktif. Alat atau perlengkapan semacam itu dengan sendirinya dapat dikeluarkan sebagai radiasi. Sebagai contoh, kamera gamma dalam kegiatan radiografi industri menggunakan iridium-192, atau saesium-137 atau kobalt-60; sistem pengendalian volum pada kilang minyak atau pabrik semen, sistem pengawasan mutu (ketebalan, kepadatan) pada pabrik baja, pabrik rokok atau kertas; dan pabrik pengemasan ada yang menggunakan zat radioaktif pemancar gamma. Radioaktivitas dan sifat radioaktif inti sepenuhnya hanya ditentukan oleh keadaan inti dan tidak bergantung pada keadaan kimia maupun fisika unsurnya. Karena itu sifat radioaktif zat atau tidak dapat diubah dengan cara apa pun, dan merupakan sifat khas radioaktif itu. Proses perubahan radioaktif bergantung pada dua faktor, yaitu beroperasi ketidakmantapan Tertentu Suatu inti, hearts arti apakah nisbah neutron-proton inti induk terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan pada hubungan massa energi inti induk, turunan inti, dan radiasi Yang dipancarkan. Saat X nyatakan nuklida induk, Y nuklida turunan, R radiasi yang dipancarkan, dan jumlah energi total yang dalam proses peluruhan. Energi total Q sama dengan jumlalh energi atom yang dikeluarkan dan energi radiasi yang dipancarkan. Energi atom yang biasanya sangat rendah, dan karena itu sering sama dengan total energi. Sinar-y adalah radiasi elektromagnet ekaenergi yang dipancarkan dari inti atom tereksitas yang mengikuti proses radioaktif, seperti cara mengeluarkan energi eksitasi untuk menuju ke tingkat dasarnya. Dari kerentanan proteksi radiasi, selain sinar-y perlu juga radiasi elcktromagnet yang lain tidak dapat dibedakan dengan sinar-y, yaitu sinar-X. Sinar-X dapat terbentuk melalui berbagai cara. Radiasi elektromagnetik dalam proses muksa positron dan elektron dalam peluruhan radioaktif yang memancarkan positron perlu juga diperhatikan. Seperti salah dalam peluruhan 22 Na, dua foton muksa yang terbentuk, harus juga diperhatikan bersama radiasi -r yang berenergi 1,275 MeV. Sebagai ketentuan umum radiasi, dengan mengirimkan hasil radiasi perisai radiasi, dosimetri, dan intensitas radiasi, sctiap pemancaran positron harus dikeluarkan dengan akibatnya radiasi y. Berbeda dengan sistem alat cacah, sistem spektrometer energi mendasarkan kerjanya pada pembuatan ion di dalam bahan semikonduktor, atau pada saat terbentuknya cahaya tampak pada alat pengesan pendar cahaya yang menggunakan kristal atau cairan pendar cahaya. Pada dasarnya sistem spektrometer energi juga mencacah setiap radiasi yang masuk ke dalam volume peka alat pengesan. Bedanya hanya bahwa pengolah sinyal dalam sistem spektrometer memilah milah energi radiasi yang datang, dapat dibedakan dari berbagai energi radiasi yang datang. Sistem peralatan spektromèter pendar cahaya. Perbodaan utama antara pengaturan alat dengan spektrometer pada sistem yang disebut penganalisis rin denyut. Dengan adanya penganalisis tinggi, terutama pada jenis penganalisis tinggi denyut saluran ganda, memungkinkan diketahuinya kurva sebaran tinggi menyangkal yang menentukan spektrum iasi un pengesan, dan sebagainya dapat digunakan untuk energi radiasi yang masuk ke dalam alat penge yang masuk, dapat dikenali jenis radionuklida yang memancarkannya. Dalam proteksi radiasi sistem spektrometer yang paling banyak digunakan ialah spectrometer radiasi gamma. Untuk keperluan ini alat pengesan menggunakan trometer yang paling banyak digunakan adalah kristal (CTI) atau kadang-kadang kristal CsI (TT). Kristal Nal (TI) atau Csl (TT) sangat sesuai untuk mengesan radiasi gamma karena kerapatan dan nomor atomnya yang nisbi tinggi. Radiasi gamma digunakan dengan kristal Nal (TI) terutama melalui efck fotolistrik, efek Compton, dan produksi pasangan. Dalam proses ini, sebagian energi radiasi yang masuk ke dalam energi diubah menjadi energi dan energi untuk proses produksi pasangan. Sebagian lagi diubah menjadi foton sekunder dalam proses Compton. Selanjutnya energy electron ini, kecuali yang keluar dari kristal, berubah menjadi energi cahaya tampak. Luaran total cahaya tampak sebanding dengan energi foton primer yang masuk. Dalam proses fotolistrik, sebagai proses ikutan timbul sinar-X dengan energi yang sangat rendah; sinar-X ini umumnya akan terserap juga di dalam kristal. Dalam proses Compton, energi foton datang atau foton primer sebagian berubah menjadi foton sekunder atau foton hamburan dengan energi yang nisbi masih tinggi; meskipun diusahakan agar radiasi gamma sekunder ini tidak keluar dari kristal dengan cara menggunakan pemantul yang berlaku kristal, mungkin sebagian akan keluar juga dari kristal. Proses produksi menggunakan energi radiasi gamma sekurang-kekurangan 1,02 MeV, yang tidak lain sama dengan energi dengan massa diam elektrom positron. Karena itu energi kinetik total pasangan yang terbentuk hanyalah sama dengan selisih antara energi radiasi gamma primer dengan 1,02 MeV. Positron mudah sekali bergabung dengan elektron di sekitanya, dan jika demikian lalu muksa dengan membentuk dua foton, masing-masing dengan energi 0,51 MeV. Foton bentukan ini akan tampak pada spektrum energi pada kedudukan yang sesuai dengan energi 0,51 MeV. Spektrum energi yang berasal dari radiasi gamma ekaenergi mempunyai pola. Disebelah kiri atau daerah energi rendah akan tergambar kurva yang berasal dari radiasi energi rendah, misalnya foton hamburan, y hamburan balik dan / atau sinar-X yang farik. (Suwarno, 1995) Pada tahun 1896 Becquerel menemukan bahwa suatu senyawa uranium mempengaruhi suatu pelat fotografi terbungkus dalam kertas pembuktian cahaya, dan dia menyebutnya radioaktivitas phenomenon. Radiasi dari uranium dipisahkan ke dalam tiga komponen ketika suatu medan magnetik B diberikan tegak lurus ke hulu radiasi, dan mereka disebut sinar alpa, beta, dan gamma. Sinar alpa dan sinar beta dibelokkan oleh medan dan dengan demikian secara tepat mengisi partikel, tetapi sinar gamma tidak dipengaruhi. Sinar beta dan sinar gamma oleh pembelokan partikel beta tegak lurus dengan medan magnetik dan medan listrik, perbandingan massa dan muatan mereka dapat ditentukan. Ini serupa dengan eksperimen Thomson. Eksperimen ini menunjukkan bahwa partikel beta merupakan elektron yang bergerak pada kecepatan tinggi.Secara umum, partikel beta mempunyai suatu daya penetrasi material lebih besar daripada partikel alpa. Ini berkaitan dengan ionisasi udara lebih lemah oleh partikel beta dibandingkan dengan partikel alpa, jadi energi mereka hilang sedikit secara cepat daripada partikel alpa dan jika mereka lewat terlalu jauh. Sinar gamma alami ditunjukkan oleh eksperimen dengan kristal. Fenomena pembiasan dijelaskan dalam kasus ini, yang mana menyarankan sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik. Pengukuran panjang gelombang mereka, oleh teknik spesial dengan kristal, menunjuk mereka lebih pendek daripada panjang gelombang sinar X. Sinar gamma dapat menetrasi logam yang ketebalannya lebih besar, tetapi mereka mempunyai daya mengionisasi kurang jauh dalam gas daripada partikel beta. Pada tahun 1930 Bothe dan Becker menemukan bahwa suatu radiasi sangat penetrasi dihasilkan ketika partikel alpa berada pada peristiwa berilium. Radiasi tidak mempunyai muatan karena itu jadi bisa melewati radiasi gamma yang sangat hebat energinya. Pada tahun 1932 Curie-Juliot menempatkan suatu blok paraffin di depan radiasi penetrasi, dan menunjukkan bahwa pertimbangan jarak proton ditolak dari paraffin. Energi radiasi dapat dihitung dari jarak penolakan proton, dan itu kemudian ditemukan dengan kemungkinan yang tinggi. Pada tahun 1932 Chadwick mengukur kecepatan proton ketia mereka ditolak oleh penetrasi radiasi dari material seperti paraffin yang mengandung hidrogen. Dia menggunakan polonium A sebagai suatu sumber partikel alpa dan tidak diketahui radiasi X dibangun oleh dampak berilium B yang kemudian terjadi pada paraffin C. Kecepatan proton tertolak dari C yang dapat ditemukan dari jarak mereka dalam udara, yang mana ditentukan oleh banyaknya penempatan ketebalan penyerapan lempengan aluminium D di depan suatu tempat pengionisasian E sampai tidak ada efek yang dihasilkan di sana. Dengan kalibrasi ketebalan lempengan aluminium sebelumnya diistilahkan dalam ketebalan udara, jarak dalam udara ditemukan. Suatu partikel beta, suatu elektron, dan suatu sinar gamma, suatu gelombang elektromagnetik, hanya mempunyai dampak yang kecil dalam massa suatu inti ketika mereka dipancarkan. Suatu partikel beta mempunyai muatan –e. Sekarang thorium mempunyai suatu muatan inti +90e dan nomor massa 234, dan memancarkan sinar beta dan sinar gamma. Dengan akibatnya nomor massa tidak ada, tetapi muatan inti meningkat ke +91e, dan jika suatu elemen baru dibentuk nomor atom 91. Ini merupakan isotop protatinium secara tepat. Simbol elemen baru terbentuk ditunjukkan dalam kurung pada kolom elemen dalam tabel. Satuannya mengandung isotope Pb yang paling banyak, thorium Th dan bismuth Bi, elemen yang mana mempunyai nomor atom yang sama tetapi nomor massa yang berbeda. Peluruhan radioaktivitas, yang menghasilkan pemancaran dari partikel alpa, beta, dan sinar gamma merupakansuatu proses yang acak. Kita tidak meramalkan atom akan meluruh pada suatu fakta yang praktis. Semuanya kita tahu bahwa laju rata-rata pemancaran dari suatu contoh radioaktif yang ideal pada bilangan tidak mengubah atom yang menghadirkannya secara praktis. Pada perhitungan acak yang pemancarannya alami, perhitungan nomor pemancaran dalam pemberian waktu seperti satu menit yang akan ditemukan fluktuasinya, walaupun sumber aktivitasnya konstan. Ini baik diilustrasikan oleh radiasi layar yang berkaitan dengan sinar kosmik ketika mereka dibelokkan oleh suatu tabung G-M dan skalar. Radiasi dapat dipertimbangkan berkaitan dengan sumber aktivitas konstan yang lebih merupakan keaslian dari sinar kosmik yang memasuki atmosfer bumi. Dalam kasus ini, perhitungan membuat fluktuasi dalam konsekutif menit setelah dipertimbangkan. Dalam cara yang sama, pencacah per menit dalam eksperimen dengan sumber radiasi laboratorium akan memfluktuasikan, meskipun tidak sebanyak kasus sinar kosmik yang mana merupakan suatu sumber relativitas yang lemah. (M. Nelkon, 1966) Detektor GM merupakan salah satu detektor isian gas, bila dikenai radiasi yang mempunyai energi lebih besar daripada energi ikat elektron maka di dalam detektor isian gas akan terjadi proses ionisasi, yaitu proses pembentukan ion positif dan ion negatif dari suatu atom yang netral. Hal ini karena sejumlah elektron dari atom pengisi detektor akan lepas menjadi ion negatif sedangkan sisa atom yang ditinggalkan elektron akan bermuatan positif (ion positif). Dengan adanya medan listrik, ionion tersebut akan diarahkan sehingga bergerak menuju dua elektroda yang berbeda, elektron menuju anoda sedangkan ion positif menuju katoda. Terkumpulnya ion-ion pada dua elektroda tersebut akan menghasilkan sinyal listrik yang mempunyai tinggi sebanding dengan energi radiasi yang datang. E N w= (1) dimana : N : jumlah ion (elektron) E : energi setiap radiasi yang datang w : energi ikat elektron (untuk gas ± 34 eV) Karena bahan detektor yang digunakan berbentuk gas maka detektor ini mempunyai efisiensi yang sangat rendah untuk radiasi gamma. Sebagai detektor radiasi gamma, digunakan detektor NaI(Tl) yang merupakan detektor sintilasi. Detektor sintilasi terdiri dari bahan sintilator dan tabung photomultiplier. Bahan sintilator berfungsi untuk menangkap radiasi dan mengubah energinya menjadi percikan cahaya tampak, sedangkan photomultiplier berfungsi untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Di dalam photomultiplier terdapat photokatoda yang akan melepaskan elektron bila dikenai percikan cahaya (efek fotolistrik) Bila di antara photokatoda dan beberapa dinoda diberi beda potensial secara bertingkat, maka elektron yang dilepaskan oleh photokatoda akan dipercepat menuju ke dinoda pertama sehingga ketika elektron yang berenergi tersebut menubruknya maka akan dilepaskan beberapa elektron demikian seterusnya sampai beberapa buah dinoda. Pada dinoda terakhir akan terkumpul elektron dengan jumlah yang sangat banyak. Kumpulan elektron tersebut dapat diukur sebagai tegangan (pulsa) ataupun arus listrik. Metode kromatografi kertas telah lama digunakan pada penentuan kemurnian radiokimia suatu radiofarmaka karena metode ini aman, mudah dilakukan, efisien, dan cepat. Adanya perbedaan nilai cacahan dari pencacah beta dan pencacah gamma, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1) adanya peluruhan dari radionuklida 188/186Re karena perbedaan selang waktu antara pencacahan dengan pencacah beta dan pencacah gamma, semakin lama selang waktu antara kromatografi dengan pencacahan maka semakin kecil nilai cacahannya, 2) perbedaan prinsip kerja dari sistem pencacah beta dan pencacah gamma, pencacah beta menggunakan detektor isian gas Geiger Mueller (GM), detektor ini hanya dapat mendeteksi radiasi yang mempunyai daya ionisasi yang cukup besar seperti radiasi beta, 3) perbedaan sifat dari radiasi beta dan gamma, yaitu radiasi gamma mempunyai daya tembus yang lebih besar dari radiasi beta sehingga dapat terdeteksi detektor sintilasi seperti detektor NaI(Tl). (Teguh Hafiz Ambar, 2009) BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga atom itu pada dasarnya merupakan suatu bentuk energi yang terjadinya tidak begitu berbeda dengan enegi yang timbul pada reaksi kimia. Perbedaannya terletak dalam pengaturan kembali di dalam inti atom, tidak seperti pada reaksi kimia, pengaturan kembali terjadi antara atom – atom. Molekul tersusun atas satu atom yang terikat pada satu atom atau beberapa atom lain. Penyusunan kembali seperti di atas membebaskan tenaga. Atom sendiri tersusun oleh inti, yang terdiri terutama dari proton dan neutron dan mengikat elektron. Pengaturan kembali dari susunan inti atom ini dinamakan reaksi inti.Radiasi sinar X atau sinar gamma dari inti yang tereksitasi. Sebuah inti dapat berada dalam keadaan ikat yang energinya lebih tinggi daripada keadaan dasar, seperti juga atom bisa berada berada dalam keadaan seperti itu. Inti tereksitasi kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan foton yang energinya bersesuaian dengan perbedaan energi antara berbagai keadaan awal dan keadaan akhir dalam transisi yang bersangkutan. Kita dapat membayangkan proses yang dikenal sebagai konversi internal ini sebagai sejenis efek fotolistrik dimana sebuah foton nuklir diserap oleh elektron atomik; lebih cocok dengan eksperimen jika kita menganggap konversi internal menyatakan transfer langsung energi eksitasi diri sebuah inti ke elektron. Elektron yang terpancar memiliki energi kinetik sama energi eksitasi nuklir yang hilang dikurangi energi ikat elektron itu dalam sebuah atom. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagian dan fungsi detektor sintilasi naI(Tl). 2. Untuk mengetahui prinsip kerja MCA. 3. Untuk mengetahui spektrum isotop Cs-137 dan Co-60. 4. Untuk mengetahui aplikasi percobaan. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
3.1.1 Peralatan 1. Power Supply/High Voltage Berfungsi sebagai sumber tegangan tinggi 2. Detektor NaI(Tl) Berfungsi sebagai untuk mendeteksi radiasi, mencacah jumlah partikel radioaktif dan energi radiasi 3. Absorber Pb dan Fe Berfungsi sebagai penyerap radiasi yang dipancarkan unsur radioaktif 4. CPU Berfungsi sebagai unit control sebagai pengatur jalannya suatu program 5. Register Berfungsi sebagai penyimpan instruksi yang diberikan. 6. ALU (Aritmatika Logic Unit) Berfungsi sebagai pemproses instruksi aritmatika pada program 7. Praamplifier dan amplifier Berfungsi sebagai penguat sinyal / pulsa yang dimunculkan unsur Cs-137 dan unsur X yang dideteksi 8. PMT Berfungsi untuk memutus arus ketika terdapat beban. 9. Monitor Berfungsi sebagai layar penampil hasil deteksi 10. Mouse Berfungsi sebagai alat pendukung computer untuk menggerakkan kursor. 11. MCA Berfungsi sebagai alat pencacah 12. Keyboard Berfungsisebagai alat untuk memasukkan input
3.1.2 Bahan 1. Co-60 Berfungsi sebagai sumber radioaktif beta 2. Cs-137 Berfungsi sebagai sumber radiasi sinar gamma
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Kalibrasi MCA 1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Dihubungkan detektor NaI(TI) ke alat cacah. 3. Dihidupkan pencacah dan ditunggu beberapa menit sehingga tegangan sebesar 1000 volt . 4. Diletakkan sumberradioaktif Cs-137 dan bahan-bahan X dan ukur cacah dan laju cacah. 5. Dihitung besar energi yang dihasilkan unsur Cs-137 dan bahan X. 6. Ditentukan unsur dan bahan X dengan membandingkan hasil dari energi yang dihasilkan dalam buku text book(Kaplan). 7. Dicatat hasil cacahannya pada kertas data percobaan.
3.2.2 Menentukan Interaksi Dengan Cs-137, Cacah Latar Belakang
(Background), Cacah Interaksi Dengan Absorber Fe Dan Absorber Pb 1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Disusun rangkaian percobaan. 3. Dimasukkan Cs-137 dan dihitung cacah interaksinya. 4. Diletakkan Pb sebagai absorbernya. 5. Divariasikan tegangan dari 0-900 Kev. 6. Dicatat jumlah cacah yang dihasilkan. 7. Diukur cacah untuk interaksi Cs-137 dengan menggunakan Fe dan background. 8. Dicatat jumlah cacah yang dihasilkan pada kertas data percobaan. DAFTAR PUSTAKA Nelkon M. 1966. Principes of Atom Physics and Elektronics. London: Heinemann Educational Books. Pages : 34 – 47 Wibawa, Teguh Hafif Ambar. 2009. Evaluasi Penggunaan Pencacah Beta Dan Gamma Pada Penentuan Kemurnian Radiokimia 188/186re-Ctmp. Halaman : 2-4 Wiryosimin, suwarno. 1995. Mengenal Asas Proteksi Radiasi. Bandung: Intitut Teknik Bandung Halaman : 4-5, 11, 171-173
SPEKTROSKOPI SINAR BETA DAN GAMMA
JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN V
INGGIT ANASTASYA WARZUKNI 160801029
LABORATORIUM FISIKA INTI
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018