Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
sangat pendek (dalam orde Angstrom) yang dipancarkan oleh inti atom yang tidak stabil yang bersifat
radioaktif. Setelah inti atom memancarkan partikel , (elektron), (positron), atau setelah
peristiwa tangkapan elektron, inti yang masih dalam keadaan tereksitasi tersebut akan turun ke
keadaan dasarnya dengan memancarkan radiasi gamma. Sebagai contoh, peluruhan unsur 137Cs
menjadi 137Ba melalui peluruhan yang diikuti pemancaran radiasi .
137Cs 137Ba + -1 + -2 +
Skema peluruhan 137Cs dapat dilihat pada gambar 1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sinar Gamma ()
Sinar adalah radiasi gelombang elektomagnetik dengan daya tembus tinggi dengan
panjang gelombang 10-7 10-11 cm. Sinar dipancarkan dari inti atom yang tidak stabil
(radioaktif) atau pada inti dalam keadaan tereksitasi(excited state), kemudian sinar terpancar
ke keadaan dasar dengan jalan memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut
sebagai Sinar . Dengan kata lain, jika suatu inti berada dalam keadaan tereksitasi namun
karena ketakstabilan dari keadaan tereksitasi, inti tersebut akan berpinduh ke keadaan stabil,
inti tersebut akan memancarkan sinar . Sinar sama seperti radiasi sinar elektromagnetik
lainnya biasa dipandang sebagai paket-paket energi yang disebut foton (). Massa dan muatan
suatu inti yang memancarkan sinar tidak berubah.
Sinar ini memiliki energi yang sama dengan selisih antara tingkat-tingkat energi
tersebut. Sebagai contoh tinjau peluruhan 60Co27 menjadi 60Ni28 melalui emisi partikel beta.
60
60
Co27
Ni28 + + n
Dimana n (neutrino) adalah zarah elementer yang mempunyai massa hampir sama dengan nol
dan tidak bemuatan listrik sehingga sangat sukar dibuktikan keberadaannya. 60Ni28 yang
dalam keadaan teruja ini mempunyai energi sebesar 2,5057 Mev. Dia akan meluruh dengan
memancarkan dua sinar .
Gambar 1. Skema pancaran dari peluruhan [1][3]
Sinar gamma () tidak dibelokkan oleh
medan listrik maupun medan magnet. Berdasarkan
penyelidikan diketahui bahwa sinar ini merupakan
radiasi elektromagnetik yang tidak bermassa dan
tidak bermuatan sehingga diberi notasi 00.
Sinar mempunyai sifat yang sama dengan sinar-X,
namun panjang gelombangnya lebih pendek
dibandingkan sinar-X. Atom yang memancarkan
sinar- tidak akan mengalami pengurangan nomor
atom maupun nomor massa, hanya atomnya saja
yang berada dalam keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasar. Atom yang tereksitasi
biasanya terjadi pada atom yang melakukan pemancaran sinar- maupun sinar-, dan untuk
mencapai tingkat energy dasar atau keadaan stabil atom tersebut melakukan pelepasan energy
melalui pemancaran sinar- . Oleh sebab itu, pemancaran sinar- ini biasanya menyertai
pemancaran sinar- maupun sinar-.
2.2 Peluruhan Gamma ()
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi. Seperti halnya
atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan foton (gelombang
elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma (). Dalam proses pemancaran foton ini,
baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan pada ikatan
intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan tereksitasi. Inti yang kelebihan energinya
ini biasanya akan melepaskan energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal dengan
peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik
yang mempunyai energi yang sangat besar melebihi sinar X.
Peluruhan gamma () merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi
sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh
transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi berlangsung
terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sinar
gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan
sinar- tidak dihasilkan inti atom baru.
Energitiapfotonadalahbedaenergiantarakeadaanawaldankeadaanakhirinti,dikurangidengan
sejumlah koreksi kecil untuk energi pental inti. Energi ini berada pada kisaran 100 KeV hingga
beberapaMeV.Intidapatpuladieksitasidarikeadaandasarkekeadaaneksitasiden
Gambar. Diagram Tingkat Energi
Pada gambar, memperlihatkan suatu diagram tingkat energi yang khas dari keadaan
eksitasi inti dan beberapa transisi sinar gamma yang dipancarkan. Wakto paro khas bagi tingkat
eksitasi inti adalah 10-9 hingga 10-12 s.
Sebagaimana penyelesaian persamaangelombang yang menampilkan persamaan
Helmholtz, di dalam sistem koordinat sferis dapat dinyakan sebagai superposisi atau jumlah
gelombang- gelombang dari berbagai bagai bilangan dalam wujud fungsi harmonik sferis Y1,
m, dimana dalam mekanika kuantum, itu bersangkutan dengan momentum rotasi, maka sinar
yang dipancarkan dari inti yang tengah mengalami deexitas itu dikatakan membawa serta
momentum rotasi sedemikian hingga azas kekelan momentum rotasi dalam proses transisi
keadaan inti itu dipenuhi. Seandainya momentum rotasi inti mula mula adalah Li dan
kemudian menjadi Lf , maka momentum rotasi yang dibawa serta oleh sinar itu adalah I= Li Lf yang oleh adanya kaidah kuantisasi ruang, berlaku aturan pilih
Li - Lf 1 Li + Lf
Selanjutnya mengingat persamaan laplance di
terdefenisakanlah apa yang dinamakan multipol elektrik
dalam
sistem
koordinat
sferis,
Q 1,m = r 1 Y*1,m d
Pada umumnya radiasi multipol hanya bersangkutan dengan nilai yang kecil saja
misalnya sampai = 3 saja, sebab berdasarkan analisa dengan mekanika kuantum, dapat
ditunjukkan bahwa kebolehjadian transisi akan sebanding dengan ( R/) 21 dimana R adalah jari
jarivolum inti dan = 2 adalah panjang gelombang sinar selaku gelombang
elektromahnetikdibagi 2. Dengan mengingat frekuensi sinar harus sama dengan frekuensi
perputaran proton didalam inti yang menmbulkan, maka tentulah c/ = v/2 R dengan v adalah
kecepatan proton melingkari inti selain didapat
R/ = v/c << 1
Yang memperlihatkan bahwa ( R/ )21 cepat merosot terdapat naiknya nilai .
Selanjutnya tetapan peluruhan atau tepatnya tetapan transmisi keadaan yang dalam hal
ini berupa deexsitasi, sudah tentu sebabding dengan kebolehjadian terjadinya transisi, sehingga
umur keadaan terexsitasinya akan sebanding terbalik dengan ( R/ ) 21 yang mengingat bilangan
massa unsur yakni A menyatakan banyaknya nukleon di dalam inti yang sebanding dengan
volume inti, yang berarti R sebanding dengan A , serrta mengingat pula tenaga foton ,E = hv =
hc/ yakni sebanding terbalik dengan , umur keadaan terexitasi itu akan berbanding terbalik
denangan E21 A21/3 yang memperlihatkan kepekaannya terhadap vareasi tenaga sinar yaitu E,
bilangan massa unsur A, serta multipolaritas radiasi yang dinyatakan oleh nilai 1.
2.3 Adsorbsi Sinar Gamma ()
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa energi dalam
bentuk paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk ke dalam suatu bahan, juga
menghasilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang dihasilkan sebagian besar melalui proses
ionisasi sekunder. Jadi, sinar gamma berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang ion
primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses ionisasi sekunder
sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan yang terbentuk pada proses
ionisasi primer.
Apabila sinar gamma (radiasi elektromagnetik) memasuki bahan penyerap, maka
intensitas radiasi saja yang akan berkurang, sedangkan energi tetap tidak berubah.
dengan I = Intensitas yang diteruskan
I0 = Intensitas mula-mula
d = ketebalan bahan penyerap
= koefisien serapan linear bahan penyerap
Karena d tidak memiliki satuan, maka satuan dan d menyesuaikan. Jika d dalam cm,
maka dalam 1/cm.
Ditinjau dari daya tembusnya, radiasi elektromagnetik memiliki daya tembus paling kuat
dibandingkan dengan radiasi partikel yang dipancarkan inti radioaktif lainnya. Sedangkan daya
ionisasinya paling lemah bila dibandingkan dengan sinar- dan sinar-. Hal itu disebabkan oleh
sifatnya sebagai gelombang elektromagnetik, meka kecepatan gerak radiasi elektromagnetik ini
di udara sama besanya dengan kecepatan cahaya.
Gambar 2.9. Spektrum energi peluruhan gamma atom cesium 137 (Rapach, 2010)
Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma () akan berkurang
atau terserap oleh suatu material yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah
bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati material
tersebut.
I = Io.e-x
I
: intensitas sinar gamma yang berhasil melewati material
Io : intensitas mula-mula
x : tebal material
: koefisien atenuasi linier atau koefisien pembanding yang besarnya tergantung sifat
material penyerap dan energi sinar gamma.
Jika tebal material penyerap L, maka:
Jika intensitas I yaitu intensitas sinar gamma yang berhasil melewati material tinggal
separoh dari intensitas awal, maka tebal material tersebut dinamakan Lapisan Harga
Paroh (Half Value Layer = hvl).