Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan 1

Struktur, Gaya Dan Sifat-Sifat Kimia Inti


Pendahuluan

Atom adalah struktur terkecil suatu unit, oleh karena itu semua yang ada di alam
semesta ini terdiri dari atom-atom penyusunnya, termasuk unsur-unsur yang tersedia di alam
yang biasa digunakan dalam kehidupan sehati-hari. atom terdiri atas inti atom dan elektron-
elektron yang beredar mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan
penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit
terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut perubahan pada inti
disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus = inti). Sedangkan Kimia inti adalah ilmu yang
mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
inti yang terjadi pada proses peluruhan radio nuklida dan transmutasi inti. Inti menepati
bagian yang sangat kecil dari volume suatu atom, tetapi mengandung sebagian besar massa
dari atom karena baik proton maupun neutron berada di dalamnya.

Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi


elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan. Semua unsur yang memiliki
nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif. Peluruhan radioaktif terjadi melalui
pemancaran partikel dasar secara spontan. Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi
timbal-206 dengan memancarkan sebuah partikel α Transmutasi inti dihasilkan dari
pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.

A. STRUKTUR INTI ATOM


Konsep adanya inti atom pertama kali dinyatakan oleh Rutherford dari hasil
serangkaian eksperimennya untuk menguji model atom yang dikemukakan oleh
Thomson dengan percobaan yang terkenal dengan nama hamburan Rutherford. Dari
eksperimen ini Rutherford menyimpulkan bahwa massa seluruh atom terkumpul pada
suatu titik yang disebut inti atom yang bermuatan positif. Muatan positif yang terdapat
pada inti atom sama dengan jumlah muatan elektron yang bergerak mengelilingi inti.
Partikel yang bermuatan positif dalam inti atom disebut proton. Kemudian
ditemukannya neutron oleh James Chadwich yang juga merupakan partikel yang ada
dalam inti atom tetapi tidak bermuatan (netral).
 Struktur atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam
inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan
listriknya. semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif
(+), sementara itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan
negatif (-) ditarik oleh proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom.
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+)
karena ada kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom
akan saling bertolak satu sama lain.
 Inti atom
Dengan demikian inti atom tersusun oleh dua partikel yaitu proton dan neutron,
proton bermuatan positif sedangkan neutron netral yang selanjutnya proton dan neutron
ini disebut nukleon atau nuklida.
Massa neutron hampir sama dengan proton, hanya saja massa neutron lebih besar
sedikit dibandingkan massa proton. Ukuran inti atom berkisar pada 10-15 m, sehingga
massa partikelnya sangat kecil. Satuan massa untuk inti atom dipakai satuan massa atom
yang disingkat sma di mana 1 sma = 1,6604 × 10-27 kg. 1 sma didefinisikan sama

dengan massa atom 6C12.


Inti atom dilambangkan ZXA dengan X menyatakan nama inti atom, Z
menyatakan nomor atom, dan A menyatakan nomor massa atom. Misalnya inti atom
karbon memiliki nomor atom 6 sedangkan nomor massanya 12, maka lambang atom
6
karbon tersebut dituliskan C12. Nomor atom menyatakan jumlah proton dalam inti
atom atau jumlah elektron yang mengelilingi inti dan nomor massa menyatakan jumlah
proton dan neutron yang terdapat pada inti atom atau jumlah nukleon.
B. GAYA INTI ATOM
Menurut teori inti terdiri atas proton-proton dan neutron-neutron. Karena proton
bermuatan listrik positif, maka gaya tolak menolak elektrostatik antara proton-proton
cenderung memisahkan nukleon-nukleon itu. Oleh karena itu, agar stabilitas inti terjadi
maka harus ada gaya tarik yang kuat antarnukleon yang disebut gaya inti antarnukleon.
Gaya ini diklarifikasi oleh fisikawan jepang hideki yukawa sebagai interaksi terkuat di
bandingkan gaya grafitasi dan gaya eletrostatis. hal ini yang menyebabkan nuekleon
nuekleon tetap terikat dalam inti atom walaupun terjadi gaya tolak menolak elektrostatik
antara proton dan neutron. Hideki yukawa juga mengemukakan karakteristik gaya-gaya
inti dan mempostulatkan adanya partikel yang sekarang disebut pion. Pion bisa
bermuatan (𝜋+ dan 𝜋-) atau netral (𝜋o). Massa diam pion bermuatan kira-kira 273 me
(273 kali massa diam elektron) dan massa diam pion netral adalah 264 me. Pion
termasuk dalam kelompok partikel elementer yang disebut meson, istilah pion berasal
dari 𝜋 meson. Pion mempunyai peranan paling penting dalam menjelaskan gaya inti
(atau gaya nuklir). Menurut teori beliau tiap nukleon terus menerus memancarkan dan
mneyerap pion. Jika jarak antara nukleon-nukleon sangat dekat maka gaya inti saling
tolak menolak dan pada jarak yang agak jauh gaya inti saling tarik-menarik. Misalkan
suatu inti hanya terdiri atas sebuah proton dan sebuah neutron. Neutron itu
memancarkan pion dan juga mempunyai gaya traik yang kuat terhadap pion. Proton
yang berdekatan juga melakukan gaya yang cukup kuat untuk menyerap pion tersebut.
Sementara itu proton juga memancarkan pion yang dapat diserap oleh neutron. Jadi,
masing-masing proton dan neutron melakukan gaya kuat ketika terjadi pertukaran
partikel (pion), sehingga keduanya tampak melakukan gaya satu sama lain.
Didalam inti atom terdapat dua partikel yaitu partikel netral yang benama neutron
dan partikel yang memiliki muatan posotif bernama proton. proton dan neutron
memiliki masa yang hampir sama. Pada inti atom, partikel tersebut menyatu karena ada
sesuatu. Sesuatu itu adalah gaya ikat inti atau sering disebut sebagai gaya inti saja.
Partikel-partikel bermuatan positif yang ada pada inti atom seharusnya tolak
menolak karena gaya coloumb oleh proton itu. karena ada gaya inti inilah kumpulan
partikel bermuatan positif itu menjadi tidak terpencar-pencar karena saling tolak
menolak. Gaya inti sifatnya tarik menarik sehingga dapat mengikat inti atom.
Gaya inti yang dihasilkan oleh inti jauh lebih besar dari pada gaya coloumb,
sehingga resultan gayanya adalah tarik menarik. oleh karena itu, gaya inti sangat besar
perannanya dalam inti atom. sehingga inti atom tidak terpencar-pencar intinya karena
saling tolak menolak.

karakteristik gaya inti ini antara :

1. gaya inti merupakan gaya tarik menarik, lebih besar dari gaya coulomb dalam inti
atom.
2. Gaya inti mempunyai sifat yang berbeda dengan gaya elektrostatik coulomb dan gaya
gravitasi
3. Gaya inti tidak tergantung pada muatan listrik, sehingga besarnya gaya antara proton-
proton atau neutron-neutron sama besar.
4. Besarnya gaya inti adalah sangat besar, sekitar 10-3 C
5. nuklida-nuklida berinteraksi hanya dengan nuklida terdekat nya.
6. gaya inti bekerja pada kisaran jarak yang sangat pendek, ± 10-15 m atau 1 fermi
7. gaya inti bekerja di antara dua proton, dua neutron atau antara proton dan neutron.
Dengan adanya gaya inti yang sangat besar antara nukleon didalam inti
menimbulkan adanya energi per nukleon yang besar pula didalam ini. Hal ini
memungkinkan diperoleh energi yang sangat besar dari satu inti atom, yaitu dengan cara
pembelahan initi (fisi) dan penggabungan (fusi)
Untuk mengamati gaya inti maka di adakan pemisahan-pemisahan:
1. gaya inti dapat di nyatakan dengan suatu interaksi antara dua benda.
2. nteraksi tersebut dapat di nyatakan dengan suatu potensial.
3. pengaruh relativitas dapat di abaikan.
Berdasarkan hasil eksperimen hamburan yang dilakukan oleh Rutherford, atom
terdiri dari inti yang dikelilingi oleh electron-elektron. Lintasan electron-elektron berada
pada jarak yang sangat besar dari inti dibandingkan dengan ukuran inti. Sebagian besar
massa atom terletak dalam intinya.
Model atom Rutherford didasarkan pada mekanika klasik, model atom Bohr
didasarkan pada konsep-konsep kuantum permulaan, dan teori kuantum Schrodinger
merupakan teori yang secara tepat memerikan struktur atom. Oleh karena itu, mekanika
kuantum merupakan model yang seharusnya digunakan untuk memberikan struktur inti.

C. SIFAT-SIFAT INTI ATOM


 Sifat Inti yang Tak Bergantung pada Waktu (time independent)
Sifat inti yang tak bergantung waktu terbagi menjadi massa, jari-jari atau radius,
muatan, momentum sudut, momen magnetik dan momen listrik.
1) Massa
Menurut hipotesa Dalton (1803) atom-atom suatu unsur adalah identik. Prout
(1815) menyatakan bahwa semua unsur tersusun atas hydrogen dan massanya
dapat dinyatakan sebagai:

𝑀 = 𝐶 × 𝑀𝐻
𝑀𝐻 = massa hidrogen
𝐶 = bilangan bulat
Dari penelitian lebih lanjut yang dilakukan, ternyata:
a) C bukanlah bilangan bulat, sehingga hipotesis Prout dianggap tidak benar
b) Crookes (1886) menyarankan kembali ide Prout, bahwa C bukan bilangan
bulat karena suatu unsur mungkin terdiri dari beberapa campuran (isotop).
Contoh; Cl mempunyai berat atom 35,46 karena terdiri dari 3 isotop,
masing-masing 34,5 dan 36.
c) Karena kemudian inti diketahui terdiri dari proton dan neutron, maka dapat
dituliskan:
𝑀 = 𝑍(𝑀𝐻 ) + 𝑁(𝑀𝑁 )
Z dan N adalah jumlah proton dan neutron di dalam inti. MN = massa neutron.
Kelimpahan massa di alam telah tersusun dalam tabel periodik:

2) Jari-Jari
Jari-jari inti belum bisa ditentukan/ diukur secara langsung. Ada dua metode
yaitu cara Nuklir dan Cara Elektromagnetik. Jika diasumsikan inti bulat (bola),
maka jejarinya ditentukan dengan persamaan:
1⁄
𝑅 = 𝑟0 × 𝐴 3

𝑟0 ditentukan melalui eksperimen yaitu:


a) Cara Nuklir
Cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear force radius) yaitu jarak dari pusat
inti (core) ke jarak jangkauan gaya inti. Cara yang termasuk metode ini yaitu:
Hamburan partikel alfa, diperoleh 𝑟0 = 1,414 × 10−13 𝑐𝑚

Perubahan alfa dengan hasil 𝑟0 = 1,48 × 10−13 𝑐𝑚


Hamburan neutron cepat dengan hasil 𝑟0 = 1,37 × 10−13 𝑐𝑚
b) Cara Elektromagnetik
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk
kategori ini adalah hamburan electron, mesonik atom, inti cermin ( 13𝐻, 33𝐻𝑒),
hamburan proton dan pergeseran isotopik.
3) Muatan
Model atom Rutherford dapat menerangkannya melalui spektrum sinar-x
yang diukur oleh Mosely. Dari data Mosely tersebut ternyata muatan inti adalah
Zed an Z yang merupakan nomor atom, sedang e =
muatan electron = 4,80298 × 10−10 𝑒𝑠𝑢 = 1,602189 × 10−19 𝐶
4) Momentum Sudut
Momentum sudut suatu inti atom dapat ditunjukkan dari hyperfine structure
spliting garis-garis spektrum suatu atom. Pauli menjelaskan hyperfine structure
splitting ini dengan anggapan bahwa inti memiliki
momentum sudut total dari electron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, inti
terdiri dari A nucleon yang masing-masing memiliki momentum sudut orbital dan
spin. Jadi total vektor momentum sudut, apabila dipakai gandengan L S, adalah
𝐼 = 𝐽 = ∑ 𝑘 = 1 𝐼𝑘 + ∑ 𝑘 = 1 𝑆𝑘

Panjang vektor momentum sudut inti:

I adalah bilangan kuantum momentum sudut total inti atau biasa disebut spin
inti.

5) Momen Magnetik
Di dalam inti atom nukleon-nukleon mengalami gerak orbital, baik proton
maupun neutron mempunyai momen magnetic. Untuk proton, momen magnetic
proton Mp, dan momentum sudut Lp.

6) Momen Listrik
Momen listrik pertama kali dijelaskan oleh Schuler dan Schmidt (1935), pada
hyperfine struktur Eu-151 dan Eu-153. Adanya momen kuadrupol inti berarti
menunjukkan distribusi inti tidak simetris bola. Konsep multipol listrik dapat
dijelaskan berdasarkan teori potensial listrik.
 Sifat Inti yang Bergantung pada Waktu (time dependent)
Sifat inti yang bergantung pada waktu, dibagi menjadi peluruhan radioaktif
dan reaksi inti.
a) Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif merupakan sifat inti yang bergantung waktu (dinamik),
sifat dinamik lainnya dari suatu inti radioaktif adalah reaksi inti. Baik
peluruhan maupun reaksi inti yang menggambarkan transisi dari suatu
keadaan ke keadaan lain baik secara spontan (decay) maupun buatan (reaksi).
Laju peluruhan inti radioaktif disebut aktivitas. Semakin besar aktivitasnya,
semakin banyak inti atom yang meluruh per detik. Aktifitas 𝛼 hanya
bergantung pada jumlah inti radioaktif N dalam cuplikan dan juga pada
probabilitas peluruhan λ.

Ketika cuplikan meluruh, jumlah intinya berkurang sebanyak N buah lebih


sedikit jumlah atom inti yang tertinggal. Jadi jumlah peluruhan per detik
makin lama makin berkurang. Semakin besar 𝛼, semakin banyak inti atom
yang meluruh tiap detiknya. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

Persamaan (5) merupakan hukum peluruhan radioaktif eksponensial, yang


memberi informasi bahwa jumlah inti radioaktif dalam suatu cuplikan
meluruh terhadap waktu. Namun, pada kenyataannya agak sulit dilakukan
pengukuran N, sehingga kita dapat mengganti persamaan dalam bentuk lain
dengan mengalikan kedua ruas dengan λ, sehingga bentuk persamaan menjadi
aktivitas

Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie.


1 curie (Ci) = 3,7 × 1010 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛/ 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Pada peluruhan radioaktif juga dikenal waktu paruh (t1/2), yaitu waktu yang
diperlukan aktivitas untuk berkurang menjadi separuh dari aktifitas awal.

Peluruhan dapat terjadi berkelanjutan yang disebut dengan rantai peluruhan


radioaktif. Peluruhan radioaktif ditandai dengan perubahan nuklida menjadi
nuklida baru yang disertai energi, baik dalam bentuk partikel-partikel inti
maupun foton. Inti mengalami peluruhan untuk mencapai kondisi stabil.
Suatu inti dapat meluruh dengan lebih dari satu cara. Untuk kasus ini, maka
persamaan (5) dapat dimodifikasi menjadi

Persamaan diatas menggambarkan inti yang meluruh menghasilkan inti


𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽.
b) Reaksi Inti
Reaksi inti merupakan perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi
inti atom lain dengan disertai munculnya energy yang sangat besar. Agar
terjadi reaksi inti, maka diperlukan partikel lain untuk menggoyahkan
kesetimbangan inti atom sehingga kesetimbangan inti terganggu. Akibatnya
inti akan terpecah menjadi dua inti yang baru. Partikel yang digunakan untuk
mengganggu kesetimbangan inti yaitu partikel proton atau neutron. Di mana
partikel proton atau neutron yang berenergi ditembakkan pada inti target
sehingga setelah reaksi terjadi akan terbentuk inti atom yang baru disertai
terbentuknya partikel yang baru. Inti target merupakan inti atom yang stabil,
sehingga setelah terjadi reaksi menyebabkan inti atom menjadi inti yang tidak
stabil yang kemudian disebut isotop radioaktif. Jadi reaksi inti dapat juga
bertujuan untuk mendapatkan isotop radioaktif yang berasal dari inti stabil.
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi
inti ini terjadi karena tumbukkan (penembakan) inti sasaran (target) dengan
suatu proyektil (peluru).
Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan:

Contoh reaksi inti antara lain adalah


yaitu inti atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom
oksigen disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang terbentuk
bersifat radioaktif. Reaksi inti dibedakan menjadi dua yaitu reaksi fisi dan
reaksi fusi.

Anda mungkin juga menyukai