Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tersusun dari materi berupa
partikel-partikel yang sangat kecil yang dalam ilmu Fisika dinamakan atom.
Atom adalah partikel yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskopik khusus. Berdasarkan definisi Democritus, dikatakan bahwa atom
merupakan partikel yang sangat kecil sehingga tidak dapat terbagi lagi.
Atom terdiri dari nukleon (inti atom) dan elektron, berdasarkan garis
besarnya. Dengan inti atom yang terdiri atas neutron dan proton. Namun,
berdasarkan penemuan-penemuan dan eksperimen-eksperimen yang dilakukan
pada abad ke-16 sampai abad ke-20 ternyata atom bukanlah materi tunggal seperti
yang dikatakan Democritus. Dan tidaklah benar jika nucleon atau inti atom
dikatakan hanya terdiri dari proton dan neutron saja.
Partikel-partikel atom dapat saling berinteraksi dengan bantuan gaya
gravitasi, gaya elektromagnetik dan gaya nuklir. Ketiga gaya inilah yang berperan
penting dalam interaksi partikel-partikel atom. Buktinya, gaya nuklir yang
berperan untuk mengikat proton dan neutron dalam inti atom. Dan ternyata
partikel-partikel yang saling berikatan dapat dipisahkan kembali menjadi partikel
individu. Dalam proses pemisahan partikel ini, dibutuhkan energi yang disebut
dengan Energi ikat.
Uraian di atas merupakan rujukan dalam melanjutkan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada mengenai atom sehingga dapat
mengetahui lebih jelas lagi mengenai atom baik susunan partikelnya, interaksi-
interaksi partikelnya maupun energi yang bekerja padanya. Karena ternyata,
masih banyak hal yang perlu diketahui mengenai atom. Ini penting dilakukan
terutama bagi semua pelaku fisika, apapun spesialisasinya sehingga dapat
dimanfaatkan kedepannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian atom ?
2. Bagaimana macam-macam gaya atom ?
3. Bagaimana sifat-sifat inti atom ?
4. Bagaimana hubungan energi ikat inti terhadap massa inti ?
5. Bagaimana sistematika massa dan energi ikat ?
6. Bagaimana menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan energy ikat ?

C. Tujuan
Tujuan utama dari penyusunan makalah ini yaitu untuk :
1. Memahami pengertian atom.
2. Mengetahui macam-macam gaya atom.
3. Memahami sifat-sifat inti atom.
4. Mengetahui hubungan energi ikat inti terhadap massa inti.
5. Memahami sistematika massa dan energi ikat.
6. Lebih mahir dalam menyelesaikan soal.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Atom
Atom adalah suatu satuan dasar materi yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Berdasarkan penemuan-
penemuan dan eksperimen-eksperimen yang dilakukan pada abad ke-16 sampai
abad ke-20 dapatlah diketahuai bahwa atom bukanlah materi tunggal seperti yang
dikatakan Democritus.
Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan
neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki
neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik.
Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron (0n1).
Kedua partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida
adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan:
A
ZX

X = lambang unsur
Z = nomor atom = jumlah proton (= p)
A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron ( p + n)

Secara garis besar atom terdiri dari nukleon (inti atom) dan elektron.
Tidaklah benar jika nucleon atau inti atom dikatakan hanya terdiri dari proton dan
neutron saja. Melainkan terdapat partikel lain yang menyusun partikel atom
seperti neutrino. Dari kesemua partikel sub-atom ini, elektron adalah yang paling
ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 𝑘𝑔 dan mempunyai muatan
negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran
yang dapat digunakan untuk mengukur ukurannya. Proton memiliki muatan

3
positif dan massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron atau sekitar 1,6726 ×
10−27 kg. Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa
elektron atau 1,6929 × 10−27 kg atau sama dengan massa proton. Jari-jari atom
adalah 10-8 cm dan jari-jari inti 10-12 cm. Tetapi ada satu hal yang mengejutkan,
walaupun ukuran inti sangat kecil tetapi massa inti mencakup 99,95% massa total
suatu atom.
Pada perkembangan selanjutnya, para ilmuwan menemukan bahwa
nukleon yang boleh kita anggap terdiri dari proton dan neutron sesungguhnya
tersusun dari pertikel yang lebih kecil lagi yang dinamakan quark. Quark adalah
partikel yang membangun proton dan neutron, bagian dari inti atom. Ukuran
quark adalah 10-18 m. Sehingga untuk ukuran yang sekecil ini tidak bisa kita
anggap sebagai materi tapi cukup dinyatakan dalam bentuk energi. Hal lain yang
tak kalah menakjubkan adalah ternyata elektron ketika mengelilingi inti berputar
dengan kecepatan 1.000 km/s.
Setiap nukleus memiliki keadaan energi terendah, keadaan dasar, dan
keadaan energi yang lebih tinggi yang disebut keadaan tereksitasi. Banyak yang
dapat dipelajari tentang kekuatan nuklir dari pertimbangan inti dalam keadaan
dasar mereka, terlepas dari apakah inti ini stabil atau kemungkinan melumpuhkan
radioaktif. Umumnya, keseluruhan yang sistematis dapat ditemukan dalam massa,
radius, muatan, kelimpahan, dll. Pada pemeriksaan lebih dekat periodik tertentu
juga menjadi nyata. Model nuklir yang telah dikembangkan untuk menjelaskan
sifat-sifat ini dapat dibagi secara kasar menjadi model semiklassis (partikel), yang
memungkinkan pemahaman umum tentang kecenderungan sistematis dan model
mekanika kuantum (gelombang) yang memberi wawasan inti periodisitas.

4
B. Gaya Atom
Terdapat beberapa gaya yang bekerja pada atom, di antaranya adalah gaya
gravitasi, gaya elektromagnetik dan gaya nuklir.
1. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi antara partikel elementer sangat lemah, buktinya tidak
dapat diukur efek dari kelakuan partikel dalam atom ini. Hanya pada objek
dengan ukuran amstrong dengan massa yang cukup dapat menimbulkan gaya
gravitasi dalam atom. Karena gaya ini bersifat menarik, seperti partikel
menarik atom pada wilayah sekitarnya.

2. Gaya Elektromagnetik
Gaya elektromagnetik adalah gaya yang mendasar untuk
menggambarkan struktur atom. Elektron berada pada orbit disekeliling inti
dengan gaya listrik, seperti planet berada pada orbitnya mengelilingi matahari
dengan gaya gravitasi. Elektron-elektron biasanya mengalami gaya listrik satu
sama lain dan gaya yang timbul antara dua atom yang saling berdekatan
merupakan gaya yang timbul antara elektronnya. Semua gaya yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari merupakan murni gaya elektromagnetik, kecuali
gravitasi. Gaya elektromagnetik adalah gaya yang penting dalam penyusunan
bahan atau material fisika dan kimia.

3. Gaya Nuklir
Gaya nuklir adalah kekuatan antara dua atau lebih komponen dari inti
atom. Bagian komponennya antara lain neutron dan proton, yang disebut
nukleon. Gaya nuklir berperan untuk mengikat proton dan neutron dalam inti
atom. Untuk membongkar inti menjadi proton dan neutron terikat akan
membutuhkan kerja untuk melawan gaya nuklir. Sebaliknya, energi
dilepaskan ketika inti yang dibuat dari nukleon dapat mengikat nuklir. Energi

5
ikat inti selalu angka positif karena semua inti membutuhkan energi bersih
untuk memisahkan menjadi proton individu dan neutron.
Proton dan neutron saling terikat dalam inti akibat adanya gaya nuklir.
Gaya ini sangat kuat ketika dua partikel sangat dekat, tapi akan menurun
drastis jika ada jarak. Contohnya , gaya nuklir antara dua buah neutron akan
nol jika jaraknya lebih dari 10−12 𝑐𝑚. Artinya gaya nuklir tidak dapat
diperpanjang sampai ke elektron dalam atom yang berjarak lebih dari
10−12 𝑐𝑚 dari inti hanya sampai pada jarak 10−12 𝑐𝑚 atau kurang dari
10−12 𝑐𝑚. Oleh karena itu meskipun meskipun gaya nuklir sangat penting
mengikat inti, gaya ini tidak berperan dalam interksi antar atom.

Dapat disimpulkan bahwa; Gaya Gravitasi bergantung pada massa dan


mempengaruhi proton, neutron dan elektron. Gaya elektromagnetik bergantung
pada muatan listrik dan hanya mempengaruhi proton dan elektron. Gaya Nuklir
hanya mempengaruhi neutron dan proton.

C. Sifat-Sifat Inti Atom


1. Massa dan Energi
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa
biasa, yaitu kurang dan 10,21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan
satuan yang berbeda. Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan
12
pada massa atom C yang berada dalam keadaan netral dan tingkat energi
dasar. Satuan yang dimaksud adalah sma (satuan massa atom) atau amu
(atomic mass unit) yang telah ditetapkan bahwa 1 𝑠𝑚𝑎 = 1,6605 ×
10−27 𝑘𝑔.
Dari kesetaraan massa dan energi (𝐸 = 𝑚𝑐 2 ) dengan 𝑚 adalah massa
(kg) dan 𝑐 adalah kecepatan cahaya (𝑚⁄𝑠) sebesar 3 × 108 𝑚⁄𝑠. Maka 1 sma
setara dengan energi sebesar 1,49445.10.-10 joule. Dalam sistem atom, energi
pada umumnya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV). Satu elektron volt

6
didefinisikan sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang bermuatan
6,24 × 1018 coulomb setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau
1 𝑒𝑉 = 6,24 × 1018 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
1 𝑠𝑚𝑎 = 1,66043. 10−27 𝑘𝑔 = 1,49445. 10−10 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 = 9,325368. 108 𝑒𝑉
= 932,53 𝑀𝑒𝑉

Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan berat atom.
Perbedaan antara total massa proton, neutron dan elektron secara individu
dengan massa atom disebut mass defect. Persamaan untuk mass defect adalah
𝑀𝑎𝑠𝑠 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐 = 𝑍. 𝑚𝐻 + (𝐴. 𝑍). 𝑚𝑁 − 𝑀.…………………………..(1)
Dimana,
Z : Nomor atom
𝑚𝐻 : Massa atom hidrogen
𝑚𝑁 : Massa neutron
A-Z : Nomor neutron
M : Berat atom
Jika berat atom pada persamaan di atas diganti dengan massa inti, maka massa
atom hidrogen harus diganti massa proton.

2. Energi Ikat
Salah satu yang paling penting dan yang harus dipertimbangkan
adalah massa nuklir. Hal ini biasanya dinyatakan dalam satuan massa,
disingkat oleh amu, jadi didefinisikan bahwa massa satu atom C12 setara
seperti 12.00…u. Massa nukleida stabil terdapat di dalam unsur C.
Perbedaan antara massa nuklir aktual dan massa semua nukleon
individu disebut energi ikat total Btot (A,Z). Energi ikat adalah energi yang
diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan senyawa dalam wujud gas pada
keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. Atau dengan kata lain, energi
ikat adalah banyaknya energi yang berkaiatan dengan satu ikatan dalam

7
senyawa kimia. Umpamanya, dalam metana energi ikatan C-H dalam proses
berikut.

𝐶𝐻4 (𝑔) → 𝐶(𝑔) + 4𝐻(𝑔) …………………………………………(2)

Ini mewakili pekerjaan yang diperlukan untuk memisahkan nukleus


menjadi nukleon terpisah atau sebaliknya, energi yang akan dilepaskan jika
nukleon-nukleon terpisah digabungkan menjadi inti. Untuk memudahkan,
massa atom dan bukan massa inti digunakan untuk semua perhitungan. Hal ini
menyebabkan tidak ada kesulitan, kecuali bahwa energi ikat elektron atom
juga harus dipertimbangkan. Untuk lebih sederhana, kita biasanya akan
menghilangkannya. Oleh karena itu kita bisa menulis:

𝐵𝑡𝑜𝑡 (𝐴, 𝑍) = [𝑍𝑀𝐻 + 𝑁𝑀𝑛 − 𝑀(𝐴, 𝑍)]𝑐 2 ........................................(3)

Dimana, 𝑀 = Massa atom

𝑀𝐻 = Massa atom hydrogen.

Energi ikat rata-rata 𝐵𝑎𝑣𝑒 (𝐵𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 ) per nukleon diberikan oleh

𝐵𝑡𝑜𝑡 (𝐴,𝑍)
𝐵𝑎𝑣𝑒 (𝐴, 𝑍) = …………..…..………………………….…….(4)
𝐴

Jumlah berikut mudah dilakukan

𝐾𝑒𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑀 − 𝐴…………………………...………………...(5)


𝑀−𝐴
𝐾𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = ………..……………………………….…..(6)
𝐴

Energi yang diperlukan untuk memisahkan partikel proton, neutron,


deutron, atau alfa dari nukleus disebut energi pemisah S. Sebaliknya, energi
ini dilepaskan saat partikel semacam itu ditangkap oleh nukleus. Untuk
neutron

𝑆𝑛 = [𝑀(𝐴 − 1, 𝑍) + 𝑀𝑛 − 𝑀(𝐴, 𝑍)]𝑐 2 ……………………………(7)

Semua energi permisah dapat dinyatakan dalam bentuk energi


pengikat total inti yang terlibat dengan cara mengganti ungkapan massa, yang
diperoleh dari Persamaan (3), menjadi ungkapan yang mirip dengan (7).
Sebagai contoh

𝑆𝑛 = 𝐵𝑡𝑜𝑡 (𝐴, 𝑍) − 𝐵𝑡𝑜𝑡 (𝐴 − 1, 𝑍)……………………….……….....(8)

8
𝑆𝑛 = 𝐵𝑡𝑜𝑡 (𝐴, 𝑍) − 𝐵𝑡𝑜𝑡 (𝐴 − 4, 𝑍 − 2) − 𝐵𝑡𝑜𝑡 (4,2)……………...…(9)

Tabel 1. Besar Energi Ikatan suatu Ikatan Atom

Contoh:
H2 (g) → 2 H (g) ∆𝐻 = + 435 kJ
Energi ikatan H—H = + 435 kJ/mol
CH4 (g) → C(g) + 4 H(g) ∆𝐻 = + 1 656 kJ
Atau dituliskan:
H
|
H—C—H → C(g) + 4 H(g) ∆𝐻 = + 1 656 kJ
|
H(g)

Energi ikatan C—H = + 1 656 kJ : 4 mol = 414 kJ/mol


Sesuai dengan hukum Laplace, maka:
∆𝐻 pembentukan ikatan = – ∆𝐻 pemutusan ikatan
= – Energi Ikatan………………………………(10)

9
Dalam reaksi gas-gas, dapat dianggap bahwa ikatan dalam pereaksi
diputuskan, kemudian atom-atom gasnya akan membentuk ikatan produk
reaksi. Sehingga:
∆𝐻 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = ∑ ∆𝐻 pemutusan ikatan pereaksi + ∑ ∆𝐻 pembentukan
ikatan produk reaksi……………………………………………...(11)
= ∑ ∆𝐻 pemutusan ikatan pereaksi – ∑ ∆𝐻 pemutusan ikatan produk
reaksi.
= ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 − ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖.

Energi ikat inti adalah energi yang dilepaskan jika penyusun inti
bergabung membentuk inti. Energi dengan jumlah yang sama akan diperlukan
untuk memecah inti atom menjadi elemen penyusun, karena itu energi yang
ekivalen dengan mass defect digunakan sebagai ukuran dan energi ikat inti.
Apabila 𝑚𝐻 , 𝑚𝑁 dan M dinyatakan dalam satuan massa atom (amu), maka
energi ikat inti dinyatakan dalam satuan MeV, dengan persamaan berikut:
Suatu atom yang massanya M(A,Z) dengan Z adalah jumlah proton dan N
adalah jumlah neutron dalam keadaan bebas memiliki energi diam (rest
energi) sebesar,
𝑅𝐸 = 𝑍. 𝑚𝑝 . 𝑐 2 + 𝑁. 𝑚𝑛 . 𝑐 2 + 𝑍. 𝑚𝑒 . 𝑐 2 ..………………………...(12)
Energi ikat nucleon A = Z + N dalam inti tersebut adalah
𝐵(𝐴, 𝑍) = 𝑍. 𝑚𝐻 . 𝑐 2 + 𝑁. 𝑚𝑛 . 𝑐 2 − 𝑀(𝐴, 𝑍). 𝑐 2 ………..………....(13)
Sebelum melanjutkan kerincian lebih lanjut adalah perlu untuk
menyebutkan sistem fisik lain di mana rata-rata energi pengikat per partikel
adalah konstanta, yaitu padatan atau cairan. Panas penguapan Q adalah total
pekerjaan yang diperlukan untuk memisahkan senyawa m gram menjadi n
molekul terpisah, pada suhu konstan. Jika M0 adalah massa satu molekul

𝑚 = 𝑛𝑀0 ……………….…………………………………...…… (14)

10
Rata-rata energi ikat per molekul sama dengan

𝑄 𝑄𝑀𝑂
= ............................................................................................(15)
𝑛 𝑚

Atau

Energi ikat rata – rata per nucleon adalah


𝐵(𝐴,𝑍)……………...……………………………………(16)
𝐵 (𝐴, 𝑍) = 𝐴

3. Tingkat Energi Inti


a. Foton dipancarkan bila elektron melompat dari suatu tingkat energi ke
tingkat energi yang lebih rendah,
b. Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan dengan energi elektron yang
berbeda-beda.
c. Energi electron 𝐸𝑛 dinyatakan dalam jari-jari orbit 𝑟𝑛 diberikan sebagai
berikut:
𝑒2
𝐸𝑤 = − 8𝜋𝜋 ……………………………………………..(17)
0 𝑟𝑛

d. Rumus rn disubstitusi ke persamaan di atas, sehingga menjadi:


Rumus Tingkat Energi
𝑚𝑒 2 1 𝐸
𝐸𝑤 = − 8𝜋𝜋 2 (𝑛2 ) = 𝑛12 𝑛 = 1,2,3………………………...(18)
0

e. Energi untuk kulit ke-n:


𝐸
𝐸𝑛 = 𝑛12 ……………………………………………………..(19)

𝐸1 = (2,179 × 10−18 𝐽 = −13,6 𝑒𝑉……………………….(20)


1
Sehingga, 𝐸𝑛 = (−13,6 𝑒𝑉) 𝑛2

f. Tingkat energi ini semuanya negatif, hal ini menyatakan bahwa elektron
tidak memiliki energi yang cukup untuk melarikan diri dari inti.
g. Apabila terjadi perpindahan (transisi) elektron dari satu kulit ke kulit yang
lain, maka memerlukan energi :

11
∆𝐸 = 𝐸𝐵 − 𝐸𝐴 ……………………………………………..(21)
h. Besarnya energi yang diperlukan atau dipancarkan sebesar:
ℎ𝑐
∆𝐸 = ℎ𝑓 = ……………………………………………...(22)
𝜆

Dimana:
h= Tetapan Planck = 6,6.10-34 𝐽𝑠
𝑓= frekuensi foton (𝐻𝑧)
𝑐= Cepat rambat cahaya = 3. 108 𝑚⁄𝑠
𝜆= Panjang gelombang foton (𝑚)

i. Tingkat energi yang terendah 𝐸1 disebut keadaan dasar (status dasar) dari
atom itu dan tingkat energi lebih tinggi 𝐸2 , 𝐸3 , 𝐸4 ,…. disebut keadaan
eksitasi (status eksitasi).
j. Ketika bilangan kuantum n bertambah, energi 𝐸𝑛 yang bersesuaian
mendekati nol.
𝐸1 < 𝐸2 < 𝐸3

Gambar 1. Tingkat Energi


Sumber:www.coursehero.com

Contoh soal :
1. Massa inti Detrium 1D2 adalah 2,0141 sma. Jika massa proton 1,0078 sma dan
massa netron 1,0087 sma, besar energi ikat inti deuterium … MeV. (1 sma=
931 MeV)
a. 0,25
b. 1,12
c. 2,23

12
d. 3,16
e. 4,12

Jawab

Energi ikat inti adalah massa defek dikali 931 Mega electron Volt.

𝐸 = ∆𝑚 × 931 𝑀𝑒𝑉

𝐸 = (𝑍𝑛𝑝 × 𝑍𝑚𝑝 × 𝑍𝑛𝑛 × 𝑍𝑚𝑛 − 𝑀 (𝐴, 𝑍) × 931

𝐸 = (1 × 1,0078 + (2 − 1) × 1,0087 − 2,0141) × 931

𝐸 = 2,23 𝑀𝑒𝑉

2. Massa atom 8O16 adalah 15,995 sma; Hidrogen 1,0078 sma; dan neutron 1,0087
sma. Tentukan :
a. Massa total partikel pembentuk,
b. Defek massa,
c. Energi ikat inti pksigen,
d. Energi ikat rata-rata pernukleon!

Jawab :

Besaran yang diketahui:

𝑚𝑖 = 15,995 𝑠𝑚𝑎

𝑚𝑝 = 𝑚𝐻 = 1,0078 𝑠𝑚𝑎

𝑚𝑛 = 1,0087 𝑠𝑚𝑎

𝑍=8

𝐴 = 16

𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛 = 𝐴 − 𝑍

= 16 − 8

=8

13
a. Massa total nucleon = massa total proton + massa total neutron
= 8 𝑚𝑝 + 8 𝑚𝑛
= 8(𝑚𝑝 + 𝑚𝑛 )
= 8(1,0078 + 1,0087)
= 16,132 𝑠𝑚𝑎

b. 𝑚 = 𝑍. 𝑚𝑝 + 𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑚𝑖
= 8(1,0078) + (16 − 8)(1,0087) − 15,995
= 0,137 𝑠𝑚𝑎

𝑀𝑒𝑉
c. 𝐸 = 𝑚 (931 𝑠𝑚𝑎 )
𝑀𝑒𝑉
= (0,137 𝑠𝑚𝑎) (931,5 )
𝑠𝑚𝑎
= 127,62 𝑀𝑒𝑉

𝐸
d. 𝐸𝑛 = 𝐴
127,62 𝑀𝑒𝑉
= 16 𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛
𝑀𝑒𝑉
= 7,97625 𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛

D. Hubungan Energi Ikat Inti terhadap Massa Inti


Umumnya energi didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja;
yaitu sesuatu yang terkandung dalam materi. Energi dapat berbentuk sebagai
cahaya, bunyi, mekanik, listrik, kimia, dan kalor. Dalam pembahasan ini, bentuk
energi yang akan dibahas adalah energi kalor yang menyertai reaksi kimia. Energi
kalor digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia, misalnya sejumlah
kalor yang diperlukan untuk menguraikan batu kapur, 𝐶𝑎𝐶𝑂3 menjadi kapur
tohor (gamping), 𝐶𝑎𝑂 dan gas karbon dioksida, 𝐶𝑂2.
Kandungan kalor (heat content) suatu sistem dinamakan entalpi sistem
yang disimbolkan dengan H (heat). Besarnya perubahan entalpi yang menyertai
reaksi kimia dapat diukur. Pengukuran ini berdasarkan besarnya kalor (q) yang
berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Dalam termokimia, kalor

14
yang berpindah diukur pada tekanan tetap, maka kalor tersebut dinamakan
perubahan entalpi (DH). Secara Matematis dituliskan:
𝐻 = 𝑈 + 𝑝𝑉…………………………………………………………..(23)
Dengan:
H= Entalpi
U= Energi
p= Tekanan
V= Volume
Pada tekanan tetap, DH = q atau DH = qp Bila entalpi pereaksi (reaktan)
disimbolkan dengan Hr dan entalpi hasil reaksi simbolnya Hp, perubahan entalpi
dapat dirumuskan sebagai berikut : D H = Hp – Hr.
Pada suatu reaksi yang tergolong eksoterm, terdapat sejumlah kalor yang
berpindah dari sistem ke lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa Hp lebih kecil
dari Hr. Oleh karena itu, DH bertanda negatif (-). Sebaliknya pada reaksi
endoterm, Hp lebih besar dari Hr, karena ada sejumlah kalor yang diserap oleh
sistem. Dengan demikian, maka pada reaksi endoterm DH bertanda positif (+).
Berikut diberikan diagram reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi eksoterm,
Hp < Hr, sehingga DH bertanda negatif (-) Reaksi endoterm, Hp > Hr, sehingga
DH bertanda positif (+).
Persamaan Termokimia Penulisan suatu persamaan reaksi yang disertai
dengan harga perubahan entalpinya dinamakan persamaan termokimia. Berikut
diberikan contoh persamaan termokimia untuk reaksi eksoterm dan endoterm.
Persamaan termokimia untuk reaksi eksoterm:
CaO(s) + CO2(g) à CaCO3(s) DH = - a kJ………………………..(24)
Persamaan termokimia untuk reaksi endoterm:
CaCO3(s) à CaO(s) + CO2(g) DH = + a kJ…..…………………..(25)
Maksud istilah energi ikat inti sebenarnya mengacu pada konversi
defek massa suatu nuklida menjadi energi. Berdasarkan persamaan (25),

15
semua nuklida, kecuali 1H, memiliki defek massa (kekurangan massa) jika
dibandingkan massa nuklida-nuklida itu dihitung hanya menggunakan data
total massa nukleon (penjumlahan secara langsung proton-proton dan neutron-
neutronnya). Energi ikat pernukleon adalah energy ikat inti per nomor massa
atau energy ikat inti per gabungan jumlah proton neutron. Jika energi ikat inti
per nukleon (B/A) diplotkan terhadap massa inti per nukleonnya (m/A),
diperoleh hubungan berbanding terbalik satu sama lainnya, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3. Dari sudut pandang keduanya, kenaikan
kestabilan inti dapat dilihat dari kecenderungan makin naiknya B/A dan
turunnya m/A. Adanya hubungan linear berbanding terbalik ini dapat
ditelusuri dari grafik B/A terhadap A (Gambar 2).

Gambar 2. Hubungan energi ikat inti per nukleon (B/A) terhadap massa inti per
nukleon (m/A) menggunakan data nuklida dari unsur bernomor atom 1
sampai 111
Sumber : www.scribd.com

Energi ikat inti dihitung dari defek massa inti yang dikonversi ke
dalam satuan energi MeV. Data massa inti tiap nuklida, massa neutron dan
proton diperoleh dari Lide & Haynes (2010).

16
Gambar 3. Plot antara energi ikat inti per nukleon (B/A) terhadap jumlah nukleon
(A). Sumber data untuk perhitungan ini adalah Lide & Haynes (2010)
Sumber : www.scribd.com

Molekul diatomik sederhana seperti HCl dan Cl₂ hanya mempunyai


satu ikatan. Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam
molekul itu dinamakan energi ikatan. Sebenarnya energi ikatan berhubungan
dengan perubahan energi dalam zat, bukan perubahan entalpi. Namun
perubahan energi dalam dapat dianggap sama dengan DH.
Pada keadaan standar energi ikatan H₂, Cl₂, dan HCl dapat dinyatakan
sebagai berikut.
H₂ (g) → 2 H (g) DH = +436 kJ
Cl₂(g) →2 Cl (g) DH = +242 kJ
Pembentukan HCl dari unsur-unsurnya pada keadaan standar dapat
dinyatakan dengan dua cara.

Cara 1:
H₂(g) + Cl₂(g) → 2 HCl(g)
Perubahan entalpi reaksi diperoleh melalui hitungan berikut :

17
DHr = 2 x DH → HCl = 2 mol x (-92,3 kJ mol-1) = -184,6 kJ
Cara 2 :
H₂(g) → 2 H(g) DH = +436 kJ
Cl₂(g) →2 Cl₂(g) DH = +242 kJ
2 H(g) + 2 Cl(g) →2 HCl(g) DH = 2(-431) kJ +
H₂(g) + Cl₂(g) → 2 HCl(g) DH = -184 kJ

Contoh soal :
7
1. Massa isotop 3Li adalah 7,018 u. Hitung energi ikat per nucleon. (massa
proton-elektron = 1,008 u, massa neutron = 1,009 u, dan 1 u =931 MeV).
Jawab
7
3Li artinya nomor atom Z = 3 dan nomor massa A = 7. Ini berarti jumlah
proton = Z = 3, jumlah elektron = Z = 3, dan jumlah neutron = A – Z = 7 – 3 =
4, massa H = 1,008 u berarti 𝑚𝑝 + 𝑚𝑒 = 1,008 𝑢. Sekarang mari kita hitung
massa dari partikel-partikel pembentuk isotop 3Li7 .
Massa 3 proton + massa 3 elektron = 3𝑚𝑝 + 3𝑚𝑒

= 3(𝑚𝑝 + 𝑚𝑒 ) = 3(1,008 𝑢) = 3,024 𝑢

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 4 𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛 = 4(1,009 𝑢) = 4,036 𝑢

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 = 7,060 u

Diketahui massa isotop = 7,018 u sehingga defek massa, ∆𝑚

∆𝑚 = 7,060 𝑢 − 7,018 𝑢 = 0,042 𝑢


𝑀𝑒𝑉
∆𝐸 = ∆𝑚 × 931 𝑢

Inti 3Li7 memiliki jumlah neuklon = 7 (karena A = 7),

Sehingga, energy ikat per nukleon adalah

18
∆𝐸 39,102𝑀𝑒𝑉 𝑀𝑒𝑉
= = 5,586 𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛
𝐴 7 𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛

E. Sistematika Massa dan Energi Ikat


1. Persamaan Energi Ikat
Pada pembahasan sebelumnya, volume dan energi ikat dan inti adalah
sebanding (berbanding lurus) dengan jumlah nukleon dalam inti, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. materi sangat inkompresibel,
b. gaya inti memiliki sifat kejenuhan,
c. nukleon dalam inti dapat berinteraksi hanya dengan sedikit nukleon
lainnya, seperti atom dalam bahan padat atau cair yang terikat kuat hanya
dengan sedikit atom tetangganya.
Karakteristik ini menimbulkan gagasan untuk membuat model inti
tetes cair (liquid drop). Dan model inti tetes cair disusun persamaan energi
ikat oleh C.F. Von Weizsacker (1935) dan telah diperbaiki oleh Myers dan
Swiatecki (1966). Adapun persamaan tersebut adalah :
𝑁−𝑍 2 2⁄ 𝑁−𝑍 2 −1⁄
𝐸𝐵 = 𝑏1 𝐴 [1 − 𝑘 ( ) ] − 𝑏2 𝐴 3 [1 −𝑘( ) ] − 𝑏3 𝑍 2 𝐴 3 + 𝑏4 𝑍 2 𝐴−1 + 𝛿 ….(26)
𝐴 𝐴

Dimana,
EB : Energi ikat b1 : 15,677 MeV
A : Nomor massa (Z+N) b2 : 18,56
Z : Nomor atom (jumlah proton) b3 : 0,7 17
N : Jumlah neutron b4 : 1,211
k :1,79
Persamaan tersebut digunakan untuk menghitung kurang lebih 1200
radionuklida yang nilainya sesuai dengan hasil eksperimen. Masing-masing
suku pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

19
a. Energi volume
Suku pertama dan dominan, sebanding dengan A dan volume inti,
yang menunjukkan bahwa energi ikat sebanding dengan jumlah nukleon.
Hal ini merupakan akibat langsung dan sifat gaya inti (jarak pendek dan
jenuh). Koreksi sebesar (N-Z)2/A adalah energi simetri. Hal ini
menyatakan bahwa untuk suatu inti A energi ikat yang disebabkan gaya
inti adalah terbesar untuk inti dengan jumlah neutron sama dengan proton
dan akan berkurang secara simetri pada kedua sisi N=Z.
b. Energi Permukaan
Nukleon pada permukaan inti dapat diharapkan memiliki gaya
tidak jenuh dan akibatnya pengurangan energi ikat yang sebanding dengan
permukaan inti harus diperhitungkan. Efek pengurangan ini yang
menyebabkan suku kedua bertanda negative. Besarnya A2/3 merupakan
ukuran permukaan (karena A sebanding dengan volume). Jika ukuran inti
bertambah, maka perbandingan permukaan dengan volume akan
berkurang.
c. Energi Coulomb
Suku ketiga menunjukkan energi elektrostatik yang muncul dan
gaya tolak Coulomb antar proton. Gaya tolak elektrostatik ini akan
menyebabkan energi ikat berkurang, sehingga suku ketiga bertanda
negatif. Energi elektrostatik dan muatan q yang berbentuk bulat dan
3𝑞 2
seragam, berjari jari R adalah , karena q = Z.e dan R = r0A1/3 maka
5𝑅
3𝑐 2 1⁄
energi elektrostatik adalah [ 5𝑟 ]𝑍 2 𝐴− 3 dengan c3 = 0,717 untuk r0 =
0

1,205 fm. Pada kenyataannya inti tidak seragam muatannya, tetapi


memiliki distribusi muatan dengan batas yang menyebar (diffuse), untuk
itu diperlukan koreksi suku keempat c = 1,211 berasal dan 𝑑 = 2,4 𝑓𝑚
(ketebalan inti).

20
d. Energi pasangan
Suku kelima tergantung pada apakah N dan Z genap dan ganjil
- untuk N dan Z genap semua, amak inti lebih stabil dan  = + 11/A1/2
- untuk Z genap dan N ganjil atau sebaliknya, maka  = 0
- untuk N dan Z ganjil semua, maka  = - 11/A1/2

2. Massa dikonversikan menjadi Energi


Dalam reaksi inti, baik fusi maupun fisi, selalu dilepaskan sejumlah
energi. Berdasarkan persamaan relativitas dari Einstein tentang massa dan
energi memiliki hubungan E = mc², yang memiliki arti bahwa massa dapat
dikonversikan menjadi energi. Jika defek massa (m) dikonversikan menjadi
energi maka jumlahnya akan sama dengan energi yang terlepas. Defek massa
(mass defect) Adalah selisih massa nukleon dengan massa inti atom.
Deffek massa = massa nukleon – massa inti
Energi yang terjadi dalam inti atom disebut energi ikat inti (binding energi).
∆𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = mc² ..………………………………………………………..(27)
Dimana,
∆𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = Energi ikat (joule)
m = Satuan massa atom (smu)
c = Laju cahaya (m/s) sebesar 3 × 108 m⁄s atau 2,99 × 108 𝑚⁄𝑠
A
ZX

∆𝑚 = 𝑚𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛 − 𝑚𝑖𝑛𝑡𝑖
∆𝑚 = 𝑧𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑚𝑖𝑛𝑡𝑖

∆𝑚 = 𝑧𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − (𝑚 𝐴𝑍𝑋 − 𝑍𝑚𝑒 )

∆𝑚 = 𝑧𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 + 𝑍𝑚𝑒 − 𝑚 𝐴𝑍𝑋


𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = mc²
𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = (𝑧𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 + 𝑍𝑚𝑒 − 𝑚 𝐴𝑍𝑋) c²

21
1sma= 1,66 x 10−27kg
E=(1,66 x 10−27kg) x (2,99 x 108 m/s)²
E=`14,84 x 10−11 𝐽
14,84 𝑥 10−11 𝐽
E= ≈ 9,31 𝑥 108 𝑒𝑉
1,6 𝑥 10−19 𝐶

E= 931 MeV = 1 sma

𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = (𝑧𝑚𝑝 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 + 𝑍𝑚𝑒 − 𝑚 𝐴𝑍𝑋) 931 MeV/sma

𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = (𝑍(𝑚𝑝 + 𝑚𝑒 ) + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑚 𝐴𝑍𝑋) 931 MeV/sma


𝐸𝐼𝑘𝑎𝑡 = (𝑍𝑚𝐻 + (𝐴 − 𝑍)𝑚𝑛 − 𝑚 𝐴𝑍𝑋) 931 MeV/sma

Jika suatu nuklida X dianggap sebagai reaksi penggabungan (fusi)


sejumlah a neutron dan b proton, lalu menghasilkan energi E, maka persamaan
reaksinya sebagai berikut,
𝑎+𝑏
𝑎 10𝑛 + 𝑏 11𝑝 → 𝑏𝑋 + 𝐸 ……………………………………………(28)
Energi yang dilepaskan (E) sama dengan defek massa (m), sehingga reaksi
tersebut dapat dinyatakan pula dengan
𝑎+𝑏
𝑎 10𝑛 + 𝑏 11𝑝 → 𝑏𝑋 + ∆𝑚…………………………………………(29)
Jika defek massa (m) dinyatakan sebagai energi ikat inti (𝐸𝐵 ), persamaan reaksi
menjadi
𝑎+𝑏
𝑎 10𝑛 + 𝑏 11𝑝 → 𝑏𝑋 + 𝐸𝑏 ………………………………………… (30)
Ketiga persamaan reaksi di atas, (28), (29) dan (30), tidak umum
digunakan, namun memiliki hubungan matematis yang sederhana. Jika semua
dimensi yang terlibat diseragamkan menjadi materi (massa), maka persamaan
matematisnya sebagai berikut.
(𝑎. 𝑚𝑛 ) + (𝑏. 𝑚𝑝 ) = 𝑚𝑥 + ∆𝑚………………………………….. (31)

22
Yakni, massa sebanyak a neutron (𝑚𝑛 ) ditambah massa sebanyak b proton (mp)
sama dengan massa nuklida X (𝑚𝑥 ) ditambah defek massa (m). Jika satuan massa
yang dipakai adalah satuan massa atom (sma), maka berlaku
(𝑎. 𝑚𝑛 ) + (𝑏. 𝑚𝑝 ) = ∑𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛……………………………….. ...(32)
Substitusi persamaan (30) ke dalam persamaan (31) akan memperoleh
∑𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛 = 𝑚𝑥 + ∆𝑚……………………………………..……. (33)
Jika massa jumlah nukleon dan energi memakai satuan yang sama,
misalnya energi saja (satuan massa atom dan massa nukleon dikonversi ke dalam
dimensi bersatuan energi), maka persamaan (33) menjadi,
∑𝑛𝑢𝑘𝑙𝑒𝑜𝑛 = 𝑚𝑛𝑢𝑘𝑙𝑖𝑑𝑎 + 𝐸𝑏 ……………………………..………. (34)
Jika jumlah nukleon dinyatakan dalam A dan massa nuklida dinyatakan sebagai
m, maka persamaan (33) menjadi,
𝐴 = 𝑚 + 𝐸𝑏 …………………………………………….…...……. (35)

F. Latihan Soal
1. Jika diketahui: energi ikatan N=N = 946 kJ/mol, energi ikatan N—N = 163
kJ/mol, energi ikatan N—H = 389 kJ/mol, energi ikatan O—O = 144 kJ/mol,
dan energi ikatan O—H = 464 kJ/mol, maka hitunglah berapa ΔH reaksi
berikut: N2H4(g) + 2H2O2(g)  N2(g) + 4H2O(g)
2. Berapa besar nilai DHr pada ikatan rangkap berikut !

3. Hitunglah energi yang dibebaskan pada reaksi (1 sma = 931,5 MeV):


9
4 Be (α, n ) 12
6 C

4. Diketahui 235 1
92𝑈 + 0𝑛 →
138
56𝐵𝑎
93
+ 41 𝐵𝑎 + 5 10𝑛 +5 −10𝑒
Dengan massa: U = 235,0439

23
n = 1,0087
Ba = 137,9050
Nb = 92,9060
e = 0,00055
Hitunglah energi yang dibebaskan pada fisi 1 kg atom!
5. Berapa besar energi yang dilepaskan ketika 1 kg hidrogen dikonsumsi ?
Massa 1H adalah 1,007825  ; 4He adalah 4,002604  ; dan 0
1 e adalah
0,000549  .

energinya : 4 11 H 42 He 2 01 e  energi


jawaban
1. reaksinya dapat dituliskan:
H H
| |
N — N + 2 H—O—O—H(g)  N  N(g) + 4H—O—H(g)
| |
H H(g)

ΔH reaksi = [( EI N—N ) + ( 4 x EI N—H ) + ( 2 x EI O—O ) + ( 4 x EI O—


H )] – [( EI N=N ) + ( 8 x EI O—H )]
= [(163) + (4 x 389) + (2 x 144) + (4 x 464)] – [(946) + (8 x 464)]
= – 795 kJ
Catatan: ΔH reaksi yang dapat dihitung dengan energi ikat hanyalah reaksi
dimana pereaksi dan produk reaksinya semuanya berwujud gas.

2. Penyelesaian:
Cara I :

24
Pemutusan ikatan H-H DH = +436 kJ
Pemutusan ikatan C=C DH = +607 kJ
Pembentukan ikatan C-C DH = -337 kJ
Pembentukan 2 ikatan C-H DH = -832 kJ +
DHr= -126 kJ
Cara II :
DHr = S E (pemutusan ikatan) - S E (pembentukan ikatan)
= {E (H-H) + E (C=C)} - {(E (C-C) + 2 x E (C-H)}
= (436 + 607) kJ - {337 + (2 x 416)}kJ
= - 126 kJ

3. Jika mBe = 9,012 sma,


mn = 1,008 sma,
mα = 4,002 sma,
mc = 12,000 sma !
Penyelesaian :
Reaksi inti : 9
4 Be + 42 α  C + n + Q
Q= m Be  mα  m c  m n  x 931,5 MeV
= 9,012  4,002  12,000  1,008 x 931,5 MeV

= 13,014 13,008 x 931,5 MeV


= 0,006 x 931,5 MeV
Q = 5,589 MeV
4. Diketahui
𝑚𝑢 = 235,0439
𝑚𝑛 = 1,0087
𝑚𝐵𝑎 = 137,9050
𝑚𝑁𝑏 = 92,9060
𝑚𝑒 = 0,00055

25
Ditanya: Energi = ………………?
Penyelesaian:
𝑄 = {(𝑚𝑢 + 𝑚𝑛 ) − (𝑚𝐵𝑎 + 𝑚𝑁𝑏 + 5𝑚𝑛 + 5𝑚𝑒 )} x 931 MeV/sma
= {(235,0439 + 1,0087) − (137,9050 + 92,9060 +
MeV
(5 x 1,0087) + (5 x0,00055 )} x 931
sma

= 181,87085 MeV
1 181,87085 MeV
1 kg atom = x
1,66 x 10−27 235,0439

= 4,66 x 1026 MeV

5. Diketahui : mH = 1,007825 
mHe = 4,002604 
me = 0,000549 
Ditanya : Energi = …?
Penyelesaian
Q = {(4mH – (mHe + 2mme )} x 931 MeV/sma
= {(4 x 1,007825) – (4,002604+(2 x 0,000549))} x 931 MeV/sma
= 24,872596 MeV/sma
4 atom H = 4 x 1,007825 = 4,0313 sma

24,872596 MeV/sma
Energi = 4,0313
MeV
1 24,872596
1 sma
1 kg 1H = x
1,66 x 10−27 4,0313 sma

= 3,27 x 1027 MeV

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Atom adalah unit dasar dari semua benda yang terdiri dari nukleus (inti atom)
dan dikelilingi oleh awan elektron bermuatan negatif. Inti atom merupakan
bagian dari atom yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ukuran atom.
Meskipun masa atom keseluruhan kecil, hampir semua masa atom disumbang
dari masa inti atom. Inti atom terdiri atas dua partikel dasar, yaitu proton dan
neutron atau biasa disebut dengan nukleon (unsur penyusun inti).
2. Gaya yang bekerja pada atom terbagi atas tiga yaitu gaya gravitasi, gaya
elektromagnetik dan gaya nuklir. Gaya Gravitasi bergantung pada massa dan
mempengaruhi proton, neutron dan elektron. Gaya elektromagnetik
bergantung pada muatan listrik dan hanya mempengaruhi proton dan elektron.
Gaya Nuklir hanya mempengaruhi neutron dan proton.
3. Sifat-sifat inti atom terbagi atas massa dan energy, energy ikat dan tingkat
energi inti.
a. Massa dan energi
Dalam sistem atom, energi pada umumnya dinyatakan dalam satuan
elektron volt (eV). Satu elektron volt didefinisikan sebagai energi yang
diperoleh satu elektron yang bermuatan 6,24 × 1018 coulomb setelah
menempuh beda potensial sebesar 1 volt. Massa dari berbagai elemen
atom diketahui lebih besar dan berat atom. Perbedaan antara total massa
proton, neutron dan elektron secara individu dengan massa atom disebut
mass defect.
b. Energi ikat
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol
ikatan senyawa dalam wujud gas pada keadaan standar menjadi atom-

27
atom gasnya. Energi ikat inti adalah energi yang dilepaskan jika penyusun
inti bergabung membentuk inti. Energi dengan jumlah yang sama akan
diperlukan untuk memecah inti atom menjadi elemen penyusun, karena itu
energi yang ekivalen dengan mass defect digunakan sebagai ukuran dan
energi ikat inti.
c. Tingkat energi inti
Seperti elektron atom, inti atom juga berada di beberapa tingkat energi,
dengan perbedaan celah energi antara tingkat-tingkat inti lebih besar
dibandingkan tingkat-tingkat elektronik.
4. Hubungan energi ikat inti terhadap massa inti
Maksud istilah energi ikat inti sebenarnya mengacu pada konversi
defek massa suatu nuklida menjadi energi. Jika energi ikat inti per nukleon
(B/A) diplotkan terhadap massa inti per nukleonnya (m/A), diperoleh
hubungan berbanding terbalik satu sama lainnya, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4. Dari sudut pandang keduanya, kenaikan kestabilan inti dapat
dilihat dari kecenderungan makin naiknya B/A dan turunnya m/A. Adanya
hubungan linear berbanding terbalik ini dapat ditelusuri dari grafik B/A
terhadap A (Gambar 4.4). Energi ikat inti dihitung dari defek massa inti yang
dikonversi ke dalam satuan energi MeV. Sebenarnya energi ikatan
berhubungan dengan perubahan energi dalam zat, bukan perubahan entalpi.
Namun perubahan energi dalam dapat dianggap sama dengan DH.
5. Sistematika Massa dan Energi Ikat
a. Persamaan Energi Ikat
𝑁−𝑍 2 2 𝑁−𝑍 2 −1
𝐸𝐵 = 𝑐1 𝐴 [1 − 𝑘 ( ) ] − 𝑐2 𝐴 ⁄3 [1 − 𝑘 ( ) ] − 𝑐3 𝑍 2 𝐴 ⁄3 + 𝑐4 𝑍 2 𝐴−1 + 𝛿
𝐴 𝐴

b. Berdasarkan persamaan relativitas dari Einstein tentang massa dan energi


memiliki hubungan E = mc², yang memiliki arti bahwa massa dapat
dikonversikan menjadi energi. Jika defek massa (m) dikonversikan
menjadi energi maka jumlahnya akan sama dengan energi yang terlepas.

28
Defek massa (mass defect) Adalah selisih massa nukleon dengan massa
inti atom.

B. Saran
Diharapkan untuk para pembaca agar lebih mengembangkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/43975/b9d05a97c9432e4571d209cf839
124

http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7575/Termokimia.pdf

Daintith, John. 1990. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga

Meyerhof, Walter E. 1967. Elements of Nuclear Physics International Edition. US:


University of Colorado.

Suhendar, dede. 2014. Menentukan Kestabilan Nuklida-nuklida Berdasarkan Massa


Inti per Nukleon. Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

30

Anda mungkin juga menyukai