Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

DOSEN PENGAMPU: Siti Maghvira, S.Pd.I , M.Pd

OLEH KELOMPOK 1:

Moh Riad (221040018)


Khairunnisa (221040025)
Alniran (221040020)
Nur Nadia (221040005)
Rini Anggraini (221040006)
Wika Safitri (191040090)
Nur Azizah (191040091)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM DATOKARAMA PALU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan Ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah  IPA Dasar yang berjudul “Struktur Atom Dan Sistem
Periodik” sebagai tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Semester dua.
            Sebelumnya penulis ingin berterimakasih kepada:
1. Ibu Siti Maghvira, S.Pd.I , M.Pd. selaku Dosen IPA Dasar di UIN Datokarama
Palu.
2. Teman-teman yang telah membantu.
Adapun isi dari Makalah ini adalah  , yaitu mempelajari tentang struktur-struktur yang
terdapat pada atom dan juga mempelajari mengenai system periodik.
Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi kriteria
tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis
menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini bermanfat.
Akhir kata penulis ucapkan “Terima Kasih”

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Segala sesuatu yang ada di alam terdiri atas materi, yang bentuknya bermacam-macam. Tiap
materi tersusun atas unsur dan tiap unsur tersusun atasatom. Atom adalah bagian terkecil dari
unsur. Jika diteliti lebih dalam lagi, atomterdiri atas elektron, neutron, dan proton. Teori atom
mengalami perkembangandari massa ke massa. Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh
filsuf Yunani bernama Demokritus. Atom berasal dari kata atomos yang berarti tidak
dapatdibagi. Atom terdiri atas proton dan neutron serta sejumlah elektron pada jarak yang
agak jauh. Sejak akhir abad ke-19 hingga awal ke-20 teori atom mengalami perkembangan
yang sangat pesat, Seiring semakin meningkatnya rasakeingintahuan manusia tentang hakikat
atom. Tinjauan atom tidak lagi melaluitinjauan teoritis, tetapi sudah melalui proses
pengamatan empiris dan dukungan tinjauan metamatis yang hasilnya sangat mengagumkan.
Dari (aman Yunani )unohingga sekarang, model dan teori atom terus berkembang. Melalui
model atauteori atom, kita dapat mengetahui struktur suatu atom. Teori struktur atom
bergantung pada mekanika kuantum untuk menggambarkan atom dan molekuldalam hal
matematis. Meskipun detil mekanika kuantum memerlukan banyak sekali kecanggihan
matematis, yaitu memahami prinsip-prinsip yang terlibat dengan hanya jumlah matematika
sekedarnya. Dalam makalah ini yang dibutuhkan untuk menjelaskan struktur atom. Sistem
periodik unsur merupakan pengelompokan unsur-unsur dalam tabel yang dilakukan para
kimiawan untuk menemukan keteraturan sifat dari unsur (Musal wahyuni dkk, 2017: 125).
Sistem periodik unsur merupakan materi yang abstrak karena mencakup pembahasan materi
yang ukurannya terlalu kecil (Ika Mawarni, 2017: 3). Materi sistem periodik unsur memiliki
banyak istilah dan kosa kata baru, meliputi pokok bahasan mengenai golongan, periode, sifat-
sifat keperiodikan unsur yaitu jari-jari atom atau ion, energi ionisasi, keleektronegatifan dan
afinitas elektron serta sifat fisik dan sifat kimia unsur. Materi ini paling mendasar dalam ilmu
kimia sehingga siswa harus menguasai dengan matang agar materi kimia selanjutnya tidak
mengalami kesulitan (Ari dan Sri, 2013: 43).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja partikel penyusun atom ?
2. Apa saja perkembangan model atom ?
3. Menjelaskan sistem periodik ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada pembuatan makalah ini yaitu, agar mengetahui apa saja partikel
penyusun atom, perkembangan model atom, dan tentang penjelasan mengenai system
periodik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Partikel Penyusun Atom
Banyak pendapat menyata kan bahwa atom adalah bagian terkecil dari materi. Rutherford
dalam percobaannya menemu kan bahwa inti atom terdiri dari proton (bermuatan +) dan
neutron (netral). Sedangkan, Bohr dalam percobaannya menemukan bahwa eletron (temuan
Thomson) mengelilingi inti atom dengan energi tertentu. Dengan demikian, meskipun atom
adalah bagian terkecil dari materi, atom memiliki partikel penyusun, yaitu proton, elektron,
dan neutron. Mari kita bahas partikel-partikel penyusun tersebut.
1. Elektron (e)
JJ. Thomson (1897) melakukan percobaan dengan pelat katoda dan pelat anoda dalam
tabung hampa udara yang dialiri arus listrik. Thomson menemukan bahwa pelat katoda
(elektroda negatif) memancarkan sinar yang bergerak lurus ke arah pe lat anoda
(elektroda positif). Selain bergerak lurus, ternyata sinar katoda juga dapat dibelakkan
oleh medan magnet atau arus listrik menuju elektroda positif. Thomson menyimpulkan
bahwa sinar dari pelat katoda merupa kan partikel penyusun atom yang bermuatan
negatif, yang dinamakan elektron (-). Penyimpangan suatu partikel bermuatan terhadap
medan magnet atau arus listrik sebanding dengan muatannya (e) dan berbanding terbalik
dengan massanya (m). Thomson, dalam percobaan lanjutannya, menemukan angka
pembanding anta ra muatan listrik dan massa elektron (e/m) sebesar -1.76x1011 C.kg-1.
Dalam percobaan lain, RA Milikan (1909), ilmuan Amerika, melakukan percobaan
menggu nakan tetes minyak dan menda patkan harga muatan elektron sebesar - 1,6x10-
19C. Dari perco baan keduanya, diperoleh massa elektron (me) sebesar 9,11×10-31
kilogram atau 9,11×10-28 gram.
2. Proton (p)
Pada keadaan dasar, suatu atom tidak bermuatan (netral). Jika diketahui partikel
penyusun nya bermuatan negatif (elektron). maka ada partikel penyusun lain yang
bermuatan positif. Inilah yang menjadi dasar penemuan proton. Eugene Goldstein,
fisikawan Jerman, melakukan percobaan menggunakan tabung hampa bermuatan arus
listrik dengan lempeng katoda yang berlubang. Goldstein menemukan adanya sinar yang
bergerak berlawanan arah dengan sinar katoda. Ia menyimpulkan sinar tersebut adalah
partikel bermuatan positif (sinar anoda). Dalam percobaan lain, Rutherford
menggunakan hamburan sinar alfa. Rutherford menemukan bahwa partikel positif (yang
dinamakan positif) berpusat pada inti atom memiliki massa sebesar 1,67×10 gram.
3. Neutron (n)
Meskipun partikel penyusun atom yang bermuatan, baik positif maupun negatif, telah
diketahui, para ilmuan tidak berhenti sampai disitu. Rutherford hanya menemukan
setengah dari massa atom relatif yang diketahui sebelumnya. Padahal massa elektron
sangat kecil dibandingkan massa proton. Rutherford beranggapan bahwa ada partikel
lain, tidak bermuatan, yang memiliki hampir sama dengan proton. James Chadwick
(1932), ilmuan asal Inggris, melakukan percobaan yang membuktikan dugaan
Rutherford. Ia melakukan percobaan dengan cara menem bakkan sinar alfa bermuatan
negatif ke atom berilium. Ia mendeteksi adanya partikel yang tidak bermuatan atau
netral yang di namakan neutron, dengan massa sebesar 1,67×10 gram.

B. Perkembangan Model Atom


1. Model Atom Dalton
Teori atom Dalton dikemukakan berdasarkan hukum kekekalan massa dan hukum
perbandingan tetap, yaitu:
a. Atom merupakan partikel terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom-atom tiap unsur adalah sama satu dengan yanglain, tetapi berbeda
dengan atom-atom untuk semua un sur yang lain.
c. Atom-atom dari unsur yang berbeda dapat bergabung membentuk zat yang
lebih kompleks atau molekul.
d. Atom-atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
Reaksi kimia hanya melibatkan penataan ulang atom-atom sehingga tidak ada
atom yang berubah melalui reaksi kimia. - Kelemahan teori Dalton Tidak
dapat menjelaskan mengapa atom dapat bersenya wa dengan atom lain,
mengapa berbagai senyawa terdiri atas ion-ion, mengapa suatu larutan dapat
menghantarkan listrik dan perbedaan atom unsur yang satu dengan atom unsur
lainnya.
2. Model atom Thomson
a. Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elek tron bagaikan kismis dalam roti kismis.
b. Atom bersifat netral, yaitu bermuatan positif dan bermuatan negatif yang
disebut elektron dengan jumlah yang sama.
- Kelemahan teori Thomson Tidak dapat menjelaskan su sunan muatan positif
dan negatif dalam bola atom tersebut.
3. Model atom Rutherford
Rutherford melakukan eksperimen mengenai penembak an lempeng tipis emas
dengan partikel alfa. Hasilnya partikel tersebut ada yang diteruskan, dibelokkan, dan
dipantulkan. Kesimpulan dari eksperimen ini adalah di dalam atom ternyata terdapat
susunan-susunan par tikel bermuatan positif dan negatif.
a. Atom terdiri inti atom yang bermuatan positif
b. Inti atom mengandung ham pir seluruh massa atom yang dikelilingi oleh
elektron-elektron.
c. Pada umumnya atom bersifat netral jumlah muatan positif dan negatif sama. d.
Adanya gaya tarik menarik antara elektron dengan inti atom sehingga
menghasilkan gaya sentripetal pada elek tron dalam suatu atom.
- Kelemahan teori Rutherford Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron
tetap pada lintasannya.
4. Model atom Neils Bohr
a. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan tertentu yang
stasioner yang disebut orbit atau kulit.
b. Pada lintasan stasioner, elektron tidak menyerap atau melepaskan energi.
c. Setiap lintasan elektron mempunyai tingkat energi tertentu, tingkat energi
yang paling dekat dengan inti me miliki energi yang terkecil dan tingkat energi
paling luar me miliki energi yang terbesar.
d. Elektron akan menyergi yang lebih tinggi.
e. Elektron akan melepaskan energi (foton) jika berpindah dari tingkat energi
yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. - Kelemahan teori atom
Bohr Tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom yang berelektron
banyak. - Kelebihan teori atom Bohr Atom memiliki kulit sebagai tempat
berpindahnya electron.
5. Model atom De Broglie (mekanika gelombang)
a. Electron dalam atom memiliki sifat partikel dan sifat gelombang (electron
memiliki sifat dualistic partikel – gelombang).
b. Memperkenalkan “asas ketidakpastian” yaitu tidak mungkin dapat mengetahui
keberadaan electron pada waktu bersamaan baik momentum maupun posisi
dengan tepat suatu partikel.
c. Daerah yang mempunyai kemungkinan terbesar ditemukannya electron
disebut orbital.

C. Menjelaskan Sistem Periodik


Hubungan Sistem Periodik dengan Konfigurasi Elektron
Para ahli kimia pada abad ke-19 mengamati bahwa terdapat kemiripan sifat yang berulang
secara periodik (berkala) di antara unsur-unsur. Kita telah mempelajari usaha pengelompokan
unsur berdasarkan kesamaan sifat, mulai dari Johann Wolfgang Dobereiner (1780 – 1849)
pada tahun 1829 dengan kelompok-kelompok triad. Kemudian pada tahun 1865, John
Alexander Reina Newlands (1838 – 1898) mengemukakan pengulangan unsur-unsur secara
oktaf, serta Julius Lothar Meyer (1830 – 1895) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 –
1907) pada tahun 1869 secara terpisah berhasil menyusun unsur-unsur dalam sistem periodik,
yang kemudian disempurnakan dan diresmikan oleh IUPAC pada tahun 1933. Unsur-unsur
yang jumlah kulitnya sama ditempatkan pada periode (baris) yang sama.
Nomor periode = jumlah kulit
Unsur-unsur yang hanya mempunyai satu kulit terletak pada periode pertama (baris paling
atas). Unsur-unsur yang mempunyai dua kulit terletak pada periode kedua (baris kedua), dan
seterusnya.
Contoh:
• 5B : 1s2, 2s2, 2p1 periode 2
• 15P : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p3 periode 3
• 25Mn : [Ar], 3d5, 4s2 periode 4
• 35Br : [Ar], 3d10, 4s2, 4p5 periode 4
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan nomor periode suatu unsur
dapat diambil dari nomor kulit paling besar. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang
struktur atom, telah dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi
elektronnya, terutama oleh elektron valensi. Unsur-unsur yang memilikistruktur elektron
terluar (elektron valensi) yang sama ditempatkan pada golongan (kolom) yang sama. Dengan
demikian, unsur-unsur yang segolongan memiliki sifat-sifat kimia yang sama. Penentuan
nomor golongan tidaklah sesederhana seperti penentuan nomor periode. Distribusi elektron-
elektron terluar pada subkulit s, p, d, dan f sangatlah menentukan sifat-sifat kimia suatu
unsur.
Kegunaan Sistem Periodik
Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu: 1.
Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan bilangan
oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku bagi unsur logam
dan unsur non logam. 2. Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur
bukan logam adalah nomor golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah
bagi unsur logam adalah nol. Hal ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin
mempunyai bilangan oksidasi negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang
tidak memiliki neutron). Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai
membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula
kelemahan yaitu teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik. Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung
jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom  atau molekul  yang menyebabkan
suatu senyawa diatomik  atau poliatomik  menjadi stabil.

3.2 Saran
Sebagai saran bagi pembaca pada bagian penutup makalah tentang struktur atom dan sistem
periodik, penulis dapat menekankan beberapa hal berikut:

1. Pentingnya pemahaman tentang struktur atom dan sistem periodik sebagai dasar
dalam mempelajari kimia dan ilmu-ilmu terkait.

2. Perkembangan yang pesat dalam bidang kimia modern, seperti kimia komputasi dan
nanoteknologi, yang sangat terkait dengan pemahaman tentang struktur atom dan
sistem periodik.

3. Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui penggunaan sumber daya alam


yang bijaksana dan memperhatikan dampak dari kegiatan manusia pada lingkungan,
yang sangat terkait dengan pemahaman tentang sifat-sifat unsur dalam sistem
periodik.

4. Mengajak pembaca untuk terus belajar dan mengembangkan pemahaman mereka


tentang struktur atom dan sistem periodik, baik melalui membaca literatur ilmiah
terbaru maupun melalui praktikum dan eksperimen di laboratorium.

Dengan saran-saran ini, diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat yang lebih luas dari
pembahasan struktur atom dan sistem periodik yang telah dijelaskan dalam makalah tersebut.
Daftar Pustaka

Badlisyah, T., & Munawwarah, W. (2018). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia


Materi Struktur Atom Berbasis Al-Quran di SMAN 1 Aceh Barat Daya. Lantanida
Journal, 5(2), 133-144.

Oktavia, H., Sadiana, I. M., & Asi, N. B. (2019). Profil Penguasaan Konsep Sistem Periodik
Unsur pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran
2018/2019. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 10(2), 321-340.

Sari, R. A., Saputro, S., & Saputro, A. N. C. (2014). Pengembangan Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog untuk Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur SMA
Kelas XI. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(2), 7-15.

Anda mungkin juga menyukai