Anda di halaman 1dari 14

Nama : Arina Manasikana

No. Peserta : 19050518710241


Prodi : Kimia
Kelas :A
Kompetensi : Profesional

PERTANYAAN TUGAS AKHIR MODUL 1


Setelah Saudara mempelajari Modul Kimia-1, silahkan selesaikan tugas akhir
modul Kimia-1. Tugas ini bersifat menguji kemampuan Saudara untuk
mengeksplorasi materi yang disajikan dalam modul dengan pencapaian peradaban
manusia terkait dengan materi tersebut.
1. Setiap muncul teori atom yang baru selalu didahului adanya kelemahan
substantif dari teori atom sebelumnya yang tidak dapat menerangkan beberapa
aspek yang diperoleh dari fakta eksperimen yang dihasilkan secara langsung
maupun tidak langsung. Cobalah dibuat ringkasan pencetus teori atom dan
kelemahannya serta eksperimen pendukung teori yang menumbangkan.
2. Penemuan-penemuan baru di bidang ilmu kimia telah banyak memudahkan
kehidupan manusia. Dalam bidang kesehatan misalnya, penemuan baterai
berukuran kecil tetapi mampu menampung energi yang relatif besar sangat
membantu untuk menjalankan peralatan bantu dengar, alat bantu pacu jantung,
dll. Cobalah Saudara eksplorasi berbagai temuan alat-alat modern yang
menunjang kesejahteraaan manusia kemudian pikirkan sumbangan ilmu kimia
manakah yang mendukung peralatan tersebut.
JAWABAN NO.1

1. Model Atom Democritus


Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda dibelah terus menerus, maka
pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang tidak dapat dibelah lagi. Bagian
seperti ini oleh Democritus disebut atom Istilah atom berasal dari bahasa yunani “a” yang
artinya tidak, sedangkan “tomos” yang artinya dibagi. Jadi, atom adalah bagian terkecil
dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi namun namun masih memiliki sifat kimia
dan sifat fisika benda asalnya. Atom dilambangkan dengan ZXA , dimana A = nomor
massa (menunjukkan massa atom, merupakan jumlah proton dan neutron), Z = nomor
atom (menunjukkan jumlah elektron atau proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak
bermuatan (netral), dan elektron bermuatan negatif. Massa proton = massa neutron =
1.800 kali massa elektron. Atom-atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor
massa berbeda disebut isotop, atom-atom yang memiliki nomor massa sama dan nomor
atom berbeda dinamakan isobar, atom-atom yang memiliiki jumlah neutron yang sama
dinamakan isoton.

2. Model Atom John Dalton


Pada tahun 1808, John Dalton adalah seorang guru di Inggris yang melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom
Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa benda itu berbentuk pejal.

Kelebihan model atom Dalton:


Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom dan menjelaskan
apa yang tidak dijelaskan pada teiri atom Domocritus.
a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang dinamakan dengan atom
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama begitu pula bila atom dari unsur
berbeda maka akan memiliki sifat yang beda pula
c. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia,
dan juga atom tidak dapat dimusnahkan.
d. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
e. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Kelemahan model atom John Dalton:
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik
adalah elektron yang bergerak.

3. Model Atom J.J. Thomson


Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati elektron Dia menemukan bahwa semua atom
berisi elektron yang bermuatan negatif. Dikarenakan atom bermuatan netral, maka setiap
atom harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat menyeimbangkan muatan
negatif dari elektron.
Kelebihan model atom Thomson
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom
bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan model atom Thomson
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut.

4. Model Atom Rutherford


Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil
pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yanga sangat tinggi.
d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian kecil
dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.
Kelebihan Model Atom Rutherford
Bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan disekelilingnya terdapat
elektron yang mengelilinya.
Kelemahan Model Atom Rutherford
Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan energi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu akan
kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
a. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara
rotasinya terhadap ini atom.
b. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
c. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

5. Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model
atom Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford.

Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr yaitu :


a. Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.
b. Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika
berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit
yang lebih dalam
Kelebihan model atom Bohr
Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya electron dan atom
membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat
elektron.
Kelemahan model atom Bohr
a. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.
b. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh
medan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.
Sejarah Percobaan Penemuan Proton, Elektron, Neutron, dan Inti Atom

Apabila penggaris plastik digosok-gosokkan pada rambut kering, penggaris tersebut


dapat menarik potongan kecil kertas. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa penggaris memiliki
sifat listrik, karena penggaris merupakan materi yang tersusun atas atom-atom. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa atom memiliki sifat listrik. Penyelidikan tentang sifat kelistrikan suatu
atom dilakukan selama bertahun-tahun oleh beberapa ahli di antaranya J.J. Thompson, Eugen
Goldstein, Rutherford, dan Bathe & Becker.

1. Penemuan Elektron
Setelah John Dalton (1766-1844) pada tahun 1803 mengemukakan teori atom yang pertama kali,
maka tidak lama setelah itu dua orang ilmuwan yaitu Sir Humphry Davy (1778-1829) dan
muridnya Michael Faraday (1791-1867), menemukan metode elektrolisis, yaitu cara
menguraikan senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan bantuan arus listrik. Dengan metode baru
itulah akhirnya mereka menemukan bahwa atom mengandung muatan listrik.

Sejak pertengahan abad ke-19, para ilmuwan banyak meneliti daya hantar listrik dari gas-gas
pada tekanan rendah. Tabung lampu gas pertama kali dirancang oleh Heinrich Geissler (1829-
1879) dari Jerman pada tahun 1854. Rekannya, Julius Plucker (1801-1868), membuat
eksperimen sebagai berikut. Dua pelat logam ditempatkan pada masing-masing tabung Geissler
yang divakumkan, lalu tabung gelas itu diisi dengan gas pada tekanan rendah. Salah satu pelat
logam (disebut anode) membawa muatan positif, dan pelat yang satu lagi (disebut katode)
membawa muatan negatif. Ketika muatan listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui gas dalam
tabung, muncullah nyala berupa sinar dari katode ke anode. Sinar yang dihasilkan ini disebut
sinar katode.

Sifat sinar katode, antara lain :

1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;


2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
Plucker ternyata kurang teliti dalam pengamatannya dan menganggap sinar tersebut hanyalah
cahaya listrik biasa. Pada tahun 1875, William Crookes (1832-1919) dari Inggris, mengulangi
eksperimen Plucker tersebut dengan lebih teliti dan mengungkapkan bahwa sinar katode
merupakan kumpulan partikel-partikel yang saat itu belum dikenal.

Hasil-hasil eksperimen Crookes dapat dirangkum sebagai berikut.

1. Partikel sinar katode bermuatan negatif sebab tertarik oleh pelat yang bermuatan positif.
2. Partikel sinar katode mempunyai massa sebab mampu memutar baling-baling dalam
tabung.
3. Partikel sinar katode dimiliki oleh semua materi sebab semua bahan yang digunakan
(padat, cair, dan gas) menghasilkan sinar katode yang sama. Partikel sinar katode itu
dinamai “elektron” oleh George Johnstone Stoney (1817 – 1895) pada tahun 1891.

Pada masa itu para ilmuwan masih diliputi kebingungan dan ketidaktahuan serta
ketidakpercayaan bahwa setiap materi memiliki elektron karena mereka masih percaya bahwa
atom adalah partikel terkecil penyusun suatu materi. Kalau atom merupakan partikel terkecil,
maka di manakah keberadaan elektron dalam materi tersebut?

Pada tahun 1897, Joseph John Thompson (1856 – 1940) dari Inggris melalui serangkaian
eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney. Thompson
membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom, bahkan Thompson mampu
menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron (e/m), yaitu 1,759 x
108 coulomb/gram.

Kemudian pada tahun 1908, Robert Andrew Millikan (1868-1953) dari Universitas Chicago
menemukan harga muatan elektron, yaitu 1,602 x 10-19 coulomb. Dengan demikian massa
sebuah elektron dapat dihitung.

Massa satu elektron = e/(e/m) = (1,602 x 10-19) / (1,759 x 108) = 9,11 × 10–28gram
Pernahkah Anda memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi merupakan tabung sinar
katode. Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju
ke anode yang disebut sinar katode.

George Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode disebut "elektron".
Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat
antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainnya. Antoine Henri Becquerel (1896)
menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan
elektron.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan
listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Pembelokan sinar katode oleh medan listrik.


Keterangan :

C = katode
A = anode
E = lempeng kondensor bermuatan listrik
F = layar yang dapat berpendar (berfluoresensi)

Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub
positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui
percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.
Diagram percobaan tetes minyak Milikan.
Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya tarik gravitasi akan
mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatif maka
akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh
muatan elektron –1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan (0-1e).

2. Penemuan Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada kenyataannya
partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom itu netral.
Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai massa, jika hanya ada elektron saja
dalam atom?

Keberadaan partikel bermuatan positif yang dikandung oleh atom diisyaratkan oleh Eugen
Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886. Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan semakin
yakin bahwa dalam atom pasti ada partikel bermuatan positif untuk mengimbangi muatan negatif
dari elektron. Selain itu, jika seandainya partikel penyusun atom hanya elektron-elektron, maka
jumlah massa elektron terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutir atom.

Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang
diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Selanjutnya, dan gas yang berada di belakang lempeng katode menjadi berpijar. Peristiwa
tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang pada
lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif. Sifat sinar anode, antara lain :
1. merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar baling-baling;
2. dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatif, jadi merupakan radiasi
bermuatan positif;
3. partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung.

Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif.


Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode,
terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada katode. Setelah
berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogen lah yang menghasilkan sinar muatan
positif yang paling kecil baik massa maupun muatannya, sehingga partikel ini disebut dengan
proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1.

Keberadaan partikel penyusun atom yang bermuatan positif itu semakin terbukti ketika Ernest
Rutherford (1871-1937), orang Selandia Baru yang pindah ke Inggris, pada tahun 1906, bersama
dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan
untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel di dalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan
hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas. Mereka berhasil menghitung bahwa massa
partikel bermuatan positif itu kira-kira 1.837 kali massa elektron. Kini kita menamai partikel itu
proton, nama yang baru dipakai mulai tahun 1919.

Massa 1 elektron = 9,11 × 10–28 gram


Massa 1 proton = 1.837 × 9,11 × 10–28 gram = 1,673 × 10–24 gram
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa partikel α yang ditembakkan pada lempeng
logam emas yang tipis, sebagian besar diteruskan, dan ada sebagian kecil yang dibelokan bahkan
ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal tersebut sangat mengejutkan bagi
Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel α yang terpantul
tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam atom. Dengan demikian atom
tersebut tidak bersifat homogen seperti digambarkan oleh Thomson. Bahkan menurut
pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu di antara 20.000 partikel α akan membelok
dengan sudut 90o bahkan lebih.

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa (α) diteruskan.
Berarti, sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.
2. Partikel yang mengalami pembelokan ialah partikel α yang mendekati inti atom. Hal
tersebut disebabkan keduanya bermuatan positif.
3. Partikel yang dipantulkan ialah partikel α yang tepat menabrak inti atom.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan


model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Jumlah proton dalam
inti sama dengan jumlah elektron ynag mengelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.
Rutherford juga menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi untuk
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak. Dari percobaan tersebut, Rutherford
dapat memperkirakan jari-jari atom kira-kira 10–8 cm dan jari-jari inti kira-kira 10–13 cm.
3. Penemuan Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar
alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga
muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895)
dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.
Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas.
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom
bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom,
sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

4. Penemuan Neutron
Setelah para ilmuwan mempercayai adanya elektron dan proton dalam atom, maka timbul
masalah baru, yaitu jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron
sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk
sesuai dengan massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain yang menemani proton-proton.

Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang
menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan dan
massanya hampir sama dengan proton. Massa sebutir neutron adalah 1,675 × 10–24 gram. Partikel
ini disebut neutron dan dilambangkan dengan 10n .

Jadi sekarang diketahui dan dipercayai oleh para ilmuwan bahwa inti atom tersusun atas dua
partikel, yaitu proton (partikel yang bermuatan positif) dan neutron (partikel yang tidak
bermuatan). Proton dan neutron mempunyai nama umum, nukleon-nukleon, artinya partikel-
partikel inti.

JAWABAN NO.2
Ilmu Kimia memiliki cakupan pengetahuan yang sangat luas sehingga keterkaitan antara satu
bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya sangat erat. Ilmu kimia juga memiliki peran penting dan
diperlukan oleh bidang ilmu lainnya yang tidak dapat digantikan dengan ilmu lainnya. Beberapa
manfaat ilmu kimia dalam kehidupan manusia sebagai berikut:

1. Bidang Kesehatan
Dalam bidang kedokteran ilmu kimia membantu menemukan cara interaksi obat terhadap
penyakit yang diderita pasien. Proses pengobatan menggunakan obat-obatan dibuat berdasarkan
hasil riset terhadap proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang berkhasiat. Pembuatan obat
dilakukan dalam cabang kimia farmasi. Selain itu, ilmu kimia memberi kontribusi dengan
ditemukannya jalur perombakan makanan seperti protein, lipid dan karbohidrat.

Hal ini mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosis berbagai penyakit.
Interaksi kimia dalam tubuh manusia pada sistem pencernaan, sirkulasi, pernapasan, ekskresi,
gerak, reproduksi, hormon dan saraf juga telah mengantarkan penemuan-penemuan dalam
bidang farmasi, khususnya penemuan obat-obatan.

2. Bidang Pertanian
Hubungan antara ilmu kimia dan bidang pertanian sangatlah erat. begitu juga dengan manfaat
ilmu kimia di bidang pertanian. Analisis kimia mampu memberikan informasi tentang
kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah. Dengan informasi tersebut para petani
dapat menetapkan tumbuhan atau tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang diperlukan
tanaman dapat dipenuhi menggunakan pupuk buatan. Selain pupuk, petani juga dapat
menggunakan pestisida dan instektisida untuk membasmi serangan hama dan penyakit tanaman.
Pupuk dan pestisida adalah produk dari ilmu kimia
3. Bidang Geologi
Bidang ini berkaitan dengan penelitian batuan-batuan (mineral) dan pertambangan gas dan
minyak bumi. Proses penentuan unsur-unsur yang menyusun mineral dan tahap pendahuluan
untuk eksplorasi, menggunakan dasar-dasar ilmu kimia. Manfaat ilmu kimia dalam bidang ini
untuk membantu memahami serta mengerti temuan para peneliti tentang bebatuan atau benda-
benda alam.

4. Bidang Biologi
Bidang biologi khusus mempelajari tentang Makhluk Hidup. Proses kimia yang berlangsung
dalam makhluk hidup meliputi pencernaan makanan, pernapasan, metabolisme, fermentasi, dan
fotosintesis. Untuk mempelajari lebih mendalam, diperlukan pengetahuan tentang struktur dan
sifat senyawa yang terlibat dalam proses-proses tersebut, seperti karbohidrat, protein, vitamin,
enzim, lemak, dan asam nukleat.

5. Bidang Hukum
Bidang hukum secara langsung memang tidak ada hubungan dengan ilmu kimia, tetapi manfaat
ilmu kimia dalam bidang hukum ini dapat dirasakan ketika diberlakunya pemeriksaan barang
bukti kriminalitas (kriminologi). Sebagai contoh, pengungkapan tersangka dapat dilakukan
dengan memeriksa sidik jari karena sidik jari setiap orang berbeda-beda. Pemeriksaan
menggunakan senyawa kimia AgNO3. Saat sidik jari yang tertinggal di suatu benda diolesi
larutan AgNO3dan terkena cahaya, berkas sidik jari akan berubah warna menjadi hitam sehingga
mudah diidentifikasi.

6. Bidang Mesin
Manfaat ilmu kimia dalam bidang pemesin yaitu mempelajari sifat dan komposisi logam yang
baik untuk pembuatan mesin, mempelajari sifat dan komposisi bahan bakar, sertaa minyak
pelumas mesin.

7. Bidang Teknik Sipil


Bahan-bahan yang digunakan dalam bidang ini antara lain semen, kayu, cat, paku, besi, pipa, lem
dan baja. Semua bahan tersebut dihasilkan melalui riset yang berdasarkan ilmu kimia. Manfaat
Ilmu Kimia dalam hal ini agar bahan-bahan bangunan tersebut dapat diketahui kelebihan atau
kekurangannya sehingga dapat meminimalkan kecelakaan dikemudian hari dan mengehemat
biaya operasional.

Anda mungkin juga menyukai