TUGAS
TEORI MOLEKUL ATOM DAN ELEKTRON BAHAN SEMIKONDUKTOR
SOAL:
1. Jelaskan secara lengkap tiap point-point di bawah ini?
a. Teori – Teori Atom
- Model Teori Atom John Dalton
- Model Teori Atom JJ. Thomson
- Model Atom Rutherford
- Model Atom Niels Bohr
- Model Atom Modern
b. Partikel Dasar Atom
- Proton
- Neutron
- Elektron
c. Partikel-Partikel Atom
- Partikel Subatom
- Inti Atom
- Awan Elektron
JAWABAN
1. A. Teori-Teori Atom
-Model Teori Atom John Dalthon
Teori atom Dalton adalah teori paling tua mengenai penjelasan tentang atom. Dalton
menjelaskan bahwa atom merupakan suatu zat yang tidak bisa dibagi - bagi lagi.[1]
Teori atom Dalton adalah teori mengenai atom yang dikemukakan oleh ilmuwan
berkebangsaan Inggris, John Dalton pada tahun 1808. John Dalton mengemukakan teorinya
tentang materi atom yang dipubllikasikan dalam A New System of Chemical Philosiphy.
Berdasarkan penelitian dan hasil- hasil perbandingannya, Dalton menyimpulkan sebagai
berikut:
Penemuan partikel elektron ini mematahkan teori Dalton sebab ternyata atom masih bisa
dipecah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Berdasarkan percobaannya, Thomson lalu
mengeluarkan teori mengenai atom pada 1904. Teori tersebut diantaranya:
Atom terdiri dari bola yang bermuatan positif yang seragam, dengan elektron
bermuatan negatif yang tertanam didalamnya.
Muatan positif dan negatif di dalam sebuah atom besarnya sama, sehingga secara
keseluruhan atom bermuatan netral.
Model atom ini disebut plum pudding model atau yang di Indonesia disebut model roti
kismis. Model ini disebut roti kismis karena diumpamakan dengan kismis-kismis muatan
negatif (elektron) yang tertanam dalam bola yang bermuatan positif yang seragam.
Meski J. J. Thomson telah berhasil membuktikan bahwa di dalam atom masih ada subunit
yang lebih kecil (elektron) dan mendapatkan hadiah nobel karenanya, namun model roti
kismis Thomson tidak bertahan lama. Model roti kismis Thomson ternyata masih memiliki
banyak kekurangan, antara lain:
Pernyataan bahwa atom adalah bola bermuatan positif dengan konsentrasi muatan
yang seragam terbukti salah, karena ternyata Ernest Rutherford menemukan bahwa atom
mempunyai muatan positif yang terkonsentrasi di inti (nukleus) yang mengandung
sebagian besar dari massa atom.
Tidak adanya penjelasan mendalam bagaimana muatan positif dan negatif tersusun
pada suatu atom pada keadaan stabil.
-Model Atom Rutherford
Teori atom Rutherford didasarkan pada percobaan yang membakar inti atom pelat emas
dengan partikel alfa, yang dikenal sebagai eksperimen Geiger-Marsden.
Pada saat itu, Rutherford menyusun desain untuk desain eksperimental penembakan atom
emas oleh partikel alfa yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Rupanya ada sinar radioaktif
yang dipantulkan, dibelokkan dan ditransmisikan. Pertimbangkan gambar uji Rutherford
berikut:
Eksperimen tentang pembakaran inti pelat emas dengan partikel alfa yang dikenal sebagai
eksperimen Geiger-Marsden. Rutherford menjelaskan bahwa jika partikel alfa mengenai inti,
akan terjadi tabrakan yang akan mengarah pada pembengkokan atau refleksi partikel alfa.
Ini karena massa dan muatan atom terkonsentrasi di nukleus. Rutherford mengasumsikan
bahwa muatan inti atom sebanding dengan massa atom dalam satuan massa atom. Partikel
alfa yang mengenai awan elektron tidak dibelokkan atau dipantulkan.
Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang dibelokkan sedikit,
namun dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga menemukan beberapa partikel alfa yang
dibelokkan pada sudut yang sangat tajam kembali ke sumber radioaktif. Rutherford kemudian
mengembangkan model inti atom.
1. Bersumber dari para pakar hukum fisika klasik, pada elektron yang bergerak
mengelilingi inti memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
2. Dalam penjelasan model atom rutherford ia tidak dapat menerangkan dimana letak
elektron dan cara rotasinya terhadap inti atom.
3. Ketika energi atom menjadi tidak stabil itu diakibatkan oleh elektron memancarkan
energi ketika bergerak,
4. Tidak mepunyai kemampuan untuk menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen
(H).
1. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton (muatan positif) dan neutron
dan elektron-elektron mengelilingi inti atom.
Gerakan elektron – elektron yang mengelilingi inti atom tersebut berada pada orbital
tertentu membentuk kulit atom dengan konsep orbital dipengaruhi oleh sifat dualisme yaitu
sebagai partikel dan gelombang. orbital adalah daerah kebolehjadian terbesar ditemukannya
elektron dalam atom. Persamaan yang menyatakan gerakan elektron dalam mengelilingi inti
atom dihubungkan dengan sifat dualisme materi yang diungkapkan dalam bentuk koordinat
Cartesius. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Schrodinger.
Dari persamaan Schrodinger ini dihasilkan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (ℓ), dan bilangan kuantum magnetik(m).
Ketiga bilangan kuantum ini merupakan bilangan bulat sederhana yang menunjukkan peluang
adanya elektron di sekeliling inti atom. Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan
tiga bilangan kuantum. Persamaan Schrodinger menurunkan konsep orbital sehingga terdapat
hubungan antara orbital dan ketiga bilangan kuantum tersebut.
Bilangan Kuantum Utama (n) : merupakan fungsi jarak yang dihitung dari inti atom
(sebagai titik nol) dengan nilai n = 1, 2, 3, …, n. Semakin besar nilai n, semakin jauh
jaraknya dari inti. Setiap tingkat energi terdapat satu atau lebih bentuk orbital yang
membentuk kulit (shell). Kulit merupakan kumpulan orbital dalam bilangan kuantum utama
yang sama. Kulit-kulit ini diberi lambang mulai dari K, L, M, N, …, dan seterusnya.
Hubungan bilangan kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut. Jumlah orbital
dalam setiap kulit sama dengan n2, n adalah bilangan kuantum utama.
Bilangan Kuantum Azimut (ℓ): disebut juga dengan kuantum momentum sudut
yang menentukan bentuk orbital. Nilai bilangan kuantum azimut adalah ℓ = n–1. Oleh karena
nilai n merupakan bilangan bulat dan terkecil sama dengan satu maka harga ℓ juga
merupakan deret bilangan bulat 0, 1, 2, …, (n–1). Di dalam kulit terdapat ruang-ruang dengan
bentuk tertentu. Bentuk ini dinamakan subkulit. Di dalam subkulit terdapat tempat elektron
berada. Tempat ini dinamakan orbital.
Bilangan Kuantum Magnetik (m): disebut juga bilangan kuantum orientasi karena
menunjukan arah orbital dalam ruang subkulit dalam kulit. Nilai bilangan kuantum magnetik
berupa deret bilangan bulat dari –m melalui nol sampai +m. Untuk ℓ1, nilai m=0, ±l. Jadi,
nilai bilangan kuantum magnetik untuk ℓ=1 adalah –l melalui 0 sampai +l.
Bilangan Kuantum Spin (s): ditemukan dari hasil pengamatan radiasi uap perak
yang dilewatkan melalui medan magnet, oleh Otto Stern dan W. Gerlach. Terdapatdua
macam spin elektron yang berlawanan juga meniadakan dan spin yang tidak meniadakan.
Sehingga elektron memiliki medan magnet. Bilangan kuantum ini memiliki dua harga yang
berlawanan tanda, yaitu +1/2 dan – 1/2. Tanda (+) menunjukkan putaran searah jarum jam
dan tanda (–) arah sebaliknya (perhatikan Gambar 7). Adapun harga 1/2, menyatakan fraksi
elektron.
Kelemahan dari persamaan Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk
atom berelektron tunggal seperti hidrogen, sedangkan pada atom berelektron banyak tidak
dapat diselesaikan. Sehingga untuk atom berlektron banyak digunakan metode pendekatan
berdasarkan hasil penelitian dan teori para ahli.
-Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar
1/1836 massa proton. Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai
integer dalam satuan ħ, yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Antipartikel elektron disebut
sebagai positron, yang identik dengan elektron, tetapi bermuatan positif. Ketika sebuah
elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat
saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang (atau lebih) foton sinar gama.
Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton pertama, berpartisipasi
dalam interaksi gravitasi, interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah. Sama seperti semua
materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombang-
partikel), sehingga ia dapat bertumbukan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya.
Oleh karena elektron termasuk fermion, dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan
kuantum yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.
Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk menjelaskan sifat-
sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal tahun
1838; nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun 1894 oleh
fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil diidentifikasikan sebagai
partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson.
Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan konduktivitas termal, elektron
memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak relatif terhadap
pengamat akan menghasilkan medan magnetik dan lintasan elektron tersebut juga akan
dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah elektron dipercepat, ia dapat
menyerap ataupun memancarkan energi dalam bentuk foton. Elektron bersama-sama
dengan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron, membentuk atom. Namun, elektron
hanya mengambil 0,06% massa total atom. Gaya tarik Coulomb antara elektron dengan
proton menyebabkan elektron terikat dalam atom. Pertukaran ataupun perkongsian elektron
antara dua atau lebih atom merupakan sebab utama terjadinya ikatan kimia.
Menurut teorinya, kebanyakan elektron dalam alam semesta diciptakan pada
peristiwa Big Bang (ledakan besar), namun ia juga dapat diciptakan melalui peluruhan
beta isotop radioaktif maupun dalam tumbukan berenergi tinggi, misalnya pada saat sinar
kosmis memasuki atmosfer. Elektron dapat dihancurkan melalui pemusnahan dengan
positron, maupun dapat diserap semasa nukleosintesis bintang. Peralatan-peralatan
laboratorium modern dapat digunakan untuk memuat ataupun memantau elektron individual.
Elektron memiliki banyak kegunaan dalam teknologi modern, misalnya dalam mikroskop
elektron, terapi radiasi, dan pemercepat partikel.
c. Partikel-Partikel Atom
- Partikel Subatom
Partikel subatom atau zarah dalam ilmu fisika adalah partikel yang jauh lebih kecil
dari atom. Ada dua jenis partikel subatom, yaitu partikel dasar, yang berdasarkan teori saat
ini, adalah partikel yang tidak terdiri atas partikel lain dan partikel komposit. Fisika
partikel dan fisika nuklir mempelajari partikel-partikel ini dan cara mereka berinteraksi.
Dalam fisika partikel, konsep dari sebuah partikel adalah salah satu dari beberapa konsep
yang diturunkan dari fisika klasik. Tapi, konsep itu juga mencerminkan pemahaman modern
bahwa pada skala kuantum, materi dan energi berperilaku sangat berbeda dari yang
dipikirkan.
Pemikiran mengenai partikel kembali menjadi hal yang serius ketika percobaan menunjukkan
bahwa cahaya dapat berperilaku seperti aliran partikel (yang disebut foton) dan
memperlihatkan besaran seperti gelombang. Ini mengarah pada konsep baru dualitas
gelombang–partikel untuk merefleksikan bahwa "partikel-partikel" skala kuantum
berperilaku baik partikel maupun gelombang (juga dikenal sebagai gelora). Konsep baru lain,
yaitu prinsip ketidakpastian, menyatakan bahwa tidak dapat diukur secara tepat beberapa
besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan momentum partikel. Yang lebih baru lagi,
dualitas gelombang–partikel telah terbukti berlaku tidak hanya untuk foton, tetapi juga untuk
partikel yang semakin besar.
Interaksi partikel dalam kerangka teori medan kuantum dipahami sebagai penciptaan dan
penghancuran kuantum dari interaksi dasar yang berkaitan. Ini memadukan fisika partikel
dengan teori medan kuantum.
- Inti Atom
Pusat dari atom disebut inti atom atau nukleus. Inti atom terdiri
dari proton dan neutron. Banyaknya proton dalam inti atom disebut nomor atom, dan
menentukan elemen dari suatu atom.
Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom itu sendiri, dan hampir sebagian
besar tersusun dari proton dan neutron, hampir sama sekali tidak ada sumbangan dari
elektron.
Jumlah netron dalam inti atom menentukan isotop elemen tersebut. Jumlah proton dan
netron dalam inti atom saling berhubungan; biasanya dalam jumlah yang sama, dalam
nukleus besar ada beberapa netron lebih. Kedua jumlah tersebut menentukan jenis nukleus.
Proton dan netron memiliki masa yang hampir sama, dan jumlah dari kedua masa tersebut
disebut nomor massa, dan beratnya hampir sama dengan massa atom (tiap isotop memiliki
masa yang unik). Masa dari elektron sangat kecil dan tidak menyumbang banyak kepada
masa atom.
Isotop suatu atom ditentukan oleh jumlah neutron di dalam intinya. Isotop yang
berbeda dari satu unsur yang sama mempunyai sifat kimia yang sangat mirip karena reaksi
kimia hampir tergantung seluruhnya pada jumlah elektron yang dimiliki sebuah atom. Isotop-
isotop dari sampel dari unsur tertentu dapat dipisahkan dengan
menggunakan sentrifugasi atau spektometer massa. Cara pertama digunakan untuk
memproduksi uranium yang diperkaya dari sebuah sampel uranium biasa dan cara yang
kedua digunakan dalam metode penanggalan karbon (carbon dating).
Jumlah proton dan netron menentukan tipe dari nukleus atau inti atom. Proton dan
neutron hampir memiliki massa yang sama, dan kombinasi jumlah, jumlah massa, rata-rata
sama dengan massa atomik sebuah atom. Kombinasi massa dari elektron sangat kecil secara
perbandingan terhadap massa nukleus, di karenakan berat dari proton dan neutron hampir
2000 kali massa elektron.
-Awan Elektron
Awan elektron adalah daerah yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom yang
berhubungan dengan orbital atom. Dan orbital adalah probabilitas ditemukannya elektron
pada sebuah ato, dan dalam satu kulit atom terdapat satu atau lebih subkulit. Biasanya pada
satu orbital terdapat maksimum 2 elektron. Subkulit s mempunyai 1 orbital, subkulit p
mempunyai 3 orbital, subkulit d mempunyai 5 orbital dan subkulit f mempunyai 7 orbital.
Jadi jumlah elektron pada subkulit s maksimal 2, dan kulit p adalah 6, kulit d adalah 10 dan
kulit f adalah 14.
Penjelasan teori awan elektron ini didalam kristal logam dan setiap atom akan melepaskan
elektron valensinya, sehingga terbentuk awan elektron dan kation yang bermuatan positif dan
tersusun rapat dalam awan elektron dan kation yang bermuatan positif juga berada dalam
jarak tertentu satu sama lain dalam kristalnya. Karena elektron valensi tidak terikat pada salah
satu logam tetapi terdelokalisasi terhadap semua ion logam, sehingga elektron valensi
tersebut bergerak bebas keseluruh bagian dari kristal logam, sama dengan molekul-molekul
gas yang bergerak dengan bebas dalam ruangan tertentu.
Kesimpulannya dari teori ini ialah kristal logam yang terdiri dari kumpulan ion logam
bermuatan positif didalam larutan elektron yang mudah bergerak. Ikatan logam yang terdapat
antara ion logam positif dan elektron yang mudah bergerak. Teori awan elektron biasa
disebut juga teori elektron bebas. teori larutan elektron atau fluida elektron secara kualitatif
dapat menjelaskan berbagai sifat fisika dari logam, seperti sifat mengkilap, dapat
menghantarkan listrik dan panas, sehingga dapat ditempa, dibengkokkan dan ditarik.