Kimia Teknik
Teori Atom dan Struktur Atom
02
Teknik Teknik Sipil Matrikulasi Team Dosen Kimia Teknik
Abstract Kompetensi
Atom adalah bagain terkecil pada suatu Agar Mahasiswa dapat :
materi yang tidak bisa dibagi lagi menjadi Mendeskripsikan tentang Atom, Unsur,
sebuah bagian-bagian tertentu. atom yaitu
penyusun segala materi yang ada pada Molekul dan Senyawa
dunia ini. suatu satuan dasar materi, terdiri
dari inti atom dan awan elektron yang
bermuatan negatif dalam mengelilinginya.
Teori Atom
Sumber : Enjiner.com
Teori atom Dalton adalah teori mengenai atom yang dikemukakan oleh
ilmuwan berkebangsaan Inggris, John Dalton. Pada tahun 1808. Teori atom Dalton
Toeri atom dalton merupakan teori atom pertama yang dikemukakan oleh John
Dalton (1808), seorang fisikawan asal Inggris. Dalam mengemukakan teorinya
terkait struktur atom yang berdasarkan penelitian yang dikemukakannya dalam A
New System of Chemical Philosiphy. Dimana John Dalton menjelaskan bahwa
atom merupakan suatu zat yang tidak dapat dibagi lagi dan merupakan struktur
terkecil dari suatu materi.
1. Dalton menerangkan bahwa atom tidak bisa dibagi lagi. Namun, setelah
perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi. Diketahui bahwasanya
dalam inti atom yang dijelaskan oleh Daltom masih dapat terbagi lagi yang
terbentuk dari partikel dasar yang lebih kecil daripada atom, yaitu elektron,
proton, dan neutron.
Walau masih memiliki kelemahan dari berbagai sisi. John Dalton menjadi
pelopor pertama dalam ilmuwan yang menjelaskan terkait struktur atom dam model
atom. Dengan dasar inilah para ilmuan lain mulai meneliti dan memulai percobaan
dan penelitian terkait struktur atom dan model atom.
Dengan hasil percobaan dan penelitian terkait struktur atom yang dilakukan oleh
Thomson. Maka, Thomson pun menyatakan bahwa “Atom merupakan bola pejal
yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”.
Dimana, hasilnya disebut model atom roti kismis.
2. Terdapat suatu muatan dalam inti atom dan memiliki massa atau muatan
yang sejenis denganpartikel α sejenis yaitu muatan positif; sehingga,
sebagian kecil partikel α yang ditembakkan.
3. Pada struktur atom terdapat bagian yang kecil dan padat yang rutherfor
menyebutnya sebagai inti atom (Nukleus). Sehingga, partikel α yang
tiembbakan dan mengenai inti atom akan dipantulkan oleh inti atom tersebut.
Sumber : Enjiner.com
Namun, Teori atom Rutherford ini hanya mampu menjelaskan terkait adanya
elektron negatif yang beredar mengelilingi inti atom yang terletak diruang hampa.
Tetapi, Rutherford bemum dapat memberi penjelasan terkait distribusi setia atom
elektron dengan jelas. Secara otomatis Teori yang dipaparkan oleh rutherofd pun
memiliki kelemahan.
Sumber: kokimia.com
Sumber: Enjiner.com
Dari penjelasan teori atom Bohr. Niels Bohr pun menggambarkan model atom
Bohr dengan bentuk seperti tata surya yang terkadang diistilahkan sebagai model
atom tata surya. Dimana, Bohr menjelaskan bahwa model atom Bohr sebagai
berikut :
2. Setiap elektron yang berotasi pada lintasanya dan bersifat stasioner. Maka,
energi elektron terhadapt inti atom dalam struktur atom akan bersifat tetap.
Artinya, tidak akan ada energi yang diserap ataupun diemisikan satu sama
lain.
3. Setiap muatan elektron dalam setiap lintasan dapat berpindah dari satu
lintasan ke lintasan lain dengan setiap lintasan akan membutuhkan energi
yang berbeda. Dari energi yang dibutuhkan oleh setiap elektron disetiap
lintasan kulit tersebut akan membuat elektron mampu berpindah dari satu
orbit ke orbit lainnya. Dimana, besarnya energi yang diperlukan untuk
berpindah dapat dihitung dengan persamaan Planck.
4. Setiap Orbit stasioner muatan elektron yang mengelilingi inti atom momentum
sudut. Dimana, besarnya jumlah sudut merupakan kelipatan dari nh/2π.
Dengan demikian, banyaknya orbit setiap atom dalam tabel periodik memiliki nilai
tersendiri dan mempengaruhi banyaknya jumlah elektron pada setiap orbit tersebut.
Namun, pada teori atom Bohr ini masih terdapat kekurangan yang sampai sekarang
masih berusaha untuk disempurkana oleh setiap ilmuan yang ada.
Penemuan Elektron
Muatan elektron ini ditemukan sama Robert Milikan lewat percobaan tetesan halus
minyak.
2. Penemuan Proton
3. Penemuan Neutron
James Chadwick menemukan Neutron melakukan percobaan dengan menembaki
atom Berilium dengan sinar alfa. Neutron gak bermuatan.
Inti atom tersusun atas proton dan neutron. Proton dan neutron disebut
yaitu nukleon.
Jumlah maksiumum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n2, dengan n =
nomor kulit.
Contohnya:
2. Elektron Valensi
Elektron valensi yaitu elektron pada kulit terluar yang bisa dipakai untuk
membentuk ikatan kimia.
Contohnya:
11Na : K L M
2 8 18
Jumlah kulit = 3
Kulit terluar = M
Elektron valensi = 18
Dimana :
n = neutron (n = A – Z)
Rumusnya:
p=Z | | p=Z
107
Ag 106,90509 51,84
109
Ag 108,90476 48,16
Jawab:
massa atom Ag = (massa isotop 107Ag)(kelimpahan isotop 107Ag) +(massa
isotop 109Ag)(kelimpahan isotop 109Ag)
= (106,90509 sma)(0,5184) + (108,90476 sma)(0,4816)
= 55,42 sma + 52,45 sma
= 107,87 sma
2. Isobar
Isobar yaitu sebuah atom – atom unsur yang berbeda (nomor atom berbeda), tapi
mempunyai nomor massa yang sama.
Contohnya:
Isotop 6C14 yaitu isobar dengan isotop 7N14
3. Isoton
Isoton yaitu sebuah atom – atom unsur yang berbeda (nomor atom berbeda), tapi
mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contohnya:
Isotop 6C13 dan isotop 7N14 yaitu isoton (keduanya mempunyai 7 neutron).
Struktur Molekul
Molekul di definisikan sebagai sekelompok atom(paling sedikit dua)yang saling
berikatan dengan sangat kuat(kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan
netral serta cukup stabil.
1. Sejarah Molekul
Walaupun keberadaan molekul telah diterima oleh banyak kimiawan sejak
awal anad ke-19, tetapi masih terdapat pertentangan diantara fisikawan seperti
Mach. Boltzmann, Maxwell, dan Gibbs, yang memandang molekul sebagai sebuah
konsepsi matematis. Karya Perrin pada gerak Brown(1911) dianggap sebagai bukti
akhir yang meyakinkan para ilmuwan akan keberadaan molekul.
Definisi molekul juga berubah seiring dengan berkembangnya pengetahuan
atas struktur molekul. Definisi paling awal menyatakan bahwa, molekul sebagai
partikel terkecil bahan-bahan kimia yang masih mempertahankan komposisi dan
2. Ukuran Molekul
Kebanyakan molekul sangatlah kecil untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang. Terkecuali pada DNA yang dapat mencapai ukuran makroskopis. Molekul
terkecil adalah Hidrogen Diatomik(H2), dengan keseluruhan molekul sekitar dua kali
panjang ikatannya (0,74 A). Satu molekul tunggal biasanya tidak dapat dipantau
menggunakan cahaya, namun dapat dideteksi menggunakan mikroskop gaya atom.
Molekul dengan ukuran sangat besar disebut Makromolekul atau Supermolekul.
Jari-jari molekul efektif merupakan ukuran molekul yang terpantau dalam larutan.
3. Rumus Molekul
Rumus empiris sebuah senyawa menunjukkan nilai perbandingan paling sederhana
unsur-unsur penyusun senyawa tersebut.
Contoh : air selalu memiliki nilai perbandingan atom hidrogen berbanding oksigen
2:1. Etanol selalu memiliki nilai perbandingan antara karbon, hidrogen dan oksigen
2:6:1. Namun rumus ini tidak menunjukkan bentuk ataupun susunan atom dalam
molekul tersebut. Contoh dimetil ester juga mempunyai perbangan yang sama
dengan etanol. Molekul dengan jumlah atom penyususn yang sama namun berbeda
susunannya disebut sebagai isomer.
Perlu diperhatikan bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai
perbandingan atom-atom penyusun suatu molekul dan tidak memberi nilai jumlah
atom yang sebenarnya. Rumus molekul menggambarkan jumlah atom penyusun
molekul secara tepat. Contohnya asetilena memiliki rumus molekul C2H2, namun
rumus empirisnya adalah CH.
Massa suatu molekul dapat dihitung dari rumus kimianya. Sering kali massa
molekul diekspresikan dalam satuan massa atom yang setara dengan 1/12 massa
atom karbon-12.
4. Geometri Molekul
Molekul memiliki geometri yang berbentuk tetap dalam keadaan kesetimbagan.
Panjang ikat dan sudut ikatan akan terus bergetar melalui gerak vibrasi dan rotasi.
Referensi:
1. Ames F. Brady, 1990, General Chemistry, Principles and Structures, John Wiley
& Sons, New York
2. Hyman D. Gesser, 2002, Applied Chemistry, A Textbook for Engineering and
Technologies, Kluwer Academic/Plenum Publisher
3. Mahan, Addison Wesley, 1975, University Chemistry, 3rd ed
4. Sienko.Plane, Chemistry Principles & Properties, 2nd ed, McGraw-Hill
5. Susanto, 1976, Diktat Kimia Dasar, Departemen Kimia ITB
6. The Fu Yen, 2007, Chemical Processes for Environmental Engineering, Imperial
College Press, London