Anda di halaman 1dari 41

Unit Pembelajaran

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

BAHAN BACAAN

Struktur Atom.

Anda pasti pernah menyaksikan atau bahkan mungkin juga sebagai pelaku
ledakan kembang api seperti ditampilkan pada gambar 4. Pesta kembang api
yang diadakan dalam perayaan-perayaan seperti pergantian tahun dan hari
raya, menampilkan konfigurasi warna-warna yang indah di langit malam.
Lalu apa yang menjadikan kembang api memiliki aneka warna?

Gambar 4 kembang api (sumber:Daff/dreamstime.com dalam Zumdahl:2014)

Kembang api merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang


mengandung unsur-unsur logam terutama logam-logam aktif. Saat logam
terkena panas yang sangat tinggi, atom-atom penyusunnya akan mengalami
eksitasi. Pada saat atom kembali ke keadaan semula dia akan memancarkan
energi berupa cahaya tampak yang dapat kita saksikan saat kembang api
meledak.

Topik tentang atom sudah dimulai berabad-abad silam, mulai dari jaman
peradaban Yunani kuno. Kata atom sendiri merujuk pada “atomos” yang

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

artinya tak terbagi lagi. Analogi tentang atom dapat dimisalkan dengan
ratusan koleksi DVD. Ratusan koleksi DVD dapat dibagi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil jumlahnya. Anda akan mendapakan kumpulan keping
DVD dengan jumlah lebih kecil dari jumlah semula. Saat keping DVD tersisa
satu, apakah DVD tersebut dapat dibagi lagi menjadi DVD lainnya? DVD yang
tersisa satu tersebutlah yang diibaratkan sebagai atom. Analogi tersebut
dapat diilustrasikan seperti pada gambar 5 berikut.

Gambar 5 Kepingan DVD sebagai analogi atom (sumber: Burdge-Overby: 2018)

Pendapat Demokritus tentang atom hanyalah sebagai hasil pemikiran


(filsafat), dengan kata lain tidak diperoleh dari hasil penelitian secara
empirik. Penelitian secara ilmiah tentang hakikat atom memunculkan
berbagai teori tentang atom, mulai dari teori atom Dalton hingga teori atom
mekanika kuantum. Namun hingga permulaan abad 20 belum ada satupun
alat optik yang dapat menggambarkan susunan atom secara nyata, hingga
ditemukannya Scanning Tunneling Microscope (STM) di pertengahan tahun
1980an. Melalui alat ini dapat ditampilkan pola atom-atom secara individual.
Sebagai contohnya adalah hasil pemindaian dari permukaan kristal silikon
yang dilakukan pada temperatur -220oC seperti yang ditampilkan oleh
gambar 6.

60
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Gambar 6 Hasil pemindaian permukaan kristal silikon menggunakan STM


(sumber: Brady: 2012)

1. Perkembangan Teori Atom


Materi tersusun oleh partikel-partikel. Salah satu partikel penyusun materi
adalah atom. Demokritus, seorang ahli filsafat bangsa Yunani menyatakan
pemikirannya bahwa jika suatu benda dibagi secara terus menerus maka
akan diperoleh bagian benda yang tidak dapat terbagi lagi, benda itu disebut
atom. Istilah atom merujuk dari kata “atomos” yang artinya tak terbagi.
Namun karena pernyataan dari Demokritus adalah sebuah hasil pemikiran,
bukan merupakan hasil penelitian ilmiah, maka pendapatnya hanyalah
dianggap sebagai filsafat.

Beratus tahun kemudian tepatnya pada tahun 1803 seorang guru dari
Manchester Inggris bernama John Dalton mengemukakan gagasan tentang
atom. Berbeda dengan Demokritus, Dalton mengemukakan pendapatnya
tentang atom didasarkan pada hasil pengamatannya. Gagasan Dalton tentang
atom membuka cakrawala baru tentang partikel “terkecil” tersebut dan
menyusul berbagai gagasan tentang atom hingga di era mekanika kuantum
yang menjadi cikal bakal dari bom atom.

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Teori Atom Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan gagasannya tentang atom.


Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal yang diilustrasikan seperti
pada Gambar 7. Gagasan Dalton tentang atom dikenal dengan teori atom
Dalton. Teori atom Dalton didasarkan pada pengukuran kuantitatif reaksi
kimia.

Gambar 7 Model Atom Dalton (sumber: dokumen pribadi)

Teori atom Dalton dinyatakan dengan asumsi sebagai berikut:


 Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat terbagi lagi
(bersifat diskontinu)
 Atom-atom penyusun suatu unsur bersifat identik baik massa atomnya
maupun sifatnya. Atom dari unsur yang berbeda akan berbeda pula
massa atom dan sifatnya.
 Senyawa merupakan gabungan dari dua atau lebih atom-atom yang
berbeda
 Di dalam suatu senyawa jumlah dan jenis atom selalu memiliki
perbandingan yang tetap, tidak tergantung pada cara pembentukan
senyawa tersebut
 Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Reaksi kimia hanya
melibatkan pengaturan ulang susunan atom, jumlah dan jenis atom
adalah tetap

Teori atom Dalton bertahan hampir 100 tahun. Namun menjelang akhir abad
18, dengan ditemukannya gejala-gejala radioaktivitas, penemuan sinar-X dan
penemuan elektron, menjadikan beberapa postulat yang dikemukakan

62
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Dalton tidak berlaku lagi terutam pada postulat pertama yang menyatakan
bahwa atom bersifat diskontinu.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Dalton dapat dirinci
menurut Tabel 4.
Tabel 4. Kelebihan dan kelemahan teori atom Dalton
Kelebihan Kelemahan
 Dapat menjelaskan berlakunya  Tidak dapat menjelaskan sifat
hukum kekekalan massa (hukum kelistrikan dari suatu materi
Lavoisier)  Tidak dapat menjelaskan cara
 Dapat menerangkan berlakunya atom-atom saling berikatan.
hukum perbandingan tetap
(hukum Proust)

b. Teori Atom Thomson

J.J Thomson adalah seorang fisikawan berkebangsaan Inggris. Dengan


menggunakan tabung sinar katoda, Thomson berhasil menemukan partikel
penyusun atom. Partikel tersebut adalah elektron yang bermuatan negatif.
Melalui penemuan elektron ini, maka konsep tentang atom mengalami
perubahan. Konsep tersebut dikenal dengan nama teori atom Thomson.

Menurut Thomson, atom terdiri dari sebuah bola yang penuh awan
bermuatan positif dengan elektron yang bermuatan negatif tertanam secara
acak di dalamnya. Thomson menggambarkan atom seperti “plum pudding”,
yang merupakan hidangan khas pencuci mulut dari Inggris. Kue “plum
pudding” ini diatasnya ditaburi oleh kismis sehingga dikenal juga dengan roti
kismis. Oleh karena itu model atom Thomson dikenal dengan model atom
roti kismis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Mungkin gambarannya
adalah seperti buah semangka dengan biji yang tersebar di permukaannya
atau dapat juga seperti kue onde-onde, dimana biji wijen bertindak sebagai
elektronnya.

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

elektron
atom

Gambar 8 Model atom roti kismis (sumber: dokumen pribadi)

Kelebihan dari teori atom Thomson adalah dapat membuktikan adanya


partikel lain dalam atom yang bermuatan negatif, hal ini dapat menjelaskan
sifat kelistrikan dari suatu materi. Teori atom Thomson juga memiliki
kelemahan. Kelemahan teori ini adalah tidak dapat menjelaskan susunan
muatan positif dan negatif dalam bola atom.

c. Teori Atom Rutherford

Ernest Rutherford beserta tim penelitinya, melakukan serangkaian


percobaan untuk memperbaiki teori atom Thomson. Percobaan yang
dilakukan adalah dengan cara menembakkan sinar alfa pada lempeng emas
yang sangat tipis. Dari percobaannya diperoleh fakta sebagian besar sinar
alfa yang ditembakkan langsung diteruskan oleh lempeng emas, namun ada
beberapa berkas sinar alfa yang dibelokkan, bahkan ada yang dipantulkan.
Percobaan yang dilakukan oleh Rutherford dan timnya menghasilkan fakta
baru tentang atom, yaitu penemuan inti atom.

Berdasarkan fakta tersebut Rutherford membuat kesimpulan yang


menyatakan:

1) Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron
bermuatan negatif beredar mengelilingi inti
2) Volume inti atom sangat kecil dibandingkan dengan volume atom
3) Hampir semua massa atom terpusat pada inti atom
4) Sebagian besar dari atom merupakan ruang kosong

64
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Atas dasar kesimpulan yang telah dibuat, maka Rutherford mengemukakan


pendapatnya tentang atom, yaitu: “Atom terdiri dari inti atom yang berukuran
sangat kecil dan bermuatan positif, dengan elektron yang bermuatan negatif
mengelilingi inti atom pada jarak tertentu”.

Rutherford mengibaratkan inti atom dan elektron yang mengitarinya sebagai


matahari yang dikelilingi oleh planet-planet dalam sistem tata surya, seperti
ditampilkan oleh Gambar 9. Analogi tersebut menjadi titik lemah dari teori
atom Rutherford. Kelemahan dari teori atom ini adalah tidak dapat
menjelaskan kestabilan dari suatu atom. Sebab jika atom digambarkan
seperti tata surya maka terjadi pelanggaran terhadap salah satu prinsip dasar
fisika klasik. Fisika klasik menyatakan bahwa apabila suatu partikel yang
bermuatan, seperti elektron, bergerak mengelilingi inti atom, elektron
tersebut secara terus-menerus akan memancarkan energi yang
menyebabkan orbitnya berbentuk spiral bukan berbentuk elips, dan pada
akhirnya elektron akan jatuh ke inti atom. Hal tersebut menyebabkan atom
bersifat tidak stabil, tapi kenyataannya berbeda, atom bersifat stabil.

Gambar 9 Model Atom Rutherford (sumber: sciencephoto library)

d. Teori Atom Bohr

Niels Bohr adalah mahasiswa dari Rutherford. Bohr memperbaiki teori atom
dari Rutherford yang tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh
ke inti saat berputar mengelilingi inti. Teori atom Bohr didasarkan pada hasil
spektrum atom hidrogen. Berdasarkan hasil pengamatannya terhadap

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

spektrum atom hidrogen, maka dikemukakan teori atom yang memperbaiki


teori atom sebelumnya.

Secara singkat, Bohr mengemukakan gagasannya tentang atom adalah


sebagai berikut:
 Elektron mengelilingi inti atom pada lintasannya tanpa adanya
penyerapan dan pelepasan energi
 Lintasan elektron disebut dengan kulit atom yang berbentuk lingkaran
 Elektron dapat berpindah dari lintasan satu ke lintasan lainnya dengan
cara menyerap atau melepas energi.

Gambar 10 menunjukkan model atom hidrogen berdasarkan gagasan yang


disampaikan oleh Bohr.

Gambar 10 Model Atom Hidrogen Menurut Bohr (sumber:dokumen pribadi)

Kelemahan teori atom Bohr adalah hanya mampu diterapkan pada atom-
atom bermassa kecil atau atom-atom dengan jumlah elektron sedikit, dan
tidak dapat menjelaskan pada atom dengan jumlah elektron yang banyak.

e. Teori Atom Mekanika Gelombang (Teori Atom Modern)

Teori atom mekanika kuantum/gelombang didasarkan pada hipotesis yang


disampaikan oleh tiga orang fisikawan, yaitu Louis de Broglie, Werner
Heisenberg, dan Erwin Schrodinger (Gambar 11). Louis de Broglie
menyatakan hipotesisnya tentang dualisme elektron, yaitu elektron dapat
berperilaku sebagai materi dan sebagai gelombang. Werner Heisenberg
menyatakan bahwa kedudukan elektron dalam suatu atom tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian

66
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

ditemukannya elektron pada jarak tertentu dari inti. Pernyataan dari


Heisenberg ini dikenal dengan azas ketidakpastian Heisenberg. Sedang
Erwin Schrodinger menerapkan persamaan matematis untuk menentukan
daerah yang memiliki kebolehjadian ditemukannya elektron. Persamaan
matematika yang berhasil dirumuskan oleh Schrodinger dikenal dengan
nama persamaan gelombang. Dari persamaan gelombang yang telah
dirumuskan diperolehlah suatu istilah yang disebut orbital. Orbital adalah
suatu daerah di sekitar inti atom yang memiliki kebolehjadian paling besar
menemukan elektron.

Gambar 11. Dari kiri ke kanan Louise de Broglie, Werner Heisenberg,


dan Erwin Schrodinger (sumber: sciencephoto library)

Berdasarkan hipotesis dari ketiga fisikawan tersebut, maka munculah teori


atom mekanika kuatum/gelombang. Pernyataan dari teori mekanika
kuantum meliputi:

 Atom tersusun atas proton dan neutron yang terdapat pada inti atom
 Elektron mengelilingi inti pada orbital-orbital tertentu
 Kedudukan elektron dalam suatu atom ditentukan menggunakan tiga
bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m)

Pernyataan dari teori mekanika kuantum tentang kedudukan elektron pada


suatu atom dapat dicontohkan oleh sebaran elektron pada atom hidrogen.
Gambar 12 berikut menunjukkan distribusi elektron di sekitar inti atom dari
unsur hidrogen.

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 12. Distribusi elektron di sekitar inti atom hidrogen


(sumber: Chang, 2011)

2. Partikel-partikel Subatom

Berbagai pendapat tentang atom mulai jaman filsafat Yunani hingga abad 20,
membuka fakta bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Pada awalnya atom
dianggap sebagai bagian yang tak terbagi. Namun dengan berkembangnya
teknologi ternyata ditemukan partikel-partikel subatom.

Partikel subatom yang pertama kali ditemukan adalah elektron. Elektron


ditemukan oleh J.J thomson beserta timnya. Penemuan elektron didasarkan
pada hasil percobaan sinar katoda. Dari hasil percobaan sinar katoda
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat partikel yang berada di
dalam atom. Karena pertikel tersebut selalu menuju kutub positif pada
tabung sinar katoda, maka partikel yang akhirnya diberi nama elektron
merupakan partikel penyusun atom yang bersifat negatif.

Beberapa tahun setelah penemuan elektron oleh J.J Thomson, salah satu
mahasiswanya yang bernama Ernest Rutherford melakukan eksperimen
terhadap lempeng emas. Lempeng emas yang sangat tipis ditembak
menggunakan partikel alfa. Penelitan dari Rutherford ini menghasilkan
penemuan baru yaitu inti atom.

Penelitian tentang atom terus berlangsung, hingga ditemukan subatom


lainnya, yaitu proton dan neutron. Proton ditemukan oleh Goldstein. Proton
merupakan partikel penyusun inti atom yang bermuatan positif. Partikel

68
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

penyusun inti atom yang lain, yaitu neutron ditemukan oleh James Chadwick.
Neutron merupakan partikel penyusun atom yang tidak bermuatan dan
memiliki massa hampir sama dengan proton.

Perlu diketahui proton, neutron, dan elektron bukanlah partikel terkecil dari
atom. Ketiga partikel subatom tersebut tersusun oleh partikel yang lebih
kecil lagi. Partikel penyusun subatom-subatom tersebut adalah quark. Boleh
jadi dalam quark masih ada lagi partikel yang lebih kecil lagi. Semua ini
menunjukkan betapa besarnya kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam
menciptakan segalanya. Maka tak perlulah seorang manusia itu sombong dan
berbesar diri, karena sesungguhnya masih banyak hal-hal di alam ini yang
belum diketahui oleh manusia.

3. Nomor Atom dan Nomor Massa


Penemuan partikel subatom yang berupa elektron, proton, dan neutron
menunjukkan bahwa tiap atom memiliki sifat khas. Jumlah proton dalam
suatu atom menunjukkan identitas dari suatu atom. Atom satu dengan
lainnya dibedakan dari jumlah protonnya. Dengan kata lain, atom yang
berbeda bisa jadi memiliki jumlah neutron sama, tetapi jumlah protonnya
pasti berbeda.

Jumlah proton dalam suatu atom dinyatakan dalam suatu besaran yang
disebut dengan nomor atom (Z). Lalu bagaimana cara untuk mengetahui
jumlah neutron dalam atom. Perlu diingat bahwa inti atom tersusun oleh
proton dan neutron. Jumlah proton dan neutron dalam inti disebut dengan
nomor massa (A). Dari besarnya nomor massa maka dapat ditentukan jumlah
neutron, yaitu dengan cara mencari selisih antara nomor massa dan nomor
atom.

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Partikel subatom selain proton dan neutron, yaitu elektron dapat ditentukan
dengan cara sebagai berikut:

 Jika berupa atom netral maka jumlah elektron = jumlah proton


 Jika berupa ion, maka jumlah elektron = jumlah proton dikurangi dengan
muatan dari ion.
Nomor atom dan nomor massa dari suatu atom dituliskan dengan
menggunakan simbol atom. Secara umum simbol atom dituliskan sebagai
berikut.

𝐀
𝐙𝐗

Keterangan:
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

4. Isotop, Isoton, dan Isobar


Di alam terdapat atom-atom yang memiliki jumlah neutron sama bahkan ada
yang memiliki nomor massa yang sama (perlu diingat: tidak ada atom yang
memiliki jumlah proton yang sama). Fakta di alam tersebut menghasilkan
suatu istilah-istilah yang menunjukkan variasi dari atom. Istilah-istilah
tersebut meliputi isotop, isoton, dan isobar.

Atom-atom yang memiliki nomor atom sama namun nomor massanya


berbeda disebut dengan isotop. Jadi isotop adalah atom-atom yang sama,
hanya jumlah neutronnya yang berbeda. Selain memiliki nomor massa yang
sama, terdapat juga atom-atom yang memiliki jumlah neutron yang sama.
Jika terdapat dua atau lebih atom yang memiliki jumlah neutron sama, maka
atom-atom tersebut dinamakan isoton satu sama lain. Fakta yang lain lagi
adalah adanya atom-atom yang memiliki kesamaan nomor massa, meskipun

70
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

jumlah protonnya berbeda. Atom-atom yang memiliki nomor massa sama,


tetapi jumlah protonnya berbeda disebut dengan isobar.

Bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron

1. Bilangan Kuantum
Pernahkah Anda mencermati kode pos tempat tinggal Anda? Kode pos
tempat kita tinggal merupakan serangkaian angka yang menunjukkan
kedudukan tempat yang ada di Indonesia. Sebagai contoh adalah kode pos
salah satu sekolah kejuruan yaitu 65138. Angka yang menunjukkan kode pos
dapat dirinci sebagai berikut:
65 = Provinsi Jawa Timur
1 = Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu)
38 = Kecamatan Kedung kandang
Berdasarkan hasil rincian tersebut maka kedudukan sekolah kejuruan
tersebut adalah berada di kecamatan kedung kandang, wilayah malang raya,
propinsi jawa timur, tetapi tidak merinci nama desa/kelurahan, RT/RW
tempat kedudukan sekolah tersebut. Artinya kode pos menunjukkan
kebolehjadian suatu lokasi, tapi tidak secara tepat menentukan
kedudukannya.

Menurut teori mekanika kuantum, kedudukan elektron dalam suatu atom


tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian ditemukannya elektron. Sama halnya dengan kode pos,
kedudukan elektron dalam atom dapat dinyatakan dengan kode-kode yang
disebut bilangan kuantum.

Bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron merupakan identitas khas dari
tiap elektron. Jadi tidak mungkin terdapat dua elektron dalam suatu atom
yang memiliki bilangan kuantum yang sama. Hal tersebut menunjukkan

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

betapa Maha Besarnya Kuasa Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan
segala sesuatu dengan ciri masing-masing.

Bilangan kuantum yang dimiliki oleh suatu elektron terdiri dari empat jenis.
Keempat bilangan kuantum tersebut meliputi: bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum azimuth (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan
kuantum spin (s).

a. Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama menyatakan nomor kulit tempat elektron berada.
Atom tersusun oleh kulit-kulit atom. Penomoran kulit pada atom dimulai dari
kulit terdalam (kulit yang terletak paling dekat dengan inti) dilanjutkan
dengan lapisan kulit berikutnya. Ilustrasi dari penomoran kulit dapat dilihat
pada Gambar 13.

Gambar 13 Susunan Kulit Atom (sumber: dokumen pribadi)

Harga bilangan kuantum utama adalah 1,2,3,.... sesuai dengan nomor kulit
tempat elektron berada. Contohnya jika suatu atom terletak pada kulit ke-1,
maka bilangan kuantum utamanya (n) = 1.

b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)


Atom tersusun oleh kulit-kulit atom. Dalam kulit atom terdapat lagi lapisan-
lapisan yang disebut dengan subkulit atom. Makin tinggi tingkatan kulit,
makin banyak jumlah subkulitnya. Hingga saat elektron “hanya” menempati

72
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

empat jenis subkulit. Keempat jenis subkulit tersebut adalah subkulit s, p, d,


dan f.

Bilangan kuantum azimuth menyatakan jenis subkulit tempat elektron


berada. Besarnya bilangan azimuth adalah n-1. Hubungan antara besarnya
bilangan azimuth dengan jenis subkulit dapat dilihat pada Tabel 5 berikut

Tabel 5. Hubungan antara jenis subkulit dan bilangan azimuth

Subkulit Bilangan azimut


s 0
p 1
d 2
f 3

c. Bilangan Kuantum Magnetik (𝒎𝒍 )


Orbital merupakan suatu daerah yang memiliki kebolehjadian paling besar
ditemukannya elektron. bentuk-bentuk orbital ditentukan dengan
menggunakan persamaan gelombang. Dengan menggunakan bantuan konsep
matematika maka dapat diprediksikan bentuk-bentuk dari orbital. Bentuk-
bentuk orbital dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.

Gambar 14 Bentuk-bentuk orbital (sumber:Chang:2011, dan Zumdahl:2010)

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Posisi elektron dalam suatu orbital dapat diketahui dari bilangan kuantum
magnetik. Bilangan kuantum magnetik (𝑚𝑙 ) meyatakan jenis orbital tempat
elektron berada. Besarnya bilangan kuantum magnetik bergantung pada
jenis subkulit. Tabel 6 berikut menggambarkan hubungan antara jenis
subkulit, jumlah orbital, dan bilangan kuantum magnetiknya.

Tabel 6. Hubungan antara jenis subkulit, jenis orbital, dan bilangan kuantum magnetik
Jenis Bilangan kuantum
Jumlah orbital
subkulit magnetik
s 1 0
p 3 -1, 0, +1
d 5 -2, -1, 0, +1, +2
f 7 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3

d. Bilangan Kuantum Spin (ms)


Dalam satu orbital maksimal berisi dua buah elektron. Pengisisan elektron
pada suatu orbital harus mengikuti suatu kaidah yang disebut dengan kaidah
Hund. Kaidah ini menyatakan bahwa elektron mengisi orbital dengan arah
perputaran yang sama terlebih dahulu (posisi stasioner), setelah orbital
setengah penuh, maka elektron selanjutnya akan mengisi dengan arah
perputaran yang berbeda.

Posisi elektron dalam orbital ditunjukkan oleh arah perputarannya. Bilangan


kuantum spin (ms) menunjukkan arah perputaran elektron dalam orbital.
Jika arah perputaran elektron berlawanan dengan jarum jam, maka harga
bilangan kuantum spin dari elektron adalah +½, dan jika berputar searah
jarum jam harga bilangan kuantum spin elektron adalah -½. Sesuai
perjanjian, untuk menggambarkan kedudukan elektron dalam orbital,
elektron disimbolkan dengan tanda panah tegak. Jika arah panah ke atas ()
maka elektron memiliki spin positif, dan jika arah panah ke bawah (↓) spin
elektron bernilai negatif.

74
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

2. Konfigurasi Elektron
Elektron yang tersebar dalam kulit-kulit atom, membentuk suatu susunan.
Susunan elektron dalam suatu atom disebut dengan konfigurasi elektron.
Terdapat dua cara penulisan konfigurasi elektron, yaitu konfigurasi elektron
per kulit atom dan konfigurasi per subkulit atom

a. Konfigurasi Elektron Per Kulit

Teori atom Bohr memperkenalkan istilah kulit atom. Kulit atom adalah
tempat elektron beredar. Kulit yang paling dekat dengan inti atom diberi
nomor terendah. Kulit-kulit atom tersebut selain diberi nomor juga diberi
nama. Kulit pertama disebut kulit K, kulit kedua disebut kulit L, dan
seterusnnya.

Penulisan konfigurasi elektron per kulit atom didasarkan pada jumlah


maksimum elektron yang dapat ditampung oleh tiap kulit. Jumlah elektron
maksimum yang dapat ditampung oleh tiap kulit atom memenuhi persamaan
2n2, dengan n adalah nomor kulit. Untuk memperjelas berapa jumlah
elektron maksimum yang dapat ditampung pada tiap kulit atom, dapat dilihat
pada Tabel 7.

Tabel 7. Daya Tampung Elektron Per Kulit


Nomor Nama Jumlah elektron
kulit (n) kulit maksimum(2n2)
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
6 P 72
7 Q 98

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Langkah-langkah penulisan konfigurasi elektron per kulit atom:


 Pengisian elektron dimulai dari kulit pertama hingga mencapai
maksimum, jika terdapat sisa elektron, maka elektron sisa masuk ke kulit
berikutnya.
 Kulit yang diisi oleh elektron harus sesuai dengan kapasitas maksimalnya,
boleh diisi kurang dari kapasitas, tetapi tidak boleh melebihinya.
 Sisa elektron paling akhir tidak boleh lebih dari 8. Jika sisa elektron lebih
dari 8, kulit yang bersangkutan diisi dengan elektron yang jumlahnya
sama dengan elektron pada kulit sebelumnya.

Penulisan konfigurasi elektron per kulit dilakukan untuk unsur-unsur


golongan utama (golongan A). Sebagai contoh adalah konfigurasi elektron
dari logam-logam alkali pada keadaan dasar, seperti yang tertera pada tabel
8.

Tabel 8. Konfigurasi elektron unsur logam alkali pada keadaan dasar


Jumlah elektron yang
Atom Nomor menempati kulit Konfigurasi
atom K L M N O P Q elektron

Li 3 2 1 2, 1
Na 11 2 8 1 2, 8, 1
K 19 2 8 8 1 2, 8, 8, 1
Rb 37 2 8 18 8 1 2, 8, 18, 8, 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1 2, 8, 18, 18, 8, 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1

b. Konfigurasi Elektron per Subkulit


Teori atom mekanika kuantum menyebutkan bahwa elektron berada dalam
suatu daerah di sekitar inti atom yang disebut dengan orbital. Orbital dapat
disebut juga dengan kamar-kamar elekton. Orbital berada dalam sub-sub

76
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

kulit atom. Sebagai gambaran hubungan antara kulit, subkulit,dan orbital


adalah
Kulit atom terdiri dari subkulit atom
Subkulit atom terdiri dari orbital-orbital
Dalam satu orbital maksimum memuat dua elektron
Jika kulit dianalogikan sebagai kompleks perumahan elektron, maka subkulit
adalah rumah elektron, orbital adalah kamar. Sehingga hubungan antara
kulit, subkulit, orbital, dan jumlah elektron dapat dianalogikan
Dalam suatu kompleks perumahan terdiri dari rumah-rumah
Rumah terdiri dari kamar-kamar
Satu kamar maksimal menampung dua orang.
Hingga saat ini subkulit yang telah ditempati oleh elektron sebanyak empat
jenis subkulit. Subkulit tersebut adalah subkulit s, subkulit p, subkulit d, dan
subkulit f. Tabel 9 menunjukkan jumlah elektron yang dapat ditampung oleh
tiap subkulit
Tabel 9. Daya tampung elektron pada subkulit

Subkulit Elektron
maksimum
s 2
p 6
d 10
f 14

Hubungan antara kulit, subkulit, dan jumlah elektron tiap sub kulit dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hubungan antara kulit, subkulit, dan jumlah elektron maksimum

Elektron Jumlah elektron


Jumlah
Kulit Subkulit maksimum per maksimum per
orbital
subkulit kulit
K (1) s 1 2 2
s 1 2 8
L (2)
p 3 6
M (3) s 1 2 18

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

p 3 6
d 5 10
s 1 2
p 3 6 36
N (4)
d 5 10
f 7 14

Dalam menentukan konfigurasi elektron dengan cara per subkulit digunakan


prinsip aufbau (prinsip membangun). Menurut prinsip aufbau elektron-
elektron yang mengitari inti atom mengisi orbital yang memiliki energi
terendah yang tersedia sebelum mengisi orbital dengan tingkat energi lebih
tinggi. Diagram pengisian elektron dari orbital energi terendah ke orbital
energi tertinggi dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Prinsip Aufbau pada pengisian elektron per subkulit (sumber: dokumen pribadi)

Berdasarkan prinsip aufbau yang ditampilkan pada Gambar 15, maka urutan
pengisian elektron adalah:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p.

Angka di depan huruf menunjukkan nomor kulit. Huruf s, p, d, dan f


menunjukkan nama subkulit. Elektron diisikan pada subkulit sesuai dengan
kapasitas maksimalnya. Konfigurasi elektron per subkulit dapat digunakan
oleh semua unsur baik unsur golongan utama maupun golongan transisi.
Penulisan konfigurasi elektron juga dapat disingkat dengan menuliskan

78
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

lambang unsur gas mulia yang meliputi He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn. Contoh dari
konfigurasi elektron per subkulit ditampilkan pada Tabel 11.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 11. Konfigurasi elektron per subkulit


Nomor Konfigurasi elektron Konfigurasi elektron
Atom
atom yang disingkat
O 8 1s2 2s2 2p4 [He] 2s2 2p4
Si 14 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 [Ne] 3s2 3p2
Ca 20 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 [Ar] 4s2
Fe 26 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 [Ar] 3d6 4s2
Kr 36 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 [Kr]
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
La 57 [Xe] 6s2 4f1
5s2 4d10 5p6 6s2 4f1

Pengisian elektron pada orbital atom dimulai dari energi terendah sesuai
dengan prinsip aufbau didasarkan pada asas larangan Pauli. Asas larangan
Pauli menyatakan bahwa tidak diperkenankan dua elektron dalam satu
orbital memiliki empat bilangan kuantum yang sama. Artinya jika karena
dalam proses distribusi dalam orbital, elektron memiliki kesamaan harga
bilangan kuantum misalnya besarnya bilangan kuantum azimut sama dengan
besarnya bilangan kuantum magnetik, bilangan kuantum spinnya pasti
berbeda. Apabila terdapat dua elektron dalam satu orbital memiliki harga
bilangan kuantum spin yang sama, artinya melanggar larangan Pauli, maka
akan diperoleh konfigurasi elektron terlarang.

Konfigurasi elektron dalam keadaan dasar selain harus memenuhi asas


larangan Pauli, juga harus memenuhi aturan Hund. Menurut Hund pada
pengisian elektron dalam orbital yang memiliki tingkat energi sama, setiap
orbital diisi dengan elektron tunggal dengan spin yang sama. Apabila
terdapat elektron sisa maka elektron tersebut dipasangkan dengan spin yang
berlawanan.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka konfigurasi elektron dapat


digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: konfigurasi elektron keadaan dasar,

80
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

konfigurasi elektron keadaan terlarang, dan konfigurasi elektron keadaan


tereksitasi. Tabel 12 memberikan gambaran ketiga jenis konfigurasi elektron
tersebut, yang diwakili oleh atom C dan O.

Tabel 12. Jenis-jenis konfigurasi elektron dari atom C dan O

Konfigurasi
Atom C
elektron

Keadaan
dasar

Keadaan
terlarang

Keadaan
tereksitasi
Atom O

Keadaan
dasar

Keadaan
terlarang

Keadaan
tereksitasi

3. Elektron Valensi dan Jumlah Kulit Atom


Elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit paling luar dari
suatu atom. Besarnya elektron valensi diperoleh dari konfigurasi elektron.
Pada konfigurasi elektron per kulit, besarnya elektron valensi adalah
besarnya elektron sisa, sedang pada konfigurasi elektron per subkulit,
elektron valensi suatu atom ditentukan dengan kriteria berikut:
 Jika elektron terakhir berada pada subkulit s, maka elektron valensinya
adalah elektron pada subkulit s tersebut.

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Jika elektron terakhir pada subkulit p, maka elektron valensinya adalah


elektron pada subkulit s dan p
 Jika elektron terakhir pada subkulit d, maka elektron valensinya adalah
jumlah elektron di subkulit s dan subkulit d

Konfigurasi elektron juga memberi informasi tentang banyaknya kulit dari


suatu atom. Jumlah kulit atom ditentukan dari banyaknya kulit atom yang
telah terisi. Kulit atom juga dapat ditentukan dari besarnya bilangan
kuantum utama yang terbesar. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 13
dan 14 berikut.
Tabel 13. Hubungan konfigurasi elektron dengan elektron valensi dan jumlah kulit (a)
Konfigurasi elektron
Atom Nomor Elektron Jumlah
atom K L M N O P Q valensi kulit
Na 11 2 8 1 1 3
As 33 2 8 18 5 5 4
Xe 54 2 8 18 18 8 8 5
Pb 82 2 8 18 32 18 4 4 6

Tabel 14. Hubungan konfigurasi elektron dengan elektron valensi dan jumlah kulit (b)
Nomor Konfigurasi elektron Elektron Jumlah
Atom
atom valensi kulit
O 8 1s2 2s2 2p4 6 2
Si 14 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4 3
Ca 20 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 2 4
Fe 26 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 8 4

82
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Sistem Periodik Unsur

A. Perkembangan Pengelompokan Unsur

Saat kita mengamati lapak penjual buah seperti yang ditampilkan oleh
Gambar 16, kita akan melihat penataan buah dikelompokkan berdasarkan
jenisnya. Proses penataan ini selain bertujuan untuk memudahkan
melakukan pemilihan juga sebagai nilai estetika, yang memungkinkan
konsumen tertarik untuk membeli. Sama halnya dengan penatan buah di
pedagang buah, unsur-unsur yang telah ada perlu dilakukan
pengelompokkan atau klasifikasi. Jika di ilmu biologi dilakukan
pengelompokkan makhluk hidup dengan metode yang dikembangkan oleh
satu orang yaitu Carolus Linnaeus, maka lainnya halnya di ilmu kimia, perlu
waktu yang lama, sejarah yang panjang, serta keterlibatan banyak ilmuwan
dalam melakukan klasifikasi unsur-unsur tersebut.

Gambar 16 Lapak penjual buah (sumber: merdeka.com)

Keberadaan unsur terutama unsur logam telah lama teridentifikasi. Hal


tersebut dibuktikan dengan adanya peradaban besi dan peradaban perunggu.
Pada tahun 300 SM unsur logam yang digunakan secara luas oleh manusia
adalah besi, emas, perak, tembaga, timah, dan timbel. Di abad ke-13 lebih
banyak lagi unsur yang ditemukan diantaranya antimon, arsenik, bismuth,
dan platina. Pada pertengahan abad 19 yaitu di tahun 1865 total unsur yang
telah berhasil diidentifikasi sebanyak 62 jenis unsur. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama pelibatan reaksi-
reaksi inti, menjadikan jumlah unsur semakin bertambah. Pada periode

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

antara tahun 1860 hingga 1950 rata-rata ditemukan satu buah unsur tiap
dua setengah tahun oleh ilmuwan di seluruh dunia. Hingga saat ini telah
ditemukan 115 jenis unsur, dari 115 unsur 90 unsur diantaranya merupakan
unsur alam, sisanya adalah unsur-unsur buatan.

Perkembangan ilmu kimia yang sangat pesat terutama yang mengkaji sifat-
sifat unsur menjadikan motivasi bagi para ilmuwan untuk menemukan cara
mengklasifikasi unsur-unsur. Klasifikasi unsur ini bertujuan unruk
memperoleh suatu pola yang dapat menjelaskan sifat-sifat fisika dan sifat-
sifat kimia unsur. Dengan semakin banyaknya unsur yang ditemukan
semakin kuat pula dorongan untuk melakukan klasifikasi terhadap unsur-
unsur yang ditemukan.

1. Triad Döbereiner
Ilmuwan pertama yang berhasil mengenali adanya pola-pola tertentu antara
unsur-unsur kimia adalah Johann Wolfgang Döbereiner, seorang kimiawan
berkebangsaan Jerman. Dia menemukan unsur-unsur yang memiliki
kemiripan dalam sifat kimianya. Sifat kimia yang mirip tersebut selalu
dimiliki oleh tiga jenis unsur. Oleh sebab itu Döbereiner menyebutnya triad.

Litium, natrium, dan kalium adalah salah satu contoh dari triad. Ketiga unsur
tersebut memiliki sifat kimia yang sama. Sifat tersebut meliputi:
 Bereaksi dengan air pada suhu ruang
 Bereaksi dengan gas klorin menghasilkan senyawa dengan rumus yang
mirip: LiCl, NaCl, dan KCl
 Bereaksi dengan gas hidrogen menghasilkan senyawa dengan rumus
kimia yang mirip: LiH, NaH, KH
 Membentuk hidroksida dengan rumus yang mirip, yaitu: LiOH, NaOH, dan
KOH

Selain pola-pola yang menunjukkan kemiripan dalam sifat kimia, Döbereiner


juga menemukan pola yang menunjukkan kemiripan sifat fisika. Dia

84
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

menemukan fakta bahwa berat atom unsur yang terletak di tengah pada
suatu triad merupakan rata-rata berat molekul dari unsur pertama dan unsur
ketiga. Natrium sebagai unsur yang terletak di antara litium dan kalium
memiliki berat atom 22, 99 mendekati rata-rata berat atom dari litium (6, 94)
dan kalium (39, 09). Penjabarannya adalah sebagai berikut:
Berat atom Na = ½ (berat atom litium + berat atom kalium)
= ½ (6, 94 + 39, 09)
= 23, 015
Beberapa triad dari Döbereiner dapat dilihat pada tabel 15. Tiga unsur yang
berada dalam satu kolom merupakan satu triad.

Tabel 15. Contoh Triad dari Döbereiner


Berat Berat Berat Berat
Unsur Unsur Unsur Unsur
atom atom atom atom
Li 6, 941 Ca 40, 08 S 32, 07 Cl 35, 45
Na 22, 99 Sr 87, 62 Se 78, 96 Br 79, 90
K 39, 09 Ba 137, 72 Te 127, 60 I 126, 90

Pengelompokkan unsur triad dari Döbereiner bukanlah tanpa kelemahan.


Kelemahan dari cara ini adalah hanya memfokuskan pada hubungan antar
unsur dalam satu triad dan tidak memberikan petunjuk tentang hubungan
antara satu triad dengan triad lainnya.

2. Hukum Oktaf Newlands

Penggunaan metode yang lebih canggih dalam menentukan berat atom,


menjadikan data hasil pengukuran berat atom semakin akurat. Hal tersebut
menjadikan cara pengklasifikasian unsur berdasarkan berat atom semakin
populer dilakukan oleh para ahli kimia. Pada tahun 1865, seorang kimiawan
berkebangsaan Inggris bernama John Newlands berhasil menemukan
fenomena sifat berulang yang terjadi pada 62 unsur yang telah ditemukan.

Newlands menyusun 62 unsur tersebut berdasarkan berat atomnya. Saat


proses penyusunan ia menemukan bahwa 62 unsur tersebut dapat

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dikelompokkan dalam 7 kelompok, dimana unsur-unsur yang berada dalam


satu kelompok memiliki kemiripan sifat kimia. Tujuh kelompok tersebut
dapat dilihat pada tabel 16.

Saat unsur-unsur disusun menjadi tujuh kelompok, ditemukan suatu


kecenderungan, bahwa sifat-sifat kimia tertentu dari 62 unsur tersebut
mengalami perulangan pada unsur ke delapan. Contohnya, unsur Cl memiliki
kemiripan sifat kimia dengan unsur F, unsur Na beberapa sifat kimianya
sama dengan sifat kimia unsur Li, dan beberapa sifat kimia unsur S sama
dengan sifat kimia unsur O. Karena perulangan sifat-sifat kimia terjadi pada
unsur ke delapan, maka metode klasifikasi unsur ini disebut dengan Hukum
Oktaf Newlands, merujuk pada perulangan tangga nada dalam musik.

Tabel 16. Penggolongan unsur menurut hukum oktaf Newlands

H Li Be B C N O
1 2 3 4 5 6 7

F Na Mg Al Si P S
8 9 10 11 12 13 14

Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
15 16 17 18 19 20 21

Co, Ni Cu Zn Y In As Sc
22 23 24 25 26 27 28

Br Rb Sr Ce, La Zr Di,Mo Ro,Ru


29 30 31 32 33 34 35

Pd Ag Cd U Sn Sb Te
36 37 38 39 40 41 42

I Cs Ba, V Ta W Nb Au
43 44 45 46 47 48 49

Pt, Ir Os Hg Tl Pb Bi Th
50 51 52 53 54 55 56

86
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Pengelompokkan unsur berdasarkan hukum oktaf Newlands merupakan


langkah maju sekaligus berada pada jalur yang benar, namun klasifikasi cara
ini memiliki kelemahan. Kelemahan dari hukum oktaf Newlands adalah:

 Unsur-unsur tertentu ditempatkan pada kolom yang salah, contohnya


unsur F, Cl, Br, dan I merupakan unsur nonlagam yang memiliki
kemiripan sifat kimia, sedang unsur Co, Ni, Pd, Pt, dan Ir merupakan
unsur logam yang sifat kimianya jauh berbeda dengan sifat kimia unsur F,
Cl, Br, dan I. Jadi penempatan unsur Co, Ni, Pd, Pt, dan Ir dalam satu
kelompok dengan unsur F, Cl, Br, dan I adalah tidak tepat.
 Newlands tidak menyediakan tempat untuk unsur-unsur yang belum
ditemukan
 Terdapat dua unsur yang dipaksa menempati posisi yang sama,
contohnya Co dan Ni ditempatkan pada posisi nomor 22.

3. Tabel Periodik Mendeleev

Sistem pengelompokkan unsur yang digunakan saat ini merupakan


pengembangan dari sistem periodik yang disusun oleh Mendeleev, seorang
kimiawan berkebangsaan Rusia. Sama seperti halnya Döbereiner dan
Newlands, Mendeleev juga menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan
berat atomnya.

Saat Mendeleev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa


atomnya dia menemukan fakta sifat-sifat kimia yang sama akan muncul
dengan interval yang teratur. Sebagai contoh, litium, natrium, kalium,
rubidium, dan sesium memiliki sifat-sifat yang sama. Unsur-unsur tersebut
membentuk garam klorida dengan rumus kimia LiCl, NaCl, KCl, RbCl, dan CsCl
yang semuanya mudah larut dalam air. Selanjutnya, unsur-unsur berikutnya
adalah berilium, magnesium, kalsium, stronsium, dan barium yang
membentuk senyawa klorida dengan rumus kimia BeCl2, MgCl2, CaCl2, SrCl2,
dan BaCl2 yang juga mudah larut dalam air. Berdasarkan fakta tersebut,

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mendeleev mengemukakan gagasannya yaitu: “ sifat-sifat kimia dan sifat-sifat


fisika unsur-unsur berubah secara periodik atau berulang berdasarkan
kenaikan berat atomnya”. Pernyataan tersebut dikenal dengan sebutan
hukum periodik.

Mendeleev selanjutnya menyusun unsur-unsur dalam bentuk tabel. Dalam


tabel Mendeleev unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan berat atomnya
dari kiri ke kanan dalam satu baris, dan dari atas ke bawah dalam satu kolom.
Unsur-unsur yang berada dalam satu baris disebut memiliki periode yang
sama. Sedangkan unsur-unsur yang berada dalam satu kolom disebut berada
dalam satu golongan. Tabel Mendeleev terdiri dari 12 periode dan 8
golongan. Gambar 17 menunjukkan tabel periodik Mendeleev versi asli.

Gambar 17 Tabel periodik Mendeleev (sumber: sciencephoto library)

Pada tabel periodik Mendeleev terdapat tempat-tempat kosong yang sengaja


dibuat. Tujuannya adalah untuk penempatan dari unsur-unsur yang kelak
ditemukan. Berdasarkan ruang-ruang kosong yang terdapat dalam tabel
periodik yang disusunnya, Mendeleev meramalkan penemuan 10 unsur baru,

88
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

beserta sifat kimia yang dimiliki oleh tiap unsur. Ramalannya terbukti benar,
dengan ditemukannya galium yang awalnya diberi nama eka-aluminium.
Tabel 17 menampilkan perbandingan sifat dari eka-aluminium hasil ramalan
Mendeleev dengan sifat galium yang ditemukan kemudian.

Tabel 17. Perbandingan sifat unsur eka-aluminium dengan galium


Sifat Eka-aluminium Galium
Berat atom Sekitar 68 69, 72
Massa jenis 5, 9 5, 94
Titik lebur Rendah 30, 15oC
Rumus oksida Ea2O3 Ga2O3
Rumus klorida EaCl3 GaCl3
Sifat kimia  Senyawa  Senyawa
hidroksidanya larut hidroksidanya larut
dalam asam dan dalam asam dan
basa basa
 Logam membentuk  Logam membentuk
garam basa garam basa
 Senyawa sulfidanya  Ga2S dapat
dapat diendapkan diendapkan dengan
dengan H2S atau H2S atau (NH4)2S
(NH4)2S  Senyawa
 Senyawa kloridanya lebih
kloridanya lebih volatil
volatil dibandingkan ZnCl2
dibandingkan ZnCl2

4. Tabel Periodik Modern

Tabel periodik yang disusun oleh Mendeleev diterima secara luas oleh
masyarakat ilmiah, namun dalam tabel tersebut terdapat inkonsistensi dalam
menempatkan unsur-unsur. Contohnya unsur argon yang memiliki berat
atom lebih besar dari berat atom kalium. Jika unsur-unsur tersebut disusun
berdasarkan kenaikan berat atomnya maka posisi kalium akan ditempati
oleh argon. Namun argon jelas memiliki sifat yang sangat jauh berbeda

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dengan unsur kalium. Jadi tidak mungkin mengelompokkan argon yang


bersifat lembam (inert) dengan litium dan natrium yang sangat reaktif.

Penemuan unsur-unsur helium, neon, kripton, dan xenon yang memiliki sifat
yang mirip dengan argon membuat suatu pemikiran baru untuk menyususn
unsur-unsur dengan dasar penggolongan yang lebih tepat. Hingga seorang
ilmuwan berkebangsaan Inggris bernama Henry Mosley mampu
menyempurnakan tabel periodik yang disusun oleh Mendeleev. Jika
Mendeleev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan berat atom dan
kemiripan sifat, maka Mosley menyempurnakannya dengan menyusun unsur
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sehingga hukum
periodik yang dikemukakan oleh Mendeleev diubah menjadi “ sifat-sifat
kimia dan sifat-sifat fisika unsur-unsur berubah secara periodik atau berulang
berdasarkan nomor atomnya “. Tabel periodik unsur yang dikembangkan oleh
Mosley inilah yang digunakan hingga sekarang yang dikenal dengan tabel
periodik modern yang ditampilkan seperti Gambar 18.

Gambar 18 Tabel periodik modern (sumber: dokumen pribadi)

90
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Komponen-komponen dalam Tabel Periodik Modern


Tabel periodik yang disusun oleh Henry Mosley yang dikembangkan
berdasarkan tabel periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat dikenal juga dengan tabel periodik bentuk panjang
atau tabel periodik modern. Tabel periodik modern tersusun oleh 18 kolom
(lajur vertikal) dan 7 baris (lajur horisontal). Unsur-unsur yang memiliki
kemiripan sifat kimia ditempatkan dalam satu kolom yang sama. Kolom-
kolom ini disebut dengan golongan. Unsur-unsur dalam satu golongan selain
memiliki kemiripan sifat juga memiliki jumlah elektron valensi yang sama.
Dengan kata lain, unsur-unsur yang memiliki elektron valensi yang sama
akan menempati golongan yang sama. Contohnya adalah unsur Na dan K
terletak pada golongan IA, sebab kedua unsur memiliki sifat kimia yang mirip
dan memiliki elektron valensi yang sama. Dalam tabel periodik modern,
golongan unsur dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan utama, dan
golongan transisi. Golongan utama disebut juga dengan golongan A sedang
golongan transisi disebut juga golongan B.

Lajur horisontal atau baris dalam tabel periodik ditempati oleh unsur-unsur
berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Baris-baris pada tabel periodik
disebut dengan periode. Unsur-unsur yang memiliki jumlah kesamaan
jumlah kulit ditempatkan dalam satu periode. Sebagai contohnya adalah
unsur Mg dan Ar berada pada periode 3, sebab kedua unsur memiliki jumlah
kulit yang sama.

Pada tabel periodik, unsur-unsur juga dapat dibagi menjadi blok-blok.


Berdasarkan Gambar 19 kolom-kolom tertentu memiliki warna yang sama,
dan ada juga yang berbeda. Warna-warna yang ditampilkan digunakan untuk
menunjukkan pembagian blok dalam tabel periodik. Terdapat empat jenis
blok dalam tabel periodik, yaitu: blok s (warna merah jambu), blok p (warna
biru), blok d (warna merah), dan blok f (warna hijau).

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Blok s ditempati oleh unsur-unsur yang elektron valensinya berada di


subkulit s. Unsur-unsur pada blok s adalah unsur-unsur logam aktif (mudah
bereaksi dengan air dan udara). Unsur-unsur yang elektron valensinya
berada di subkulit p ditempatkan pada blok p. Unsur-unsur pada blok p
disebut unsur-unsur representatif, sebab di dalamnya memuat unsur logam,
unsur nonlogam, dan unsur semilogam (metaloid). Blok d diempati oleh
unsur-unsur yang elektron valensinya berada di subkulit d. Unsur-unsur di
blok d dinamai unsur-unsur logam transisi. Sedang unsur-unsur yang
memiliki elektron valensi di subkulit f ditempatakan pada blok f. Unsur-
unsur di blok f disebut unsur transisi dalam.

Gambar 19 Pembagian blok pada tabel periodik (sumber: dokumen pribadi)

B. Hubungan Tabel Periodik dengan Konfigurasi Elektron Atom Unsur

Letak unsur dalam tabel periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi


elektronnya. Konfigurasi elektron dari suatu atom unsur memberikan
informasi tentang dua hal yaitu banyaknya elektron valensi dan jumlah kulit
yang dimiliki oleh suatu atom unsur. Elektron valensi dan jumlah kulit dari
suatu atom akan menentukan golongan dan periode dari unsur tersebut.

92
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Golongan ditentukan dari besarnya elektron valensi. Jumlah kulit digunakan


untuk menentukan periode unsur.

Sistem penomoron golongan dan periode pada tabel periodik unsur


mengalami banyak perubahan seiring dengan ditemukannya fakta-fakta baru
tentang sifat-sifat dari unsur. Perubahan terbaru dilakukan pada tahun 1983.
Sebelum tahun 1983, penomoran golongan dan periode menggunakan sistem
Amerika Utara, dalam hal ini Amerika Serikat, dan Rusia. Menurut sistem
Amerika dan Rusia, unsur-unsur golongan utama, kecuali gas mulia, diberi
simbol A, atau unsur-unsur golongan A, sedangkan unsur-unsur golongan
transisi diiberi label B, atau kelompok unsur golongan B. Pemberian A pada
golongan unsur golongan utama dan B untuk golongan transisi ini diterapkan
pada tabel periodik sistem US dan sistem IUPAC versi awal.

Pada sistem IUPAC versi awal, unsur-unsur yang berada pada 10 kolom
pertama diberi label A, sedang 8 kolom sisanya diberi label B. Tabel periodik
sistem IUPAC digunakan oleh negara-negara selain Amerika Serikat dan Uni
Soviet, mungkin disebabkan kedua negara tersebut merupakan negara
adidaya yang memiliki rivalitas tinggi dalam segala hal. Oleh karena ilmu
kimia bukan hanya milik satu atau dua negara saja, tapi berlaku secara
internasional, menyebabkan kebingungan siswa-siswa yang berasal dari luar
kedua negara tersebut, yang kebetulan melanjutkan pendidikan dalam
bidang kimia di kedua negara tersebut. Polemik ini menjadikan organisasi
internasioan yang mewadahi kimia murni dan kimia terapan (IUPAC)
membuat suatu sistem penomoran golongan dan periode yang dapat
digunakan secara internasional.

Tahun 1983 secara resmi IUPAC merekomendasikan penggunaan angka 1


hingga 18 dalam pemberian nomor pada golongan unsur-unsur dalam tabel
periodik unsur modern. Aturan baru yang digunakan oleh IUPAC juga
diadopsi oleh ACS, suatu kelompok masyarakat pemerhati ilmu kimia dan
segala aspeknya di Amerika. Penggunan angka 1 hingga 18 yang digunakan

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

untuk memberi nomor golongan dirasa lebih mudah untuk dipahami


dibandingkan dengan sistem awal. Sebab dengan menggunakan cara yang
baru, golongan tiap unsur pada tabel periodik memiliki nomor sendiri. Tidak
seperti sebelumnya, karena pada sistem lama terdapat tiga golongan unsur
yang memiliki nomor golongan yang sama. Dengan menggunakan sistem
penomoran menurut aturan IUPAC terbaru nomor periode dan nomor
golongan dapat ditentukan dengan tepat dan mudah. Namun di Indonesia
masih banyak buku teks maupun soal ujian masih menggunakan sistem
Amerika dalam memberikan nomor golongan. Gambar 20 menunjukkan tiga
sistem penomoran golongan dan periode dalam tabel periodik modern.

Gambar 20 Tiga sistem penggolongan unsur dalam tabel periodik (sumber:


dokumen pribadi)

Penulisan konfigurasi elektron yang meliputi cara per kulit dan per subkulit
memberikan informasi bagaimana penentuan golongan dan periode dari
suatu unsur dalam tabel periodik. Konfigurasi elektron per kulit hanya dapat
digunakan untuk golongan utama, sedang konfigurasi elektron per subkulit
dapat digunakan untuk penentuan semua golongan, baik golongan utama
maupun golongan transisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 18.

94
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Tabel 18. Hubungan antara konfigurasi elektron dan letak unsur dalam tabel periodik
Konfigurasi elektron keadaan dasar Golongan
Nomor Elektron Jumlah
Unsur Versi Periode
atom Per kulit Per subkulit valensi kulit Versi
lama baru
Li 3 2, 1 [He] 2s1 1 2 IA 1 2
Cl 17 2, 8, 7 [Ne] 3s2 3p6 7 3 VIIA 17 3
Ca 20 2, 8, 8, 2 [Ar] 4s2 2 4 IIA 2 4
Fe 26 2, 8, 14, 2 [Ar] 3d6 4s2 7 4 VIIB 7 4
Cd 48 2, 8, 18, 18, 2 [Kr] 4d10 5s2 12 5 IIB 12 5
Au 79 2, 8, 18, 32, 18, 1 [Xe] 4f14 5d10 6s1 11 6 IB 11 6

95 95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Beberapa Sifat Periodik Unsur

Sifat-sifat unsur berkaitan dengan konfigurasi elektronnya. Dari konfigurasi


elektron akan diketahui jumlah elektron valensi suatu unsur. Salah satu sifat
periodik unsur yang paling umum adalah kemiripan sifat kimia dan fisikanya.
Kemiripan sifat ini ditentukan oleh elektron valensi. Jika unsur-unsur
memiliki jumlah elektron valensi sama, maka unsur-unsur tersebut memiliki
kemiripan sifat.

Tabel periodik unsur memberikan informasi tentang keteraturan sifat-sifat


yang dimiliki unsur. Untuk mempelajari keteraturan sifat-sifat unsur tersebut
hanya perlu melihat satu periode dan satu golongan saja. Dalam satu periode,
sifat-sifat atom unsur dipelajari dari kiri ke kanan, sedang dalam satu
golongan, dipelajari dari atas ke bawah. Beberapa sifat periodik unsur
adalah: jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi, dan
keelektronegatifan.

1. Jari-jari Atom

Ukuran suatu atom ditentukan oleh besarnya jari-jari atom. Jari-jari atom
merupakan jarak antara pusat inti atom dan orbital elektron terluar.
Besarnya jari-jari atom ditentukan oleh muatan inti atom dan jumlah kulit
atom. Inti atom mengandung proton dan neutron, semakin banyak jumlah
proton dalam inti, maka gaya tarik inti semakin kuat. Fakta ini digunakan
untuk menjelaskan besar jari-jari atom unsur yang berada dalam satu
periode. Seperti telah dibahas sebelumnya, unsur yang berada pada periode
yang sama memiliki jumlah kulit yang sama, tapi jumlah protonnya berbeda.
Dalam satu periode, semakin ke kanan jumlah protonnya semakin besar,
sedang jumlah kulitnya sama, sehingga makin ke kanan, gaya tarik inti makin
besar yang menyebabkan ukuran jari-jari atom makin kecil.

96
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Sementara itu unsur-unsur yang berada dalam satu golongan, makin ke


bawah, jumlah kulit yang dimiliki oleh atom semakin banyak. Dengan
semakin banyaknya jumlah kulit yang dimiliki menjadikan ukuran atom
semakin besar.

2. Afinitas Elektron

Afinitas elektron mencerminkan kecenderungan suatu atom netral untuk


mengikat satu elektron pada kulit terluarnya. Besarnya afinitas elektron
dinyatakan dalam satuan kJ.mol-1, yang dapat bernilai negatif maupun positif.
Afinitas elektron bernilai negatif jika setelah mengikat elektron terjadi
pembebasan energi, sebaliknya bernilai positif jika saat mengikat elektron
terjadi penyerapan energi. Dengan kata lain, unsur yang memiliki afinitas
elektron berharga negatif memiliki kecenderungan besar untuk mengikat
elektron jika dibandingkan dengan unsur yang memiliki harga afinitas
elektron bernilai positif. Semua unsur golongan utama memiliki afinitas
elektron negatif kecuali unsur-unsur gas mulia dan alkali tanah.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka dapat dinyatakan dalam


satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron unsur-unsur cenderung
berkurang. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas
elektron makin bertambah.

3. Energi Ionisasi Pertama

Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan oleh suatu atom
untuk melepaskan satu elektron dari kulit terluar yang terjadi pada fase gas.
Dalam tabel periodik harga energi ionisasi pertama unsur-unsur dapat
dinyatakan sebagai berikut:

 Dalam satu golongan makin ke bawah, energi ionisasi makin kecil. Hal ini
terjadi karena dalam satu golongan makin ke bawah ukuran jari-jari atom
makin besar sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

lemah. Semakin lemah energi tarik inti menyebabkan elektron mudah


terlepas.
 Dalam satu periode harga energi ionisasi atom-atom makin ke kanan
semakin besar. Seperti yang sudah diketahui, semakin ke kanan dalam
suatu periode, jumlah proton dan jumlah elektron yang dimiliki oleh atom
semakin bertambah. Antara proton dan elektron terjadi gaya tarik
menarik. Adanya gaya tarik-menarik ini menjadikan elektron semakin
sulit terlepas. Dengan demikian, dalam satu periode, besar energi ionisasi
ditentukan oleh jumlah proton dan elektron.

4. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan didefiniskan sebagai kemampuan relatif dari suatu atom


untuk menarik elektron ke arahnya dalam suatu ikatan kimia. Skala
kelektronegatifan paling banyak digunakan adalah skala Pauling. Keteraturan
harga keelektronegatifan dalam tabel periodik berlaku untuk unsur-unsur
golongan utama.

Pada tabel periodik unsur, dari atas ke bawah harga keeletronegatifan unsur-
unsur golongan utama semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
nomor atom, dan karakteristik logamnya turut meningkat. Sedangkan dalam
satu periode, makin ke kanan harga keelektronegatifan unsur semakin
bertambah seiring dan semakin turun karakteristik logamnya, dengan kata
lain dalam satu periode makin ke kanan semakin bersifat nonlogam.

Intermezo

Ramalan Mendeleev tentang kedudukan unsur dalam tabel periodik tidaklah


sama seperti ramalan raja Jayabaya maupun ramalan dari Ronggowarsito.
Mendeleev mampu meramalkan sifat-sifat dari unsur-unsur yang bahkan
belum ditemukan karena adanya suatu fenomena yang menunjukkan

98
Unit Pembelajaran
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

keteraturan munculnya sifat-sifat unsur yang berulang secara periodik.


Unsur dengan nomor atom 112 salah satunya.

Unsur yang memiliki nomor atom 112 jika dilihat pada tabel periodik diberi
nama unnilbium dengan lambang Uub. Unsur Uub ditemukan pada tahun
1996, namun baru pada tanggal 19 Pebruari 2010, IUPAC yang merupakan
organisasi internasional yang menaungi kimia secara resmi memberi nama
unsur tersebut Kopernisium yang merujuk pada nama astronomer Nicolas
Copernicus, pencetus teori heliosentris. Sehingga lambang atom yang semula
Uub berganti menjadi Cn.

Sekelompok peneliti dari Paul Sherer Institute yang berkedudukan di Swiss


bekerja sama dengan pusat penelitian nuklir Russia melakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui sifat dari Cn. Seperti halnya unsur yang
diperoleh dari reaksi transmutasi, unsur Cn memiliki umur pendek (hanya
sepersekian detik) sehingga sulit untuk meneliti sifat-sifatnya secara jelas.
Para peneliti tersebut mencoba mensintesis unsur Cn dengan cara
menembaki partikel atom Pu-242 yang diperkuat dengan senyawa Nd2O3.
Proses tersebut menghasilkan dua buah atom Cn yang memiliki umur lebih
lama sehingga memungkinkan untuk menyelidiki sifat-sifatnya.

Saat atom Cn diinjeksikan ke dalam lembaran emas yang dipasangi detektor,


ditemukan bahwa sifat dari Cn mirip dengan sifat unsur raksa (Hg), yaitu
menguap dengan lambat dan dapat melarutkan emas. Sehingga seperti yang
diramalkan dalam tabel periodik, unsur Cn berada dalam satu golongan
dengan Zn, Cd, dan Hg dengan konfigurasi elektron [Rn] 7s2 6d10.

99

Anda mungkin juga menyukai