Anda di halaman 1dari 13

Struktur Atom.

Anda pasti pernah menyaksikan atau bahkan mungkin juga sebagai pelaku ledakan
kembang api seperti ditampilkan pada gambar 4. Pesta kembang api yang diadakan
dalam perayaan-perayaan seperti pergantian tahun dan hari raya, menampilkan
konfigurasi warna-warna yang indah di langit malam.
Lalu apa yang menjadikan kembang api memiliki aneka warna?

kembang api

Kembang api merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang mengandung


unsur-unsur logam terutama logam-logam aktif. Saat logam terkena panas yang
sangat tinggi, atom-atom penyusunnya akan mengalami eksitasi. Pada saat atom
kembali ke keadaan semula dia akan memancarkan energi berupa cahaya tampak
yang dapat kita saksikan saat kembang api meledak.

Topik tentang atom sudah dimulai berabad-abad silam, mulai dari jaman
peradaban Yunani kuno. Kata atom sendiri merujuk pada “atomos” yang
artinya tak terbagi lagi. Analogi tentang atom dapat dimisalkan dengan ratusan
koleksi DVD. Ratusan koleksi DVD dapat dibagi menjadi bagian- bagian yang lebih
kecil jumlahnya. Anda akan mendapakan kumpulan keping DVD dengan jumlah
lebih kecil dari jumlah semula. Saat keping DVD tersisa satu, apakah DVD tersebut
dapat dibagi lagi menjadi DVD lainnya? DVD yang tersisa satu tersebutlah yang
diibaratkan sebagai atom. Analogi tersebut dapat diilustrasikan seperti pada gambar
5 berikut.

Gambar 5 Kepingan DVD sebagai analogi atom (sumber: Burdge-Overby: 2018)


Pendapat Demokritus tentang atom hanyalah sebagai hasil pemikiran (filsafat),
dengan kata lain tidak diperoleh dari hasil penelitian secara empirik. Penelitian
secara ilmiah tentang hakikat atom memunculkan berbagai teori tentang atom, mulai
dari teori atom Dalton hingga teori atom mekanika kuantum. Namun hingga
permulaan abad 20 belum ada satupun alat optik yang dapat menggambarkan susunan
atom secara nyata, hingga ditemukannya Scanning Tunneling Microscope (STM) di
pertengahan tahun 1980an. Melalui alat ini dapat ditampilkan pola atom-atom secara
individual. Sebagai contohnya adalah hasil pemindaian dari permukaan kristal silikon

yang dilakukan pada temperatur -220oC seperti yang ditampilkan oleh gambar 6.

Gambar 6 Hasil pemindaian permukaan kristal silikon


menggunakan STM (sumber: Brady: 2012)

1. Perkembangan Teori Atom


Materi tersusun oleh partikel-partikel. Salah satu partikel penyusun materi adalah
atom. Demokritus, seorang ahli filsafat bangsa Yunani menyatakan pemikirannya
bahwa jika suatu benda dibagi secara terus menerus maka akan diperoleh bagian
benda yang tidak dapat terbagi lagi, benda itu disebut atom. Istilah atom merujuk dari
kata “atomos” yang artinya tak terbagi. Namun karena pernyataan dari Demokritus
adalah sebuah hasil pemikiran, bukan merupakan hasil penelitian ilmiah, maka
pendapatnya hanyalah dianggap sebagai filsafat.

Beratus tahun kemudian tepatnya pada tahun 1803 seorang guru dari Manchester
Inggris bernama John Dalton mengemukakan gagasan tentang atom. Berbeda dengan
Demokritus, Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom didasarkan pada hasil
pengamatannya. Gagasan Dalton tentang atom membuka cakrawala baru tentang
partikel “terkecil” tersebut dan menyusul berbagai gagasan tentang atom hingga di era
mekanika kuantum yang menjadi cikal bakal dari bom atom.

a. Teori Atom Dalton


Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan gagasannya tentang atom. Dalton
menggambarkan atom sebagai bola pejal yang diilustrasikan seperti pada Gambar 7.
Gagasan Dalton tentang atom dikenal dengan teori atom Dalton. Teori atom
Dalton didasarkan pada pengukuran kuantitatif reaksi
kimia.

Gambar 7 Model Atom Dalton (sumber: dokumen pribadi)

Teori atom Dalton dinyatakan dengan asumsi sebagai berikut:


 Atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak dapat terbagi lagi
(bersifat diskontinu)
 Atom-atom penyusun suatu unsur bersifat identik baik massa atomnya maupun
sifatnya. Atom dari unsur yang berbeda akan berbeda pula massa atom dan
sifatnya.
 Senyawa merupakan gabungan dari dua atau lebih atom-atom yang
berbeda
 Di dalam suatu senyawa jumlah dan jenis atom selalu memiliki
perbandingan yang tetap, tidak tergantung pada cara pembentukan senyawa
tersebut
 Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Reaksi kimia hanya
melibatkan pengaturan ulang susunan atom, jumlah dan jenis atom adalah
tetap

Teori atom Dalton bertahan hampir 100 tahun. Namun menjelang akhir abad 18,
dengan ditemukannya gejala-gejala radioaktivitas, penemuan sinar-X dan penemuan
elektron, menjadikan beberapa postulat yang dikemukakan. Dalton tidak
berlaku lagi terutam pada postulat pertama yang menyatakan bahwa atom bersifat
diskontinu. Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Dalton dapat
dirinci menurut Tabel
Kelebihan dan kelemahan teori atom Dalton
Kelebihan Kelemahan
 Dapat menjelaskan berlakunya  Tidak dapat menjelaskan sifat
hukum kekekalan massa (hukum kelistrikan dari suatu materi
Lavoisier)  Tidak dapat menjelaskan cara
 Dapat menerangkan berlakunya atom-atom saling berikatan.
hukum perbandingan tetap (hukum
Proust)
b. Teori Atom Thomson
J.J Thomson adalah seorang fisikawan berkebangsaan Inggris. Dengan menggunakan
tabung sinar katoda, Thomson berhasil menemukan partikel penyusun atom. Partikel
tersebut adalah elektron yang bermuatan negatif. Melalui penemuan elektron ini,
maka konsep tentang atom mengalami perubahan. Konsep tersebut dikenal dengan
nama teori atom Thomson.

Menurut Thomson, atom terdiri dari sebuah bola yang penuh awan
bermuatan positif dengan elektron yang bermuatan negatif tertanam secara acak di
dalamnya. Thomson menggambarkan atom seperti “plum pudding”, yang merupakan
hidangan khas pencuci mulut dari Inggris. Kue “plum pudding” ini diatasnya ditaburi
oleh kismis sehingga dikenal juga dengan roti kismis. Oleh karena itu model atom
Thomson dikenal dengan model atom roti kismis seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 8. Mungkin gambarannya adalah seperti buah semangka dengan biji yang
tersebar di permukaannya atau dapat juga seperti kue onde-onde, dimana biji wijen
bertindak sebagai elektronnya.

elektron

atom

Gambar 8 Model atom roti kismis (sumber: dokumen pribadi)


Kelebihan dari teori atom Thomson adalah dapat membuktikan adanya partikel lain
dalam atom yang bermuatan negatif, hal ini dapat menjelaskan sifat kelistrikan dari
suatu materi. Teori atom Thomson juga memiliki kelemahan. Kelemahan teori ini
adalah tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom.

c. Teori Atom Rutherford


Ernest Rutherford beserta tim penelitinya, melakukan serangkaian percobaan untuk
memperbaiki teori atom Thomson. Percobaan yang dilakukan adalah dengan cara
menembakkan sinar alfa pada lempeng emas yang sangat tipis. Dari percobaannya
diperoleh fakta sebagian besar sinar alfa yang ditembakkan langsung diteruskan
oleh lempeng emas, namun ada beberapa berkas sinar alfa yang dibelokkan, bahkan
ada yang dipantulkan. Percobaan yang dilakukan oleh Rutherford dan timnya
menghasilkan fakta baru tentang atom, yaitu penemuan inti atom.
Berdasarkan fakta tersebut Rutherford membuat kesimpulan yang menyatakan:
1) Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron
bermuatan negatif beredar mengelilingi inti
2) Volume inti atom sangat kecil dibandingkan dengan volume atom
3) Hampir semua massa atom terpusat pada inti atom
4) Sebagian besar dari atom merupakan ruang kosong
Atas dasar kesimpulan yang telah dibuat, maka Rutherford mengemukakan
pendapatnya tentang atom, yaitu: “Atom terdiri dari inti atom yang berukuran sangat
kecil dan bermuatan positif, dengan elektron yang bermuatan negatif mengelilingi
inti atom pada jarak tertentu”.

Rutherford mengibaratkan inti atom dan elektron yang mengitarinya sebagai matahari
yang dikelilingi oleh planet-planet dalam sistem tata surya, seperti ditampilkan oleh
Gambar 9. Analogi tersebut menjadi titik lemah dari teori atom Rutherford.
Kelemahan dari teori atom ini adalah tidak dapat menjelaskan kestabilan dari suatu
atom. Sebab jika atom digambarkan seperti tata surya maka terjadi pelanggaran
terhadap salah satu prinsip dasar fisika klasik. Fisika klasik menyatakan bahwa
apabila suatu partikel yang bermuatan, seperti elektron, bergerak mengelilingi inti
atom, elektron tersebut secara terus-menerus akan memancarkan energi yang
menyebabkan orbitnya berbentuk spiral bukan berbentuk elips, dan pada akhirnya
elektron akan jatuh ke inti atom. Hal tersebut menyebabkan atom bersifat tidak stabil,
tapi kenyataannya berbeda, atom bersifat stabil.

Gambar 9 Model Atom Rutherford (sumber: sciencephoto library)

d. Teori Atom Bohr


Niels Bohr adalah mahasiswa dari Rutherford. Bohr memperbaiki teori atom dari
Rutherford yang tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti saat
berputar mengelilingi inti. Teori atom Bohr didasarkan pada hasil spektrum atom
hidrogen. Berdasarkan hasil pengamatannya terhadap spektrum atom hidrogen,
maka dikemukakan teori atom yang memperbaiki teori atom sebelumnya. Secara
singkat, Bohr mengemukakan gagasannya tentang atom adalah sebagai
berikut:
 Elektron mengelilingi inti atom pada lintasannya tanpa adanya
penyerapan dan pelepasan energi
 Lintasan elektron disebut dengan kulit atom yang berbentuk lingkaran
 Elektron dapat berpindah dari lintasan satu ke lintasan lainnya dengan
cara menyerap atau melepas energi.
Gambar 10 Model Atom Hidrogen Menurut Bohr (sumber:dokumen pribadi)

Kelemahan teori atom Bohr adalah hanya mampu diterapkan pada atom- atom bermassa
kecil atau atom-atom dengan jumlah elektron sedikit, dan tidak dapat menjelaskan pada
atom dengan jumlah elektron yang banyak.

e. Teori Atom Mekanika Gelombang (Teori Atom Modern)

Teori atom mekanika kuantum/gelombang didasarkan pada hipotesis yang disampaikan


oleh tiga orang fisikawan, yaitu Louis de Broglie, Werner Heisenberg, dan Erwin
Schrodinger (Gambar 11). Louis de Broglie menyatakan hipotesisnya tentang dualisme
elektron, yaitu elektron dapat berperilaku sebagai materi dan sebagai gelombang.
Werner Heisenberg menyatakan bahwa kedudukan elektron dalam suatu atom tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
ditemukannya elektron pada jarak tertentu dari inti. Pernyataan dari Heisenberg ini
dikenal dengan azas ketidakpastian Heisenberg. Sedang Erwin Schrodinger
menerapkan persamaan matematis untuk menentukan daerah yang memiliki
kebolehjadian ditemukannya elektron. Persamaan matematika yang berhasil
dirumuskan oleh Schrodinger dikenal dengan nama persamaan gelombang. Dari
persamaan gelombang yang telah dirumuskan diperolehlah suatu istilah yang disebut
orbital. Orbital adalah suatu daerah di sekitar inti atom yang memiliki kebolehjadian
paling besar menemukan elektron.

Berdasarkan hipotesis dari ketiga fisikawan tersebut, maka munculah teori atom mekanika
kuatum/gelombang. Pernyataan dari teori mekanika kuantum meliputi:
 Atom tersusun atas proton dan neutron yang terdapat pada inti atom
 Elektron mengelilingi inti pada orbital-orbital tertentu

 Kedudukan elektron dalam suatu atom ditentukan menggunakan tiga bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), dan bilangan
kuantum magnetik (m)

Pernyataan dari teori mekanika kuantum tentang kedudukan elektron pada suatu atom dapat
dicontohkan oleh sebaran elektron pada atom hidrogen. Gambar 12 berikut menunjukkan
distribusi elektron di sekitar inti atom dari unsur hidrogen.
Distribusi elektron di sekitar inti atom hidrogen
PEMISAHAN CAMPURAN.
 PARTIKEL PENYUSUN ATOM
ISOTON, ISOTOP, ISOBAR

KONFIGURASI ELEKTRON
Periodic table of the elements

Alkali metals Halogens


Alkaline-earth metals Noble gases
Transition metas Rare-earth elements (21, 39, 57-31) and lanthanoid elements (57-71 only)
Other metals Actinoid elements
Other nonmetals

group
Period

1 18

1 1H 2 He
2 13 14 15 16 17

2 3 LI 4 Be 5B 6C 7N 8O 9F 10 Ne

3 11 NA 12 Mg 13 Al 14 Si 15 P 18 S 17 Ci 18 Ar
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4 19 K 20 Ca 21 Sc 22 Ti 23 V 24 Cr 25 Mn 26 Fe 27 Co 28 Ni 29 Cu 30 Zn 13 Ga 32 Ge 33 As 34 Se 35 Br 36 Kr

5 37 Rb 38 Sr 39 Y 40 Zr 41 Nb 42 Mo 43 Tc 44 Ru 45 Rh 46 Pd 47 Ag 48 Cd 49 In 50 Sn 51 Sb 52 Te 53 I 54 Xe

6 55 Cs 56 Ba 57 La 72 Hf 73 Ta 74 W 75 Re 76 Os 77 Ir 78 Pt 79 Au 80 Hg 81 Ti 82 Pb 83 Bi 84 Po 85 At 86 Rn

7 87 Fr 88 Ra 89 Ac 89 Ac 105 Tb 106 Sg 107 Bh 108 Hs 109 Mt 110 Ds 111 Rg 112 Cn 113 Na 114 Fi 115 Mc 116 Lv 117 Ts 118 Og

lanthanoid series 6
58 Ce 59 Pr 60 Nd 61 Pm 62 Sm 63 Eu 64 Gd 65 Tb 66 Dy 67 Ho 68 Er 69 Tm 70 Yb 71 Lu

actinoid series 7
90 Th 91 Ph 92 U 93 Np 94 Pu 95 Am 96 Cm 97 Bk 98 Cf 99 Es 100 Fm 101 Md 102 No 103 Lr

Anda mungkin juga menyukai