FISIKA ATOM
B. Teori Atom
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemahaman atau teori atom terus
berkembang. Adapun teori-teori atom tersebut diantaranya sebagai berikut.
1. Teori atom Dalton
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom
oksigen
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti
pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:
Sumber : https://ilmusaku.com/belajar-lima-model-atom-dan-penjelasannya/
a. Kelebihan
Dapat menjelaskan hukum kekekalan massa dan perbandingan tetap.
Dapat membuktikan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari partikel.
b. Kekurangan
Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur
yang satu dengan unsur yang lain.
Tidak dapat menerangkan sifat listrik dari materi
2. Teori atom J.J. Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William
Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat
dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-
baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson
menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel
subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan
negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetralkan
muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki
kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal
sebagai Teori Atom Thomson.
Teori Atom Thomson menyatakan bahwa: “Atom merupakan bola pejal yang
bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”. Biji jambu
menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal,
yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model
atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : https://chemistricks.science.blog/kimia-x/semester-1/perkembangan-teori-atom/
a. Kelebihan
Dapat menjelaskan peristiwa hamburan sinar α pada lempeng emas.
Dapat menjelaskan keberadaan inti atom.
b. Kekurangan
Tidak dapat menjelaskan kestabilan atom, mengapa elektron tidak jatuh ke
inti selama mengelilingi inti atom. Menurut hukum fisika klasik, benda
bermuatan yang mengelilingi inti akan mengalami percepatan dan
memancarkan energi, lama kelamaan akan jatuh ke inti karena kehabisan
energi.
Tidak dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen yang bersifat diskret.
4. Teori atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati
daerah disekitar inti atom.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori
klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat
postulat, sebagai berikut:
Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner
(menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun
diserap.
Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan
stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya
sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.
Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat
tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum
sudut merupakan kelipatan dari h/2π atau nh/2π, dengan n adalah bilangan
bulat dan h tetapan planck.
Sumber : https://chemistricks.science.blog/kimia-x/semester-1/perkembangan-teori-atom/
Gaya Coulumb
Berikut merupakan persamaan gaya Coulumb.
Energi elektron
Berikut merupakan persamaan energi elektron.
n = tingkat energi
a. Kelebihan
Mengaplikasikan teori kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model
atom Rutherford.
Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau resapan
(absorbs) dari hidrogen
b. Kekurangan
Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen
Tidak dapat menerangkan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
5. Teori atom kuantum
Teori kuantum dijelaskan oleh beberapa ilmuan, antara lain :
a. Hipotesis de Brogilie
Hipotesis de Brogilie menyatakan bahwa baik partikel materi maupun
gelombang elektromagnetik (termasuk gelombang cahaya) memiliki dualisme
sifat, yaitu dapat berupa gelombang dan partikel materi sekaligus. Hipotesis ini
mengusulkan fungsi gelombang yang dapat berlaku pada semua partikel materi,
termasuk partikel photon (partikel cahaya). Fungsi gelombang untuk partikel
materi ini disebut “gelombang materi” (“wave matter”). Hubungan antara
momentum dan panjang gelombang gelombang materi disebut “hubungan de
Broglie” dan memiliki rumus:
Kulit K L M N
n 1 2 3 4
Tingkat dasar (ground state) adalah keadaan dimana seluruh elektron
dalam atom berada pada tingkat energi terendah atau serendah-rendahnya.
b. Bilangan kuantum azimuth (l)
Suatu bilangan yang menyatakan jenis orbital atau subkulit. Harga l
yang diijinkan di setiap kulitnya yaitu :
sub- s p d f
kuli
t
l 0 1 2 3
Aturan Hund
Aturan Hund menyatakan bahwa jika ada beberapa orbital dengan
energi yang sama (misalnya, semua orbital pada subkulit p), maka elektron
akan memasuki setiap orbital tersebut terlebih dahulu dengan spin yang
sama sebelum memulai mengisi setiap orbital dengan spin yang berbeda.
Dengan kata lain, jika ada tiga orbital pada subkulit p, maka elektron
pertama akan memasuki satu orbital terlebih dahulu dengan spin yang
sama, kemudian memasuki orbital kedua dengan spin yang sama, dan
terakhir memasuki orbital ketiga dengan spin yang berbeda. Aturan ini
sangat penting dalam menentukan susunan konfigurasi elektron karena
membantu kita memahami bagaimana elektron akan terisi ke dalam orbital
yang memiliki energi yang sama.
Asas larangan Pauli
Larangan Pauli menyatakan bahwa dua elektron tidak dapat memiliki
jumlah kuantum yang sama dalam suatu atom. Jumlah kuantum ini
mencakup bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimutal (l),
bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s). Dua
elektron yang berbeda harus memiliki setidaknya satu bilangan kuantum
yang berbeda. Misalnya, jika elektron pertama memiliki bilangan kuantum
spin positif, maka elektron kedua harus memiliki bilangan kuantum spin
negatif. Larangan Pauli sangat penting dalam menentukan susunan
konfigurasi elektron karena membantu kita memahami bagaimana elektron
akan terisi ke dalam orbital yang berbeda. Berikut contoh prinsip larangan
Pauli.
C. Inti Atom
Inti atom adalah bagian dalam dari atom yang menjadi pusat orbit dari
elektron. Seperti yang diketahui bahwa atom itu terdiri dari inti atom di bagian pusat
dan dikelilingi oleh elektron yang bergerak mengorbil inti. Berikut merupakan
ilustrasi inti atom.
Uraian berikut ini akan menjelaskan tentang lambang dan nama nulkida,
komposisi nuklida, energi ikat inti, isotop, dan kestabilan inti dan peluruhan.
3. Isotop
Isotop diketahui berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata isos yang
artinya “sama” dan kata topos yang artinya “tempat”. Dilihat dari asal
katanya, isotop kemudian bisa diartikan sebagai sebuah unsur yang
memiliki nomor atom sama dengan massa yang berbeda. Perbedaan pada
massa dan nomor ini dikarenakan jumlah muatan yaitu proton dan neutron
yang berbeda. Jadi, jika di alam atau di suatu lingkungan ada unsur yang
massanya berbeda maka dipastikan jumlah proton dan neutron tidak sama
atau tidak seimbang. Proton menentukan identitas kimia unsur tersebut,
sedangkan jumlah neutron dapat bervariasi dalam isotop-isotop yang
berbeda.
Misalnya, isotop hidrogen memiliki tiga isotop yang umum: hidrogen,
deuterium, dan tritium. Semua isotop ini memiliki satu proton, tetapi
jumlah neutron mereka berbeda. Hidrogen tidak memiliki neutron,
deuterium memiliki satu neutron, dan tritium memiliki dua neutron.
Isotop-isotop dapat memiliki sifat fisikokimia yang sedikit berbeda
karena perbedaan dalam massa inti atom. Misalnya, isotop deuterium dan
tritium hidrogen memiliki massa yang lebih besar daripada hidrogen biasa,
sehingga memiliki kepadatan yang sedikit berbeda dan dapat berperan
dalam reaksi kimia dan proses fisika tertentu.
Isotop juga penting dalam bidang fisika nuklir. Beberapa isotop
bersifat radioaktif, artinya mereka mengalami peluruhan spontan dan
melepaskan energi dalam bentuk radiasi. Ini memainkan peran dalam
aplikasi seperti bidang energi nuklir, pengobatan nuklir, dan penanggalan
radiometrik dalam ilmu geologi dan arkeologi.
Isotop dapat diidentifikasi melalui teknik analisis seperti spektrometri
massa, spektroskopi nuklir, dan metode lainnya. Notasi isotop biasanya
ditunjukkan dengan menuliskan massa inti atom sebagai superskrip di
sebelah kiri simbol unsur. Misalnya, isotop karbon dengan massa inti 12
ditulis sebagai karbon-12 (12C), dan isotop karbon dengan massa inti 14
ditulis sebagai karbon-14 (14C).
4. Kestabilan inti dan peluruhan
Secara sederhana isotop dengan nukleon sedikit berukuran kecil akan
lebih stabil karena semua nukleon ada dalm jangkauan gaya ikat inti.
Sementara isotop dengan nukleom banyak (nuklida berat) memiliki ukuran
besar dengan kemungkinan melampaui jangkauan gaya ikat inti. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa inti ringan (nukleon sedikit)
cenderung stabil. Sedangkan inti berat (nukleon banyak) cenderung tidak
stabil. Secara rinci ada penjelasan teori kestabilan dengan visual grafik
(Giancolli, Physics 2005) sebagai berikut.
Gambar kiri menjelaskan bahwa nuklida yang berada pada garis grafik
(N=Z) adalah nuklida stabil, gaya ikat inti yang berasal dari energi ikat inti
mengikat kuat inti dan melawan gaya tolak elektrostatik. Tafsirannnya
bahwa untuk nuklida di luar grafik (di ata atai di bawahnya) merupakan
nuklida tidak satbil. Dalam hal ini isotop 16𝑂8 stabil karena persis di grafik
tersebut, jumlah proton dan netronya sama yaitu 6. Sementara nuklida 17𝑂8
tidak stabil, ada di atas grafik kaena jumlah netron lebih banyak (9)
dibanding dengan jumlah proton (8). Gambar kanan menjelaskan fakta
tentang energi ikat per nukleon. Nilai tertinggi ada pada 𝐹𝑒26 dengan
56
menjadi isotop 16𝑂8. Begitu pula isotop 14𝐶6 akan melepas dua netron untuk
menjadi 12𝐶6.