Anda di halaman 1dari 10

II.

Perkembangan Teori Atom


Istilah atom berasal dari kata atomos (atidak, tomosmemotong) yang
mempunyai arti tidak terpotong atau tidak dapat dibagi, merupakan salah satu
konsep ilmiah tertua yang menyatakan bahwa semua materi dapat dipecahkan
menjadi (zarah) partikel terkecil di mana partikel-partikel ini tidak bisa dibagi
lebih lanjut. Konsep tersebut dikemukakan oleh IilosoI Yunani Leuccipus dan
Democritus (kira-kira 460-370 SM) yang lebih lanjut menyatakan bahwa partikel
ini berada pada gerakan yang konstan, tetapi dapat bergabung membentuk suatu
kombinasi yang mantab. Menurut dugaan, siIat-siIat tertentu dari suatu bahan
diakibatkan oleh perbedaan ukuran, bentuk dan susunan partikel-partikelnya.
Partikel-partikel yang menyusun semua materi dinamakan atom.
Pada perkembangannya, teori atom mengalami perubahan pesat seiring
dengan perkembangan zaman. Pada bagian ini akan dibahas tentang
perkembangan teori atom setelah era Leuccipus dan Democritus .
II.1. Model Atom Dalton
Teori atom mengalami perkembangan dengan munculnya teori atom
modern yang pertama kali dikemukakan oleh John Dalton (19776-1844). Pada
awalnya atom ini dikemukakan untuk menjelaskan reaksi kimia.
Dasar teori atom Dalton ditunjang oleh dua percobaan dan dua hukum
alam, yaitu hukum kekekalan massa (A. Lavoiser, 1789) dan Hukum
perbandingan tetap (Proust) 1797). Dalam serangkaian percobaan pembakaran dan
proses-proses yang berhubungan, Antoine Lavoiser menyatakan bahwa dalam
semua proses pembakaran bahan dengan oksigen dari udara, maka bahan tersebut
akan mengalami perubahan. Salah satu percobaan Lavoiser menjelaskan bahwa
cairan merkuri bereaksi dengan oksigen membentuk merkuri oksida berwarna
merah (mercury calx). Bila merkuri oksida ini dipanaskan lagi, maka akan terurai
menghasilkan sejmlah cairan merkuri dan gas oksigen yang jumlahnya sama
dengan yang dibutuhkan waktu pembentukan merkuri oksida. Lavoiser
mengemukakan :k:m kekekalan massa: massa baan kesel:r:an setela
reaksi kimia sama dengan sebel:m reaksi.
Hukum kedua adalah :k:m s:s:nan tetap (ata: j:ga dikenal dengan
:k:m perbandingan tetap). Suatu senyawa kimia entah dari mana asalnya atau
bagaimana cara pembentukannya selalu mempunyai susunan yang sama, yaitu
perbandingan massa unsur-unsur yang menyusunnya tetap. Misalnya, dalam tahun
1799 Joseph Proust (1754-1826) menemukan bahwa tembaga karbonat, baik dari
sumber alami maupun dari sintesis dalam laboratorium, mempunyai susunan
tetap.
Teori atom Dalton dikembangkan selama periode 1803-1808 dan
didasarkan atas tiga asumsi pokok:
(1) tiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak bisa
dihancurkan dan dibagi, yang disebut atom. Selama perubahan kimia, atom
tidak bisa diciptakan dan juga tidak bias dimusnahkan
(2) semua atom dari suatu unsur mempunyai massa (berat) dan siIat yang sama,
tetapi atom-atom dari suatu unsur berbeda dengan atom-atom dari unsur yang
lain, baik massa (berat) maupun siIat-siIatnya yang berlainan
(3) dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan melakukan
ikatan dengan perbandingan numeric yang sederhana: misalnya, satu atom A
dan satu atom B (AB), satu atom A dan dua atom B (Ab2)
Dari asumsi diatas, maka Dalton mengemukan mengemukakan teori
atomnya sebagai berikut:
(1) zat tersusun oleh partikel yang tidak dapat dibagi lebih lanjut yang disebut
atom
(2) semua atom penyusun suatu unsur memiliki siIat yang identik (ukuran,
bentuk,dan massa) yang berbeda dari siIat atom unsur yang lain
(3) suatu reaksi kimia semata-mata adalah suatu penyusunan ulang kombinasi
atom dari senyawa pereaksi menjadi susunan atom dalam senyawa hasil
reaksi.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:




Bila atom-atom dari suatu unsur tidak dapat dihancurkan (seperti asumsi
1), maka atom-atom yang sama harus ada setelah reaksi selesai seperti halnya
sebelum reaksi berlangsung, maka massa keseluruhan dari pereaksi dan hasil
reaksi harus sama. Teori Dalton menerangkan ::m 00-alan massa.
Bila semua atom dari sebuah unsur sama massanya (seperti asumsi 2), dan
bila satuan-satuan atom mempunyai perbandingan tetap (asumsi 3), persentase
susunan senyawa harus mempunyai nilai tertentu, dengan mengabaikan ukuran
contoh yang dianalisis atau keadaan semula. T0ori Dalton f:a m0n0ranan
::m omposisi t0tap. Massa khas dari atom suatu unsur yang diperlukan oleh
asumsi 2 diatas dikenal sebagai bobot atom, dan Dalton mencoba menjelaskan
bobot atom nisbi.
Teori atom Dalton juga memberikan pemikiran dasar bagi ::m
p0r-andinan -0randa (1805). Bila dua unsur membentuk lebih dari satu
senyawa, perbandingan massa dari unsur pertama dengan unsur kedua merupakan
bilangan unsur sederhana.
Kelemahan teori Dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan
senyawa dan daya hantar arus listrik.

II.2. Model Atom J.J Thomson
Selama periode 1894-1897, J.J.Thomson (1856-1940) melakukan
serangkaian penelitian untuk menentukan siIat-siIat sinar katoda. Berdasarkan
penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, Thomson
menjelaskan bahwa dalam studi permulaannya ia menentukan kecepatan sinar
katoda, hasil pengukuran yang diperoleh menjelaskan bahwa kecepatan katoda
jauh lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan cahaya, jadi sinar katoda ini
bukan merupakan radiasi elektomagnetik. Thomson juga menetapkan
perbandingan muatan listrik (e) dengan massa (m) untuk sinar katoda.
Tomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat
dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-
baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini,
Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom
(partikel subatom) yang bermuatan negatiI dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersiIat netral, oleh karena elektron bermuatan
negatiI, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positiI untuk menetrallkan
muatan negatiI elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya
yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. yang menyatakan bahwa:
'Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positiI dan didalamya tersebar
muatan negatiI elektron
Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah
dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata
dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson
dianalogikan sebagai bola positiI yang pejal. Model atom Thomson dapat
digambarkan sebagai berikut:


Kelebihan teori ini adalah dapat membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatiI dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari
suatu unsur. Untuk kelemahan Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positiI dan negatiI dalam bola atom tersebut.

II.3. Model Atom RutherIord
RutherIord bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners
Masreden)melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alIa ()
terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alIa,
yaitu partikel yang bermuatan positiI dan bergerak lurus, berdaya tembus besar
sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya
bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul
merupakan bola pejal yang positiI yang bila dikenai partikel alIa akan dipantulkan
atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan Iakta bahwa apabila
partikel alIa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian
besar partikel alIa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari
pengamatan Marsden diperoleh Iakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alIa
akan membelok sudut 90 bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
(1)atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alIa
diteruskan
(2)jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,
maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang
bermuatan positiI.
(3)partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan Iakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alIa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka
didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran
atom keseluruhan.
Berdasarkan Iakta-Iakta yang didapatkan dari percobaan tersebut,
RutherIord mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom
RutherIord yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil
dan bermuatan positiI, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatiI.
RutherIord menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berIungsi mengikat partikel-partikel positiI agar tidak saling tolak menolak.
Model atom RutherIord dapat digambarkan sebagai berikut:


Kelemahan Model Atom RutherIord adalah membuat hipotesa bahwa
atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti tetapi tidak dapat
menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.Berdasarkan teori
Iisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga
lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya
Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan
tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan
putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah
dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena RutherIord adalah telah
dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.

Teori Atom Bor
Pada tahun 1913, pakar Iisika Denmark bernama Neils Bor memperbaiki
kegagalan atom RutherIord melalui percobaannya tentang spektrum atom
hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron
dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom
hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari RutherIord dan teori
kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
(1) hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner
(menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti;
(2) selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun
diserap;
(3) elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan
stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya
sesuai dengan persamaan planck, AE hv
(4) lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan siIat-siIat
tertentu, terutama siIat yang disebut mom0nt:m s:d:t. Besarnya momentum
sudut merupakan kelipatan dari h/2[ atau nh/2[, dengan n adalah bilangan
bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada
lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tinat 0n0ri. Tingkat
energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.


Energi electron yang paling rendah adalah electron yang paling dekat
dengan inti, yaitu pada lintasan n1, disebut sebagai keadaan dasar. Semakin
besar n, electron semakin jauh dari inti, dan pada n electron terlepas dari
atom dan terjadi ionisasi. Perpindahan electron ke tingkat energy yang lebih tinggi
menyerap energy sebesar selisih tingkat energinya, disebut elektron tereksitasi,
sedangkan hal sebaliknya disebut deeksitasi, elektron akan memancarkan energi
yang disebut radiasi elektromagnetik.
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk
tempat berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah tidak dapat
menjelaskan cara-cara atom berikatan membentuk molekul yang stabil dengan
kombinasi tertentu dari atom-atom penyusunnya.

Teori Atom Modern
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger
(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian yaitu 'Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan
elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin
Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk
mendapatkan Iungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan
ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom
modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti
terlihat pada gambar berikut ini.

Model atom mutakhir atau model atom
mekanika gelombang

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi
yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit
bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit
dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
posisi orbitalnya belum tentu sama.
iri kas model atom mekanika gelombang
(1) Gerakan elektron memiliki siIat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya)
tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat
Iungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian
paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu
atom)
(2) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan
kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan
kuantum tersebut)
(3) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya
sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar
ditemukannya elektron.

Anda mungkin juga menyukai