Anda di halaman 1dari 45

Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |1

BAB I

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

A. Deskripsi Singkat
Bab ini akan membahas teori atom dan partikel penyusun atom. menyebutkan
perkembangan sistem periodic, menentukan perioda dan golongan suatu unsur.
menjelaskan sifat keperiodikan unsur-unsur.

B. Relevansi
Bab ini terkait dengan pengenalan ilmu kimia mengenai materi dan
perubahan. Pemahaman mahasiswa terhadap bab ini akan memudahkan mereka
dalam mempelajari ikatan kimia dan kimia unsur.
.
C. Capaian Pembelajaran Matakuliah
Menguasai dasar-dasar pengetahuan kimia dan dapat melakukan eksperimen
sederhana.

STRUKTUR ATOM

1.1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM


Sekitar 2,5 abad yang lalu, ahli filsafat Yunani Luecippus berpendapat bahwa
materi tersusun dari butiran-butiran kecil. Pendapat ini dikembangkan oleh
Democritus muridnya, bahwa materi tersusun dari partikel-partikel terkecil yang tidak
dapat dibagi lagi. Partikel ini disebut atom. Konsep ini masih berupa fikiran filosofis
dan tidak didukung oleh bukti yang cukup di bidang keilmuan. Baru setelah
perumusan Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap,
merupakan hasil pengamatan terhadap suatu reaksi kimia, konsep atom mulai
dipikirkan lagi, oleh seorang kimia Inggris bernama John Dalton pada abad ke -18.
Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |2

a. Teori Atom Democritus


Democritus, filsuf Yunani kuno, mengembangkan teori tentang penyusunan
suatu materi. Menurut Democritus, jika sebuah batu dibelah dua, kemudian setiap
hasil pembelahan tersebut dibelah kembali, dan seterusnya hingga tidak dapat
dibelah lagi, setiap belahan batu mempunyai sifat yang sama dengan batu yang
asal.
Namun teori Democritus ditolak oleh Aristoteles dan Plato, Aristoteles lebih
menyetujui teori Empedoks yang dikemukakan, yaitu batu tersusun atas api, air,
tanah dan udara.

b. Teori Atom Dalton


seorang guru Inggris, yang mengembangkan teori modern yang pertama
mengenai atom-atom sebagai partikel terkecil unsur dan molekul-molekul adalah
partikel terkecil senyawa. Untuk menerangkan sifat unsur, ia mengembangkan
gagasan bahwa suatu unsur mengandung hanya satu macam atom dan bahwa
suatu atom merupakan partikel sederhana yang tak dapat dirusak dari materi.
Menurutnya Jhon Dalton unsur tidak dapat diubah menjadi zat yang lebih
sederhana, karena atom-atom tak dapat dipecah.
Dalton menerangkan bahwa susunan yang tetap dari senyawa dengan teori bahwa
atom unsur-unsur digabungkan untuk membuat partikel yang lebih kompleks yang
disebut molekul, yang merupakan satuan-satuan tersederhana dari suatu senyawa.
Menurut Dalton, kombinasi atom yang dipilih untuk hanya dua unsur agaknya adalah
1:1. Karena semua molekulnya identik, senyawa akan memiliki susunan yang
konstan, yang mengandung persentase bobot besar untuk unsur yang atomnya lebih
berat. Beberapa diagram atom dan molekul dari zaman dahulu ditunjukkan dalam
gambar 1.
Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |3

oksigen sulfur nitrogen


O (O2) S (S8) N (N2)

hidrogen karbon kalium


H (H2) C K

air
metana
HO(H2O)
CH2(CH4)

Gambar 1. Beberapa lambang Dalton untuk unsur dan senyawa. Rumus yang
benar diberikan dalam tanda kurung bila rumusnya salah

Dalton juga menjelaskan dalam reaksi kimia molekul dapat dipecah menjadi atom-
atom, tetapi banyaknya atom dalam pereaksi akan sama dengan banyaknya atom
dalam hasil reaksi. Jika atom tidak dapat dimusnahkan, maka tak ada massa yang
tercipta ataupun musnah dalam suatu reaksi kimia.
Hukum perbandingan berganda diterangkan dengan kondisi dua macam atom
bersenyawa dalam suatu kombinasi 1:1 dan kondisi yang lain bersenyawa dengan
kombinasi 1:2 atau 1:3 atau 2:3 atau sesuatu yang lain. Jika kembali ke contoh
mengenai dua oksida karbon, kita akan ingat bahwa angka banding bobot oksigen
yang bersenyawa dengan sejumlah tertentu karbon pada dua kondisi yang berlainan
ialah 2:1.
Teori atom Dalton dapat diringkas dengan mencantumkan pengandaian berikut:
a. Semua materi terbuat dari partikel-pertikel satuan kecil dan tak dapat
dimusnahkan, yang disebut atom.
b. Atom-atom suatu unsur tertentu adalah sama.
c. Selama reaksi atom-atom dapat bergabung, atau kombinasi atom-atom dapat
pecah menjadi atom-atom yang terpisah, tetapi atom-atom itu sendiri tak
berubah.
d. Bila atom membentuk molekul, atom-atom ini bergabung dengan angka
banding berbilangan bulat kecil seperti 1:1 ; 1:2 ; 1:3 : 2:3.
Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |4

c. Teori Atom Thomson


Pandangan Dalton mengenai atom sebagai pertikel terkecil tumbang setelah
penemuan elektron oleh Thomson. Tahun 1897, J.J Thomson melakukan
eksperimen menggunakan tabung sinar katode.
Pada percobaanya, Thomson memakai tabung kaca. Dengan menggunakan
pompa vakum, tekanan udara dalam tabung dibuat sangat rendah. Pada kedua
ujung tabung tersebut dipasang pelat logam. Tabung tersebut berfungsi sebagai
anode dan katode. Tabung tersebut dinamakan tabung sinar katode.
Bagian dalam tabung berwarna gelap, tetapi bagian depan katode berpendar
mengeluarkan cahaya berwarna hijau. Cahaya hijau ini merupakan radiasi yang
berasal dari katode. Tabung tersebut, sinar katode akan diteruskan menuju layar
pendeteksi sinar. Thomson menemukan bahwa dalam medan magnet, sinar katode
dibelokkan. Adapun dalam medan listrik, sinar katode tertarik oleh lempeng logam
positif, tetapi ditolak oleh lempeng negatif.
Sinar katode yang ditemukan Thomson disebut elektron. Thomson
mengemukakan model atom yang dikenal dengan model atom roti kismis. Thomson
berpendapat bahwa suatu atom berbentuk bola yang bermuatan positif dan elektron
yang tersebar dalam bola tersebut.
Thomson hanya berhasil menentukan muatan elektron dan memperkirakan
bahwa massa elektron lebih kecil daripada massa atom.
Thomson menghitung dan membandingkan muatan partikel (e) dan massa
(m), kemudian Thomson memperoleh nilai perbandingan e/m sebagai berikut :
e/m = -1,76 x 108 C/g.
Akhirnya pertanyaan mengenai massa elektron dapat dijawab oleh Robert
Milikan pada 1909. Milikan melakukan percobaan tetes minyak. Milikan menemukan
bahwa muatan tetesan minyak selalu kelipatan 1,6 x 10-19 Coulomb.

d. Teori Atom Rutherford

Pada percobaan Goldstein timbul pertanyaan dari mana asal dan bagaimana
cara terbentuknya sinar positif.Thomson menduga sinar itu dari gas dalam
tabung.Percobaan telah menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron.Jika
atom kehilangan elektron yang bermuatan negatif tentu yang tinggal bermuatan
Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |5

positif.Jumlah muatan positif yang tinggal tentu sama dengan jumlah muatan
elektron yang keluar,karena pada mulanya atom itu netral.
Elektron sangat ringan sehingga dapat meninggalkan atom jika diberi energi,
misalnya diberi teggangan listrik seperti pada tabung crookes. Oleh karena itu,
diduga elektron berada di bagian luar atom.Berdasarkan penalaran seperti ini,
akhirnya Thomson (1898)merumuskan teori yang disebut teori atom Thomson:
Atom merupakan sebuah bola kecil bermuatan positif dan dipermukaannya
tersebar elektron yang bermuatan negatif.

Gambar 2. Model Atom Thomson

Model ini disebut juga model roti kismis, karena mirip dengan roti yang ditaburi
‘kismis’di permukaannya. Roti digambarkan sebagai atom bermuatan positif dan
kismis sebagai elektronnya.
Teori atom Thomson dapat dipakai untuk menjelaskan cara terbentuknya sinar
positif dalam tabung Goldstein. Sinar katoda (elektron)yang bergerak dari katoda ke
anoda dengan energi yang cukup tinggi sebagian akan menabrak atom gas dalam
tabung sehingga elektronnya terlepas dan terbentuk ion positif.

H H+ + e-
(ion positif) (elektron)

He He2+ + 2e-
(ion positif) (elektron)

Tegangan listrik yang tinggi pada kedua elektroda mengakibatkan elektron yang
terbentuk tertarik ke anoda,sedangkan ion positif tertarik ke katoda. Karena katoda
Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |6

berlubang-lubang,maka sebagian ion positif lolos kedalam lubang dan dapat


ditangkap dibelakangnya,sedangkan yang lain menempel pada katoda.
 Teori atom Rutherford
Teori atom Thomson tidak menjelaskan kedudukan elektron dalam atom, hanya
menyatakan berada dipermukaan, karena ditarik oleh muatan positifnya. Akan tetapi
mengapa electron lepas bila diberi energi, seperti tegangan listrik atau ditabrak
partikel lain? Hal ini mendorong para ahli mencari teori(model)atom yang lebih
memuaskan.Akan tetapi hal ini tidak terlepas dari penemuan lainnya, seperti sinar
radioaktif.
Sejak ditemukan radioaktif oleh Becguerel pada tahun 1896, para ahli mulai
mempelajari sifat-sifat zat ini.Ternyata zat radioaktif dapat memancarkan tiga
macam sinar dalam (partikel),yaitu alfa (α), beta (β), dan gamma(γ).Partikel alfa
yang bermuatan positif (α2+) dihasilkan oleh berbagai zat radioaktif seperti polonium
(Po), sedangkan beta(sama dengan e-) dipancarkan oleh zat seperti hafnium (Hf).
Gamma adalah partikel yang tidak bermassa dan tidak bermuatan, dan biasanya
terjadi bersamaan dengan sinar alfa dan beta.
Ernerst Rutherford dan kawanya melakukan percobaan, yaitu melewatkan sinar α
dalam tabung berisi gas.Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi oleh gas.
Mereka menduga bahwa molekul gas tidak bermuatan dan tidak mengubah arah
sinar α yang bermuatan positif. Berdasarkan ini Rutherford berhipotesis bahwa
partikel alfa dalam padatan akan berubah arah, Karena dalam atom terdapat muatan
positif. Hipotesis ini, pada tahun 1909, dibuktikan dengan percobaan oleh Geiger
dan Marsden (gambar 3). Mereka menembakkan sinar α pada selempengan plastina
tipis (setebal± 10-6m). Hasilnya ditangkap dengn layar yang terbuat dari ZnS yang
dapat berfluoresensi bila kena sinar α.

Gambar 3. Percobaan oleh Geiger dan Marsden


Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |7

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar alfa yang ditembakkan itu ada yang
tembus, membelok, dan memantul.Sinar yang tembus merupakan bagian terbesar,
dijelaskan oleh Rutherford, bahwa partikel alfa banyak yang tembus disebabkan
atom yang mengandung banyak ruang hampa.Di pusat atom terdapat senuah
partikel bermuata positif yang disebut inti. Sinar alfa akan membelok bila mendekati
inti karena saling tolak menolak. Kejadian ini sedikit jumlahnya, karena ukuran inti
atom sangat kecil dibandingkan ukuran ruang hampanya. Jika ada partikel alfa yang
menabrak inti, maka alfa akan memamntul walaupun tidak 180 0. Tumbukan
langsung ini sangat keil kemungkinannya, maka jumlah alfa yang memantul kecil
sekali.
Di luar inti tidak hanya kosong, tetapi terdapat elektron yang berputar
mengelilinginya.Elektron tidak mempengaruhi arah sinar alfa karena electron amat
kecil dan ringan.Secara lengkap interpretasi Rutherford tentang percobaan Geiger
dam Marsden terlihat pada (gambar 4). Dengan penalaran seperti di atas,
Rutherford merumuskan teori atom yang disebut model atom Rutherford.

Gambar 4. Interpretasi Rutherford tentang percobaan Geiger dan Marsden

Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang merupakan terpusatnya massa. Di
sekitar inti terdapat electron yang bergerak mengelilinginya dalam ruang hampa
(gambar 5)

Gambar 5. Model Atom Rutherford


Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |8

Model atom Rutherford sedikit lebih maju dari model atom Thomson. Pertanyaan
timbul tentang gerakan elektron. Bagaimana electron dapat berputar mengelilingi inti
terus-menerus tanpa henti. Masalah ini dijawab oleh Rutherford sendiri sebagai
berikut. Sesuai dengan hukum mekanika bahwa benda yang bergerak melingkar
mempunyai gaya sentrifugal (FSP) dan sentripetal ( FSF). Gaya sentrifugal mengarah
ke pusat lingkungan dan berimpit dengan jari-jari, sedangkan gaya sentripetal
mengarak keluar . Elekton yang berputar mempunyai FSP selalu sama. Hal ini analog
dengan bumi (planet) yang mengelilingi matahari pada tahun 1864, Maxwell
menyatakan bahwa partikel bermuatan yang bergerak akan kehilangan energy
dalam bentuk cahaya. Karena electron bermuatan dan mengelilingi inti akan tentu
kehilangan energy, dan gerakanya makin lambat dan akhirnya tertarik oleh inti.
Sanggahan ini tidak dapat dijawab oleh Rutherford dan merupakan kelemahan.
Walaupun ada kelemahan, teori atom Rutherford telah berhasil menemukan
konsep bahwa atom mempunyai inti yang bermuatan positif, dan electron
mengelilinginya di ruang hampa.Sejak itu banyak penelitian untuk mengetahui
kedudukan elektron dan mempelajari inti atom.Kemudian lahirlah teori atom Bohr
dan teori atom Mekanika gelombang yang menjelaskan lebih rinci tentang elektron
atom, sedangkan strudi terhadap inti telah melahirkan bidang kimia baru yang
disebut kimia inti, dan dalam fisika disebut fisika inti.

Gambar 6. Electron dapat stabil mengelilingi inti karena gaya sentrifugal sama
dengan gaya Coulomb.

Pertanyaan waktu itu, partikel apakah yang terdapat dalam inti.Yang


diketahui, inti bermuatan positif dan massanya lebih besar daripada elekron.
Ternyata pengukuran terhadap sinar posiif menghasilka inti hydrogen (disebut
Bahan Ajar Kimia Dasar I Page |9

proton) adalah paling ringan, dengan massa1,6726 x 10-24 gram dan muatan 1,6 x
10-19. Muatan inti atom yang lain merupakan kelipatan muatan proton. Berarti, inti
tersebut mengandung 2 proton atau lebih. Pengukuran dengan spektroskopimassa
ternyata menghasilkan massa atom yang tidak sama dengan jumlah proton yang
terdapat dalam intinya, contohnya helium (He) dan natrium (Na).
Massa atom = 4 x massa proton
Inti atom He mengandung 2 proton
Massa atom Na = 23 x massa proton
Inti atom Na mengandung 11 proton

Dengan demikian, inti tidak hanya mengandung proton, tetapi juga partikel lain.
Partikel tersebut menurut Prout dan Rutherford adalah sebagai berikut.

Hipotesis Prout
Pada tahun 1961, Prout menyatakan bahwa inti tidak hanya mengandung proton,
tetapi juga elektron. Dengan demikian inti helium dan natrium dapat dijelaskan
sebagai berikut.
 Inti He mengandung 4p + 2e, sehingga muatannya +2
 Inti Na mengandung 23p + 12e, sehingga muatannya +11
Hipotesis ini tidak dapat diterima kebanyakan ahli,karena tidak ada bukti percobaan
yang mendukung.

Hipotesis Rutherford
Pada tahun 1930,Rutherford berhipotesis bahwa inti mengandung proton dan
neutron.Neutron adalah partikel bermassa sama dengan proton,tetapi tidak
bermuatan.Berdasarkan itu,atom helium dan natrium dapat dijelaskan sebagai
berikut.

 Inti He mengandung 2p+2n, Sehingga muatannya +2


 Inti Na mengandung 11p+12n, Sehingga muatannya +11
Pada tahun 1932, J.chadwick menembak inti berilium dengan α.Ternyata
mengahasilkan partikel yang tidak bermuatan yang sesuai dengan neutron hipotesis
Rutherford.Akibatnya hipotesis Rutherford diterima oleh semua sampai saat ini.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 10

e. Teori Atom Modern


Ketidakmampuan teori atom Bohr menerangkan model atom selain atom
hidrogen dan gejala atom dalam medan magnet disempurnakan tahun 1924 oleh
ahli fisika Prancis, Louis de Broglie. Menurut de Broglie, selain bersifat partikel,
elektron dapat bersifat gelombang. Sedangkan pendapat de Broglie yang
dikembangkan oleh Erwin Schrodinger dan Werner Heinsenberg melahirkan teori
atom modern yang dikenal dengan Teori Mekanika Kuantum. Prinsip dasar teori
tersebut adalah gerakan elektron dalam mengelilingi inti bersifat seperti gelombang.
Teori mekanika kuantum digunakan untuk menjelaskan sifat atom dan molekul.
Berdasarkan mekanika kuantum, keberadaan elektron dalam lintasan tidak
dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat diketahui hanya daerah kebolehjadian
ditemukan elektron. Semua sifat yang dimiliki materi dipengaruhi oleh sifat atom-
atom yang menyusunnya. Ukuran atom yang sangat kecil menyebabkan atom sulit
diamati. Oleh karena itu, para ilmuwan membuat model atom agar atom mudah
dipelajari. Saat ini, model atom termoderen adalah model atom mekanika kuantum.
Dengan teori atom mekanika kuantum kita akan dapat memahami secara lebih baik
tentang sifat – sifat unsur dan pembentukan ikatan kimia. Untuk mengawali pokok
bahasan tersebut, terlebih dahulu akan diulas sekilas mengenai spektrum atom yang
merupakan sumber informasi utama dalam penyusunan teori atom Bohr dan teori
atom mekanika kuantum.

1. Spektrum Atom

Anda tentu pernah melihat pelangi, bukan? Berdasarkan ilmu fisika, kita
mengetahui bahwa pelangi terjadi karena berkas sinar matahari diuraikan oleh butir-
butir air hujan . Hal serupa juga dapat terjadi, jika sinar matahari dijatuhkan pada
sebuah prisma. Pelangi merupakan bukti bahwa sinar matahari merupakan
gabungan dari berbagai warna (panjang gelombang) secara sinambung, yaitu
merah-jingga-kuning-hijau-biru-ungu. Uraian warna yang sinambung seperti pelangi,
kita sebut spektrum kontinu.
Berbeda halnya dengan sinar matahari, radiasi atau cahaya yang dihasilkan
oleh unsur gas yang berpijar hanya mengandung beberapa panjang gelombang
(warna) secara terputus-putus, sehingga disebut spektrum diskontinu atau spektum
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 11

garis. Sebagai contoh, spektrum lampu hidrogen hanya mengandung beberapa garis
warna secara terputus-putus, yaitu ungu, biru dan merah.

2. Teori Kuantum Max Planck


Tahun 1900, Max Planck berhasil menurunkan persamaan yang
mengasumsikan bahwa perubahan energi baik berupa penyerapan ataupun
pemanasan harus terdiri atas satuan-satuan tertentu yang dinamakan kuanta.

Persaman teori Planck sebagai berikut:


E=hxv
Keterangan :
E = Energi Foton
h = Konstanta Planck = 6,626 x 10-27 erg detik = 6,626 x 10-34 j detik
V = Frekuensi Foton
Asumsi tersebut bertentangan dengan teori fisika klasik meskipun dalam teori
fisika klasik diakui bahwa materi bersifat diskontinu, tetapi energi bersifat kontinu.

3. Model Atom Niels Bohr

Persamaan Rydberg merupakan suatu hukum yangb perlu dijelaskan dengan


teori.Niels Bohr berusaha memikirkan hal itu dan telah membuahkan hasil.Ia
beranjak dari postulat Planck tentang cahaya dan spektrum hidrogen yang
mempunyai garis-garis bergantung pada frekuensi gelombangnya, sedangkan atom
hidrogen dapat menyerap dan memancarkan sinar dengn energi tertentu. Dengan
mengawinkan keduanya, lahirlah postulat Bohr yang menyatakan bahwa elektron
dalam tom mempunyai tingkat energy tertentu atau terkuantisasi.
Berdasarkan postulatnya, Bohr menerangkan bahwa elektron hidrogen dapat
pindah dari satu tingkat ketingkat yang lain. Hidrogen hanya mempunyai satu
elektron, tetapi jumlah atomnya dalam suatu percobaan tentu banyak sekali. Pada
keadaan normal semua elektron atom hidrogen berada di tingkat yang paling rendah
(n=1). Jika diberi energi, elektron naik ketingkat yang lebih tinggi, ada yang ketingkat
2,3,4, dst. Setelah menyerap sinar dengan λtertentu sesuai dengan jauhnya
perpindahn. Elektron hanya sesaat pada tingkat-tingkat yang tinggi dan akan turun
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 12

kembali yang lebih rendah sambil memancarkan sirna dengan λ tertentu pula, sesuai
dengan tinggi jatuhnya.
Elektron pada tingkat yang tinggi tidak semua jatuh langsung ketingkat
pertama (awal), tetapi juga ketingkat-tingkat rendah lain terlebih dahulu, seperti
ketingkat 2,3,4, dst. Semakin jatuh elektron semakin besar enegri cahaya yang
dipancarkan atau semakin kecil λ-nya. Sebaliknya, semakin rendah jatuh, semakin
kecil energi sinar yang dipancarkan atau semkain besar λ-nya. Spektrum sinar yang
nilai λ-nya hampir sama akan terletak berdekatan, seperti yang terlihat pada deret.
Garis-garis spektrum dalam satu deret adalah sinar yang dipancarkan elektron yang
jatuh ketingkat yang sama.
Deret Lyman adalah sinar yang dipancarkan oleh elekton-elektron yang jatuh
dari tingkat 2,3,4,5,6,7. semua ketingkat pertama (n=1) sehingga pada spekrtumnya
terhasil enam garis yang berdekatan. Demikan juga deret Balmer, Puschen, Bracket,
dan Pfund adalah akibat jatuhnya electron masing-masing ketingkat 2,3,4,dan 5,
mempunyai jumlah garis masing-masing 5,4,3,dan 2 buah.
Deret Lyman mempunyai energiyang lebih besarλ-nya lebih kecil, karna jarak
jatuhnya lebih tinggi dari yang lain sehingga garis spktrumnya berada didaerah UV.
Yang kedua, deret Balmer terdiri dari lima garis, satu daerah UV dn yang lain disinar
tampak. Itu sebabnya sprektrum hidrogren mengandung empat garis di daerah sinar
tampak. Garis spektrum Paschen,Brackett,dan Pfund mempunyai energy lebih
rendah maka terletak didaerah IR.
Berdasarkan penalaran seperti diatas, Bhor merumuskan teori (model) atom
yang disebut teori atom Bhor, yakni sebagai berikut.
1. Atom terdiri atas inti bermuatan positif.
2. Electron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan tertentu.
3. Electron dalam lintasannya tidak menyerap atau memancarkan energy.
4. Jika electron pindah lintasan,maka terjadi perubahan energy sebesar :
ΔE = E2 -E1.
E1 E2 adalah energi lintas pada tingkat rendah dan tinggi.

4. Hipotesis Louis de Broglie

Salah satu kelemahan dari teori atom Neils Bohr yaitu tidak dapat
menjelaskan mengapa elektron hanya boleh berada pada tingkat energi tertentu.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 13

Pertanyaan itu baru dapat dijelaskan setelah Louis de Broglie, seorang ahli fisika
dari Prancis, mengemukakan gagasannya tentang gelombang materi. Gagasan ini
merupakan kesimetrian atau penerapan yang lebih luas dari gagasan partikel
cahaya yang dikemukakan oleh Max Planck – Einstein. Kalau cahaya memiliki sifat
partikel, maka partikel juga memiliki sifat gelombang. Menurut de Broglie, gerakan
partikel mempunyai ciri-ciri gelombang. Sifat gelombang dari partikel tersebut
dinyatakan dalam persamaan :

λ=

Dengan :
λ = panjang gelombang
m = massa partikel
v = kecepatan partikel
h = tetapan planck
Hipotesis Louis de Broglie kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan
bahwa elektron menunjukkan sifat difraksi seperti halnya sinar X. Sifat gelombang
elektron digunakan dalam mikroskop elektron.

5. Azas Ketidakpastian Werner Heisenberg

Berkaitan dengan dualisme sifat elektron, seorang ahli fisika Jerman, yaitu
Werner Heisenberg, menyimpulkan suatu keterbatasan dalam menentukan posisi
dan momentum elektron dalam atom. Kesimpulan Heisenberg dikenal sebagai azas
ketidakpastian . Menurut Heisenberg, tidaklah mungkin menentukan posisi dan
momentum elektron secara bersamaan dengan ketelitian tinggi. Jika suatu
eksperimen dirancang untuk memastikan posisinya, maka ketidakpastian
momentumnya akan semakin besar; sebaliknya jika eksperimen dirancang untuk
memastikan momentum atau kecepatannya, maka ketidakpastian posisinya akan
semakin besar. Heisenberg merumuskan hubungan ketidakpastian posisi dan
ketidakpastian momentum sebagai berikut :

Δx x Δp >

Dengan : Δp = ketidakpastian momentum


Δx = ketidakpastian posisi
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 14

6. Model Atom Mekanika Kuantum

Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian Werner Heisenberg


merupakan tahap penting ke arah penemuan teori atom modern, yaitu teori atom
mekanika kuantum atau mekanika gelombang yang dikemukakan oleh Erwin
Schrodinger. Pada tahun 1926, Schrodinger mengajukan suatu persamaan, kini
disebut persamaan gelombang Schrodinger, untuk mendeskripsikan keberadaan
elektron dalam atom. Dalam merumuskan persamaan gelombang tersebut,
Schrodinger memperhitungkan dualisme sifat elektron, yaitu sebagai partikel
sekaligus sebagai gelombang. Temuan Schrodinger memungkinkan kita untuk
menentukan struktur elektronik atom, baik yang berelektron tunggal, maupun yang
berelektron banyak.
Dalam teori atom mekanika kuantum, posisi elektron tidak dipastikan. Hal
yang dapat dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang menemukan elektron
pada setiap titik dalam ruang disekitar inti. Seperti telah disebutkan diatas, peluang
tersebut ditentukan oleh kuadrat fungsi gelombangnya. Daerah dengan peluang
terbesar menemukan elektron ini disebut orbital. Salah satu cara memaparkan
orbital adalah dengan pola titik – titik. Kerapatan titik – titik menyatakan besar –
kecilnya peluang menemukan elektron di daerah itu. Istilah lain untuk menyatakan
peluang menemukan elektron adalah densitas elektron. Daerah dengan peluang
menemukan elektron berarti mempunyai densitas elektron yang tinggi dan
sebaliknya.

1.2 Partikel Penyusun Atom


Berdasarkan teori atom dalton, kita dapat mendefinisikan atom sebagai unit
terkecil dari suatu unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia. Dalton
membayangkan suatu atom yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi. Tetapi,
serangkaian penyelidikan yang dimulai pada tahun 1850-an dan dilanjutkan pada
abad ke-19 secara jelas menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki
struktur internal : yaitu, atom tersususn atas partikel- partikel yang lebih kecil,
yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah pada penemuan
tiga partikel subatom elektron, proton, dan neotron.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 15

1. Elektron

Pada tahun 1890-an banyak ilmuwan berlomba-lomba meneliti radiasi


(radiotion), yaitu pemancaran dan perambatan energi melalui ruang dalam
bentuk gelombang. Salah satu alat yang digunakan untuk menyelidiki fenomena
ini adalah tabung sinar katoda, cikal bakal dari tabung televisi. Tabung itu
merupakan tabung kaca yang sebagian besar udaranya sudah disedot keluar
ketika dua lempeng logam dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi,
lempeng yang bermuatan negatif, disebut katoda, memancarkan sinar yang tidak
terlihat. Sinar katoda ini tertarik ke lempeng bermuatan positif yaang disebut
anoda, dimana sinar itu akan melali suatu lubang da terus merambat menuju
ujung tabung yang satunya. Ketika sinar itu menumbuk permukaan yang telah
dilapisi secara khusus, sinar katoda tersebut menghasilkan pendaranyang kuat,
atau cahaya yang terang.

2. Proton

Pada awal 1900-an, dua karakteristik atom sudah menjadi jelas : atom
mengandung elektron, dan atom secara listrik bermuatan netral. Untuk
mempertahankan kenetralan listrik, atom harus mengandung muatan positif dan
negatif dengan jumlah yang sama. Thompson mengajukan pandangannya
bahwa suatu atom dapat dibayangkan sebagai suatu materi yang seragam dan
bermuatan positif dengan elektron yang menempel padanya. Model thompson
ini, yang disebut model roti kismis, menjadi teori yang diterima beberapa tahun.
Pada tahun 1910, seorang fisikawan selandia baru Ernest Rutherford,
memutuskan untuk menggunakan partikel alfa untuk mengetahui sistem atom.
Bersama rekannya Hansgeiger dan siswanya yang bernama Ernest Marsden.
Rutherford melakukan percobaan dengan menggunakan lembaran emas yang
sangat tipis dan logam lainnya sebagai sasaran untuk partikel alfa yang berasal
dari sebuah sumber radioaktif. Mereka mengamati bahwa sebagian partikel
menembus lembaran tanpa membelok. Mereka juga mengamati bahwa ada
partikel alfa yang dihamburkan dengan sudut yang besar. Pada beberapa
kesempatan, partikel alfa dipantulkan kembali kearah datangnya. Ini merupakan
penemuan yang paling mengejutkan, karena dalam model thomson muatan
positif dari atom sangat tersebar sehingga partikel alfa yang bermuatan positif
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 16

diperkirakan menembus dengan sedikit pembelokan. Untuk menjelaskan


penghamburan alfa ruthterford membuat model baru untuk struktur atom, dengan
anggapan bahwa sebagaian besar dari atom pastilah berupa lembaran emas
dengan sedikit atau tanpa pembelokkan. Menurut proposisi rutherford, muatan
positif atom seluruhnya terkumpul dalam inti (nukleus), yaitu inti pusat yang padat
yang terletak didalam atom setiap kali partikel alfa mendekat ke inti dalam
percobaan penghamburan, partikel ini menggalami gaya tolak yang besar
sehingga partikel ini membelok jauh. Bahkan, partikel alfa yang langsung menuju
inti akan mengalami yang sangat besar sehingga dapat membalik kembali arah
datangnya.

3. Neutron

Model struktur atom rutherford menyisahkan masalah penting yang belum


terpecahkan. Telah diketahui hidrogen, atom yang paling sederhana,
menggandung hanya satu proton dan bahwa atom helium mengandung dua
proton. Jadi, perbandingan masa helium dan atom hidrogen tentunya adalah 2 :
1. Rutherford dengan rekan-rekanya memposulatkan bahwa pastilah terdapat
jenis partikel subatom yang lain dalam inti atom: pembuktianya diberikan oleh
fisikawan inggris yang lain, James Chadwick, pada tahun 1932. Ketika chadwick
menembakkan partikel alfa keselembar tipis berilium, logam tersebut
memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi yang serupa dengan sinar
gama. Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar itu sesungguhnya terdiri
dari partikel netral yang mempunyai masa sedikit lebih besar dari pada masa
proton. Chadwick menamai partikel ini neutron.

1.3 Menentukan Jumlah Proton, Neuton, dan Elektron


Menentukan jumlah proton dan neutron dapat kita ketahui dari notasi atom
sebagai berikut :
𝐴
𝑍𝑋 Z = Nomor atom = Jumlah proton = Jumlah elektron
A = Massa atom = Massa proton + Massa neutron
n=A–Z
X = Simbol atom
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 17

 Jika yang diketahui nomor massa atom (A) dan jumlah neutron (n) maka
rumus menentukan jumlah proton (Z) adalah :
Jumlah proton = nomor massa atom (A) – jumlah neutron (n)

1.4 Menentukan isotop, isobar, isoton


a. Isotop
Isotop merupakan unsur – unsur yang memiliki jumlah nomor atom yang
sama, dan pada unsur yang sama tetapi memiliki jumlah nomor massa yang
berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa isotop ini, unsur-unsurnya memiliki
kesamaan dalam jumlah nomor atom, tetapi berbeda dalam jumlah nomor
massanya. Berikut ini adalah contoh dari isotop:
12 13
6𝐶 dan 6𝐶
16 18
8𝑂 dan 8𝑂

b. Isobar
Isobar merupakan kebalikan dari isotop, pengertiannya yaitu unsur-unsur
yang memiliki jumlah nomor atom yang berbeda dan pada unsur yang
berbeda tetapi memiliki jumlah nomor massa yang sama. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pada isobar ini unsur-unsurnya memiliki kesamaan dalam
jumlah nomor massa, tetapi berbeda dalam jumlah nomor atomnya. Berikut
ini adalah contoh dari isobar :
14 14
6𝐶 dan 7𝑁
24 24
11𝑁𝑎 dan 12𝑀𝑔

c. Isoton
Isoton merupakan unsur-unsur yang memiliki nomor atom yang berbeda dan
jumlah nomor massa yang berbeda serta pada unsur yang berbeda. Jadi
dapat disimpulkan bahwa memiliki jumlah neutron yang sama.
Contoh:
13 14
6𝐶 dan 7𝑅
14 16
6𝐶 dan 8𝑂
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 18

I.4 Bilangan - Bilangan Kuantum


Model atom mekanika kuantum mempunyai persamaan dengan model atom
Bohr dalam hal adanya tingkat – tingkat energi (kulit-kulit) dalam atom. Akan tetapi,
susunan kulit-kulit dalam model atom mekanika kuantum lebih kompleks, dimana
setiap kulit terdiri dari satu atau beberapa subkulit, sedangkan subkulit terdiri dari
satu atau beberapa orbital. Sekali lagi, perlu ditekankan bahwa istilah orbital
berbeda dengan istilah orbit yang digunakan dalam teori Neils Bohr. Neils Bohr
menggunakkan satu bilangan untuk menyatakan suatu orbit, yaitu bilangan kuantum
n. Sedangkan berdasarkan model atom mekanika kuantum ada empat jenis
bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l),
bilangan kuantum magnetik (m), bilangan kuantum spin (s).

1) Bilangan kuantum utama (n)


Bilangan kuantum utama (n) menentukan tingkat energi orbital atau kulit
atom. Posisi elektron dalam kulit elektron dapat ditentukan menggunakan bilangan
kuantum utama. Selain menyatakan posisi elektron dalam kulit atom, bilangan
kuantum utama juga dapat menjelaskan jarak rata-rata awan elektron dari inti atom
serta menyatakan tingkat energi atom. Semakin besar nilai n, tingkat energi atom
semakin tinggi (tingkat energi n=4 > n=3 > n=2 > n=1). Bilangan kuantum utama
dapat mempunyai nilai semua bilangan bulat positif, yaitu 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Sama seperti dalam teori atom Neils Bohr, kulit atom dinyatakan dengan lambang
K, L, M, N dan seterusnya sesuai urutan abjad, masing – masing untuk nilai n = 1, 2,
3, 4 dan seterusnya. Misalnya , orbital dengan bilangan kuantum utama (n) = 3
berada pada kulit ketiga, yaitu kulit M.

2) Bilangan kuantum azimuth (ℓ)


Bilangan kuantum azimuth (ℓ) menyatakan subkulit. Bilangan kuantum
azimuth dapat mempunyai nilai semua bilangan bulat mulai dari 0 sampai dengan
(n-1) untuk setiap nilai n.
Nilai l = 0 sampai dengan (n-1 )

Untuk n = 1 → nilai l = 0
Untuk n = 2 → nilai l = 0 dan 1
Untuk n = 3 → nilai l = 0,1 dan 2, dan seterusnya.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 19

Bilangan kuantum azimuth menyatakan bentuk orbital. Orbital biasanya


dinyatakan dengan huruf s, p, d, f dan seterusnya. Penamaan orbital ini berasal dari
kata sharp, principal, diffuse, dan fundamental. Masing – masing untuk nilai l = 0, 1,
2, 3 dan seterusnya.
Orbital dengan nilai l = 0 disebut orbital s
Orbital dengan nilai l = 1 disebut orbital p, dan seterusnya.
Nilai l 0 1 2 3 4 dan seterusnya
Lambang s p d f g dan seterusnya
orbital

3) Bilangan kuantum magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik menyatakan orientasi orbital dalam ruang.
Bilangan kuantum magnetik dapat mempunyai nilai semua bilangan bulat mulai dari
–l sampai dengan +l, termasuk nol.

Nilai m = -l, 0 hingga +l

Untuk l = 0 → nilai m = 0
Untuk l = 1 → nilai m = -1, 0 dan +1
Untuk l = 1 → nilai m = -2, -1, 0, +1, dan +2 dan seterusnya.

Banyaknya nilai m yg diizinkan untuk suatu subkulit menentukan jumlah orbital


dalam subkulit itu, dimana setiap nilai m menyatakan satu orbital.
Subkulit s (l = 0) → ada 1 nilai m, yaitu m = 0, berarti subkulit s terdiri dari 1
orbital saja.
Subkulit p (l = 1) → ada 3 nilai m, yaitu m = -1, 0, dan +1 berarti subkulit p
terdiri dari 3 orbital.
Subkulit d (l = 2) → ada 5 nilai m, yaitu m = -2, -1, 0, +1, dan +2, berarti subkulit
d terdiri dari 5 orbital.
Subkulit f terdiri dari 7 orbital, dan seterusnya.

Susunan orbital – orbital dalam satu subkulit dapat dinyatakan dengan diagram
orbital sebagai berikut:
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 20

Diagram orbital subkulit nilai m


s 0

p -1, 0, +1

d -2, -1, 0, +1, +2

f -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3

4) Bilangan kuantum spin (s)


Saat model atom mekanika kuantum pertama kali diumumkan, bilangan
kuantum tidak mengikutsertakan bilangan kuantum spin. Dimasukkannya bilangan
kuantum spin berawal dari percobaan Stern-Gerlach. Logam perak (Ag) diuapkan
dalam oven, lalu ditembakkan dengan bantuan cahaya ke medan magnet melewati
suatu celah. Ternyata, cahaya tersebut terpecah menjadi dua bagian. Hal ini
menunjukkan bahwa elektron dalam atom mempunyai sifat seperti magnet, yaitu
mempunyai dua kutub. Arah rotasi elektron akhirnya dinyatakan dalam bilangan
kuantum spin. Ada dua nilai bilangan kuantum spin, yaitu – ½ dan + ½ . Kedua nilai
s tersebut berkaitan dengan arah rotasi yang searah atau berlawanan dengan arah
jarum jam.

1.5 Energi, Bentuk, dan Orientasi Orbital


Orbital mempunyai energi, bentuk, dan orientasi tertentu yang dikarakterisasi
oleh bilangan-bilangan kuantumnya.
a. Energi Orbital
Energi orbital dikarakterisasi oleh bilangan kuantum utama (n) dan bilangan
kuantum azimuth (ℓ). Bilangan kuantum utama (n) terkait dengan tingkat energi
utama, sedangkan bilangan kuantum azimuth (ℓ) terkait dengan energi subkulit. Jadi,
orbital-orbital dengan nilai n dan ℓ yang sama akan mempunyai energi yang sama.
Sebaliknya, orbital-orbital dengan nilai n dan ℓ yang berbeda, akan mempunyai
energi yang berbeda. Energi orbital sendiri dapat dihitung dari fungsi gelombang
Schrödinger Ψ.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 21

Untuk atom dengan dua atau lebih elektron, energi elektron ditunjukkan oleh
diagram tingkat energi berikut :
- Setiap orbital dilambangkan dengan kotak. Subkulit s memiliki 1 kotak,
subkulit p memiliki 3 kotak, sublukit d memiliki 5 kotak, subkulit f memiliki 7
kotak, dan seterusnya.
- Semua orbital dalam suatu subkulit mempunyai energi yang sama.
- Dengan kenaikan skala energi pada diagram tingkat energi, jarak antara kulit-
kulit semakin berkurang dan terjadi tumpang tindih kulit-kulit. Akibatnya,
energi orbital seperti di subkulit 4s (n = 4) mempunyai energi yang lebih
rendah dibandingkan orbital-orbital di subkulit 3d (n = 3).
Diagram tingkat energi ini sangat berguna untuk meramalkan konfigurasi elektron
dalam atom.

b. Bentuk dan orientasi orbital


Bentuk orbital dikarakterisasi oleh bilangan kuantum azimuth (l). Orbital-
orbital dengan nilai l yang sama akan mempunyai bentuk orbital yang sama.
Sebagai contoh, orbital-orbital di subkulit s memiliki bentuk seperti bola dan orbital-
orbital di subkulit p memiliki bentuk seperti balon terpilin. Bentuk orbital sendiri
diperoleh dari Ψ2 fungsi gelombang Schrödinger.
Orientasi orbital terkait dengan bilangan kuantum magnetik (m). sebagai contoh,
untuk setiap bilangan kuantum utama (n),
- Untuk l = 0 (orbital s) hanya terdapat 1 nilai (m = 0), sehingga hanya terdapat
satu orientasi, yakni sama ke segala arah.
- Untuk l = 1 (orbital p) hanya terdapat 3 nilai (m = +1, 0, -1), sehingga hanya
terdapat tiga orientasi yang satu sama lainnya membentuk sudut 90°.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 22

(i) Bentuk dan orientasi dari orbital di subkulit s


Subkulit s memiliki 1 orbital. Orbital ini memiliki bentuk seperti bola dengan
orientasi sama ke segala arah. Untuk jelasnya, ambil contoh orbital di subkulit 1s.

Kebolehjadian menemukan elektron


pada orbital disubkulit 1s yang
digambarkan oleh kurva Ψ2.
Kebolehjadian paling besar terdapat
pada r = 0 lalu berkurang dengan
pertambahan nilai r. secara teoritis,
kebolehjadian ini tidak pernah
mencapai nol.

Kebolehjadian menemukan elektron


dapat digambarkan sebagai pola
bercak-bercak yang menyatakan
kerapatan elektron. Kerapatan ini pada
jarak r dari inti sama ke segala arah.
Dari pola bercak-bercak, visualisasi
bentuk orbital di subkulit 1s dapat
dimungkinkan dengan penggunaan
batas/kontur 90%. (Tanpa kontur,
bentuk orbital menjadi tak terhingga).
Terlihat, orbital di subkulit 1s
mempunyai bentuk seperti bola dengan
orientasi sama ke segala arah.

Gambar 7. Bentuk dan orientasi orbital di subkulit 1s


Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 23

Secara umum, orbital-orbital di subkulit-subkulit s mempunyai bentuk dan


orientasi yang sama. Hal ini dapat di simak pada orbital di subkulit 2s berikut.
Kebolehjadian menemukan
elektron pada orbital disubkulit 2s
yang digambarkan oleh kurva Ψ2.
Pada awalnya, kebolehjadian
berkurang dengan pertambahan
jarak r dan mencapai nol pada
suatu jarak tertentu (titik ini
merupakan simpul pada
gelombang elektron), setelah itu,
kebolehjadian naik lagi mencapai
suatu nilai maksimum sebelum
kembali turun.
Pada pola bercak-bercak orbital di
subkulit 2s, terlihat bahwa
kerapatan elektron pada jarak r
dari inti sama ke segala arah,
seperti halnya pada orbital di
subkulit 1s. Namun, adanya
simpul menyebabkan terdapat
ruang kosong di mana elektron
tidak ditemukan.

Dari pola bercak-bercak,


visualisasi bentuk orbital di
subkulit 2s dapat dimungkinkan
dengan penggunaan batas/kontur
90%. Terlihat, orbital di subkulit 2s
juga mempunyai bentuk seperti
bola dengan orientasi sama ke
segala arah.
Gambar 8. Bentuk dan orientasi orbital di subkulit 2s
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 24

Di samping bentuk dan orientasi orbital, perhatikan juga perbandingan ukuran


orbital mulai dari orbital di subkulit 1s, 2s, 3s.

1s Orbital 2s Orbital 3s Orbital

(ii) Bentuk dan orientasi orbital-orbital di subkulit p


Subkulit p memiliki 3 orbital. Orbital-orbital ini memiliki bentuk seperti balon
terpilin dengan orientasi yang membentuk sudut 90° satu sama lain. Untuk jelasnya,
ambil contoh orbital di subkulit 2p.

Kebolehjadian menemukan
elektron pada orbital disubkulit 2p
yang digambarkan oleh kurva
Ψ2. Kebolehjadian menemukan
elektron sama dengan nol pada
jarak r = 0. Lalu Kebolehjadian
bertambah dengan pertambahan
nilai r dan mencapai maksimum
sebelum kembali turun.
Pada pola bercak-bercak orbital
di subkulit 2p, terlihat bahwa
kerapatan elektron pada jarak r
dari inti terdistribusi secara
simetris dalam dua area
berlawanan.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 25

Dari pola bercak-bercak,


visualisasi bentuk orbital di
subkulit 2p dapat dimungkinkan
dengan penggunaan batas/kontur
90%. Bentuk orbital di subkulit 2p
umumnya disederhanakan
menjadi bentuk balon terpilin.
Ketiga orbital di subkulit 2p
memiliki orientasi yang
membentuk sudut 90° satu sama
lain. Orientasi ini dapat
digambarkan dengan system
koordinat xyz. Dalam hal ini,
ketiga orbital di subkulit 2p ini
disebut orbital px, py, dan pz
menurut sumbu orientasinya x, y,
dan z.

Gambar 9. Bentuk dan orientasi orbital di subkulit 2p

Bentuk orbital di subkulit 3p (pada pola bercak-bercak) kerapatan elektronnya


lebih kompleks dimana terdapat simpul-simpul yang menyebabkan adanya ruang
kosong di mana elektron tidak ditemukan. Orientasi dari ketiga orbital di subkulit 3p
sama dengan orientasi untuk orbital-orbital di subkulit 2p.

(iii) Bentuk dan orientasi orbital-orbital di subkulit d


Subkulit d memiliki 5 orbital. Orbital-orbital ini memiliki bentuk yang lebih
kompleks dengan lima orientasi berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk
yang sama, sedangkan satu orbital lainnya mempunyai bentuk berbeda, yakni
dengan tambahan gelang donat pada bidang xy. Kelima orbital ini disebut juga
orbital dxy, dxz, dyz, dx2-y2, dan dz2.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 26

Gambar 10. Bentuk dan orientasi orbital di subkulit d

(iv) Bentuk dan orientasi orbital f


Subkulit f memiliki 7 orbital. Ketujuh orbital ini memiliki bentuk dan orientasi yang
cukup kompleks. Bentuk orbital f dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 11. Bentuk dan orientasi orbital di subkulit f

Susunan orbital-orbital dari atom berelektron banyak serupa dengan atom


hidrogen. Perbedaan yang utama dalam hal urutan tingkat energi orbital-orbital
tersebut. Dalam atom hidrogen, atau spesi yang mempunyai hanya satu elektron,
tingkat energi orbital hanya di tentukan oleh bilangan kuantum utama (n) nya. Jadi,
semua orbital dari kulit yang sama mempunyai tingkat energi yang sama pula.
Sementara itu, dalam atom atau spesi multi elektron, adanya tolak-menolak
antarelektron membuat pemisahan tingkat energi di antara subkulit dalam satu kulit.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 27

Gambar 12. Tingkat energi relatif orbital (a) atom hidrogen atau ion dengan
satu elektron (b) atom atau ion dengan banyak elektron.

Urutan-urutan tingkat energi seperti ditunjukkan dalam gambar 7 di atas dapat


ditentukan dengan metode ‘coret miring’yang ditunjukkan dalam gambar 8.

Gambar 13. Metode coret miring untuk menentukan urutan – urutan tingkat
energi orbital dalam atom multielektron. Elektron dengan tingkat energi
terendah adalah orbital 1s, kemudian 2s, dan seterusnya.

Urutan-urutan tingkat energi subkulit, sesuai dengan gambar 8 di atas adalah:


1s-2s-2p-3s-3p-4s-3d-4p-5s- dan seterusnya sesuai dengan arah garis berpanah.
Perhatikan bahwa tingkat energi orbital 4s lebih rendah dari pada orbital 3d.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 28

1.6 Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi


Konfigurasi elektron berdasarkan model atom mekanika didasarkan pada 3
aturan utama, yaitu asas larangan Pauli, asas Aufbau, dan kaidah Hund. Model
atom mekanika kuantum selain dapat menentukan nomor golongan untuk unsur-
unsur bilangan utama (golongan A), juga dapat menentukan golongan B (golongan
transisi). Hal tersebut merupakan kelebihan konfigurasi elektron berdasarkan model
atom mekanika kuantum dibandingkan dengan konfigurasi elektron berdasarkan
model atom Bohr yang hanya dapat menentukan golongan utama.

a) Asas Larangan Pauli


Tahun 1926, Wolfgang Linus Pauli menyatakan aturan penulisan konfigurasi
elektron yang dikenal sebagai Asas Larangan Pauli. Asas tersebut menyatakan :
“Tidak ada dua buah elektron dalam orbital yang sama memiliki keempat
bilangan kuantum yang sama”
Berdasarkan Asas Larangan Pauli tersebut, jumlah elektron yang menempati
sebuah orbital paling banyak dua elektron dengan arah rotasi yang berlawanan.
Hal itu berarti bilangan kuantum n, ℓ, dan m sebuah orbital boleh sama, tetapi s
berbeda. Dengan demikian, jumlah elektron maksimum yang menempati suatu
subkulit dapat dinyatakan dengan rumus :

Jumlah electron maksimum pada kulit ke n = 2n2

b) Aturan Aufbau
Dalam keadaan stabil, atom-atom cenderung menempati orbital yang
mempunyai energi terendah. Aturan pengurutan tingkat energi orbital dari yang
terendah dikenal dengan istilah asas Aufbau, yang berbunyi :
“Pengisian elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi paling
rendah. Setelah penuh, pengisian berlanjut keorbital yang tingkat energinya satu
tingkat lebih tinggi. Demikian seterusnya hingga semua elektron menempati
orbital.”
Tingkat energi orbital dari yang terendah adalah :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 29

c) Aturan Hund
Tahun 1927, Frederich Hund menyatakan aturan untuk menggambarkan
arah rotasi elektron. Aturan ini dikenal sebagai aturan Hund, yang berbunyi :
“Elektron-elektron yang berada disuatu orbital akan menempati orbital yang
kosong dengan arah rotasi sejajar. Setelah itu, elektron-elektron lainnya
menempati orbital tersebut dengan arah rotasi yang berlawanan.”
Penulisan konfigurasi elektron dapat secara panjang (sesuai aturan Aufbau)
dan dapat secara singkat. Penulisan konfigurasi elektron secara singkat
didasarkan pada konfigurasi gas mulia.

Beberapa catatan tentang konfigurasi elektron


1. Dua cara menuliskan urutan subkulit
Ada dua cara menuliskan konfigurasi elektron Skandium (Z = 21), yaitu ;
a. Subkulit – subkulit ditulis sesuai dengan urutan tingkat energinya
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
b. Subkulit – subkulit dari kulit yang sama dikumpulkan
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2

2. Menyingkat penulisan konfigurasi elektron dengan menggunakan konfigurasi


elektron gas mulia
Bandingkanlah konfigurasi elektron Ne dan Na, serta Ar dengan Sc berikut ;
Ne (Z = 10) : 1s2 2s2 2p6
Na (Z = 11) : 1s2 2s2 2p6 3s1
Ar (Z = 18) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Sc (Z = 21) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
Konfigurasi elektron Na sama dengan konfigurasi elektron Ne ditambah dengan
3s1. Oleh karena itu, konfigurasi elektron Na dapat ditulis sebagai berikut :
Na (Z = 11) : [Ne] 3s1
Dengan penjelasan yang sama, konfigurasi elektron Sc dapat ditulis sebagai
berikut :
Sc (Z = 21) : [Ar] 3d1 4s2
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 30

d) Kestabilan subkulit d yang terisi penuh atau setengah penuh


Terdapat beberapa penyimpangan pengisian elektron berdasarkan asas
Aufbau dengan yang ditemukan berdasarkan percobaan. Contohnya, yaitu
konfigurasi elektron Kromium (Z = 24) dan Tembaga (Z = 29). Konfigurasi
elektron Cr dan Cu berdasarkan asas Aufbau adalah sebagai berikut:
Cr (Z = 24) : [Ar] 3d4 4s2
Cu (Z = 29) : [Ar] 3d9 4s2
Konfigurasi elektron Cr dan Cu berdasarkan percobaan adalah sebagai berikut.
Cr (Z = 24) : [Ar] 3d5 4s1
Cu (Z = 29) : [Ar] 3d10 4s1
Subkulit d yang terisi penuh (d10) atau setengah penuh (d5) lebih stabil.

Konfigurasi Elektron Ion


Ion tunggal yang bermuatan x+ terbentuk dari atom netralnya dengan melepas
x elektron. Elektron yang dilepas itu merupakan elektron dari kulit terluar.
Perhatikanlah konfigurasi elektron beberapa kation tunggal berikut :
Al (Z = 13) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Al3+ : 1s2 2s2 2p6
Fe (Z = 26) : [Ar] 3d64s2
Fe2+ : [Ar] 3d6
Fe3+ : [Ar] 3d5
Ion tunggal bermuatan x- terbentuk dari atom netralnya dengan menyerap x
elektron. Elektron yang diserap itu mengisi orbital dengan tingkat energi terendah
yang belum penuh. Perhatikanlah beberapa contoh berikut:
Cl (Z = 17) : [Ne] 3s2 3p5
Cl- : [Ne] 3s2 3p6 (Jumlah elektron = 18)
S (Z = 16) : [Ne] 3s2 3p4
S2- : [Ne] 3s2 3p6 (Jumlah elektron = 18)

Elektron valensi adalah elektron yang dapat digunakan untuk pembentukan


ikatan kimia. Unsur – unsur golongan utama hanya menggunakan elektron kulit
terluar untuk berikatan, yaitu elektron pada subkulit ns dan np (n = kulit terluar);
sedangkan unsur transisi dapat menggunakan elektron (n-1)d, disamping elektron
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 31

kulit terluarnya . Jadi, elektron valensi unsur transisi adalah elektron pada subkulit
(n-1)d dan ns. Perhatikanlah contoh soal berikut :

Contoh Soal

Tentukan kulit valensi dan jumlah elektron valensi dari Cl (Z = 17) !


Jawab :
Cl (Z = 17)
Konfigurasi elektron Cl (Z = 17) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau [Ne] 3s2 3p5
Kulit valensi : 3s dan 3p
Jumlah elektron valensi : 2 + 5 = 7

1.7 Sejarah Perkembangan Sistim Periodik


Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang di kemas
secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat
unsurnya.
Rober boyle adalah orang pertama yang memberikan tentang definisi bahwa
unsur adalah suatu zat yang tidak dapat lagi dibagi-bagi menjadi 2 zat atau lebih
dengan cara kimia. Sejak itu orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur
mempunyai sifat yang jelas dan ada kemiripan diantara sifat unsur-unsur itu.
1. Pengelompokan unsur menurut antonie lavoisier
Setelah boyle memberi penjelasan tentang konsep unsur, lavoiser pada tahun
1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser membagi unsur-unsur
dalam unsur logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih
33 unsur. Pengelompokan ini merupakan metode paling sederhana dilakukan.
Pengelompokkan ini masih dilakukan sangat sederhana karena antara unsur-
unsur logam sendiri masih banyak perbedaan.
Kelebihan dan kekurangan unsur menurut antoni lavoiser
Kelebihan: Sudah mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat kimia sehingga
bisa dijadikan reverensi ilmuwan setelahnya
Kelemahan:pengelompokannya masih terlalu umum.
2. Pengelompokkan unsur menurut johann wolfgang dobereiner
Dobereiner adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara sifat
unsur dengan masa atom relatif nya. Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan
kemiripan sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas 3 unsur, sehingga triade.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 32

Didalam triade, unsur kedua mempunyai sifat-sifat yang berada diantara unsur
kesatu dan ketiga dan memiliki massa atom sama dengan massal rata-rata
unsur kesatu dan ketiga.
Jenis triade:
a. Triade litium (Li), natrium (Na), kalium (K),
b. Triade kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Br),
c. Triade clor (Cl), brom (Br), iodium (L).

Kelebihan dan kekurangan unsur menurut johann wolfgang dobereiner


Kelebihan: keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa atom (Ar) unsur
yang kedua (tengah merupakan massan atom rata –rata di massa atom unsur
pertama dan ketiga.
Kekurangan: kurang efisien karena ada beberapa unsur lain yang tidak
termasuk dalam kelompok triade padahal sifatnya sama dengan unsur di dalam
kelompok triade tersebut.
3. Unsur menurut jhon newlands
Triade Debereiner mendorong john alexander reina newlands untuk melanjutkan
upaya pengelompokan unsur – unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan
keterkaitannya dengan sifat unsur. Menurut newlands, jika unsur – unsur di
urutkan letaknya sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat
unsur akan terulang pada tiap unsur ke delapan. Keteraturan ini sesuai dengan
pengulangan not lagu ( oktaf ) sehingga disebut hukum oktaf ( law of octaves ).
Kelemahan: Dalam kenyataanya masih ditemukan beberapa oktaf yang isinya
lebih dari delapan unsur. Dan penggolongannya ini tidak cocok untuk unsur yang
masa atomnya sangat besar.
4. Pengelompokan unsur menurut dmitri mendeleev
Dmitri mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang
sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi
periodik dari masa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik
apabila unsur – unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur - unsur dengan kemiripan sifat
pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur- unsur juga disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur
yang disebut periode.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 33

Kelebihan:1.sistem periodik mendeleev menyediakan beberapa tempat kosong


untuk unsur – unsur yang belum ditemukan. 2. meramalkan sifat – sifat unsur
yang belum diketahui. Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang
ditemukan ternyata cocok dengan prediksi mendeleev.
Kelemahan:1. Masih terdapat unsur – unsur yang massanya lebih besar
letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. 2. adanya unsur – unsur
yang tidak mempuyai kesamaan sifat dimasukkan dalam satu golongan,
misalnya Cu dan Ag ditempatkan dengan unsur Li, Na, K, Rb dan Cs. 3. adanya
penempatan unsur – unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom.
5. Pengelompokan unsur menurut henry moseley
Sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi ditentukan oleh jumlah
proton dalam atom tersebut. Jumlah proton menyatakan nomor atom. Dengan
demikian sifat – sifat unsur ditentukan oleh nomor atom. Keperiodikan sifat fisika
dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor atomnya. Pernyataan tersebut
disimpulkan berdasarkan hasil percobaan henry moseley pada tahun 1913.
Menurut moseley, sifat – sifat kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor
atomnya. Artinya, jika unsur – unsur di urutkan kenaikan nomor atomnya, maka
sifat – sifat unsur akan berulang secara periodik

Dengan berkembangnya pengetahuan tentang struktur atom, telah dapat


disimpulkan bahwa sifat – sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya,
terutama oleh elektron valensi. Unsur – unsur dalam satu golongan mempunyai
elektron valensi yang sama. Fakta tersebut dapat menjelaskan mengapa unsur –
unsur tersebut menunjukkan kemiripan sifat. Hubungan nomor golongan dengan
elektron valensi disimpulkan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Golongan dan elektron valensi unsur
Golongan Elektron Golongan Elektron
Utama Valensi Tambahan Valensi
IA ns1 IIIB (n-1)d1 ns2
IIA ns2 IVB (n-1)d2 ns2
IIIA ns2 np1 VB (n-1)d3 ns2
IVA ns2 np2 VIB (n-1)d5 ns1
VA ns2 np3 VIIB (n-1)d5 ns2
VIA ns2 np4 VIIIB (n-1)d6,7,8 ns2
VIIA ns2 np5 IB (n-1)d10 ns1
VIIIA ns2 np6 IIB (n-1)d10 ns2
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 34

Karena elektron valensi khas bagi setiap unsur, maka kita dapat menentukan
letak unsur dalam sistem periodik berdasarkan elektron valensinya, atau sebaliknya.
Hal ini berlaku untuk semua unsur baik unsur golongan utama maupun unsur –
unsur transisi. Simaklah contoh berikut !

Contoh Soal

Dimanakah letak unsur X dengan elektron valensi 2s2 2p4?


Jawab :
Unsur itu tentu merupakan unsur golongan utama, karena elektron valensinya pada
subkulit s dan p.
Oleh karena n = 2, maka nomor periodenya adalah 2.
Oleh karena elektron terakhir mengisi p4, maka nomor golongannya adalah VIA.
Jadi, unsur X terletak pada periode kedua, golongan VIA.

Hubungan sistem periodik dengan konfigurasi elektron diringkaskan pada


gambar 9. Kita dapat melihat urutan tingkat energi subkulit dengan bergerak dari kiri
ke kanan sepanjang satu periode, kemudian meningkat ke periode berikutnya.
Perhatikan bahwa pada periode kedua sampai keenam selalu dimulai dengan
subkulit ns dan ditutup dengan subkulit np (n = nomor periode).
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d
Periode : 1 2 3 4 5 6 7
Berdasarkan orbital yang ditempati oleh elektron terakhir dalam konfigurasi
elektronnya, unsur – unsur dalam sistem periodik dikelompokkan dalam blok s, p, d
dan blok f.
a. Blok s : golongan IA dan IIA
b. Blok p : golongan IIIA sampai dengan VIIIA
c. Blok d : golongan IIIB sampai dengan IIB
d. Blok f : lantanida dan aktinida
Blok s dan blok p digolongkan sebagai unsur – unsur golongan utama, blok d
sebagai unsur transisi, sedangkan blok f sebagai unsur golongan transisi dalam.
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 35

Gambar 14. Pengelompokan unsur – unsur dalam sistem periodik ke dalam blok s, p, d
dan f. Golongan IA dan IIA masuk blok s, golongan IIIA sampai dengan VIIIA masuk blok
p, unsur-unsur transisi masuk blok d, dan unsur-unsur transisi dalam (lantanida dan
aktinida) masuk blok f.

1.8 Sifat-Sifat Unsur Sistem Periodik


Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubungannya dengan
letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang
secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak antara inti dengan lintasan yang paling luar
dari atom. Jari-jari atom ditentukan dengan cara difraksi sinar-X dengan
mengukur jarak antara inti-inti dalam senyawa kovalen. Jarak ini sama
dengan jumlah jari-jarinya.

Gambar 15. Jari-jari atom menurut periode dalam tabel periodik.


Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 36

Dari hasil yang diperoleh, didapat kesimpulan sebagai berikut :


a. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atomnya semakin kecil. Hal
ini disebabkan muatan inti bertambah sedangkan kulit elektronnya tetap.
b. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atomnya semakin besar.
Hal ini disebabkan karena jumlah kulit elektron semakin banyak dan
banyaknya elektronpun bertambah.
c. Jari-jari atom gas mulia lebih besar dari unsur-unsur sebelumnya dalam
satu periode.

2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh suatu atom dalam
bentuk gas untuk melepaskan elektron yang tidak terikat erat. Untuk atom-
atom selain hidrogen dikenal beberapa macam potensial ionisasi. Potensial
ionisasi pertama untuk melepaskan elektron yang pertama, potensial ionisasi
kedua untuk melepaskan elektron yang kedua dan seterusnya. Berdasarkan
harga potensial ionisasi yang diperoleh, dapat disimpulkan:
a. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, potensial ionisasi semakin besar
karena muata inti bertambah sedangkan kulit elektron tetap.
b. Dalam satu golongan dari atas ke bawah potensial ionisasi semakin kecil,
jadi unsur-usurnya semakin mudah mengion. Ini disebabkan karena
jumlah kulit elektron yang semakin banyak.

Gambar 16. Grafik energi ionisasi pertama unsur-unsur golongan utama


Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 37

3. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron dari atom lain kearah dirinya. Faktor yang mempengaruhi
keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari
atom.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan semakin ke bawah
semakin kecil, karena gaya tarik-menarik inti semakin lemah. Unsur-unsur
bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan semakin kekanan
semakin besar. Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga keelektronegatifan terbesar
terdapat pada Flour yakni 4,0 dan harga terkecil terdapat pada fransium yakni
0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi
unsur dalam suatu senyawa. Jika harga keelektronegatifan besar, berarti
unsur yang bersangkutan cenderung menerima elektron dan membentuk
bilangan oksidasi negatif, tetapi jika harga keelektronegatifan kecil, maka
unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi
positif. Jumlah atom yang diikat tergantung pada elektron valensinya.

4. Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain: mengkilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis,
serta dapat ditentangkan menjadi kawat atau kabel panjang. Sifat-sifat logam
tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam.

5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem
periodik, semakin ke bawah semakin reaktif, karena semakin mudah
melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik,
semakin ke bawah semakin kurang reaktif, karena semakin sukar menangkap
elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungan melepas
atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 38

VIIA (Halogen). Dari kiri ke kanan dalam suatu periode, mula-mula kereaktifan
menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA tidak reaktif.

6. Afinitas Elektron (electron affinity)


Afinitas elektron adalah energi yang timbul bila suatu atom netral
dalam bentuk gas menerima elektron. Penentuan elektron dilakukan secara
tidak langsung dan hanya mungkin dilakukan oleh beberapa atom saja,
misalnya untuk unsur golongan Halogen, sebab besarnya inti sukar
dipergunakan sebagai ukuran kuantitatif untuk daya tarik menarik. Jika ion
negatif yang terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negatif. Akan tetapi jika ion negatif yang terbentuk tidak stabil maka proses
penyerapan elektron akan membutuhkan energi.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya
tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah
menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar. Pada
satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar, sehingga
gaya tarik inti terhadap elektron semakin kecil, maka atom semakin sulit
menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

1.9 Klasifikasi unsur dalam sistem periodik Logam, Non Logam, Metaloid, Gas
Mulia
Lebih dari separuh unsur-unsur yang dikenal saat ini ditemukan antara tahun
1800 dan 1900. Selama periode ini, kimiawan mengamati bahwa ada banyak
unsur yang banyak menunjukan kemiripan yang kuat satu sama lain.
Pemahaman akan adanya keteraturan periodik dalam perilaku fisis dan kimia dan
kebutuhan untuk mengorganir semua informasi yang tersedia tentang struktur
dan sifat-sifat unsur telah mengarah pada dikembangkannya tabel periodik.
Tabel periodik adalah sebuah tabel dimana unsur-unsur yang mempunyai sifat-
sifat fisis dan kimia yang mirip dikelompokkan bersama.
Unsur-unsur dapat dibagi dalam tiga kelompok :
1. Logam, yaitu unsur yang terletak disebelah kiri sisitem periodik. Logam
memiliki sifat mengkilat, dapat ditempa menjadi lempeng tipis, dapat dibuat
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 39

kawat, dapat menghantar panas dan listrik, membentuk senyawa dengan


oksigen yang merupakan oksidasi basa.
2. Metaloid, yaitu unsur-unsur yang memiliki sifat diantara sifat logam dan sifat
non-logam. Batas antara logam dan non-logam tidak tajam dan pada batas
inilah terletak unsur-unsur mataloid. Pada umumnya B, Si, Ge, As, dana Te
adalah unsur metaloid. Unsur-unsur P, Se, dan Bi dalam beberapa suasana
eksperimen menunjukkan juga sifat metaloid.
3. Non-logam, yaitu unsur-unsur yang terletak disebelah kanan sistem periodik.
Pada umumnya unsur-unsur ini tidak memiliki sifat logam dan pada keadaan
normal terdapat sebagai serbuk atau gas.

1.10 Menentukan Golongan dan Periode


Dimana pada tabel ini unsur-unsur disusun berdasarkan nomor atomnya
(ditempatkan diatas lambang unsur) dalam baris horizontal yang disebut periode
dan kolom-kolom vertikal yang disebut golongan (group) atau keluarga (family)
berdasarkan sifat-sifat kimianya.

Tabel periodik merupakan alat praktis untuk mencari kolerasi antar sifat unsur
secara sistematik dan dapat membantu kita membuat prediksi-prediksi yang
berhubungan dengan prilaku kimia dan mengorganir semua informasi yang
tersedia tentang struktur dan sifat unsur.
Periode: unsur-unsur yang ditempatkan diatas lambang unsur dalam baris
horizontal berdasarkan nomor atomnya.
Golongan : kolom vertikal atau sering disebut satu keluarga (family)
Golongan unsur kimia dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Golongan A, menempati sub kulit s dan p
Jika s = 1, golongan IA
Jika s = 2, golongan IIA
Jika s+p = 3, golongan IIIA
Jika s+p =4, golongan IVA
Jika s+p =5, golongan VA
Jika s+p =6, golongan VIA
Jika s+p =7, golongan VIIA
Jika s+p = golongan VIIIA
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 40

2. Golongan B, menempati sub kulit d


Jika s+d =11, golongan IB
Jika s+d =12, golongan IIB
Jika s+d = 3,golongan IIIB
Jika s+d = 4,golongan IVB
Jika s+d = 5,golongan VB
Jika s+d = 6, golongan VIB
Jika s+d =7, golongan VIIB
Jika s+d =8,9,10, golongan VIIIB
Jadi, ada 3 kemungkinan dari suatu konfigurasi elektron untuk memerlukan apakah
suatu unsur berada pada golongan A atau B. Jika konfigurasi berakhir dengan sub
kulit:

1. s, golongan A
2. s+p, golongan A
3. s+d, golongan B
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 41

LATIHAN
1. Di antara pernyataan berikut yang kurang tepat adalah...
a. atom adalah unit pembangun materi
b. unsur terdiri dari sejenis atom
c. senyawa terdiri dari dua atau lebih jenis atom
d. atom tidak dapat dibagi lagi
e. atom terdiri dari partikel subatom
2. Perhatikan bagan percobaan penghamburan sinar alfa berikut.

Partikel alfa yang jatuh pada titk c adalah…


a. partikel alfa yang menabrak inti atom
b. Partikel alfa yang menabrak elektron
c. Partikel alfa yang melewati ruang kosong jauh dari inti atom
d. Partikel alfa yang melewati ruang kosong di dekat inti atom
e. Partikel alfa yang berenergi rendah
3. Gambar di bawah ini merupakan model atom yang dikemukakan oleh…

a. J.J Thomson d. E. Rutherford


b. Niels Bohr e. E. Schrodinger
c. Jhon Dalton
4. Gagasan utama dalam teori atom Niels Bohr adalah…
a.Gagasan tentang partikel dasar
b. gagasan tentang inti atom
c. gagasan tentang tingkat energi dalam atom
d. gagasan tentang isotop
e. gagasan tentang orbital
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 42

5. Manakah di antara perpindahan elektron berikut yang disertai pelepasan energi paling
besar ?
a. dari kulit K ke kulit N
b. dari kulit M ke kulit K
c. dari kulit L ke kulit K
d. dari kulit M ke kulit P
e. dari kulit N ke kulit M
6. Isotop 27
13𝐴𝑙 terdiri dari …
a.13 proton, 14 elektron, dan 27 neutron
b. 13 proton, 13 elektron, dan 27 neutron
c. 13 proton, 13 elektron dan 14 neutron
d.14 proton, 14 elektron, dan 13 neutron
e. 27 proton, 27 elektron dan 14 neutron
56
7. Diketahui isotop 26𝐹𝑒, maka ion Fe3+ mempunyai
a. 26 elektron di sekitar inti d. 23 elektron di sekitar inti
b. 29 proton di dalam inti e. 56 neutron di dalam inti
c. 29 elektron di dalam inti
8. Jika diketahui massa rata-rata 1 atom unsur X adalah x gram dan massa 1 atom C-12
adalah p gram , maka massa atom relatif unsur X adalah….
a.12x/p d. Px/12
b. 12p/x e. p/12x
c. 12px
9. Tembaga di alam terdiri atas isotop Cu-65 (20%) dan isotop Cu-63(80%) , maka
massa atom relatif (Ar) tembaga adalah ….
a.63,2 d. 63,8
b.63,4 e. 64,2
c. 63,6
10. Di antara unsur berikut yang memiliki elektron valensi terbanyak adalah ….
a. 5P d. 11S
b. 7Q e. 15T
c. 9R
11. Suatu atom mempunyai konfigurasi elektron K = 2; L=8; M=18; N= 7. Salah satu
isotopnya mempunyai nomor massa 80. Isotop tersebut mengandung…..
a. 35 elektron dan 35 neutron d. 35 elektron dan 80 neutron
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 43

b. 35 proton dan 35 neutron e. 80 elektron dan 80 proton

c. 35 proton dan 45 neutron

12. Energi ionisasi unsur-unsur segolongan berkurang dari atas ke bawah. Faktor
utama yang menyebabkan penurunan tersebut adalah ….
a. pertambahan jari-jari atom d. pertambahan massa atom
b. pertambahan muatan inti e. pertambahan titik didih
c. pertambahan nomor atom
13.Di antara unsur-unsur 11Na, 12Mg, 19K, 20Ca dan 37Rb yang memiliki energi
ionisasi terbesar adalah….
a. 11Na d. 20Ca
b. 12Mg e. 37Rb
c. 19K

14. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut ….


P:2 8 8 1 S:2 8 4 Q:2 8 T:2 7 R:2 8 2
Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah………
a. P d. S
b. Q e. T
c. R
15. Kecenderungan unsur melepas elektronnya membentuk ion positif dicerminkan
oleh….
a. Jari-jari atom d. titik didih
b. Energi ionisasi e. titik leleh
c. Afinitas elektron

16. Unsur P dan Q mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut :


P:2 8 1 Q:2 8 7
Manakah satu diantara pernyataan berikut yang tidak benar tentang kedua unsur
tersebut ?
a. Unsur P dan Q terletak satu periode dalam sistem periodik panjang
b. Unsur P mempunyai jari-jari atom lebih besar daripada unsur Q
c. Unsur P mempunyai energi ionisasi lebih besar daripada unsur Q
d. Unsur P lebih mudah membentuk ion positif daripada unsur Q
e. Unsur Q lebih mudah membentuk ion negatif daripada unsur P
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 44

17. Di antara unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah ….


a. Helium d. klorin
b. Hidrogen e. oksigen
c. Florin
18. Unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar adalah …
a. 2P b. 4Q c. 9S
d. 10T e. 19V
19. Unsur yang tergolong logam adalah ….
a. 2P dan 10T
b. 9S dan 17U
c. 4Q dan 6R
d. 6R, 9S dan 17U
e. 4Q , 19V dan . 20W

20. Unsur-unsur yang terletak dalam satu periode dengan 19V adalah ….
a. 6R d. 17U
b. 9S e. 20W
c. 10T

21. Di antara unsur-unsur berikut yang bersifat stabil adalah...


a. 13Al d. 20Ca
b. 16S e. 35Br
c. 18Ar

22. Dalam atom Ni dengan nomor atom 28 terdapat elektron yang tidak berpasangan
sebanyak...
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
23. Suatu unsur mempunyai nomor atom 7. Unsur tersebut mencapai kestabilanyya
dengan cara...
a. Melepaskan 1 elektron
b. Menangkap 1 elektron
c. Melepaskan 2 elektron
d. Melepaskan 3 elektron
e. Menangkap 3 elektron
Bahan Ajar Kimia Dasar I P a g e | 45

24. Untuk mencapai kestabilannya, suatu unsur melepaskan 2 elektron. Unsur tersebut
bersifat...dan mempunyai nomor atom...
a. Nonlogam, 6
b. Logam, 8
c. Nonlogam, 10
d. Logam, 12
e. Nonlogam, 14
25. Perbedaan antara ion Na+ dengan atom Natrium (Na) adalah...
a. Ion Na+ kelebihan 1 proton
b. Ion Na+ kelebihan 1 elektron
c. Ion Na+ kekurangan 1 elektron
d. Ion Na+ kekurangan 1 proton
e. Ion Na+ kekurangan 1 neutron

Anda mungkin juga menyukai