Anda di halaman 1dari 29

TUGAS 4

FISIKA MODERN

“STRUKTUR ATOMIK”

OLEH :

NAMA : KORRY NILYANI

NIM/TM : 17033100/2017

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN : DR. FATNI MUFIT, S. Pd, M. Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
STRUKTUR ATOMIK

Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak dapat dibagi”.
Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus (orang Yunani) pada awal abad
ke-4 Sebelum Masehi.

Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian
yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Menurut Democritus
atom sepenuhnya padat, tidak memiliki struktur internal, serta ada ruang kosong antar atom
untuk memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau
fleksibilitas benda padat).

Selain itu, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari
material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya. Berdasarkan
model atom yang dibuatnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua benda terdiri dari
bagian yang lebih kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti
eksperimental hingga mulai tahun 1800an muncul teori-teori baru berdasarkan hasil
eksperimen.

A.Model Atom Thomson dan Rutherford

 Perkembangan Teori Atom


1. Teori atom Dalton
Pada tahun 1808, Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom. Teori atom Dalton
didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) danhukum
susunan tetap (hukum Prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zatsebelum
reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. SedangkanProuts menyatakan
bahwa
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”.mengutarakan teori
atomnya yang mana tidak dapat dibuktikan sepenuhnya benar.
Adapun teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton (1766-1844) adalah sebagai
berikut.
 atom merupakan partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi.
 atom suatu unsur yang tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain.
 dua atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur yang berlainan dapatmembentuk
molekul.
 atom-atom suatu unsur semuanya serupa.
 pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah tetapi kemudian bergabung
lagidengan susunan yang berbeda dari semula. Tapi massa keseluruhan tetap danatom-
atom bergabung menurut perbandingan tertentu.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini.
Kelebihan dari model atom Dalton adalah sebagai berikut.
 Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan dari model atom Dalton adalah sebagai berikut.
 Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus
listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yangdapat
menghantarkan arus listrik.
2. Teori atom Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers,maka J.J.
Thomson (1856 –1940) meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa
sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-balingyang diletakkan diantara
katode dan anode.
Investigasi awal oleh Sir William Crookes dan lain-lain telah dilakukan untuk
menentukan sifat sinar katoda ini. Thomson memodifikasi dan memperluas percobaan ini
dalam upaya untuk mempelajari sinar misterius. Dia menemukan dua hal, yang mendukung
hipotesis bahwa sinar katoda terdiri dari aliran partikel.Ketika sebuah benda ditempatkan antara
katoda dan ujung tabung, itu membentuk bayangan pada kaca.
Sebuah tabung sinar katoda dibangun dengan rel logam kecil antara dua elektroda.
Melekat pada rel adalah roda dayung yang mampu berputar di sepanjang rel. Setelah memulai
tabung sinar katoda, roda berputar dari katoda menuju anoda. Hal ini membuktikan bahwa sinar
katoda terbuat dari partikel-partikel yang harus memiliki massa. Crooke pertama kali
mengamati fenomena ini dan menghubungkannya dengan tekanan dengan partikel-partikel ini
pada roda. Thomson benar menduga bahwa partikel-partikel tersebut menghasilkan panas, yang
menyebabkan roda berputar.

Percobaan Tabung Sinar Katoda

Dalam rangka untuk menentukan apakah sinar katoda terdiri dari partikel bermuatan,
Thomson menggunakan magnet dan piring yang bermuatan untuk membelokkan sinar katoda.
Dia mengamati bahwa sinar katoda dibelokkan oleh medan magnet dengan cara yang sama
seperti kawat yang membawa arus listrik, yang diketahui bermuatan negatif. Selain itu, sinar
katoda dibelokkan menjauh dari piring logam bermuatan negatif dan menuju pelat bermuatan
positif.
Thomson tahu bahwa muatan yang berlawanan akan tarik menarik satu sama lain,
sementara muatan yang sama akan tolak-menolak satu sama lain. Bersama-sama, hasil dari
percobaan tabung sinar katoda menunjukkan bahwa sinar katoda sebenarnya sungai kecil dari
partikel bermuatan negatif bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara Thomson
awalnya menyebut partikel-partikel ini korpuskel, mereka yang kemudian dinamai elektron.
Thomson melakukan eksperimen lebih lanjut, yang memungkinkan dia untuk
menghitung rasio (e/m) elektron. Dalam satuan coulomb dengan gram, nilai ini adalah 1,8 ×
108 coulomb / gram. Ia menemukan bahwa nilai ini adalah konstan dan tidak tergantung pada
gas yang digunakan dalam tabung sinar katoda atau pada logam yang digunakan sebagai
elektroda. Dia menyimpulkan bahwa elektron yang bermuatan negatif merupakan partikel
subatomik yang hadir dalam atom semua unsur.
Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatannegatif dan selanjutnya disebut
elektron.Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatannegatif,
maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatannegatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahandari teori atom Dalton
dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori AtomThomson. Yang
menyatakan bahwa:“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya
tersebar muatan negatif elektron”

Seperti yang telah diungkapkan bahwa Thomson (1856 - 1940) berhasil membuktikan
bahwa teori atom Dalton salah. Melalui percobaannya, ia menemukan bahwa ada bagian dari
zat yang lebih kecil dari atom, yaitu elektron. Selanjutnya, pada tahun 1904, Thomson
menggambarkan model atom sebagai sebuah bola bermuatan positif dengan elektron tersebar
merata ke seluruh isi atom. Model atom Thomson ini dikenal dengan istilah model atom roti
kismis.

Gambar 1. Model atom Thomson, seperti roti kismis.

Thomson menarik kesimpulan bahwa suatu model atom harus memenuhi dua hal
berikut ini.

 Sebuah atom harus netral, yaitu jumlah muatan positif (proton) harus sama dengan jumlah
muatan negatif (elektron).
 Sebagian besar massa atom terdapat pada muatan positifnya.

Kelebihan dari model atom Thomson adalah sebagai berikut.


 Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berartiatom
bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan dari model atom Thomson adalah sebagai berikut.
 Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut

3. Teori atom rutherford


Pada tahun 1909 Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan petunjuk dari Ernest
Rutherford melakukan eksperimen di Laboratorium Fisika Universitas Manchester untuk
membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan oleh thomson.
Pada tahun 1911 Ernest Rutherford bermaksud melanjutkan penelitian Philipp Lenard,
hanya saja Rutherford mengganti partikel elektron dengan partikel dan lempeng alumunium
dengan lempeng emas.
Eksperimen ini melibatkan penembakan partikel alfa (inti atom helium atau ion helium
dengan muatan positif) yang diemisikan oleh unsur Radium pada lempengan logam emas tipis
dan kemudian mendeteksi partikel alfa yang telah melewati lempengan logam emas tersebut
dengan menggunakan layar yang dilapisi seng sulfida (ZnS) sebagai dtetektor.
Rutherford berpendapat bahwa apabila struktur atom yang dikemukakan oleh Thomson
adalah benar maka sebagian besar berkas partikel alfa akan melewati lempengan logam emas
dan sebagian kecil sekali yang akan didefleksi. Akan tetapi,hasil eksperimen Rutherford sangat
mengejutkan, walaupun sebagian besar berkas partikel alfa melewati lempengan logam emas,
terdapat banyak berkas partikel alfa yang didefleksi dengan sudut yang besar (lebih dari 900),
bahkan terdapat berkas partikel alfa yang direfleksi kembali kearah sumber tanpa pernah
menyentuh layer detector.
Setelah merunut pola-pola partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng logam emas,
maka Rutherford mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar ruang dalam atom adalah
“ruang kosong”, dan terdapat massa yang terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan
positif dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan bagian atom,
dan elektron mengelilingi inti atom tersebut seperti planet-planet kita mengelilingi matahari.
Rutherford menyimpulkan struktur atom tersebut berlandaskan eksperimennya sebagai
berikut:
 Sebagian besar berkas partikel alfa yang dapat melewati lempengan logam emas
menunjukan bahwa partikel alfa ini melewati ruang kosong yang ada di dalam atom
sehingga dengan mudah partikel alfa ini melewati ruang kosong tersebut tanpa hambatan
yang berarti.
 Berkas partikel alfa yang didefleksi menunjukan bahwa partikel alfa tersebut berada pada
posisi yang dekat dengan inti atom yang bermuatan positif. Muatan positif dengan muatan
positif akan saling tolak menolak, hal inilah yang menyebabkan partikel alfa dibelokan
dengan sudut yang besar.
 Berkas partikel alfa yang di refleksi kembali (dipantulkan kembali) menunjukan bahwa
partikel alfa tersebut bertumbukkan dengan inti atom yang bermuatan positif. Inti atom emas
mempunyai massa dan muatan positif yang lebih besar disbanding dengan massa dan muatan
partikel alfa, hal inilah yang membuat partikel alfa di pantulkan kembali.
 Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan.
 Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam
atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
 Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta
bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan
perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil
daripada ukuran atom keseluruhan.
Hasil penelitian Rutherford sekaligus menggantikan model atom Thomson, Rutherford
mengajukan model atom yang menyatakan bahwa atom tersusun dari inti yang bermuatan
positif dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif, seperti planet mengelilingi
matahari. Massa atom terpusat pada inti dan sebagian besar volum atom merupakan ruang
hampa/kosong. Karena atom bersifat netral, maka jumlah muatan positif dalam inti
(proton)harus sama dengan jumlah elektron.

Tidak beberapa lama Rutherford mengajukan model atomnya, ternyata terdapat


beberapa kelemahan. Model atom Rutherford bersifat tidak stabil karena bertentangan dengan
hukum fisika klasik Maxwell.

Kelebihan dan kelemahan Model Atom Rutherford

- Kelebihan
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
Berdasarkan hasil percobaan hamburan partikel alfa, Rutherford mengemukakan
gagasannya tentang struktur atom ---> penemu struktur atom yang menyatakan bahwa atom
terdiri atas inti atom dengan elektron yang berputar mengelilinginya dalam lintasan atau orbit
yang dibayangkan seperti tatasurya dimana inti atom sebagai matahari dengan elektron-elektron
sebagai planet yang berputar mengelilinginya. (model atom tata surya).

- Kekurangan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan
teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama -
kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan
jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu
sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang
terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena
putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah
dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.

a. Hamburan Sinar Alfa

Teori populer struktur atom pada saat percobaan Rutherford adalah " plum pudding
model yang ". Model ini dirancang oleh Lord kelvin dan dikembangkan lebih lanjut oleh J.J.
Thomson. Thomson adalah ilmuwan yang menemukan elektron , dan bahwa itu adalah
komponen dari setiap atom.Thomson percaya bahwa atom tersusun dari suatu muatan positif
yang terdistribusi merata dalam volume atom dan elektron-elektron bermuatan negatif tersebar
dalam muatan positip tadi. Model atom Thompson sering disebut sebagai model roti
kismis..Keberadaan proton dan neutron tidak diketahui pada saat itu.Mereka mengetahui atom
berukuran sangat kecil (Rutherford menduga jari-jari atom berorde sekitar 10 -8 m).
Model atom Thomson tersebut tidak dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang
diamati oleh Rutherford dalam percobaan hamburan partikel alfa oleh suatu lembaran tipis.
Dalam percobaan tersebut, partikel alfa (bermassa jauh lebih besar dari pada massa elektron)
diarahkan ke suatu lembaran emas. Partikel yang terhambur dideteksi dengan dengan layar
pendar ZnS. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa diteruskan, ada
sedikit yang dihamburkan dalam sudut hamburan yang besar dan dan ada sebagaian kecil yang
dihamburkan dan kembali ke arah datangnya partikel tersebut. Rutherford tidak dapat
menginterpretasikan hasil ini berdasarkan model roti kismis milik Thompson.
Hasil percobaan ini mendorong Rutherford untuk mengusulkan bahwa massa dan
muatan positif atom tidaklah tersebar secara merata dalam seluruh volume atom, tetapi terbatas
hanya dalam suatu daerah yang sangat kecil, dengan diameter sekitar 10-14 m, pada pusat atom.
Pada tahun 1911, mengajukan teori atom baru berdasarkan hasil eksperimen hamburan
partikel α. Rutherford menyatakan bahwa pembelokan partikel α pada sudut yang sangat besar
disebabkan karena terjadi tumbukan tunggal dengan suatu objek sangat padat (masif).
Rutherford dengan demikian mengusulkan bahwa muatan dan massa atom terpusatkan pada
pusatnya, dalam suatu daerah yang disebut dengan inti (nucleus). Gambar (1) melukiskan
geometri hamburan dalam kasus ini.
Gaya tolak Coulomb yang terjadi adalah (dalam satuan SI) :

2 Ze 2
F (1.1)
4 0 r 2
Electron-elektron atom, dngan massanya yang lebih kecil tidak banyak mempengaruhi
lintasan proyektil, jadi pengaruhnya pada hmaburan dapat kita abaikan. Kita juga menganggap
bahwa massa inti besar sekali jika dibandingkan dengan massa proyektil seingga inti atom tidak
bergerak selama proses hamburan. Karena inti tidak bergerak, maka energy kinetic awa dan
akhi K dari proyektil sama besar. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar (1), bagi setiap
parameter impak b, terdapat suatu sudut hambur tertentu Ɵ. Proyktil menempuh suatu lintasan
berbentuk hiperbola; dalam koordinat polar r dan 𝜙, persamaan hiperbola adalah,
1 1 𝑧𝑍𝑒 2 (1.2)
= sin 𝜙 + (cos 𝜙 − 1)
𝑟 𝑏 8𝜋𝜀𝑜 𝑏 2 𝐾
Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar (2), kedudukan awal partikel adalah pada 𝜙
= 0, 𝑟 → ∞, dan kedudukan akhir adalah pada 𝜙 = 𝜋 − 𝜃, 𝑟 → 8, dengan menggunakan kedua
koordinat kedudukan akhir, pesamaan dia atas dapat disederhanakan menjadi
𝑧𝑍𝑒 2 1 𝑧𝑍 𝑒 2 1 (1.3)
𝑏= 2
cot 𝜃 = cot 𝜃
8𝜋𝜀𝑜 𝑏 𝐾 2 2𝐾 8𝜋𝜀𝑜 2

Gambar (2). Lintasan hiperbola dari


sebuah partikel terhambur
Sebuah partikel yang menghampiri inti atom dengan parameter dampak b akan
dihamburkan pada suatu sudut 𝜃; sedangkan yang menghampiri inti dengan nilai-nilai b yang
lbih kecil, akan dihamburkan denga sudut yang lebih besar dari𝜃, seperti diperlihatkan pada
gambar (1).
Kajian terhadap hamburan partikel brmuatan oleh inti atom (yang lazimnya disebut
hamburan Rutherford) akan dibagi menjadi tiga bagian, yakni:
a. Fraksi partikel yang dihamburkan pada sudut yang lebih besar dari 𝜃
Dari Gambar (1) dapat dilihat bahwa setiap partikel dengan parameter dampak yang
jauh lebih kecil daripada nilai b akan dihamburkan pada sudut yang lebih besar dari 𝜃. Berapa
besarkah peluang itu bagi sebuah partikel bermuatan yang memiliki parameter dampak yang
lebih kecil dari b ? Andaikan lembran emas tipisnya setebal satu atom (lapisan tunggal atom-
atom yang tersusun sangat rapat, seert tampak pada gambar (3). Masing-masing atom tampak
sebagai sebauh piringan bundar, dengan luas 𝜋𝑅 2 . Jika lembaran tersebut mengandung N buah
atom, maka luas totalnya 𝑁𝜋𝑅 2. Untuk hamburan dengan sudut yang lebih besar dari 𝜃,
parameter dampaknya berada antara nol dan b, yang berarti bahwa jarak proyektil ke inti atom
berada dalam derah piringan bundar seluas 𝜋𝑏 2 . Jika semua proyektil dianggap tersebar merata
pada luas lembar tadi, fraksi proyektil yang berada dalam luas tersebut adalah 𝜋𝑏 2 /𝜋𝑅 2 .
Ketebalan lembar hambur sebenarnya dapat menapai sekitar susunan seribu atau sepuluh
ribu atom. Andaikanlah t adalah ketebalan lemabar hambur dan A adalah luasnya, dan
andaikan pula bahwa 𝜌 adalah kerapatan dan M adalah massa molekul bahan pembuat lembar
itu. Jadi, volume lembar tersebut adalah At, dan massany𝜌𝐴𝑡, sehingga jumlah molnya
𝜌𝐴𝑡/𝑀. Jadi, jumlah atom atau inti per satuan volume adalah
𝜌𝐴𝑡 1 𝑁𝐴 𝜌 (1.4)
𝑛 = 𝑁𝐴 =
𝑀 𝐴𝑡 𝑀
Gambar (3).Geometri hamburan
bagi susunan banyak atom. Bagi
parameter dampak b, sudut hambur
yang bersangkutan adalah 𝜃. Jika
partikel memasuki atom dalam
daerah piringan seluas 𝜋𝑏 2 , maka
sudut hambur akan lebih besar
daripada 𝜃.

𝑁𝐴 adalah ilangan Avogadro. Bagi sebuah proyektil datang, jumlah inti atom persatuan luas
yang tampak adalah 𝑛𝑡 = 𝑁𝐴 𝜌𝑡/𝑀; secara rata-rata setiap inti memberi luas sebesar (𝑁𝐴 𝜌𝑡/
𝑀)-1 pada medan tampak proyektil. Untuk sudut hambur yang lebih besar dari 𝜃, proyektil
harus berada dalam daerah lingkaran seluas 𝜋𝑏 2 yang berpusat pada sebuah atom. Dengan
demikian, fraksi partikel yang dihamburkan pada sudut yang lebih besar dari 𝜃 adalah tidak
lain daripada jumlah partikel yang menghampiri sebuah atom dalam suatu daerah cakupan
𝜋𝑏 2
(1.5)
𝑓<𝑏 = 𝑓<𝜃 = 𝑛𝑡𝜋𝑏 2
dengan anggapan bahwa semua partikel yang datang tersebar merata pada luas lembar
hambur.

b. Dimensi Inti

Agar kita dapat menghitung probabilitas hamburan sebuah partikel ke dalam suatu selang
sudut kecil pada 𝜃 (antara 𝜃 dan d𝜃), kita syaratkan parameter dampaknya terletak dalam
suatu selang kecil db di b (lihat gambar (4)). Dengan demikian, fraksi, df, adalah :
𝑑𝑓 = 𝑛𝑡 (2𝜋𝑏𝑑𝑏)
Menurut persamaan (1.5). dengan mendiferensialkan Persamaan (1.3). kita peroleh
pernyataan db dalam d𝜃 sebagai berikut:
𝑧𝑍 𝑒 2 1 1
𝑑𝑏 = (−𝑐𝑠𝑐 2 𝜃)( d𝜃) (1.6)
2𝐾 4𝜋𝜀0 2 2
Jadi,
2
𝑧𝑍 2 𝑒 2 1 1
𝑑𝑓 = 𝜋𝑛𝑡 ( ) ( ) csc 2 𝜃cot 𝜃𝑑𝜃
(1.7)
2𝐾 4𝜋𝜀0 2 2

Gambar (4).Partikel-partikel yang


memasuki daerah cincin antara b
dan db disebarkan secara merata di
sepanjang cincin dengan lebar d𝜃.
Detector berada pada jarak r dari
lembar penghambur.

[Tanda minus pada persamaan (1.6) tidak begitu peting, hanya memberitahukan kepada kita
bahwa 𝜃 bertambah bila b berkurang]. Andaikan kita tempatkan sebuah detector bagi partikel
yang terhambur pada sudut 𝜃 sejauh jarak r dari inti atom. Maka probabilitas bagi sebuah
partikel untuk dihamburkan ke dalam detector tersebut bergantung pada df ; namun
demikian, df hanyalah memberikan peluang bagi semua proyektil yang dihamburkan pada
sudut 𝜃 ke dalam d𝜃, dan dapat dilihat bahwa semua proyektil itu akan terdistribusi secara
merata sekitar sebuah cincin berjari-jari r sin 𝜃 dengan ketebalan rd𝜃. Luas cincinnya adalah
𝑑𝐴 = (2𝜋𝑟 sin 𝜃)𝑟𝑑𝜃. Untuk menghitung laju arah hambur proyektil ke dalam detector, kita
harus mengetahui probabilitas per satuan luas bagi hamburan ke dalam daerah cincin tadi.
Ini diberikan oleh |𝑑𝑓|/𝑑𝐴, yang akan kita sebut 𝑁(𝜃). Selanjutnya dengan melakukan suatu
manipulasi perhitungan, akan diperoleh:
2
𝑛𝑡 𝑧𝑍 2 𝑒 2 1
𝑁(𝜃) = 2 ( ) ( ) (1.8)
4𝑟 2𝐾 4𝜋𝜀0 sin4 1 𝜃
2
Rumus Rutherfird ini kemudian diuji kebenarannya dalam laboratorium Rutherford oleh
Geiger dan Marsden , melalui serangkaian percobaan yang memerlukan keteletitian dan
keterampilan tinggi. Untuk percobaan ini, mereka menggunakan partkel-partikel alfa (z = 2)
dengan mengamati hamburannya dari berbagai jenis lembar tipis logam. Mengingat pada saat
itu belum tersedia pencatat elektronik dan alat pemrosesnnya, maka Geiger dan Marsden
mengamati dan mencatat partikel-partikel alfanya dengan menghitung kerdipan cahaya.

c. Orbit Elektron
Dalam model atom rutherford, elektron dan inti sangat kecil dan elektron dipisahkan
oleh jarak yang besardari intiygbermuatan positif. Elektron akan tertarik kedalam muatan
positif inti (muatan yang tidak sejenis akan tarik menarik, dan gaya elektrostatik sangat kuat).
Jika tidak begitu, elektron harus cukup jauh dari inti agar tidak merasakan gaya elektrostatik,
pada kasus ini elektron bergerak atas kehendak sendiri.

Orbit dinamik yang stabil, seperti planet mengelilingi matahari, akan mengijinkan
elektron tetap terto terhubung dengan inti. Inilah yang dimaksud oleh Rutherford dengan
“gerakan bagian konstituen bermuatan” Mari kita hitung orbit tersebut. Harus ada gaya
sentripental yang menjaga sesuatu yang bergerak secara melingkar: Fc = mv2/r.

Dalam atom, Gaya adalah gaya tarik Coulomb antara elektron dan inti:

Untuk kecepatan elektron :

Energi kinetik elektron adalah EK=mv2/2 dan energi potensialnya adalah :

Energi total E adalah E=EK+U. Tambahkan energi kinetik dan energi potensial, akan
diperoleh :
Energi total adalah negatif, artinya elektron terikat pada inti. Seperti yang dinyatakan
oleh Beiser, energi total ini sebenarnya disharing antara elektron dan inti.

Selesaikan persamaan sebelumnya untuk r:

Dengan menggunakan r ini, kita menghitung kecepatan elektron diperoleh 2.2x106 m/s.
Kecepatan elektron ini jauh dari relativistik. Hal ini tidak akan terjadi pada atom yang lebih
berat. Apakah ada yang melihat masalah dengan model orbit elektron ini? Ini adalah penurunan
secara klasik, berdasarkan pada hukum Newton dan Coulomb. Ini bertentangan dengan teori
electromagnetik, yang mengatakan bahwa elektron yang dipercepat harus meradiasikan
(kehilangan) energi.
B. Spektrum Atom Hidrogen

Pada akhir abad ke 2l, tentang menganalisis spektrum radiasi diskret yang
dipancarkan apabila lucutan muatan-muatan listrik yang dihasilkan dalam gas. Atom
yang paling ringan dan paling sederhana merupakan atom hidrogen yang tersusun dari
sebuah inti dan sebuah elektron. Maka, pengukuran sprektroskopis menunjukan bahwa
hidrogen memiliki sprektrum yang sederhana dibandingkan unsur lain. Didapatkan
bahwa garis dalam daerah optis dan bukan optis terletak sitematis dalam berbagai
deretan. Semua panjang gelombang atom hidrogen diberikan oleh sebuah hubungan
empiris tunggal.
Spektrum pancar merupakan sprektrum kontinu maupun sprektrum garis dan
radiasi yang dipancarkan oleh zat. Sprektrum pancar zat dapat dihasilkan dengan cara
memberi energi pada sampel materi baik dengan energi termal maupun dengan bentuk
energi lainnya (misalnya loncatan listrik dengan tegangan tinggi bila zatnya berupa gas.
Spektrum garis (line sprekta) yaitu sprektrum pancar atom yang terjadi dalam frasa gas,
tidak menunjukan spektrum panjang gelombang kontinu yang merentang dari merah
sampai violet, namun atom hanya memancarkan cahaya pada panjang (gelombang yang
khas).
Spektrum pancar hidrogen mencangkup rentang panjang gelombang yang luas
dari inframerah sampai violet. Deret Balmer mudah dipelajari karena jumlah garisnya
berada di daerah cahaya tampak.
1) Teori Bohr
Pada tahun 1913, Bohr mengembangkan teori fisika atom hidrogen berdasarkan
rumus Reynberg. Model Bohr untuk atom hidrogen didasarkan pada gambaran planet
dengan sebuah elektrn ringan bermuatan negatif beredar mengelilingi sebuah inti
berat bermuatan positif. gaya yang mempertahankan elektron dalam orbitnya adalah
gaya tarik Coulomb.

2) Pancaran radiasai dalam teori Bohr


Bohr mempostulat bahwa sebuah atom akan memancarkan radiasi apabila
elektron yang semula pada satu orbit stabil diperkenankan dengan E = Eu, berpindah
ke orbit yang diperkenankan lainnya dengan energi yang lebih kecil yang diberikan E
= Er . Energy foton yang dipancarkan dengan demikian sama dengan selisih energi
elektron di dalam kedua orbit yang diperkenankan.

Susunan alat berada percobaan untuk mempelajari sprektrum pancar atom dan
molekul. gas dipelajari berada dalam tabung pelucutan yang mempunyai dua
elektroda. Ketika elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif,
elektron-elektron itu bertumbukkan dengan gas. Proses tumbukan ini secara bertahap
akan menyebabkan pemancaran cahaya oleh atom (atom molekul). Cahaya yang
dipancarkan diuraikan menjadi komponen-komponen oleh sebuah prisma. Selain
komponen warna terfokus pada posisi tertentu,sesuai dengan panjang gelombangnya
dan membentuk garis berwarna (bayangan celah) pada pelat foto. Bayangan berwarna
ini disebut garis-garis sprektrum.
Spektrum atom hidrogen

Transisi elektron dari kulit bernergi tinggi (kulit luar) menuju kulit dengan energi
yang lebih rendah (kulit lebih dalam) akan menghasilkan pancaran cahaya atau foton
dengan panjang gelombang yang berbeda tergantung dari seberapa besar selisih
energi antar kulit. Untuk dapat mempelajari spektrum atom ini diperlukan sebuh alat
yang namanya spektrometer. Untuk dapat mempelajari spektrum setiap atom, para
ilmuwan memulai pengamatan dari spektrum sederhana yang dihasilkan dari transisi
elektron atom hidrogen.
Atom hidrogen merupakan atom yang memiliki struktur paling sederhana yaitu
terdiri atas 1 elektron dan satu proton. Kesederhanaan dari struktur ini menghasilkan
spektrum yang sederhana pula sehingga lebih mudah untuk diamati dan dipelajari.
Untuk dapat mengamati spektrum atom hidrogen dilakukanlah suatu percobaan
dengan menggunakan gas hidrogen pada tabung bertekanan rendah seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

Tabung hidrogen dihubungkan dengan beda potensial tertentu sehingga dihasilkan


atom-atom hidrogen dan memancarkan cahaya. Cahaya tersebut diteruskan pada
sebuah celah sempit agar terpolarisai dan dibiaskan melalui prisma kaca. Hasil
pembiasan dari prisma akan ditangkap oleh layar. Ternyata spektrum yang dihasilkan
dari percobaan ini adalah spektrum garis.
Panjang gelombang yang dihasilkan pada spektrum atom hidrogen dipengaruhi
oleh transisi elektron dari kulit ke kulit dengan mengikuti persamaan berikut:

Dengan
λ = panjang gelombang yang dihasilkan spekrum atom hidrogen
R = tetapan Rydberg (1,097×107 m-1)
n = kulit elektron yang dituju
m = kulit elekron mula-mula atau asal
Untuk memudahkan kita dalam perhitungan maka persamaan ini bisa diturunkan
menjadi.

Panjang gelombang yang dihasilkan dari spektrum atom hidrogen merupakan


sebuah bilangan istimewa yang menghasilkan sebuah deret yang disebut deret
spektral. Deret spektral yang pertama ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama J.J
Balmer pada tahun 1885 ketika dia sedang mempelajari bagian sinar tampak pada
spektrum atom hidrogen.
Balmer menemukan bahwa cahaya sinar tampak dihasilkan pada transisi elektron
dari berbagai kulit luar menuju kulit ke-2 (n=2). Selanjutnya beberapa ilmuwan
seperti Lyman, Paschen, Bracket, dan Pfund menemukan beberapa deret lain yang
terletak pada daerah panjang gelombang berbeda.
Semua deret yang dihasilkan pada spektrum atom hidrogen dapat disusun sebagai
berikut:
Deret sprektrum pancar atom hidrogen
Deret nf L Daerah sprektum
Lyman I 2,3,4,… Ultraviolet
Balmer 2 3,4,5,… Cahaya Tampak dan ultraviolet
Paschen 3 4,5,6,… Inframerah
Brackett 4 5,6,7,… Inframerah
Transisi elektron yang menghasilkan deret spektral dapat digambarkan
sebagai berikut

Spektrum atom hidrogen mengikuti pola yang dihasilkan pada deret


spektral dan memiliki keteraturan dalam jarak garis-garis spektrum. Pada Gambar
14.2 hanya menampilkan perpindahan elektron dari sebagian kulit elektron,
sejatinya elektron dapat berpindah dari semua lapisan kulit bahkan sampai kulit
tak berhingga asalkan bertransisi menuju kulit-kulit yang telah ditetapkan pada
deret spektral.
Setiap transisi elektron menuju kulit yang lebih dalam atau tingkat energi
yang lebih rendah akan dihasilkan panjang gelombang yang berbeda. Panjang
gelombang yang dihasilkan pada setiap deret akan mencapai maksimum pada saat
terjadi transisi dari kulit yang satu tingkat lebih tinggi energinya. Sebaliknya
panjang gelombang minimum dihasilkan pada saat elektron bertransisi dari kulit
tak berhingga menuju kulit yang lebih rendah energinya (lebih dalam).
C. Model Atom Bohr

a. Tingkat energi dan spektrum


Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik
dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat,
sebagai berikut:
1) Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2) Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3) Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner
lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan
persamaan planck, ΔE = hv.
4) Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h
tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit elektronatau tingkat energi. Tingkat energi paling
rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin
besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai
sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama
dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat,
dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun
demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem
tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.

Keterangan
1. Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.
Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga digunakan
untuk menamakan lintasan.
2. Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu
dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å

3. Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan dan
energi elektron menjadi lebih rendah sebesar

Tingkat energi yang terendah E1disebut keadaan dasar (status dasar) dari
atom itu dan tingkat energi lebih tinggi E2,E3,E4. . . disebut keadaan
tereksitasi(status eksitasi).Ketika bilangan kuantum n bertambah,energi En yang
bersesuaian mendekati nol;dalam limit n = ∞, E∞ = 0 dan elektronnya tidak lagi
terikat pada inti untuk membentuk atom.Energi positif untuk kombinasi inti
elektron berarti bahwa elektronnya tidak terikat pada inti dan tidak ada syarat
kuantum yang harus dipenuhinya;kombinasi seperti itu tidak membentuk atom.
Kerja yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron dari atom dalam keadaan
dasaranya disebut energi ionisasi.Energi Ionisasi tadi biasanya sama dengan –
E1,yang harus dilengkapi agar menurunkan sebuah elektron dari keadaan dasarnya
menjadi E = 0,ketika elektron itu bebas.Dalam kasus hidrogen,energi ionisasi
adalah 13,6eV karena energi status dasar atom hidrogen adalah -13,6eV.Gambar
berikut ini memperlihatkan energi ionisasi dari unsur-unsur tersebut.

Tingkat-tingkat energi atom Hydrogen


Deretan tingkat merupakan karakteristik semua atom,bukan hanya
hidrogen.Seperti dalam kasus partikel dalam kotak,pembatasan elektron dalam
satu daerah ruang menimbulkan pembatasan pada fungsi gelombang yan
diperbolehkan,sehingga membatasi energi yang diizinkan hanya pada energi
tertentu saja.Terdapatnya tingkat energi atomik merupakan contoh lebih lanjut
dari kuantisasi,atau kecatuan dari kuantitas fisis dalam skala mikroskopik.
Dalam dunia atom,materi terdiri dari elementer yang memiliki massa-diam
tertentu; muatan selalu merupakan kelipatan bilangan bulat dari +e atau –e;
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi v muncul sebagai arus foton,
masing-masing dengan energi hv ;dan sistem partikel yang mantap seperti
atom,hanya dapat memiliki energi tertentu. Seperti yang akan kita dapati
kemudian,kuatitas lain dalam alam juga terkuantisasi,dan kuantisasi ini memasuki
segala bagaimana elektron,proton,dan neutron berinteraksi membentuk materi
yang disekeliling kita dengan sifat-sifat yang kita kenal.
Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen menyarankan
adanya hubungan dengan spektrum garis.Anggaplah jika sebuah elektron pada
tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah,kehilangan energinya
dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal
Jika bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi) ialah n1 dan
bilangan kuantum keadaan akhir (energi lebih rendah) ialah nt ,kita nyatakan
bahwa:
Energi awal – Energi akhir = Energi Foton

Ei – Ef = hv,dengan v menyatakan frekuensi foton yang dipancarkan. Dari


persamaan kita peroleh :

1 1 1 1
Ei – Ef = E1 (𝑛 2 − ) = -E1 (𝑛 2 − )
1 𝑛𝑓 2 𝑓 𝑛1 2

Kita ingat bahwa sebelumnya E1adalah bilangan negatif (-13,6 eV),sehingga –


E1 adalah bilangan positif.Frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi ini
ialah

𝐸𝑖 – 𝐸𝑓 𝐸𝑖 1 1
v =( ) = - ℎ (𝑛 2 − )karena λ = c/v.1/λ = v/c dan
ℎ 𝑓 𝑛1 2

Spektrum hidrogen

1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆 ) = - ℎ ( 𝑛 2 − )
𝑓 𝑛1 2

Untuk lima deret pertama akan bersesuaian dengan deret spektral empiris
yang telah ditemukan oleh Lyman,Balmer,Paschen,Brackett,dan Pfound
sebelumnya:

Deret Lyman (m = 1) , Spektrum yang dihasilkan cahaya ultra violet:

1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (12 − 𝑛1 2
), dengan n = 2, 3, 4, …
Deret Balmer (nf = 2), Spektrum yang dihasilkan cahaya Tampak :

1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (22 − ), dengan n = 3, 4, 5 ….
𝑛1 2

Deret Paschen (nf = 3), Spektrum yang dihasilkan cahaya inframerah 1:

1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (32 − ), dengan n = 4, 5,6 ….
𝑛1 2

Deret Brackett (nf = 4), Spektrum yang dihasilkan cahaya inframerah 2:

1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆 ) = - ℎ (4 2 − ), dengan n = 5,6,7 ….
𝑛1 2

Pfund (nf=5),Spektrum yang dihasilkan cahaya infarmerah 3:

1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (52 − ), dengan n = 6,7,8 ….
𝑛1 2

Langkah terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan


diatas tetapan Rydeberg R dari persamaan empiris.Harga tetapan ini adalah 1,097
x 107 m-1.

b. Gerak inti
Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron-elektron yang mengitari inti atom
berada pada tingkat energi tertentu yang bergerak secara stasioner. Elektron dapat
berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi
sehingga energi elektron atom tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke
lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi jika beralih ke lintasan
yang rendah, elektron akan memancarkan energi.Kedudukan elektron-elektron pada
tingkat-tingkat energi tertentu disebut kulit-kulit elektron.
Gerak inti adalah massa inti mempengaruhi panjang gelombang garis spektral,
inti dan elektron berputar di sekeliling pusat massanya yang terletak sangat dekat inti
karena massa inti jauh lebih besar dari elektron .
c. Eksitasi atom
Eksitasi dalam fisika adalah penambahan sejumlah diskrit energi (disebut energi
eksitasi) untuk sistem-seperti inti atom, atom, atau molekul-sehingga menghasilkan
perubahan yang, biasanya dari kondisi energi terendah (keadaan dasar) ke salah satu
energi yang lebih tinggi (keadaan tereksitasi).
Eksitasi elektron atom dari keadaaan dasar ke keadaan tereksitasi dapat terjadi
karena adanya serapan tenaga kinetik elektron yang menumbuk atom gas Neon di
dalam tabung Frenck-Hertz. Bila tenaga kinetik elektron sama dengan tenaga ionisasi
atom Neon, maka elektron-elektron dapat mengionkan atom-atom gas tersebut.
Gejala ionisasi ini ditandai oleh meningkatnya kuat arus anoda secara drastis.
Rangkaian / skema dasar eksperimen ini ditunjukkan oleh gambar 1. elektron
yang dipancarkan oleh pemanasan (F) pada katoda (k) akan dipercepat oleh tegangan
kisi (Vg), sehingga energi kinetiknya bertambah besar. Pada tegangan kisi tertentu,
energi kinetik elektron dapat mengeksitasi atom Neon, dan elektron akan kehilangan
tenaga sebesar tenaga eksitasi atom Neon. Elektron ini tidak akan mampu lagi
mencapai anoda jika tenaga sisanya kurang dari tenaga penghalang (Vp), sehingga
terjadi pemerosotan arus anoda (Ia). Bila tegangan kisidinaikkan lagi lebih lanjut,
maka arus anoda akan naik lagi, tetapi kemudian merosot lagi bila tegangan kisi sama
dengan kelipatan bulat tegangan eksitasi (Ve). Hali ini terjadi karena elektron
sebelum sampai di kisi telah beberapa kali mengeksitasi atom Neon dan akan
mengeksitasi lagi di daerah dekat kisi, sehingga tidak mencapai anoda. Dengan
demikian grafik arus anoda (Ia) sebagai fungsi tegangan kisi (Vg) akan
memperlihatkan puncak-puncak dan lembah-lembah seperti pada gambar 2. Jarak
antara dua puncak berdekatan merupakan besarnya tegangan eksitasi atom (Ve)
tersebut.

Gambar 1

Gambat 2
Energi eksitasi atom (Neon) merupakan perkalian antara tegangan eksitasi atom
(Ve) dengan muatan elektron (e)
Eeks= eVe 1)
Energi ini digunakan untuk memancarkan foton yang memiliki panjang
gelombang λ, yang terkait dengan persamaan energi foton.
ℎ𝑐
𝐸= (2)
𝜆

Dari persamaan (1) dan (2) selanjutnya akan diperoleh panjang gelombang (λ)
foton yang dipancarkan dari eksitasi atom Neon, yaitu :
ℎ𝑐
𝜆=
𝑒𝑉𝑒
Dengan h : tetapan planck (6,626 .10-34Js = 4,136 . 10-15eVs), c : kecepatan cahaya
( 2,998 . 108ms-1), dan e adalah muatan elektron ( 1,602 . 10-19C ).
Pesawat Franck-Hertz pada percobaan ini terdiri atas tabung berisi gas Neon
bertekanan rendah dilengkapi dengan filamen pemanas katoda K, dan kisi G1 dan
G2, plat anoda P, serta meter tegangan dan arus.
Tombol G1-K berfungsi untuk mengatur besarnya tenaga kinetik elektron yang
keluar dari kisi G1 menuju anoda P. Tombol G2-P berfungsi untuk mengatur /
menetapkan besarnya tegangan penghalang elektron sampai di anoda P. yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan kedua panel tersebut harus dilakukan secara hati -
hati agar arus yang terbaca pada mikroamperemeter tidak melampaui jangkauannya.

D. Prinsip Korespondensi

Teori korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-


pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada
di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan
dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat
dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan
menyatakan apa adanya.
Pertama, sudut pandang lingkungan sekeliling dapat dianggap sebagai kumpulan
oskilator yang tidak memiliki frekuensi sama, seperti elektron-elektron yang terdapat
pada beberapa atom yang berbeda-beda pada materi tersebut dan ditandai dengan
seperangkat frekuensinya sendiri. Kedua, lingkungan kuantum dapat dimunculkan
sebagai serangkaian sistem dua tingkat, hal ini merupakan frekuensi Bohr dalam batasan
luas.
Hukum mekanik klasik yang mendeskripsikan lingkungan dan unsur-unsur
dispersinya serta penjabaran radiasi sinar yang berinteraksi dengan lingkungan foton
membantu menjelaskan komposisi skala Raleight light scattered.
Korespondensi Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan fisika
klasik ketika perbedaan energi antara tingkat-tingkat terkuantisasi sangat kecil. Intensitas
komponen anti-Stokes yang diteliti dalam eksperimen yang dibahas jumlahnya lebih kecil
daripada substansi Strokes dari indeks refraktif oskilator lingkungan, yang frekuensinya
sama dengan frekuensi radiasi insidental . Arah yang berlawanan dari SBS yang
dipantulkan karena ketergantungan dispersi dari oskilator lingkungan mengakibatkan
radiasi yang terus mengalir.
Menurut Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila“loncat” dari keadaan yang
energinya lebih tinggi ke keadaan yang energinya lebih rendah Proses “loncat” tidak
dapat dijelaskan secara klasik. Di samping itu, menurut prinsip koresponden frekuensi
loncat atom dan perubahan frekuensi natural elektron pada lingkungan yang sama,
oskilator adalah sama satu sama lain.
Frekuensi yang diemisikan dalam proses “loncat” berkaitan dengan perubahan
energi atom. Keharmonisan antara oskilator lingkungan yang berbeda frekuensi dan
frekuensi loncat Bohr menghasilkan interpretasi susunan mekanisme RLS yang baik.

Anda mungkin juga menyukai