FISIKA MODERN
“STRUKTUR ATOMIK”
OLEH :
NIM/TM : 17033100/2017
JURUSAN FISIKA
2019
STRUKTUR ATOMIK
Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak dapat dibagi”.
Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus (orang Yunani) pada awal abad
ke-4 Sebelum Masehi.
Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian
yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Menurut Democritus
atom sepenuhnya padat, tidak memiliki struktur internal, serta ada ruang kosong antar atom
untuk memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau
fleksibilitas benda padat).
Selain itu, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari
material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya. Berdasarkan
model atom yang dibuatnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua benda terdiri dari
bagian yang lebih kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti
eksperimental hingga mulai tahun 1800an muncul teori-teori baru berdasarkan hasil
eksperimen.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini.
Kelebihan dari model atom Dalton adalah sebagai berikut.
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan dari model atom Dalton adalah sebagai berikut.
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus
listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yangdapat
menghantarkan arus listrik.
2. Teori atom Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers,maka J.J.
Thomson (1856 –1940) meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa
sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-balingyang diletakkan diantara
katode dan anode.
Investigasi awal oleh Sir William Crookes dan lain-lain telah dilakukan untuk
menentukan sifat sinar katoda ini. Thomson memodifikasi dan memperluas percobaan ini
dalam upaya untuk mempelajari sinar misterius. Dia menemukan dua hal, yang mendukung
hipotesis bahwa sinar katoda terdiri dari aliran partikel.Ketika sebuah benda ditempatkan antara
katoda dan ujung tabung, itu membentuk bayangan pada kaca.
Sebuah tabung sinar katoda dibangun dengan rel logam kecil antara dua elektroda.
Melekat pada rel adalah roda dayung yang mampu berputar di sepanjang rel. Setelah memulai
tabung sinar katoda, roda berputar dari katoda menuju anoda. Hal ini membuktikan bahwa sinar
katoda terbuat dari partikel-partikel yang harus memiliki massa. Crooke pertama kali
mengamati fenomena ini dan menghubungkannya dengan tekanan dengan partikel-partikel ini
pada roda. Thomson benar menduga bahwa partikel-partikel tersebut menghasilkan panas, yang
menyebabkan roda berputar.
Dalam rangka untuk menentukan apakah sinar katoda terdiri dari partikel bermuatan,
Thomson menggunakan magnet dan piring yang bermuatan untuk membelokkan sinar katoda.
Dia mengamati bahwa sinar katoda dibelokkan oleh medan magnet dengan cara yang sama
seperti kawat yang membawa arus listrik, yang diketahui bermuatan negatif. Selain itu, sinar
katoda dibelokkan menjauh dari piring logam bermuatan negatif dan menuju pelat bermuatan
positif.
Thomson tahu bahwa muatan yang berlawanan akan tarik menarik satu sama lain,
sementara muatan yang sama akan tolak-menolak satu sama lain. Bersama-sama, hasil dari
percobaan tabung sinar katoda menunjukkan bahwa sinar katoda sebenarnya sungai kecil dari
partikel bermuatan negatif bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara Thomson
awalnya menyebut partikel-partikel ini korpuskel, mereka yang kemudian dinamai elektron.
Thomson melakukan eksperimen lebih lanjut, yang memungkinkan dia untuk
menghitung rasio (e/m) elektron. Dalam satuan coulomb dengan gram, nilai ini adalah 1,8 ×
108 coulomb / gram. Ia menemukan bahwa nilai ini adalah konstan dan tidak tergantung pada
gas yang digunakan dalam tabung sinar katoda atau pada logam yang digunakan sebagai
elektroda. Dia menyimpulkan bahwa elektron yang bermuatan negatif merupakan partikel
subatomik yang hadir dalam atom semua unsur.
Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatannegatif dan selanjutnya disebut
elektron.Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatannegatif,
maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatannegatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahandari teori atom Dalton
dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori AtomThomson. Yang
menyatakan bahwa:“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya
tersebar muatan negatif elektron”
Seperti yang telah diungkapkan bahwa Thomson (1856 - 1940) berhasil membuktikan
bahwa teori atom Dalton salah. Melalui percobaannya, ia menemukan bahwa ada bagian dari
zat yang lebih kecil dari atom, yaitu elektron. Selanjutnya, pada tahun 1904, Thomson
menggambarkan model atom sebagai sebuah bola bermuatan positif dengan elektron tersebar
merata ke seluruh isi atom. Model atom Thomson ini dikenal dengan istilah model atom roti
kismis.
Thomson menarik kesimpulan bahwa suatu model atom harus memenuhi dua hal
berikut ini.
Sebuah atom harus netral, yaitu jumlah muatan positif (proton) harus sama dengan jumlah
muatan negatif (elektron).
Sebagian besar massa atom terdapat pada muatan positifnya.
- Kelebihan
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
Berdasarkan hasil percobaan hamburan partikel alfa, Rutherford mengemukakan
gagasannya tentang struktur atom ---> penemu struktur atom yang menyatakan bahwa atom
terdiri atas inti atom dengan elektron yang berputar mengelilinginya dalam lintasan atau orbit
yang dibayangkan seperti tatasurya dimana inti atom sebagai matahari dengan elektron-elektron
sebagai planet yang berputar mengelilinginya. (model atom tata surya).
- Kekurangan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan
teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama -
kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan
jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu
sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang
terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena
putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah
dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.
Teori populer struktur atom pada saat percobaan Rutherford adalah " plum pudding
model yang ". Model ini dirancang oleh Lord kelvin dan dikembangkan lebih lanjut oleh J.J.
Thomson. Thomson adalah ilmuwan yang menemukan elektron , dan bahwa itu adalah
komponen dari setiap atom.Thomson percaya bahwa atom tersusun dari suatu muatan positif
yang terdistribusi merata dalam volume atom dan elektron-elektron bermuatan negatif tersebar
dalam muatan positip tadi. Model atom Thompson sering disebut sebagai model roti
kismis..Keberadaan proton dan neutron tidak diketahui pada saat itu.Mereka mengetahui atom
berukuran sangat kecil (Rutherford menduga jari-jari atom berorde sekitar 10 -8 m).
Model atom Thomson tersebut tidak dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang
diamati oleh Rutherford dalam percobaan hamburan partikel alfa oleh suatu lembaran tipis.
Dalam percobaan tersebut, partikel alfa (bermassa jauh lebih besar dari pada massa elektron)
diarahkan ke suatu lembaran emas. Partikel yang terhambur dideteksi dengan dengan layar
pendar ZnS. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa diteruskan, ada
sedikit yang dihamburkan dalam sudut hamburan yang besar dan dan ada sebagaian kecil yang
dihamburkan dan kembali ke arah datangnya partikel tersebut. Rutherford tidak dapat
menginterpretasikan hasil ini berdasarkan model roti kismis milik Thompson.
Hasil percobaan ini mendorong Rutherford untuk mengusulkan bahwa massa dan
muatan positif atom tidaklah tersebar secara merata dalam seluruh volume atom, tetapi terbatas
hanya dalam suatu daerah yang sangat kecil, dengan diameter sekitar 10-14 m, pada pusat atom.
Pada tahun 1911, mengajukan teori atom baru berdasarkan hasil eksperimen hamburan
partikel α. Rutherford menyatakan bahwa pembelokan partikel α pada sudut yang sangat besar
disebabkan karena terjadi tumbukan tunggal dengan suatu objek sangat padat (masif).
Rutherford dengan demikian mengusulkan bahwa muatan dan massa atom terpusatkan pada
pusatnya, dalam suatu daerah yang disebut dengan inti (nucleus). Gambar (1) melukiskan
geometri hamburan dalam kasus ini.
Gaya tolak Coulomb yang terjadi adalah (dalam satuan SI) :
2 Ze 2
F (1.1)
4 0 r 2
Electron-elektron atom, dngan massanya yang lebih kecil tidak banyak mempengaruhi
lintasan proyektil, jadi pengaruhnya pada hmaburan dapat kita abaikan. Kita juga menganggap
bahwa massa inti besar sekali jika dibandingkan dengan massa proyektil seingga inti atom tidak
bergerak selama proses hamburan. Karena inti tidak bergerak, maka energy kinetic awa dan
akhi K dari proyektil sama besar. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar (1), bagi setiap
parameter impak b, terdapat suatu sudut hambur tertentu Ɵ. Proyktil menempuh suatu lintasan
berbentuk hiperbola; dalam koordinat polar r dan 𝜙, persamaan hiperbola adalah,
1 1 𝑧𝑍𝑒 2 (1.2)
= sin 𝜙 + (cos 𝜙 − 1)
𝑟 𝑏 8𝜋𝜀𝑜 𝑏 2 𝐾
Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar (2), kedudukan awal partikel adalah pada 𝜙
= 0, 𝑟 → ∞, dan kedudukan akhir adalah pada 𝜙 = 𝜋 − 𝜃, 𝑟 → 8, dengan menggunakan kedua
koordinat kedudukan akhir, pesamaan dia atas dapat disederhanakan menjadi
𝑧𝑍𝑒 2 1 𝑧𝑍 𝑒 2 1 (1.3)
𝑏= 2
cot 𝜃 = cot 𝜃
8𝜋𝜀𝑜 𝑏 𝐾 2 2𝐾 8𝜋𝜀𝑜 2
𝑁𝐴 adalah ilangan Avogadro. Bagi sebuah proyektil datang, jumlah inti atom persatuan luas
yang tampak adalah 𝑛𝑡 = 𝑁𝐴 𝜌𝑡/𝑀; secara rata-rata setiap inti memberi luas sebesar (𝑁𝐴 𝜌𝑡/
𝑀)-1 pada medan tampak proyektil. Untuk sudut hambur yang lebih besar dari 𝜃, proyektil
harus berada dalam daerah lingkaran seluas 𝜋𝑏 2 yang berpusat pada sebuah atom. Dengan
demikian, fraksi partikel yang dihamburkan pada sudut yang lebih besar dari 𝜃 adalah tidak
lain daripada jumlah partikel yang menghampiri sebuah atom dalam suatu daerah cakupan
𝜋𝑏 2
(1.5)
𝑓<𝑏 = 𝑓<𝜃 = 𝑛𝑡𝜋𝑏 2
dengan anggapan bahwa semua partikel yang datang tersebar merata pada luas lembar
hambur.
b. Dimensi Inti
Agar kita dapat menghitung probabilitas hamburan sebuah partikel ke dalam suatu selang
sudut kecil pada 𝜃 (antara 𝜃 dan d𝜃), kita syaratkan parameter dampaknya terletak dalam
suatu selang kecil db di b (lihat gambar (4)). Dengan demikian, fraksi, df, adalah :
𝑑𝑓 = 𝑛𝑡 (2𝜋𝑏𝑑𝑏)
Menurut persamaan (1.5). dengan mendiferensialkan Persamaan (1.3). kita peroleh
pernyataan db dalam d𝜃 sebagai berikut:
𝑧𝑍 𝑒 2 1 1
𝑑𝑏 = (−𝑐𝑠𝑐 2 𝜃)( d𝜃) (1.6)
2𝐾 4𝜋𝜀0 2 2
Jadi,
2
𝑧𝑍 2 𝑒 2 1 1
𝑑𝑓 = 𝜋𝑛𝑡 ( ) ( ) csc 2 𝜃cot 𝜃𝑑𝜃
(1.7)
2𝐾 4𝜋𝜀0 2 2
[Tanda minus pada persamaan (1.6) tidak begitu peting, hanya memberitahukan kepada kita
bahwa 𝜃 bertambah bila b berkurang]. Andaikan kita tempatkan sebuah detector bagi partikel
yang terhambur pada sudut 𝜃 sejauh jarak r dari inti atom. Maka probabilitas bagi sebuah
partikel untuk dihamburkan ke dalam detector tersebut bergantung pada df ; namun
demikian, df hanyalah memberikan peluang bagi semua proyektil yang dihamburkan pada
sudut 𝜃 ke dalam d𝜃, dan dapat dilihat bahwa semua proyektil itu akan terdistribusi secara
merata sekitar sebuah cincin berjari-jari r sin 𝜃 dengan ketebalan rd𝜃. Luas cincinnya adalah
𝑑𝐴 = (2𝜋𝑟 sin 𝜃)𝑟𝑑𝜃. Untuk menghitung laju arah hambur proyektil ke dalam detector, kita
harus mengetahui probabilitas per satuan luas bagi hamburan ke dalam daerah cincin tadi.
Ini diberikan oleh |𝑑𝑓|/𝑑𝐴, yang akan kita sebut 𝑁(𝜃). Selanjutnya dengan melakukan suatu
manipulasi perhitungan, akan diperoleh:
2
𝑛𝑡 𝑧𝑍 2 𝑒 2 1
𝑁(𝜃) = 2 ( ) ( ) (1.8)
4𝑟 2𝐾 4𝜋𝜀0 sin4 1 𝜃
2
Rumus Rutherfird ini kemudian diuji kebenarannya dalam laboratorium Rutherford oleh
Geiger dan Marsden , melalui serangkaian percobaan yang memerlukan keteletitian dan
keterampilan tinggi. Untuk percobaan ini, mereka menggunakan partkel-partikel alfa (z = 2)
dengan mengamati hamburannya dari berbagai jenis lembar tipis logam. Mengingat pada saat
itu belum tersedia pencatat elektronik dan alat pemrosesnnya, maka Geiger dan Marsden
mengamati dan mencatat partikel-partikel alfanya dengan menghitung kerdipan cahaya.
c. Orbit Elektron
Dalam model atom rutherford, elektron dan inti sangat kecil dan elektron dipisahkan
oleh jarak yang besardari intiygbermuatan positif. Elektron akan tertarik kedalam muatan
positif inti (muatan yang tidak sejenis akan tarik menarik, dan gaya elektrostatik sangat kuat).
Jika tidak begitu, elektron harus cukup jauh dari inti agar tidak merasakan gaya elektrostatik,
pada kasus ini elektron bergerak atas kehendak sendiri.
Orbit dinamik yang stabil, seperti planet mengelilingi matahari, akan mengijinkan
elektron tetap terto terhubung dengan inti. Inilah yang dimaksud oleh Rutherford dengan
“gerakan bagian konstituen bermuatan” Mari kita hitung orbit tersebut. Harus ada gaya
sentripental yang menjaga sesuatu yang bergerak secara melingkar: Fc = mv2/r.
Dalam atom, Gaya adalah gaya tarik Coulomb antara elektron dan inti:
Energi total E adalah E=EK+U. Tambahkan energi kinetik dan energi potensial, akan
diperoleh :
Energi total adalah negatif, artinya elektron terikat pada inti. Seperti yang dinyatakan
oleh Beiser, energi total ini sebenarnya disharing antara elektron dan inti.
Dengan menggunakan r ini, kita menghitung kecepatan elektron diperoleh 2.2x106 m/s.
Kecepatan elektron ini jauh dari relativistik. Hal ini tidak akan terjadi pada atom yang lebih
berat. Apakah ada yang melihat masalah dengan model orbit elektron ini? Ini adalah penurunan
secara klasik, berdasarkan pada hukum Newton dan Coulomb. Ini bertentangan dengan teori
electromagnetik, yang mengatakan bahwa elektron yang dipercepat harus meradiasikan
(kehilangan) energi.
B. Spektrum Atom Hidrogen
Pada akhir abad ke 2l, tentang menganalisis spektrum radiasi diskret yang
dipancarkan apabila lucutan muatan-muatan listrik yang dihasilkan dalam gas. Atom
yang paling ringan dan paling sederhana merupakan atom hidrogen yang tersusun dari
sebuah inti dan sebuah elektron. Maka, pengukuran sprektroskopis menunjukan bahwa
hidrogen memiliki sprektrum yang sederhana dibandingkan unsur lain. Didapatkan
bahwa garis dalam daerah optis dan bukan optis terletak sitematis dalam berbagai
deretan. Semua panjang gelombang atom hidrogen diberikan oleh sebuah hubungan
empiris tunggal.
Spektrum pancar merupakan sprektrum kontinu maupun sprektrum garis dan
radiasi yang dipancarkan oleh zat. Sprektrum pancar zat dapat dihasilkan dengan cara
memberi energi pada sampel materi baik dengan energi termal maupun dengan bentuk
energi lainnya (misalnya loncatan listrik dengan tegangan tinggi bila zatnya berupa gas.
Spektrum garis (line sprekta) yaitu sprektrum pancar atom yang terjadi dalam frasa gas,
tidak menunjukan spektrum panjang gelombang kontinu yang merentang dari merah
sampai violet, namun atom hanya memancarkan cahaya pada panjang (gelombang yang
khas).
Spektrum pancar hidrogen mencangkup rentang panjang gelombang yang luas
dari inframerah sampai violet. Deret Balmer mudah dipelajari karena jumlah garisnya
berada di daerah cahaya tampak.
1) Teori Bohr
Pada tahun 1913, Bohr mengembangkan teori fisika atom hidrogen berdasarkan
rumus Reynberg. Model Bohr untuk atom hidrogen didasarkan pada gambaran planet
dengan sebuah elektrn ringan bermuatan negatif beredar mengelilingi sebuah inti
berat bermuatan positif. gaya yang mempertahankan elektron dalam orbitnya adalah
gaya tarik Coulomb.
Susunan alat berada percobaan untuk mempelajari sprektrum pancar atom dan
molekul. gas dipelajari berada dalam tabung pelucutan yang mempunyai dua
elektroda. Ketika elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif,
elektron-elektron itu bertumbukkan dengan gas. Proses tumbukan ini secara bertahap
akan menyebabkan pemancaran cahaya oleh atom (atom molekul). Cahaya yang
dipancarkan diuraikan menjadi komponen-komponen oleh sebuah prisma. Selain
komponen warna terfokus pada posisi tertentu,sesuai dengan panjang gelombangnya
dan membentuk garis berwarna (bayangan celah) pada pelat foto. Bayangan berwarna
ini disebut garis-garis sprektrum.
Spektrum atom hidrogen
Transisi elektron dari kulit bernergi tinggi (kulit luar) menuju kulit dengan energi
yang lebih rendah (kulit lebih dalam) akan menghasilkan pancaran cahaya atau foton
dengan panjang gelombang yang berbeda tergantung dari seberapa besar selisih
energi antar kulit. Untuk dapat mempelajari spektrum atom ini diperlukan sebuh alat
yang namanya spektrometer. Untuk dapat mempelajari spektrum setiap atom, para
ilmuwan memulai pengamatan dari spektrum sederhana yang dihasilkan dari transisi
elektron atom hidrogen.
Atom hidrogen merupakan atom yang memiliki struktur paling sederhana yaitu
terdiri atas 1 elektron dan satu proton. Kesederhanaan dari struktur ini menghasilkan
spektrum yang sederhana pula sehingga lebih mudah untuk diamati dan dipelajari.
Untuk dapat mengamati spektrum atom hidrogen dilakukanlah suatu percobaan
dengan menggunakan gas hidrogen pada tabung bertekanan rendah seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.
Dengan
λ = panjang gelombang yang dihasilkan spekrum atom hidrogen
R = tetapan Rydberg (1,097×107 m-1)
n = kulit elektron yang dituju
m = kulit elekron mula-mula atau asal
Untuk memudahkan kita dalam perhitungan maka persamaan ini bisa diturunkan
menjadi.
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai
sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama
dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat,
dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun
demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem
tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.
Keterangan
1. Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.
Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga digunakan
untuk menamakan lintasan.
2. Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu
dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å
3. Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan dan
energi elektron menjadi lebih rendah sebesar
Tingkat energi yang terendah E1disebut keadaan dasar (status dasar) dari
atom itu dan tingkat energi lebih tinggi E2,E3,E4. . . disebut keadaan
tereksitasi(status eksitasi).Ketika bilangan kuantum n bertambah,energi En yang
bersesuaian mendekati nol;dalam limit n = ∞, E∞ = 0 dan elektronnya tidak lagi
terikat pada inti untuk membentuk atom.Energi positif untuk kombinasi inti
elektron berarti bahwa elektronnya tidak terikat pada inti dan tidak ada syarat
kuantum yang harus dipenuhinya;kombinasi seperti itu tidak membentuk atom.
Kerja yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron dari atom dalam keadaan
dasaranya disebut energi ionisasi.Energi Ionisasi tadi biasanya sama dengan –
E1,yang harus dilengkapi agar menurunkan sebuah elektron dari keadaan dasarnya
menjadi E = 0,ketika elektron itu bebas.Dalam kasus hidrogen,energi ionisasi
adalah 13,6eV karena energi status dasar atom hidrogen adalah -13,6eV.Gambar
berikut ini memperlihatkan energi ionisasi dari unsur-unsur tersebut.
1 1 1 1
Ei – Ef = E1 (𝑛 2 − ) = -E1 (𝑛 2 − )
1 𝑛𝑓 2 𝑓 𝑛1 2
𝐸𝑖 – 𝐸𝑓 𝐸𝑖 1 1
v =( ) = - ℎ (𝑛 2 − )karena λ = c/v.1/λ = v/c dan
ℎ 𝑓 𝑛1 2
Spektrum hidrogen
1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆 ) = - ℎ ( 𝑛 2 − )
𝑓 𝑛1 2
Untuk lima deret pertama akan bersesuaian dengan deret spektral empiris
yang telah ditemukan oleh Lyman,Balmer,Paschen,Brackett,dan Pfound
sebelumnya:
1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (12 − 𝑛1 2
), dengan n = 2, 3, 4, …
Deret Balmer (nf = 2), Spektrum yang dihasilkan cahaya Tampak :
1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (22 − ), dengan n = 3, 4, 5 ….
𝑛1 2
1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (32 − ), dengan n = 4, 5,6 ….
𝑛1 2
1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆 ) = - ℎ (4 2 − ), dengan n = 5,6,7 ….
𝑛1 2
1 𝐸𝑖 1 1
(𝜆) = - ℎ (52 − ), dengan n = 6,7,8 ….
𝑛1 2
b. Gerak inti
Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron-elektron yang mengitari inti atom
berada pada tingkat energi tertentu yang bergerak secara stasioner. Elektron dapat
berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi
sehingga energi elektron atom tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke
lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi jika beralih ke lintasan
yang rendah, elektron akan memancarkan energi.Kedudukan elektron-elektron pada
tingkat-tingkat energi tertentu disebut kulit-kulit elektron.
Gerak inti adalah massa inti mempengaruhi panjang gelombang garis spektral,
inti dan elektron berputar di sekeliling pusat massanya yang terletak sangat dekat inti
karena massa inti jauh lebih besar dari elektron .
c. Eksitasi atom
Eksitasi dalam fisika adalah penambahan sejumlah diskrit energi (disebut energi
eksitasi) untuk sistem-seperti inti atom, atom, atau molekul-sehingga menghasilkan
perubahan yang, biasanya dari kondisi energi terendah (keadaan dasar) ke salah satu
energi yang lebih tinggi (keadaan tereksitasi).
Eksitasi elektron atom dari keadaaan dasar ke keadaan tereksitasi dapat terjadi
karena adanya serapan tenaga kinetik elektron yang menumbuk atom gas Neon di
dalam tabung Frenck-Hertz. Bila tenaga kinetik elektron sama dengan tenaga ionisasi
atom Neon, maka elektron-elektron dapat mengionkan atom-atom gas tersebut.
Gejala ionisasi ini ditandai oleh meningkatnya kuat arus anoda secara drastis.
Rangkaian / skema dasar eksperimen ini ditunjukkan oleh gambar 1. elektron
yang dipancarkan oleh pemanasan (F) pada katoda (k) akan dipercepat oleh tegangan
kisi (Vg), sehingga energi kinetiknya bertambah besar. Pada tegangan kisi tertentu,
energi kinetik elektron dapat mengeksitasi atom Neon, dan elektron akan kehilangan
tenaga sebesar tenaga eksitasi atom Neon. Elektron ini tidak akan mampu lagi
mencapai anoda jika tenaga sisanya kurang dari tenaga penghalang (Vp), sehingga
terjadi pemerosotan arus anoda (Ia). Bila tegangan kisidinaikkan lagi lebih lanjut,
maka arus anoda akan naik lagi, tetapi kemudian merosot lagi bila tegangan kisi sama
dengan kelipatan bulat tegangan eksitasi (Ve). Hali ini terjadi karena elektron
sebelum sampai di kisi telah beberapa kali mengeksitasi atom Neon dan akan
mengeksitasi lagi di daerah dekat kisi, sehingga tidak mencapai anoda. Dengan
demikian grafik arus anoda (Ia) sebagai fungsi tegangan kisi (Vg) akan
memperlihatkan puncak-puncak dan lembah-lembah seperti pada gambar 2. Jarak
antara dua puncak berdekatan merupakan besarnya tegangan eksitasi atom (Ve)
tersebut.
Gambar 1
Gambat 2
Energi eksitasi atom (Neon) merupakan perkalian antara tegangan eksitasi atom
(Ve) dengan muatan elektron (e)
Eeks= eVe 1)
Energi ini digunakan untuk memancarkan foton yang memiliki panjang
gelombang λ, yang terkait dengan persamaan energi foton.
ℎ𝑐
𝐸= (2)
𝜆
Dari persamaan (1) dan (2) selanjutnya akan diperoleh panjang gelombang (λ)
foton yang dipancarkan dari eksitasi atom Neon, yaitu :
ℎ𝑐
𝜆=
𝑒𝑉𝑒
Dengan h : tetapan planck (6,626 .10-34Js = 4,136 . 10-15eVs), c : kecepatan cahaya
( 2,998 . 108ms-1), dan e adalah muatan elektron ( 1,602 . 10-19C ).
Pesawat Franck-Hertz pada percobaan ini terdiri atas tabung berisi gas Neon
bertekanan rendah dilengkapi dengan filamen pemanas katoda K, dan kisi G1 dan
G2, plat anoda P, serta meter tegangan dan arus.
Tombol G1-K berfungsi untuk mengatur besarnya tenaga kinetik elektron yang
keluar dari kisi G1 menuju anoda P. Tombol G2-P berfungsi untuk mengatur /
menetapkan besarnya tegangan penghalang elektron sampai di anoda P. yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan kedua panel tersebut harus dilakukan secara hati -
hati agar arus yang terbaca pada mikroamperemeter tidak melampaui jangkauannya.
D. Prinsip Korespondensi