Anda di halaman 1dari 18

Teori Atom (Dalton, Thomson, Ruterford, Bohr)

21:45 Susilo tri atmojo 2 comments


Teori Atom Dalton

Sekitar 2,5 abab yang lalu, filusuf dari Yunani yaitu Leukippus berpendapat bahwa suatu

materi akan tersusun atas butiran-butiran kecil, pendapat ini kemudian dikembangkan oleh

seorang muridnya yang bernama Demokritus. Demokritus selenjutnya berpendapat bahwa suatu

materi tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi, selajutnya partikel-

partikel yag kecil tersebut dinamakan dengan atom.

Konsep atom ini selanjutnya berkembang setelah terdapat perumusan tentang Hukum

Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap, yaitu pada abab 18 John Dalton

mengungkapan teori tentang atom

Pada tahun 1804, John Dalton mengemukakan tentang eksitensi dari suatu atom. Ia

berpendapat bahwa konsep atom menurut Demokritus benar karena tidak bertentangan dengan

hukum Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap. Berdasarkan pada pemikiran

tersebut ia merumuskan teori atom, teori tersebut sebagai berikut :

1. Materi tersusun dari partikel-partikel kecil yang disebut dengan atom

2. Unsur adalah materi yang tersusun dari atom-atom yang sejenis dengan massa dan sifat yang sama

3. Unsur yang berbeda memiliki atom-atom dengan massa dan sifat yang berbeda pula.

4. Senyawa adalah materi yang tersusun dari sekurang- kurangnya 2 jenis atom dari unsur-unsur

yang berbeda, dalam senyawa atom-atom tersebut berikatan melalui ikatan antar atom.

5. Atom tdak dapat dimusnahkan. Reaksi kimia hanyalah terjadi penataan ulang dari atom-atom yang

terlibat dalam reaksi tersebut.


Dalam perkembangannya, tidak semua isi teori atam Dalton adalah benar, karena atom

ternyata masih dapat terbagi lagi menjadi partikel-partikel yang lebih kecil yaitu partikel

subatomik, seperti elektron, proton dan neuton.

Selain mengungkapkan tentang teori atom, Dalton juga memberikan gambaran tentang

model atom, model tersebut digambarkan sebagai berikut :

John Dalton (1766-1844) Model Atom Dalton

Gambar John Dalton dan model atom dari John Dalton

Teori Atom Thomson


Penemuan elektron atas penelitian yang dilakukan oleh William Crookes (1875) yang
disempurnakan oleh J.J. Thomson dan R. Milikan, memberikan bukti bahwa ketidaksempurnaan
model atom Dalton, hal ini karena massa elektron lebih kecil dibandingkan dengan atom
J.J. Thompson memperinci model atom Dalton. Dikemukakannya bahwa Atom merupakan bola
pejal yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar muatan negatif elektron.
Cara yang mudah dan praktis untuk menggambarkan model ini adalah dengan menganggap
elektron sebagai kismis di dalam roti proton, sehingga model ini diberi nama model roti kismis.
Berikut ini gambar JJ Thomson dan Model Atomnya

Model Atom Rutherford


Pada tahun 1910, Rutherford melakukan eksperimennya dengan melakukan penembakan
sinar alfa terhadap sasaran sebuah lempeng emas tipis. Sinar alfa merupakan sinar yang berasal
dari partikel yang dipancarkan oleh zat radioaktif. Sinar ini merupakan partikel atom helium
yang bermuatan positif serta mampu menembus berbagai logam.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa adanya partikel alfa yang terpantul pada penembakan
lempeng tipis emas. Fakta ini tidak sesuai dengan model atom yang dikemukakan oleh J.J.
Thomson dimana atom digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya (tidak
mengindikasikan adanya bagian yang lebih padat pada atom).
Berikut ini eksperimen yang dilakukan oleh Rutherford :

Gambar. I.8 Eksperimen yang dilakukan Rutherford

Dari ekperimen tersebut dapat disimpulkan bahwa :

a. Sebagian besar partikel sinar alfa diteruskan, menunjukkan bahwa pada atom terdapat ruang

kosong

b. Partikel sinar alfa yang mendekati inti atom dibelokkan , menunjukkan adanya gaya tolak inti

terhadap lempeng tipis emas

c. Adanya sinar yang dipantulkan, menunjukkan bahwa dalam atom-atom emas terdapat bagian

yang padat yang mampu memantulkan partikel alfa dan bagian atom yang padat tersebut

mempunyai muatan positif (partikel alfa yang bermuatan positif akan ditolak oleh bagian atom

yang bermuatan positif)


Dengan kesimpulan ini Rutherford memberikan gagasan untuk model atom yaitu :

Atom tersusun atas inti atom yang memiliki muatan positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron

yang bermuatan negatif, hal ini dapat diasumsikan dengan planet yang mengelilingi matahari.

Planet sebagi elektron sedangkan matahari adalah inti atom yang bermuatan positif. Berikut ini

gambar model atomnya :

Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinar katoda ditemukan, Goldstein melakukan suatu

eksperimen dengan tabung sinar katoda dan ia menemukan fakta berikut: Yaitu apabila katoda

tidak berlubang ternyata gas di belakang katoda tetap gelap. Namun, apabila pada katoda

berlubang ternyata gas di belakang katoda menjadi berpijar. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

radiasi yang berasal dari anoda, yang menerobos ke lubang dan menuju ke katoda. Radiasi itu

disebut dengan sinar anoda atau sinar positif atau sinar terusan (yang ditunjukkan pada gambar

dibawah ini)
Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat
memutar kincir) yang bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif).
Partikel sinar terusan ternyata bergantung pada jenis gas dalam tabung. Artinya, jika gas dalam
tabung diganti dengan gas yang lain, ternyata dihasilkan partikel sinar terusan dengan ukuran
yang berbeda. Partikel sinar terusan terkecil diperoleh dari gas hidrogen.

Pada tahun 1906, Ernesh Rutherford, ilmuwan yan berasal dari Inggris dengan

menggunakan alat spekrometer massa (modifikasi dari sinar katoda) untuk membuktikan

keberadaan dari partikel yang memliki muatan positif. Dari penelitian yang telah dilakukan

dihasilkan bahwa atom H menghasilkan partikel bermuatan positif yang paling ringan. Massa

partikel positif dari atom-atom lainnya merupakan kelipatan dari massa positif atomH.

Selanjutnya pada tahun 1919, partikel positif dari atom H diberi nama yaitu proton yang

berasal dari bahasa Yunani yaitu proteis yang artinya yang terpenting. Massa proton sekitar

1,672 x 10-27.

Eksperimen Rutherford merupakan awal ditemukan neutron, dalam eksperimen yang ia

mencoba menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom, dengan

harapan massa inti atom dan massa muatan positif sama tetapi setelah dilakukan perhitungan

ternyata massanya berbeda.

Ini dibuktikan oleh eksperimen yang dilakukan oleh Aston pada ahun 1919 ia menemukan

alat spektrometer massa, yaitu alat yang dapat digunakan untuk menentukan massa atom dan

massa molekul. Dengan alat tersebut, Aston menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama

dapat mempunyai massa yang berbeda. Fenomena ini selanjutnya disebut dengan isotop, salah

satu fenomena yang menggugurkan teori atom Dalton. Selain itu juga ditemukan bahwa massa

suatu atom ternyata tidak sama dengan jumlah proton pada atom tersebut. Banyak atom yang
massanya sekitar dua kali massa protonnya. Berdasarkan kedua fakta tersebut, Aston menduga

keberadaan partikel netral dalam atom yang jumlahnya dapat berbeda meskipun unsurnya sama.

Selain itu lmuwan Amerika yaitu William Draper Harkins pada tahun 1920 menduga

adanya partikel lain dalam inti atom selain proton. Partikel tersebut mempunyai massa yang

hampir sama dengan massa proton tetapi partikel tersebut tidak bermuatan. Selanjutnya

Chadwick melakukan eksperimen untuk mengetahui keberadaan partikel yang tidak bermuatan

atau bersifat netral.

Berikut ini gambar eksperimen yang dilakukan oleh Chadwick pada tahun 1932.

Gambar. I.10 Eksperimen yang dilakukan Chadwick

Dari penembakan sinar ke dalam pelat berilium akan menghasilkan suatu radiasi yang

tidak bermuatan. Apabila terdapat suatu materi padat dalam hal ini menggunakan parafin

ditempatkan sebagai penghalang, maka akan mengakibatkan proton dari atom hidrogen akan

terlempar keluar.
Partikel yang tidak bermuatan tersebut selanjutnya disebut dengan neutron, dengan massa

yaitu 1,675 x 10-27 kg. Berikut ini massa dan muatan dari partikel subatom elektron, proton dan

neutron.

Tabel I.1 Massa dan Muatan dari subatomik

Partikel Lambang Massa (kg) Muatan


Satuan Coulomb
- -31
Elektron e 9,109 x 10 -1 1,6 x 10-19
Proton P 1,673 x 10 -27 +1 1,6 x 10-19
Neutron N 1,675 x 10 -27 0 0

Model Atom Bohr

Model atom Rutherford tidak bisa menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom

akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron. Dalam ilmu pengetahuan, ketidakmampuan

suatu model menerangkan fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa model atom menurut

Rutherford belum sempurna.

Menurut hukum fisika klasik, gerakan elektron mengelilingi inti akan disertai pemancaran

energi berupa radiasi elektromagnet. Jika demikian maka energi elektron akan melambat.

sehingga lintasannya akan berbentuk spiral dan pada akhirnya elektron akan jatuh ke inti atom.

Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan eksperimennya

menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr

adalah :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang

bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.


b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan cara menyerap atau

memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.

Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap

energi. Jika berpindah ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.
Berikut ini gambar model atom Bohr :

Macam-macam model atom beserta teori dan


perkembangannya
Label: Fisika, Listrik

Macam-macam model atom beserta teori dan perkembangannya : Model


Atom Dalton,Rutherford, J. J. Thomson,BOHR .
1. Perkembangan teori atom

Teori atom selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan
penemuan baru. teori atom telah berkembang sejak abad sebelum masehi dan
menjadi pertanyaan besar di kalangan para ahli filsafat yunani. Demokritus
berpendapat bahwa suatu materi bersifat diskontinu, jika dibelah terus menerus
akan diperoleh materi yang lebih kecil lagi. bagian terkecil yang tidak bisa dibagi
lagi disebut dengan atom.

2. Teori Atom Modern

Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger


(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian yaitu Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah
keboleh jadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Daerah
ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital.

Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin


Schrodinger.ErwinSchrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan
fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya
elektron dalam tiga dimensi.

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada
gambar berikut ini. Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model
atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini,
seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar Atom Modern

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang
sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung
membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit
terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya
belum tentu sama.

Macam-macam model atom


Model Atom Dalto

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya


tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum
kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts).
Lavosier mennyatakan bahwa "Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama
dengan massa total zat-zat hasil reaksi". Sedangkan Prouts menyatakan bahwa
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap". Dari kedua
hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi

2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda

3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan


bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom
oksigen

4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan


kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:

Model Atom Dalton seperti bola pejal

Percobaan Lavosier
Mula-mula tinggi cairan merkuri dalam wadah yang berisi udara adalah A, tetapi
setelah beberapa hari merkuri naik ke B dan ketinggian ini tetap. Beda tinggi A dan
B menyatakan volume udara yang digunakan oleh merkuri dalam pembentukan
bubuk merah (merkuri oksida). Untuk menguji fakta ini, Lavoisier mengumpulkan
merkuri oksida, kemudian dipanaskan lagi. Bubuk merah ini akan terurai menjadi
cairan merkuri dan sejumlah volume gas (oksigen) yang jumlahnya sama dengan
udara yang dibutuhkan dalam percobaan pertama.

Percobaan Joseph Pruost

Pada tahun 1799 Proust menemukan bahwa senyawa tembaga karbonat baik yang
dihasilkan
melalui sintesis di laboratorium maupun yang diperoleh di alam memiliki susunan
yang tetap.

Percobaa Sebelum Setelah Perbandingan


n
pemanasan (g pemanasan (g Mg/MgO
ke-
Mg) MgO)

1 0,62 1,02 0,62/1,02 = 0,61

2 0,48 0,79 0,48/0,79 = 0,60

3 0,36 0,60 0,36/0,60 = 0,60

Kelebihan dan kelemahan Atom Dalton

Kelebihan :
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan :
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan
arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik?
padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat
menghantarkan arus listrik.

Model Atom Rutherford

Teori Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)


melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap
lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel
yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat
menembus lembaran tipis kertas.
Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni
apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai
partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka,
didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan
sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu
diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa
berikut :

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan

2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,


maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang
bermuatan positif.

3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,


berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan
ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford


mengusulkan model atom yang dikenal dengan model atom rutherford yang
menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan
positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa
didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel
positif agar tidak saling tolak menolak.
Gambar Atom Rhuterford

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Hasil percobaan Rutherford


Kelebihan dan Kelemahan Model atom Rutherford :

Kelebihan :
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti
Kelemahan :
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran
energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya
makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti .
Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu
sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala
Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan
mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali
tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron
yang nanti disebut dengan kulit.

Teori Atom J. J. Thomson

Fisikawan Joseph John Thomson (1856-1940) adalah seorang ilmuwan yang lahir di
Cheetham Hill, di mana di tempat itu pula Thomson dinobatkan sebagai profesor
fisika eksperimental sejak tahun 1884. Penelitian yang Thomson lakukan
menghasilkan penemuan elektron. Ia mengetahui bahwa gas adalah zat yang
mampu menghantar listrik. Thomson juga menjadi salah satu perintis ilmu fisika
nuklir. Thomson berhasil meraih hadiah nobel fisika pada tahun 1906.
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka
J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa
sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang
diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson
menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel
subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan
negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan
muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut,Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya
yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson yang menyatakan bahwa:
Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar
muatan negatif elektron
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas
kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar merata dalam bola
daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai
bola positif yang pejal.

Atom Thomson

Model atom J.J. Thomson


Teori atom Dalton cukup lama dianut oleh para ahli saat itu hingga ditemukannya
elektron yang bermuatan negatif oleh J.J. Thomson pada tahun 1897 . Penemuan
elektron ini akhirnya mematahkan teori Dalton bahwa atom merupakan materi
terkecil. Oleh karena elektron bermuatan negatif maka Thomson berpikir bahwa
ada muatan positif sebagai penyeimbang. Dengan demikian atom bersifat netral.
Model atom Thomson menggambarkan bahwa atom merupakan suatu bola yang
bermuatan positif. Sementara itu elektron (bagian atom yang bermuatan negatif)
tersebar merata di permukaan bola tersebut. Muatan-muatan negatif tersebut
tersebar seperti kismis pada roti kismis. Jumlah muatan positif sama dengan
jumlah muatan negatif sehingga atom bersifat netral.

Jumlah muatan positif = Jumlah muatan negatif

Model atom Bohr

Teori Atom Bohr

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam
menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen
melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari
Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner
(menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.

2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap


sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun
diserap.

3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan


stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya
sesuai dengan persamaan planck, E2 E1 = hf

4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat


tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya
momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2p atau nh/2p, dengan n
adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan


tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling
rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin
besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Gambar Model Atom Bohr

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Bohr

Kelebihan :
atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron.
Kelemahan :
model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack

Anda mungkin juga menyukai