Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7

Nama Guru : Naimatil Jannah, S.Pd.

PENGERTIAN ATOM
Sebelum mulai mempelajari apa itu teori atom dan perkembangannya, maka
terlebih dahulu perlu memahami dulu pengertian dari atom itu sendiri. Atom secara
etimologi atau asal kata berasal dari bahasa Yunani “atomos”. Arti dari kata tersebut
adalah “tidak bisa dipotong”.
Dilihat dari asal katanya, kemudian atom diketahui memiliki definisi sebagai suatu
partikel yang menyusun suatu benda dan memiliki ukuran sangat kecil. Sedangkan
dilansir dari situs kompas.com dijelaskan bahwa atom merupakan partikel terkecil di
dalam semesta dan definisi ini dicetuskan oleh Demokritos di masa Yunani Kuno.
Pengertian dari atom kemudian terus berkembang dan hal ini menjadi bagian dari
perkembangan teori terhadap atom itu sendiri yang nanti akan dibahas mendetail di
bawah. Sebagai bagian atau partikel terkecil, maka atom kemudian tidak bisa dipotong
atau diperkecil lagi.
Atom kemudian tersusun atas beberapa partikel, dan kemudian ada istilah
subatom. Hal ini menunjukan betapa kecilnya ukuran atom di setiap permukaan benda
apapun. Menentukan ukuran atom kemudian menjadi hal yang tidak mudah. Sebab dalam
satu tanda titik dari sebuah tulisan atau benda saja sudah tersusun dari jutaan atom.
Atom kemudian juga diketahui memiliki dasar materi yang disebut dengan istilah
inti atom dan awan elektron. Inti atom terdiri atas proton yang memiliki muatan positif,
kemudian elektron yang mengelilinya memiliki muatan netral. Elektron di dalam atom
terikat atau menempel pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Sekumpulan atom kemudian saling berikatan dan membentuk molekul. Atom yang
berkumpul bisa terbentuk dari atom dengan muatan yang sama sehingga memiliki sifat
netral. Kemudian jika atom tersebut membentuk ikatan dengan atom lain yang muatannya
berbeda akan membentuk ion.
Jumlah neutron dan juga proton pada atom yang berikatan akan menentukan jenis
dari atom tersebut. Jumlah proton pada atom akan menentukan unsur kimianya,
sedangkan jumlah neutron akan menentukan isotop dari unsur dimana atom tersebut
yang menjadi penyusunnya.
PERKEMBANGAN TEORI ATOM
Melalui penjelasan di atas tentu diketahui bahwa kata atom berasal dari istilah
bahasa Yunani yang memiliki arti sebagai komponen terkecil yang tidak bisa dipisah-pisah
lagi. Konsep atom ini pertama kali diajukan oleh seorang filsuf dari India dan juga dari
Yunani. Konsep ini kemudian terus berkembang, hingga pada abad ke-17 sampai abad
ke-18.
Pada abad tersebut semakin banyak kimiawan yang kemudian menemukan
sejumlah zat yang komponennya sangat kecil. Saking kecilnya hingga tidak bisa dipecah
atau dipisahkan lagi menggunakan metode kimia.
Kemudian di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, konsep bahwa atom
merupakan partikel terkecil dan tidak dapat dibagi lagi mengalami perubahan. Sebab para
fisikawan di masa tersebut berhasil menemukan komponen struktur atom. Yakni terdapat
subatom di di dalam sebuah atom. Sehingga atom bukan lagi partikel kecil yang tidak bisa
dibagi.
TEORI ATOM THOMSON
Teori atom pun terus berkembang, hingga pada awal abad ke-20, William Crookes
dan J.J Thomson menemukan katode yang lebih baik. Penelitian mengenai katode
kemudian dilakukan lebih lanjut, salah satunya meneliti cahaya katode tersebut. Cahaya
katode ini kemudian disimpulkan sebagai sebuah partikel.
Sebab cahaya katode ini memiliki kemampuan untuk memutar baling-baling yang
diletakan diantara katode dan anode. Melalui penelitian tersebut, oleh Thomson kemudian
ditarik kesimpulan bahwa sinar katode merupakan partikel yang menyusun atom yang
memiliki muatan negatif dan kemudian disebut sebagai elektron.
Thomson juga menjelaskan bahwa atom adalah partikel yang bersifat netral, sebab
elektron yang dimilikinya memiliki muatan negatif. Supaya muatan negatif ini menjadi
netral maka harus ada partikel lain yang bermuatan positif. Hal ini kemudian berhasil
mematahkan teori Dalton, dan kemudian dikenal sebagai teori Thomson.
Hanya saja, teori atom yang mulai dikenal publik di awal abad ke-20 ini juga
memiliki kelemahan. Yakni, Thomson tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif yang dimiliki atau dibawa oleh bola atom.
PERKEMBANGAN TEORI ATOM
Perkembangan teori atom dilakukan untuk menyempurnakan teori sebelumnya. Pada
tahun 1800 mulai ditemukan beberapa penemuan yang terkait dengan teori atom yang
baru. Terdapat beberapa perkembangan yang berhubungan dengan teori ini, salah
satunya adalah teori ini dikembangkan oleh beberapa tokoh yang berbeda.

Tokoh-tokoh pada perkembangan teori atom memiliki pemikiran yang berbeda-beda.


Berikut tokoh-tokoh yang ada dalam perkembangan teori atom.

Teori Atom Thomson (Sir Joseph John Thomson)


Teori Atom Thomson
Setelah teori atom Dalton, tokoh perkembangan teori atom selanjutnya adalah teori
atom Thomson. Dalam perkembangannya, Thomson memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada pada teori atom Dalton sebleumnya. Pada tahun 1897, Thomson
menemukan partikel yang bermuatan negatif dan disebut dengan elektron.
Elektron merupakan penemuan yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan teori atom
sebelumnya. Teori atom Thomson berawal dari penemuan tabung katode oleh William
Crookes. Dari penelitian yang sudah dilakukan Crookes, Thomson mengembangkan
penelitiannya tentang sinar katode di Laboratorium Cavendish.
Setelah selesai dan mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan, Thomson
menemukan bahwa sinar katode adalah sebuah partikel. Hal ini disebabkan karena sinar
katode mampu memutar baling-baling yang diletakkan antara katode dan anode. Setelah
mengetahui hal itu, Thomson menyatakan bahwa sinar katode termasuk ke dalam partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang memiliki muatan negatif dan sekarang disebut
dengan elektron.
Partikel yang bermuatan negatif atau elektron inilah yang akan memuat isi dari teori atom
Thomson. Isi dari teori atom yang dimiliki oleh Thomson adalah sebuah bola pejal atau
bola biliar yang bermuatan positif yang memuat beberapa partikel bermuatan negatif atau
elektron. Elektron-elektron ini akan tersebar pada bola seperti kismis pada roti.
Teori atom Thomson bisa disebut dengan sebutan teori roti kismis. Dinamakan
teori roti kismis karena muatan negatifnya atau elektron (kismis) mengelilingi atom yang
bermuatan positif (roti). Secara garis besar teori atom J.J Thomson dapat disimpulkan
menjadi beberapa garis besar. Berikut inti dari teori atom Thomson. Atom bukanlah bagian
terkecil dari suatu zat.
Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom.
Secara keseluruhan atom bersifat netral. Hal ini dikarenakan muatan atom positif
dan negatif yang ada pada atom sama dan suatu atom tidak memiliki muatan positif dan
negatif yang berlebihan.
Atom dengan muatan positif akan tersebar secara merata ke seluruh bagian atom,
kemudian atom itu dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar diantara muatan
positif.
Sama seperti teori atom Dalton, teori atom Thomson juga memiliki kekurangan.
Berikut beberapa kekurangan teori atom Thomson. Teori atom Thomson tidak bisa
menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan jumlah elektron yang ada di dalam
bola. Inti atom tidak dapat dijelaskan.
Teori yang dikembangkan oleh Thomson sayangnya tidak dikembangkan lagi.
Penyebab tidak dikembangkan teori ini adalah di kemudian hari teori atom ini ditemukan
ketidakcocokkan dengan hasil percobaan Ernest Rutehrfood. Penelitian yang dilakukan
Rutherford dapat membuktikan bahwa pada seluruh bagian atom, muatan positif atom
tidak tersebar secara merata. Penelitian Rutherford mengungkapkan bahwa atom muatan
positif yang tidak tersebar merata berpusat di bagian tengah atom yang sekarang disebut
dengan inti atom.

Dikutip dari
https://www.gramedia.com Literasi Perkembangan Teori Atom

Anda mungkin juga menyukai