Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ATOM

DOSEN PEMBIMBING

Muhammad Khairul Afdhol,ST,MT.


DISUSUN OLEH:

Aznan Fatkureza
Juwanda Oktavia
M. Sandy Arya Pratama
Romario Harya HN
Sari Iga Mulyani
Taufik Alvaro

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERMINYAKAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk, maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
di gunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal yang bersumber dari berbagai buku. Sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.

harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap kita
semua.
A. Perkembangan Teori Atom

Pada hakikatnya semua zat kimia dibentuk oleh partikel terkecil yang disebut
atom.Pemahaman manusia tentang peristiwa kimia bergantung pada perkembangan teori
tentang atom. Walaupun atom telah dipikirkan para ahli sejak lama tetapi
perkembangannya tidak pesat, karena bergantung pada kemajuan ilmu lain seperti
fisika,matematika,dan teknologi.

kira-kira 400 sebelum masehi,democritos menyatakan bahwa materi terdiri atas


partikel kecil yang disebut atom (a=tidak,tomos=dibagi). Akan tetapi teori ini tidak
berkembang karena hanya hasil pemikiran dan tidak didukung oleh percobaan. Pada akhir
abad 18 mulai dilakukan percobaan laboratorium dan melahirkan hukum dasar seperti
yang telah dibahas.

Teori Atom John Dalton

Tokoh dari perkembangan teori atom yang pertama adalah John Dalton. Pada tahun
1803, John Dalton mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom yang
dikemukakan Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu

1. Hukum Kekekalan Massa(Hukum Lavoisier)


Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil
reaksi.
2. Hukum susunan tetap (Hukum Prouts)
Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap.

Jika diilustrasikan dalam bentuk gambar, atom yang dikemukakan oleh Dalton berbentuk
seperti bola pejal.

Gambar atom menurut John Dalton:


Kesimpulan Teori Atom John Dalton:

1. Atom merupakan partikel terkecil dari suatu materi sehingga tidak dapat dibagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil.
2. Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
3. Atom digambarkan seperti bola pejal sederhana dengan ukuran sangat kecil.
4. Penyusun unsur adalah atom-atom yang sama.
5. Penusun senyawa adalah atom-atom yang berbeda sesuai unsur penyusunnya.
6. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana.

Perkembangan teori atom pada masa John Dalton masih banyak memiliki kekurangan.
Namun, teori atom yang dikemukakan John Dalton juga memiliki kelebihan.

Kelebihan Teori Atom Dalton:


Mampu membangkitkan minat terhadap penelitian tentang model atom berikutnya.
Kelemahan Teori John Dalton:
Tidak bisa mejelaskan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.

Teori Atom J. J. Thomson

Perkembangan teori atom yang kedua dikemukakan oleh J. J Thomson. Penemuan tabung
katode oleh William Crookers membantu J. J. Thomson dapat menemukan teori atom baru.
Melalui ltabung katode, J. J Thomson memastikan bahwa sinar katode merupakan partikel
karena dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode.

Hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun
atom yang bermuatan negatif (selanjutnya disebut elektron). Secara ringkas, Thomson
menyimpulkan bahwa atom adalah bola padat bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron yang bermuatan negatif. Model atom Thomson digambarkan seperti kismis(elektron)
yang berada pada roti (atom).
Ilustrasi teori atom oleh Thomson dalam gambar dapat dilihat seperti berikut ini

Kesimpulan Teori Atom J. J Thomson

Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron.

Kelebihan:
Menjadi awal penemuan bahwa atom bukan partikel terkecil sehingga memberi jalan untuk
teori-teoriselanjutnya.
Kelemahan:
Thomson tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.

Teori Atom Rutherford

Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dari uranium.
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden) melakukan
percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa . Partikel alfa adalah partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus dan berdaya tembus besar, sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas.

Awalnya, percobaan tersebut bertujuan untuk menguji pendapat Thomson mengenai atom
berupa bola pejal yang bermuatan negatif. Hasil dari percobaan Rutherford adalah hampir
semua partikel alfa diteruskan. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan
atom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang
bermuatan positif.
Kemudian Rutherford mengusulkan model atom yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari
inti atom (bermuatan positif) yang sangat kecil dan dikelilingi oleh elektron (bermuatan
negatif).

Ilustrasi teori atom yang dikemukakan Rutherford dalam gambar dapat dilihat serti berikut.

Gambar Teori Atom Rutherford

Kesimpulan Teori Atom Rutherford:

1. Atom bukan merupakan bola pejal.


2. Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif.
3. Inti Atom dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
4. Di dalam inti atom juga terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-
partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Kelebihan:
Mampu mengemukankan ide mengenai inti atom untuk pertama kalinya.
Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Elektron yang
mengelilingi inti atom mengeluarkan energi sehingga ada pasti saat elektron dapat jatuh ke
inti atom.

Teori Atom Bohr

Perkembangan teori atom terus berlanjut pada tahun 1913, Niels Bohr mengembagkan teori
model atom Rutherford menggunakan percobaan spektrum hidrogen. Percobaan ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck.

Empat postulat hasil percobaan Niels Bohr:

1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Elektron tidak memancarkan atau menyerap energi selama elektron berada dalam
lintasan stasioner, sehingga energinya tetap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut.
5. Dalam bentuk gambar, ilustrasi teori atom Bohr dapat dilihat seperti berikut.

Gambar Teori Atom Bohr

Kesimpulan Teori Atom Bohr

Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positi dan elektron-elektron yang mengelilingi
inti atom pada lintasan-lintasan tertentu. Litasan-lintasan tersebut disebut kulit elektron atau
tingkat energi. Tingkat energi paling rendah terdapat pada kulit elektron yang terletak paling
dalam. Sedangkan tingkat energi paling besar terletak pada kulit elektron paling luar.
Semakin jauh dari inti atom (semakin besar nomor kulitnya) maka tingkat energinya akan
semakin tinggi.

Kelebihan:
Dapat menjelaskan kekurangan dari teori atom Rutherford. Dapat menjelaskan mengapa
elektron tidak jatuh ke inti atom.
Kelemahan:
Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.

Teori Atom Modern

Teori Atom modern dikenal juga dengan teori atom mekanika kuantum. Teori mekanika
kuantum juga dikenal sebagai prinsip ketidakpastian. Tokoh pertama dari teori atom modern
adalah seorang ahli dari Jerman bernama Werner Heisenberg.

Teori Mekanika Kuantum

Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada
jarak tertentu dari inti atom.

Erwin Schrodinger melengkapi teori mekanika kuantum melalui suatu persamaan untuk
mendapatkan fungsi gelombang. Fungsi gelombang tersebut digunakan untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi. Schrodinger
juga merumuskan bentuk dan tingkat energi orbital. Orbital merupakan daerah ruang di
sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron.

Orbital juga menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi
yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung
membentuk kulit. Kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital.Teori atom modern dalam gambar dapat terlihar seperti berikut.

Gambar Model Atom Modern


Kesimpulan Model Atom Mekanika Gelombang:

Elektron-elektron yang mengelilingi inti atom memiliki tingkat energi tertentu tetapi
keberadaannya tidak dapat dipastikan. Posisi elektron dapat ditemukan melalui fungsi
gelombang tertentu dalam kulit atom yang disebut sebagai daerah kebolehjadian paling besar
untuk menemukan elektron. Elektron menempati orbital yang dinyatakan dalam bilangan
kuantum.

Gerakan elektron memiliki sifat gelombang. Gerak tersebut mengikuti penyelesaian kuadrat
fungsi gelombang yang disebut orbital. Orbital merupakan bentuk tiga dimensi dari
kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu
atom.

Orbital juga menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi
yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung
membentuk kulit. Kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital.

B. PARTIKEL PENYUSUN ATOM


Dari hasil penemuan,ternyata atom terdiri atas partikel-partikel yang sederhana,yang disebut
partikel sub atom.
Partikel-partikel sub atom tersebut adalah : Proton, elektron, dan neutron.

1. Proton
Proton merupakan partikel bermuatan positif,posisinya terletak didalam inti atom.Goldstein
berhasil menemukan adanya partikel bermuatan positif dalam atom. Partikel tersebut
dinamakan proton. Setelah penemuan proton, Rutherfordjuga berhasil membuktikan proton
terletak ditengah-tengah ruang atom (inti atom).
2. Elektron
Elektron merupakan partikel atom yang pertama kali ditemukan. Elektron ditemukan oleh
Joseph John Thomsonseorang ilmuwan iggris. Penemuannnya berawal dari percobaan tabung
sinar katoda pada 1897. Istilah elektro sendiri pertama kali dikemukakan olehGeorge
Johnston Stoney pada 1981.
3. Neutron
Keberadaan proton didalam inti atom ternyata tidak sendirian. James Chadwick seorang
ilmuwan inggris berhasil menemukan adanya neutron dalam inti atom pada tahun 1932.

Nama Penemu Simbol Massa Muatan


Elektron J.J Thomson e 0,00055 -1
Proton Goldstein p 1,0073 +1
Neutron Chadwick n 1,0087 0

C. ISOTOP, ISOBAR, ISOTON


1.Isotop
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa
atom berbeda atau unsur unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutron berbeda.

Kegunaan Isotop dalam kehidupan:

 Fe-59 dapat digunakan untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah di dalam
tubuh
 Na-24 dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa di dalam tanah, caranya Na-
24 dilarutkan dalam air/minyak kemudian dengan menggunakan detektor akan
diketahui kebocorannya. Yang bocor pasti radiasinya lebih banyak. Selain itu juga
bisa digunakan untuk mempelajari peredaran darah manusia.
 P-32 dapat digunakan untuk mendeteksi pemakaian pupuk pada tanaman-tanaman.
 CO-60 dapat digunakan untuk pengobatan kanker.
 I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan pada kalenjar tiroid.
 C-14 daat digunakan untuk mengetahui kecepatan pembentukan senyawa pada proses
fotosintesis. Selain itu, juga digunakan untuk menentukan usia fosil atau benda-beda
bersejarah. Caranya dengan melihat waktu paruh-nya.
 O-18 dapat digunakan untuk mengetahui perubahan asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester (dengan menggunakan asam sebagai katalisnya). Ini dinamakan
prosesesterifikasi.
Contoh: waktu paro isotop Na.24 diketahui 15jam. Bila mula-mula terapat 5 mg Na.
24 berapa mg yang masih tersisa setelah 45 jam.
Penyelesaian: diket: t 1/2 =15jam
No= 5mg
t= 45 jam
ditanya=Nt.......?
𝑵𝒕 𝟏
jawab: = ( ) t/t½
𝑵𝒐 𝟐
𝑵𝒕 𝟏 45/15
𝟓
=(𝟐)
𝑵𝒕 𝟏
𝟓
= ( 𝟐 )3
𝑵𝒕 𝟏
𝟓
=𝟖
8 Nt = 5
5
Nt =8
Nt = 0,625

2.Isobar
Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai nomor massa yang sama.

3.Isoton
Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama.

D. KONFIGURASI ELEKTRON

Konfigurasi Elektron adalah susunan elektron pada atom atau molekul di orbital atom atau
molekulnya. Contohnya sebagai berikut :

1.Li mempunyai 3 elektron maka konfigurasinya adalah 1s22s1


2.Konfigurasi elektron dari 17Cl=1s22s22p63s23p5

Yang harus diingat juga bahwa :


Orbital s diisi 2 elektron
Orbital p diisi 6 elektron
Orbital d diisi 10 elektron
Orbital f diisi 14 elektron

Bilangan kuantum
Bilangan kuantum utama atau dsebut juga kulit atom disimbolkan dengan simbil (n) dengan n
= 1, n = 2, n=3, n = 4, n = 5, n =6, n = 7. Untuk bilangan kuantum azimut atau disebut juga
subkulit atom dapat disimbolkan dengan (l)

 l = 0, subkulit s
 l = 1, subkulit p
 l = 2, subkulit d
 l = 3, subkulit f

Bilangan kuantum magnetik atau disebut juga dengan sistem orbital atom dapat disimbolkan
dengan (m).

 l= 0, subkulit s punya 1 obital ; m = 0


 l = 1, subkulit p punya 3 orbital ; m = -1, m = 0, m = 1
 l = 2, subkulit d punya 5 orbital ; m = -2, m = -1, m = 0, m = 1, m = 2
 l = 3, subkulit f punya 7 orbital ; m = -3, m = -2, m = -1, m = 0, m = 1, m = 2, m =3

Aturan

Dalam menentukan konfigurasi elektron ada aturan aturan yang harus di penuhi. Berikut ialah
beberapa aturan dalam penentuan konfigurasi elektron

Aturan Afbau

Dilihat dari Gambar diatas maka intinya seperti ini :

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ….

muatan atom yang dapat memenuhi:


S= 2
P= 6
D= 10
F= 14

misalkan ada pertanyaan tentukan konfigurasi elektron dari 7N . mudah menjawabnya seperti
ini:

7N : 1s2 2S2 2p3

kita lihat pangkat dari angka tersebut, dimulai dari 1s2 lalu 2S2 lalu dilanjutkan 2p3
bila kita hitung, 2+2+3 = 7 lihat pangkatnya. ingat muatan atom yang dapat memenuhi.

Aturan Pauli

Aturan ini di utarakan oleh Wolfgang Pauli pada 1926. Yang berisi “Tidak boleh terdapat
dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”. Orbital yang
sama akan memiliki bilangan kuantum n, l, m, yang sama namun yang membedakan hanya
bilangan kuantum spin (s). Walaupun demikian, tiap orbital hanya bisa berisi 2 elektron
dengan spin (arah putar) yang berlawanan aau berbeda.

Contoh :

Orbital 1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :

Elektron Pertama → n=1, l=0, m=0, s= +½

Elektron Kedua → n=1, l=0, m=0, s= – ½

(Hal ini membuktikan bahwa walaupun kedua elektron mempunyai n,l dan m yang sama
tetapi mempunyai spin yang berbeda)

1s2
Aturan Hund

Aturan Hund diajukan oleh Seorang ilmuwan yang bernama Friedrick Hund pada Tahun
1930 yang menyatakan bahwa “elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit
cenderung untuk tidak berpasangan”.

Untuk memperlihatkan distribusi susunan elektron-elektron pada orbital-orbital di dalam


suatu subkulit, konfigurasi elektron ditulis dalam bentuk diagram orbital.

Orbital diberi gambar dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang mengisi orbital di
gambarkan seperti bentuk dua anak panah berlawanan arah. Seandainya orbital hanya
mengandung satu elektron saja, anak panah yang ditulis harus mengarah ke arah atas.

Contoh soal:
Tentukan konfigurasi dari 13 Ai
Penyelesaian; a) 13 Ai= 1S22S2 2P6 3S2 3P1
↑↓ ↑↓ ↑↑( tidak penuh dan tidak setengah penuh)

Tidak stabil

E. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK

1. Logam - Nonlogam

Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-kelompok tertentu


sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu, tetapi pengelompokan masa itu masih
sederhana. Pengelompokan yang paling sederhana ialah membagi unsur ke dalam kelompok
logam dan nonlogam.
2. Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara
beberapa unsur, lalu mengelompokkannya menurut kemiripan sifat yang ada. Ternyata tiap
kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut Triade.

Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan massa atom-atomnya,
ternyata massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata dari massa
atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara
massa atom dengan sifat-sifat unsur.

3. Oktaf Newlands

Usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal Inggris bernama A. R. Newlands,
yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands
menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih
1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan unsur ke-9), menunjukkan kemiripan sifat.
Hukum oktaf ini juga mempunyai kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan.
Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat
yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
4. Dmitri Ivanovich Mendeleev

Kemudian pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich
Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu,
menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya dan
persamaan sifat. Artinya, jika unsurunsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya,
maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur
yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur
horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut
periode. Sistem periodik Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan juga keunggulan.

Kelemahan sistem ini adalah penempatan beberapa unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa
atom relatifnya. Selain itu masih banyak unsur yang belum dikenal. Sedangkan keunggulan
sistem periodik Mendeleev adalah bahwa Mendeleev berani mengosongkan beberapa tempat
dengan keyakinan bahwa masih ada unsur yang belum dikenal.

5. Sistem Periodik Modern

Kurang lebih 45 tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley
menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Tabel
periodik modern yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang, disusun menurut kenaikan
nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modern ini dapat dikatakan sebagai
penyempurnaan Tabel Periodik Mendeleyev.

Hasil ini diperoleh berdasarkan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikkan nomor


atom adalah Sistem Periodik Modern dan kemudian sering disebut Tabel Periodik Unsur. Di
dalam Sistem Periodik Modern ditemukan keteraturan pengulangan sifat dalam periode
(baris) dan kemiripan sifat dalam golongan (kolom).

 Golongan
Golongan adalah susunan unsur-unsur dalam SPU ke arah tegak (vertikal) yang
disusun berdasarkan kemiripan sifat. Secara garis besar unsur-unsur dalam Tabel
Periodik Modern dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
Golongan Utama (A), meliputi:
- Golongan IA disebut golongan alkali;
- Golongan IIA disebut golongan alkali tanah;
- Golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium;
- Golongan IVA disebut golongan karbon/silikon;
- Golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor;
- Golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur;
- Golongan VIIA disebut golongan halogen;
- Golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/gas inert.
Golongan Transisi (B), meliputi:
- Golongan Transisi (Gol. B), yaitu : IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB (VIII), IB, dan
IIB.
- Golongan Transisi Dalam, ada dua deret. Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14
unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada
periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel tidak terlalu panjang, unsur-unsur
tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem periodik.

 Periode
Periode adalah susunan unsur-unsur dalam SPU arah mendatar (horizontal) yang
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Periode dibagi 2 yaitu:
Periode pendek, meliputi:
- Periode 1 terdiri atas 2 unsur;
- Periode 2 terdiri atas 8 unsur;
- Periode 3 terdiri atas 8 unsur.
Periode panjang, meliputi:
- Periode 4 terdiri atas 18 unsu;
- Periode 5 terdiri atas 18 unsur;
- Periode 6 terdiri atas 32 unsur.
- Periode 7 belum lengkap
F. KLASIFIKASI UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK

1. unsur logam

Secara umum unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap, mempunyai titik
lebur rendah,dapat menghantarkan arus listrik, dapat ditempa dan dapat menghantarkan kalor
atau panas. Pada umumnyalogam merupakan zat padat, namun terdapat satu unsur
logamyang berwujud cairyaitu air raksa. Contoh: besi, emas, dan perak.

2. Unsur non logam

Pada umumnya unsur nonlogam memiliki sifat tidak mengkilap, penghantar arus listrik
yang buruk, dan tidak dapat ditempa. Non logam merupakan penghantar panas yang buruk
akan tetapi ada satu unsur non logam yang bisa menghantarkan panas dengan baik yaitu
grafik. Contoh: karbon, belerang, dan oksigen.

3. Unsur semi logam (metaloid)

Unsur semi logam memiliki sifat antara logam dan non logam. Contoh: arsenium dan silikon.
G.GOLONGAN DAN PERIODE

1. Periode
Periode adalah lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik (pengulangan). Artinya periode
akan ke bawah dalam pengurutannya, sesuai dengan jumlah periodiknya. Jumlah unsur pada
sistem periodik modern tidaklah sama setiap urutannya melainkan bertambah. Dalam sistem
periodik modern memiliki 7 periode.
Periode 1 = 2 unsur
Periode 2 = 8 unsur
Periode 3 = 8 unsur
Periode 4 = 18 unsur
Periode 5 = 18 unsur
Periode 6 = 32 unsur
Periode 7 = 32 unsur
Periode 1 sampai 3 disebut periode pendek, sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut
periode panjang.

2. Golongan
Golongan adalah kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik. Artinya, sistem periodik
dibedakan dengan mendatar pada tabel periodik.
Golongan yang berbeda memiliki sifat yang berbeda, tetapi golongan yang sama memiliki
sifat yang sama. Jadi, dalam kimia penentuan sifat berdasarkan golongan.

Pada umumnya golongan memiliki jumlah unsur yang sama karena dalam tabel periodik
memiliki jumlah 7 periode. Tetapi untuk golongan unsur transisi dalam memiliki jumlah
unsur yang banyak seperti lantanida dan aktinida.
Ada dua bagian dari unsur yang termasuk sifat berbeda dalam bagian golongan, yaitu
golongan A dan Golongan B. Coba kalian perhatikan baik-baik tabel periodik tersebut.
Golongan B disebut juga unsur transisi. Dalam pembuatan tabel periodik, golongan IIIA
harus mencari sifat yang sama dengannya begitu pula untuk unsur golongan IIA karena
golongan IIA dan IIIA memliki sifat yang sangat berbeda.
Sehingga unsur yang di dalam itu dimasukkan berdasarkan kemiripan IIIA. Jadi, unsur
golongan B termasuk unsur peralihan karena memiliki sifat yang sama dengan golongan IIIA
walupun tidak termasuk dalam golongan A.
Untuk Golongan A sebagian memiliki nama, yaitu;
- Golongan IA : Logam Alkali (kecuali hidrogen)
- Golongan IIA ; Logam Alkali Tanah
- Golongan VIIA : Halogen
- Golongan VIIIA : Gas Mulia

H.SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

1. jari-jari atom : jarak dari inti atom sampai kulit terluar.

2. energi ionisasi : energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron pada kult terluar.

3. afinitas elektron : energi yang dilepaskan ketika menerima elektron.

4. keelektronegatifan : kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom lain.

5. logam dan non logam

Logam= cenderung melepas elektron

Non logam = cenderung menangkap elektron

6.titik leleh dan titik didih

Bagi unsur-unsur logam segolongan, titik leleh dan titik didih makin ke bawah makin rendah.

Sebaliknya, bagi unsur-unsur non logam segolongan, titik leleh dan titik didih makin ke

bawah makin tinggi


DAFTAR PUSTAKA

Syukri S., 1999, kimiadasar 1, ITB, Bandung.

Keenan,Chales W., 1986, Ilmu Kimia untuk Universitas 1, Jakarta, Erlangga.

Rudiyanto, Moore, John T., Pranowo, Deni, Dwi, Tutik, 2003, Kimia for Dummies, Pakar
Raya.

Goldberg E. David, 2008, Kimia utukPemula, Jakarta, Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai