Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRUKTUR ATOM HIDROGEN

Dosen pengampuh : Drs. Albaiti

NAMA:

Nathasya Fadila Putri Utami (2019011054004)

Valenthine Grace Harianto(2019011054003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah- Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah struktur atom hydrogen.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini mempunyai banyak kekurangan dalam hal
pembuatan makalah, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat memperbaiki makalah kami.

Jayapura, 11 Oktober 2021


BAB I
A. Latar Belakang

Atom merupakan partikel yang sangat kecil yang tersusun atas partikel subatom, yaitu proton,
electron, dan neutron. Perkembangan  model atom dimulai dari yang hipotesis-hipotesis.
Kemudian seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi banyak teori-teori
atom yang baru dari hasil pemikiran para ilmuwan yang menghasilkan fakta-fakta percobaan dan
melengkapi bahkan diperbarui dari teori sebelumnya, hingga  akhirnya model atom mengalami
modifikasi menjadi model yang sekarang dikenal.

Pada saat sekarang, pengambaran dari sebuah atom telah semakin sempurna dan lengkap dan
semakin banyak partikel-partikel  penyusun atom yang  ditemukan. Sehingga, model atom selalu
mengalami perubahan. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba  menguraikan
beberapa tentang atom, mulai dari awal mula perkembangan model atom,  timbulnya  teori-teori
tentang atom dan susunan atom.

B. Rumusan Masalah

1.      Perkembangan atom

2.      Stuktur atom hydrogen

3.      Bilangan kuantum dan jenisnya

4.      Spektrum absorsi dan emisi

5.      Energi ionisasi

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan yang lebih
rinci mengenai atom yang belum diketahui sebelumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Atom

A. Teori Atom John Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang


atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total
zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan
Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”.
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

a) Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
b) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom
yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c) Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
d) Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari
atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
e) Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini:

Kelemahan:
Teori Dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.

B. Teori Atom J. J. Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan
anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka
harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton
dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang
menyatakan bahwa: “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar
muatan negatif elektron”

Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu
menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada
model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat
digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan:

Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.

C. Teori Atom Rutherford

Adanya partikel alfa yang terpantul pada penembakan lempengan emas tipis dengan sinar
alfa mengejutkan Rutherford. Partikel α yang terpantul itu telah menabrak sesuatu yang sangat
padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan J.J Thomson dimana atom
digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannnya (tidak mengindikasikan adanya bagian
yang lebih padat).

Pada tahun 1911, Rutherford dapat menjelaskan penghamburan sinar α dengan mengajukan


gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar massa dan muatan positif atom
terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom. Jarak dari inti hingga
kulit atom disebut jari-jari atom. Ukuran jari-jari atom adalah sekitar 10-8cm, sedangkan jari-jari
inti atom adalah 10-13cm. Jadi, sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa. Bila diameter
inti diibaratkan 1cm, maka penampang atom ibarat lapangan bulat dengan diameter 1km.[5]

a) Inti Atom

Inti atom merupakan kumpulan dari dua jenis nukleon (partikel penyusun inti), yaitu proton yang
bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan atau netral. Inti atom merupakan salah satu
bagian dari atom yang bermuatan positif. Inti atom dikelilingi elektron yang bermuatan negatif.

b) Proton

Proton ditemukan pertama kali oleh Eugen Goldstein (1850-1930). Ia melakukan eksperimen
dengan tabung sinar katode. Dari eksperimennya, Goldstein menemukan fakta bahwa apabila
katode tidak berlubang, maka gas yang ada di belakang katode tetap gelap. Jika katode diberi
lubang, maka gas yang ada dibelakang katode akan berpijar.

Bukti tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode, kemudian menerobos
lubang pada katode dan memijarkan gas yang ada dibelakang katode. Radiasi tersebut
dinamakan dengan sinar anode atau sinar positif. Partikel yang berasal dari anode ternyata
bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil diperoleh dari gas hidrogen yang
kemudian dikenal sebagai Proton. Ditemukan bahwa massa satu proton = 1837 x 9,11.10-8 gram
= 1,673 x 10-24 gram.  Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom itu sendiri dan hampir
sebagian besar tersusun dari proton dan neutron.

c) Neutron

Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel dasar ketiga yang terletak dalam inti,
yaitu neutron[6]. Neutrom tersebut didapat setelah ditemukan permasalahan bahwa jika hampir
semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron sangat kecil dan dapat diabaikan)
ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk sesuai dengan massa atom jadi, dalam
inti pasti ada partikel lain. Massa sebuah neutron adalah 1,675 x 10-24 gram, hampir sama atau
boleh dianggap sama oleh massa sebuah proton.

d) Elektron

Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Dasar dari penemuan elektron
ini adalah percobaan yang dilakukan Sir Humthry Davy pada tahun 1821, yang dikenal dengan
percobaan hantaran listrik melalui tabung hampa.

Thomson membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom,bahkan Thomson


mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron (e/m), yaitu 1,759 x
108 Coulomb/gram. Jumlah elektron dalam suatu atom merupakan nomor atom suatu atom.

e) Kulit Atom

Kulit atom adalah lintasan elektron beredar mengelilingi atom. Peredaran elektron berada di
dalam kulit lintasan yang berdiri dari beberapa tingkatan energi elektron. Tingkat yang paling
rendah adalah kulit yang paling dekat dengan kulit atom, yakni kulit K. Kemudian tingkatan
energi yang lebih tinggi lagi adalah kulit L,M,N,O, dan seterusnya.

Ada tujuh kulit elektron disekeliling inti atom. Pada setiap kulit terdapat elektron dalam jumlah
tertentu.

Kelemahan:

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

D. Teori Atom Bohr

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom
Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.Percobaannya ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan
Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori
kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
a) Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
b) Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada
energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
c) Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, ΔE = hv.
d) Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama
sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan
dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron
yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi
tingkat energinya.

Kelemahan:

Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.

E. Teori Atom Modern

Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin
Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika
kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan
kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger
memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan
batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan
tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan
membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit
terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya
sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang:

a) Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak


stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang
yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya
elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
b) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.
(Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut.
c) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang
pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

B. Struktur Atom Hydrogen

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.  Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk
sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada
inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah
neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi
pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu
tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-
komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi
lagi.  Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.

Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan massa
yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti
mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,
dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu
isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron yang
terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat
mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang
sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi
sebuah unsur dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

C. Bilangan Kuantum dan Jenisnya

Bilangan Kuantum Persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger memperjelas


kemungkinan ditemukannya elektron melalui bilangan-bilangan kuantum. Daerah paling
mungkin ditemukannya elektron disebut orbital, sehingga bilangan-bilangan akan memperjelas
posisi elektron dalam atom.

Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan
kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s).

1) Bilangan Kuantum Utama

Dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan tingkat
energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama dari elektron.
Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana tingkat energi elektron
pada lintasan atau kulit ke-n.

Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam atom.
Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu lintasan atau
kulit berdasarkan persamaan berikut.

Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2

2) Bilangan Kuantum Azimuth (I)

Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman yang
teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi atau arah
momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum atomik
menandakan orientasi momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron berada di dalam
medan magnet.

Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada dan bentuk orbital, serta
menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti.Banyaknya subkulit tempat
elektron berada tergantung pada nilai bilangan kuantum utama (n). Nilai bilangan kuantum
azimut dari 0 sampai dengan (n - 1). Bila n = 1, maka hanya ada satu subkulit yaitu l = 0.
Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1.

Seandainya dibuat dalam tabel maka akan tampak sebagai berikut :

3) Bilangan Kuantum Magnetic (m)


Momentum sudut elektron (L) merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum
sudutL diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara tiga dimensi akan
didapatkan besar komponen momentum sudut arah sumbu-z dinyatakan sebagai Lz. bilangan
bulat yang berkaitan dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik.
Karena besar Lz bergantung pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga
berkaitan dengan nilai l.

m = −l, … , 0, … , +l

misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1.

Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit
tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum
magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut. Nilai bilangan kuantum magnetik
antara - l sampai + l.

Hubungan antara bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik dapat Anda
perhatikan pada tabel 6.

4) bilangan kuantum spin (s).

Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini berupa
terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang diperkirakan. Jika efek
Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman anomali
disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron menghasilkan
momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai dua orientasi yang
berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron memiliki energi yang
berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah.

Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya. Dalam satu


orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu
dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.

D. Spektrum Emisi dan Spektrum Absorpsi Atom

Spektrum merupakan bukti adanya tingkat-tingkat energy dalam suatu atom. Spectrum dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu spektrum emisi dan spektrum absorpsi yang dapat diamati
menggunakan spektroskop.

Spektrum emisi dihasilkan oleh suatu zat yang memancarkan gelombang elektromagnetik


dan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu spectrum garis, spectrum pita, dan spectrum
kontinu. Spectrum garis dihasilkan oleh gas-gas bertekanan rendah yang dipanaskan. Spectrum
ini terdiri dari garis-garis cahaya monokromatis dengan panjang gelombang tertentu yang
merupakan karakteristik dari unsur yang menghasilkan spectrum tersebut. Spectrum pita
dihasilkan oleh gas-gas dalam keadaan molekuler, misalnya gas H2, N2, O2, dan CO. spectrum
yang dihasilkan berupa kelompok-kelompok garis yang sangat rapat sehingga membentuk pita-
pita. Spectrum kontinu adalah spectrum yang terdiri atas cahaya dengan semua panjang
gelombang, walaupun dengan intensitas yang berbeda. Spectrum ini dihasilkan oleh zat padat,
zat cair, dan gas yang berpijar.

Spektrum absorpsi adalah spektrum yang terjadi karena penyerapan panjang gelombang


tertentu oleh suatu zat terhadap radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki spectrum
kontinu. Spectrum ini terdiri dari sederetan garis-garis hitam pada spectrum kontinu. Contoh
spectrum absorpsi adalah spectrum matahari. Secara sepintas spectrum matahari terlihat seperti
spectrum kontinu. Akan tetapi, jika dicermati akan tampak garis-garis terang-gelap yang disebut
garis-garis franhoufer. Adanya garis-garis franhoufer disebabkan cahaya putih dari bagian inti
matahari diserap oleh atom-atom atau molekul-molekul gas dalam atmosfer matahari maupun
atmosfer bumi.

E. Energi Ionisasi

Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan menambahkan


atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya. Proses ionisasi ke muatan
positif atau negatif sedikit berbeda. Ion bermuatan positif didapat ketika elektron yang terikat
pada atom atau molekul menyerap energi cukup agar dapat lepas dari potensial listrik yang
mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial ionisasi. Ion bermuatan negatif
didapat ketika elektron bebas bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam kulit atom
dengan potensial listrik tertentu. Ionisasi terdiri dari dua tipe: Ionisasi sekuensial dan ionisasi
non-sekuensial. Pada fisika klasik, hanya ionisasi sekuensial yang dapat terjadi sehingga disebut
ionisasi klasik. Ionisasi non-sekuensial melawan beberapa hukum fisika klasik dan akan
dijelaskan di bagian ionisasi kuantum.

Ionisasi klasik

Mengacu pada fisika klasik dan model atom Bohr, membuat ionisasi atomik dan
molekuler amat ditentukan. Menurut fisika klasik, energi elektron yang melebihi energi potensial
listrik kulit di mana elektron tersebut berada, elektron tersebut akan berpindah. Hal ini bisa
diumpamakan dengan orang yang tidak akan bisa melompati pagar satu meter jika ia tidak bisa
melompat setinggi satu meter. Elektron tidak akan bisa melewati kulit berpotensial listrik
13,6 eV jika tidak memiliki setidaknya 13,6 eV energi. Menurut prinsip ini, elektron bebas harus
memiliki energi yang lebih besar dari kulit potensialnya. Jika elektron tersebut memiliki energi
cukup untuk melakukan itu, maka elektron itu akan menuju ke tingkatan energi yang terendah,
dan sisa energi akan diradiasikan. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa
bilangan muatan ion hanya didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu
bilangan. Seperti contoh, ion bermuatan +2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1 atau +3
saja.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Atom merupakan partikel yang sangat kecil. Atom tersusun atas 3 partikel utama sub
atom yang terdiri atas proton (bermuatan positif) dan neutron (tidak bermuatan) yang
terletak pada inti atom dan elekton (bermuatan negatif) yang bergerak bebas dan
mengelilingi inti atom.
2. Spektrum merupakan hasil yang diperoleh bila suatu berkas energy radiasi dibagi-bagi
kedalam panjang-panjang gelombang komponennya.Berdasarkan bentuknya spectrum
dibagi 2, yaitu : spectrum kontinou dan spectrum diskontinou. Spektrum kontinou adalah
spectrum sinar yang mengandung semua jenis gelombang yang ada didaerah tertentu,
sehingga terlihat seperti sambung-menyambung dan tidak ada bagian yang kosong,
contohnya Pelangi. Spektrum diskontinou adalah spectrum yang hanya mengandung
gelombang tertentu, sehingga terdapat daerah kosong. Spektrum jenis ini terbagi dua,
yakni: spectrum emisi dan spectrum absorpsi
3. Model atom Bohr menunjukkan bahwa elektron-elektron didalam atom berada didalam
garis-garis lingkaran (orbit) dengan tingkat energi yang berbeda mengelilingi inti.
4. Model atom mekanika gelombang (model atom modern) menyatakan bahwa electron
tidak dapat dipastikan keberadannya, hanya dapat ditentukan kebolehjadian terbesar
electron  berada(orbital).
5. Konfigurasi elektron, yaitu penyebaran elektron dalam orbital-orbital atom. Pengisian
orbital tersebut mengikuti aturan yang disebut prinsip aufbau dimana elektron-elektron
dalam atom sedapat mungkin memiliki energi terendah.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymod.2003.Kimia Dasar (konsep konsep inti)..Jakarta:Erlangga

Goldberg, David.2005.Kimia untuk Pemula. Jakarta:Erlangga

Oxtoby. Prinsip-prinsip Kimia Modern.Jakarta:Erlangga

Ralph, Petrucci. Kimia  Dasar.1986.Jakarta:Erlangga

Sudarmo, Unggul.2007.Kimia SMA 1.Jakarta:Phibeta

Suminar, Achmadi.1991.Ikatan  Kimia.Bandung:ITB

Syukri S.1999. Kimia Dasar I. Bandung:ITB

Anda mungkin juga menyukai