Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PORTOFOLIO BIOLOGI

“’GLIKOLISIS, SIKLUS KREBS, &  TRANSPORT ELEKTRON”’

NAMA : FAUZIAH RAHMA PRINANDITA

KELAS : XII MIPA 4

G.P : SISNAWATI, S. Pd.

SMA N 1 SUNGAI LILIN


TAHUN AJARAN 2016-2017
A. Glikolisis

Glikolisis berasal dari dua kata, yaitu glukosa (gliko-) yang berarti gula, dan lisis
yang berarti pemecahan. Jadi, Glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di
sitosol pada hampir semua sel hidup. Pada tahap ini, terjadi pengubahan senyawa glukosa
dengan 6 atom C, menjadi dua senyawa asam piruvat dengan 3 atom C, serta NADH dan
ATP. Tahap glikolisis belum membutuhkan oksigen.

Bagan proses glikolisis. Pada proses ini dihasilkan 4 molekul ATP dan digunakan 2 molekul ATP.

Reaksi glikolisis terdiri dari dua tahapan utama, yaitu:


1. Reaksi Tahap I

Reaksi tahap I terdiri dari lima reaksi spesifik yang digunakan untuk memecah
glukosa menjadi dua molekul gliseraldehid-3-posfat. Glukosa pertama kali akan
diposforilasi menjadi glukosa-6-posfat. Proses tersebut merupakan reaksi paling awal
yang terjadi dalam glikolisis.

Tahap I dalam reaksi glikolisis merupakan reaksi yang membutuhkan energi. Dua
molekul ATP dibutuhkan untuk menjalankan reaksi tahapan I glikolisis.

Hasil dari reaksi tahap I sebenarnya adalah gliseraldehid-3-posfat (G3P) dan


dehidroksiasetonposfat (DHAP). Akan tetapi, molekul DHAP tersebut diubah oleh enzim
isomerase menjadi gliseraldehid3-posfat, sehingga total G3P yang dihasilkan menjadi dua
buah.

2. Reaksi Tahap II

Reaksi tahap II juga terdiri dari lima seri reaksi. Hasil dari reaksi tahap II adalah
molekul asam piruvat. Dua molekul G3P masing-masing diubah menjadi asam piruvat,
sehingga produk dari glikolisis adalah asam piruvat.

Berbeda dengan reaksi tahap I, reaksi tahap II menghasilkan energi berupa 4


molekul ATP. Oleh karena itu, hasil bersih ATP dari glikolisis adalah 2 molekul ATP,
karena tahapan I membutuhkan 2 molekul ATP sedangkan reaksi tahap II menghasilkan 4
molekul ATP.

Selain itu, glikolisis juga menghasilkan NADH (Nicotinamid adenin dinucleotid


tereduksi) yang berasal dari awal reaksi tahap II sebanyak 2 molekul. NADH merupakan
molekul yang berfungsi untuk membawa elektron hasil reaksi dehidrogenasi. Elektron
tersebut akan dibawa oleh NADH menuju tahapan transport elektron pada akhir tahapan
reaksi oksidatif.

B. Siklus Krebs

Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke
dalam mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri
tidak akan memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah
menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil
koenzim A ini terkadang disebut tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Berikut ini gambar proses pengubahan satu asam piruvat menjadi asetil koenzim A.
Kompleks senyawa asetil koenzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau
yang dikenal juga sebagai siklus asam sitrat. Koenzim A pada pembentukan asetil KoA
merupakan turunan dari vitamin B.

Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar 1930-an. Dalam
siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1 GTP, dan 1 FADH.
GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi
yang dihasilkan satu molekul GTP setara dengan energi yang dihasilkan satu molekul
ATP. Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus Krebs ini. Karena satu molekul glukosa
dipecah menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke siklus Krebs, berapa banyak
molekul berenergi yang dihasilkannya?

Bagan siklus Krebs

Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang
direaksikan dengan oksigen membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti
NADH dan FADH2 dari glikolisis dan siklus Krebs, selanjutnya memasuki tahap
transpor elektron untuk menghasilkan molekul berenergi siap pakai.
D. TRANSPORT ELEKTRON

Transport elektron disebut sebagai reaksi pemanenan energi kimia. Hal tersebut
disebabkan karena transport elektron menghasilkan molekul ATP sebanyak 30 molekul
dari elektron yang dibawa oleh NADH dan FADH2. Reaksi transport elektron terjadi
pada membran dalam mitokondria.

Transport elektron merupakan reaksi yang membutuhkan oksigen sebagai


akseptor elektron terakhir. Reaksi penangkapan elektron oleh oksigen akan menyebabkan
terbentuknya molekul air (H2O).

Kompleks transport elektron tersusun atas lima kompleks protein, yang masing-
masing memiliki fungsi spesifik.

1. Kompleks I

Kompleks I dinamakan NADH reduktase. Fungsi dari kompleks I adalah


memecah NADH menjadi NAD+ dan H+. Pemecahan tersebut akan menyebabkan
elektron dibebaskan dari NADH. Setiap elektron yang dibebaskan akan bergerak
melintasi kompleks I, yang mengakibatkan ion H+ bergerak dari matriks menuju ruang
intermembran. Elektron yang melintasi kompleks I selanjutnya akan ditangkap oleh
ubiquinon da dibawa menuju kompleks III.

2. Kompleks II

Kompleks II dinamakan suksinat dehidrogenase. Fungsi dari kompleks II adalah


membebaskan elektron yang ada pada FADH2, diikuti dengan reaksi perubahan suksinat
menjadi fumarat. Elektron yang melintasi kompleks II tidak menyebabkan pergerakan ion
hidrogen menuju ruang intermembran. Elektron juga akan ditangkap oleh ubiquinon,
yang akan dibawa menuju kompleks III.

3. Kompleks III

Kompleks III dinamakan dengan sitokrom reduktase. Elektron dari ubiquinon


akan dilalukan melalui kompleks ini. Pergerakan elektron melintasi kompleks ini
menyebabkan ion hidrogen bergerak dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron
selanjutnya akan dibawa oleh sitokrom C menuju kompleks IV.

4. Kompleks IV

Pergerakan ion pada kompleks IV menyebabkan aliran ion hidrogen dari matriks
menuju ruang intermembran. Selain itu, elektron akan dikembalikan ke matriks. Proses
ini membutuhkan oksigen. Oksigen berperan sebagai penangkap elektron terakhir. Reaksi
penangkapan tersebut menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).

5. Kompleks V

Kompleks V merupakan enzim ATP sintase. Enzim tersebut berfungsi untuk


membentuk molekul berenergi, ATP, dari ADP dan Pi.

Ion hidrogen yang dibergerak menuju ruang intermembran menimbulkan gradien


elektrokimia dari ruang intermembran dengan matriks mitokondria. Matriks kehilangan
ion hidrogen karena bergerak ke ruang intermembran menyebabkan konsentrasi ion H+
yang lebih rendah. Akibatnya, ion hidrogen akan bergerak menuju kembali ke matriks
untuk menyeimbangkan konsentrasi. Akan tetapi, membran dalam mitokondria
impermeabel (tidak bisa dilalui) terhadap ion H+. Satu-satunya lintasan yang ada adalah
kompleks V.

Pergerakan ion H+ melintasi kompleks V digunakan untuk membentuk ATP.


Setiap ion hidrogen masuk, maka akan dibentuk ATP. Jadi, ada kaitannya antara proses
lewatnya elektron dalam kompleks-kompleks sebelumnya dengan pembentukan ATP.
Aliran elektron menyebabkan ion H+ bergerak ke ruang intermembran, akibatnya
konsentrasi berbeda dan ion hidrogen yang kembali ke matriks melalui Kompleks V
digunakan untuk membentuk ATP.
Sumber :

http://www.wendyismy.name/1/respirasi-seluler-glikolisis-siklus-krebs-dan-transport-
elektron.html. 17 September 2016

Anda mungkin juga menyukai